Anda di halaman 1dari 10

Lampiran 2.

RENCANA ASUHAN KEPERAWATAN


(Standar Renpra KMB FIK-UI/ Strok Hemoragik)
Nama Pasien :

No. Rekam Medis :

Umur Pasien :

Diagnosa Medik

Diagnosa
Risiko aspirasi berhubungan
dengan penurunan reflek gag
dan kerusakan menelan
Subyktif
Objektif :
Kerusakan saraf VII IX X
dan XII
Penurunan reflek gag
Penurunan kesadaran
Sisa makanan dimulut

Tujuan
Tujuan Umum
Tidak terjadi aspirasi
Tujuan Khusus
1. ventilasi paru adekuat
dengan ditandai
suara
nafas bersih, frekuensi
nafas 18 hingga 24 x/menit
2. kemampuan
menelan
meningkat yang ditandai
dengan tidak ada disfonia,
tidak ada ngiler, tidak ada
sisa makanan dalam mulut

Intervensi (Aktivitas)
Terapi Menelan
Aktifitas:
1. Kolaborasikan dengan anggota tim kesehatan lain (occupational therapist, speech
pathologist)
2. Tentukan ketidakmampuan pasien untuk menentukan bahan pembelajaran
3. Posisikan pasien agar dapat melihat perawat pada saat bicara
4. Jelasian pada keluarga ntuk mendeteksi adanya tersedak
5. Instruelaskan latihan menelan pada keluarga
6. Kolaboorasikan dengan speech therapist untuk latiahan menelan
7. Hindari penggunaan sedotan saat minum
8. Posisikan pasien 90 derajat saat belajar menelan
9. Bantu pasien saat untuk tetap dalam posisi 30 derajat setelah makan
10. Instruksikan pasien untuk membuka dan menutup mulut sebagai manupulasi
latihan
11. Instruksikan pasien untuk tidak bicara saat latihan menelan
12. Ajarkan pasien untuk berkata ahs dengan tujuan melenturkan elevasi palatum
13. Berikan lollipop sebagai latihan menghisap untuk meningkatkan kekuatan hisapan
lidah
14. Bantu pasien memasukan makanan di mulut bagian belakang pada sisi yang lemah
15. Monitor tanda aspirasi
16. Monitor gerakan lidah pada saat mengunyah
17. Monitor kekakuan mulut saat minum, makan dan menelan
18. Monitor fatique saat minum, makan danmenelan
19. Berikan waktu istirahat pada saat latihan menelan
20. Cek mulut jika ada makanan yang tertinggal dimulut setelah menelan
21. Instruksikan pasien untuk menggapai makanan yang tersisa di bibir atau dagu
dengan menggunakan lidah
22. Jelaskan posisi pasien pada keluarga jika sedang makan
23. Instruksikan pada keluarga bagaimana mengambil makanan sisa diimulut ketika
latihan menelan
24. BErikan catatan pada keluarga untuk mencatat perkembangan menlan

Lampiran 2.
25. Monitor BB
26. Monitor hidarasi
27. Berikan makanan dengan konsistensi liquid atau semisolid sesuai dengan hasil
latihan

Gangguan perfusi jaringan


serebral bd penurunan suplai
O2

Tujuan umum:
Tidak terjadi gangguan perfusi
jaringan

Subyektif
Nyeri kepala

Tujuan khusus:
1. Penurunan status neurologis
(-)
2. Perubahan MAP ( 70 130
mmHg
3. Tanda-tanda TIK :Nyeri
kepala, pappiledema dan
muntah proyektil (-)
4. Elektrolit Na 135 145
mEq/L, K 3.5 5.5 mEq/L,
Cl 96 110 meq/L

Obyektif:
Perubahan
status
neurologis
Perubahan MAP
Perubahan nilai Na/K/Cl

Aspiration Precaution
Aktifitas:
1. monitor suara nafas
2. Pertahankan jalan nafas
3. Posisikan upright 90 derajat
4. Berikan makanan dalam porsi kecil
5. Cek kepatenan NGT sebelum makan
6. Cek residu lambung sebelum memberi makan
7. Hindari makanan yang cair bila tidak menggunakan NGT
8. Potong makanan sehingga menjadi kecil-kecil
9. Gerus obat sebelum diberikan
10. Pertahankan posisi 30 hingga 40 derajat setelah pemberian makan
11. Konsultasikan dengan terapi wicara
Meningkatkan perfusi serebral
Aktifitas:
1. Konsultasikan dengan dokter tentang paremeter hemodinamik dan pertahankan
hemodinamis yang telah dikonsulkan
2. Induksi hipertensi dengan ekspansi volume atau agen vasokonstriktor untuk
mempertahankan parameter hemodinamik dan mempertahankan perfusi serebral
3. Berikan dan titrasi obat vasoaktif seperti yang diorderkan untuk mempertahankan
hemodinamis
4. Berikan cairan tambahan untuk memingkatkan ekspansi volume jantung seperti
yang telah diorderkan
5. Pantau APT dan APTT bila menggunakan cairan tambahan
6. Pertahankan hematokrit 33% jika menggunakan terapi hipervolume hemodelusi
7. Berikan phlebotomize untuk mempertahankan hematokrit
8. Pertahankan kadar glukosa pasien
9. Konsultasikan dengan dokter posisi kepala (15-30 derajat) dan evaluasi pemberian
posisi
10. Hindari fleksi kepala dan juga paha dad an lutut
11. Pertahankan PCO2 25 mmhg atau lebih besar
12. Berikan Channel Blockers sesuai order
13. Berikan vasopressin sesuai order
14. Berikan dan monitor efek osmotic dan loop-active serta kortikosteroidBErikan
antinyeri sesuai order
15. Berikan antikoagulan sesua order

Lampiran 2.
16.
17.
18.
19.
20.
21.
22.
23.
24.
25.
26.
27.

Berikan antiplatelet sesuai order


Berikan trombolitik sesuai order
Monitor efek samping antikoagulan terapi
Monitor tanda perdarahan
Hitung dan monitor CPP (Cerebral Perfusion Pressure)
Monitor ICP dan gangguan neurologis untuk mementau keefektifan intervensi
Monitor MAP
Monitor CVP
Monitor PAWP dan PAP
Monitor status respirasi
Auskultasi suara paru bila ada krakles
Monitor dan tentukan kadar oksigen darah (Saturasi, PaO2, Hb atau cardiac
output)
28. Monitor gas darah dan asam basa
29. Monitor intake dan output
Terapi Oksigen
Aktifitas:
1. Batasi rokok
2. Berikan Oksigen sesuai program
3. Monitor aliran oksigen
4. Monitor alat oksigen
5. Jelaskan kepada pasien untuk tetap menggunakan terapi oksigen
6. Secara konstan, ceck aliran oksigen untuk memastikan ukuran yang tepat
7. Monitor efisiensi terapi oksigen dengna mengukur saturasi oksigen perifer
8. Monitor toleransi ketika pasien tidak menggunakan oksigen saat makan
9. monitor kecemasan pasien saat membutuhkan oksigen Monitor kerusakan mukosa
akibat penggunaan alat terapi oksigen
10. Berikan terapi oksigen ketika pasien transport
11. instruksikan pasien untuk menggunakan oksigen sebelum aktifitas yang berat
12. Atur penggunaan oksigen yang mempermudah pergerakan
Risiko perubahan curah jantung
berhubungan dengan perubahan
struktur jantung
Subjektif
Tidak ada nyeri dada
Objektif
Riwayat VES di IGD

Tujuan Umum : Tidak terjadi


penurunan curah jantung
Tujuan khusus :
status sirkulasi yang cukup
dengan ditandai :
1. frekuensi
nadi
60-100
x/menit,
2. nadi kuat isi cukup,

Cardiac Care
Aktifitas:
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.

Evaluasi nyeri dada


Monitor irama jantung dan kecepatan
Auskultasi suara jantung
Auskultasi paru
Monitor status neurologis
Monitor intake dan output
Periksa EKG 12 lead
Periksa seru CK, LDH dan AST

Lampiran 2.
X-Ray
:
kardiomegal

dilatasi

aorta,

3.
4.
5.
6.
7.

JVP 5+2cm,
edema tidak ada,
asites tidak ada,
AGD normal,
suara nafas tambahan tidak
ada.

9.
10.
11.
12.
13.
14.
15.
16.
17.
18.

Monitor fungsi ginjal (BUN, creatinin)


Monitor fungsi hati
Monitor elektrolit
Periksa X-ray
Monitor hemodinamik
Berikan makan kecil tapi sering
Monitor efektifitas terapi oksigen
Monitor oksigen delivery
Pertahankan lingkungan yang kondusif untuk istirahat dan penyembuhan
Berukan pengobatan yang menurunkan valsava mnuvercegah pembentukan thrombus
perifer dengan mika/miki dan antikoagulan dosis rendah
19. Berikan obat anti nyeri
20. Monitor keeefektifan anti nyeri
Monitor Tanda-Tanda Vital
Aktifitas:
1. Monitor tekanan darah, nadi, suhu dan status pernafasan
2. Catat kecenderungan fluktuasi tekanan darah
3. Catat tekanan darah setelah pasien minum obat
4. Ukur tekanan darah pada kedua lengan dan bandingkan
5. Monitor tekanan darah, nadi dan pernafasan setelah aktifitas
6. Monitor laporan hipotermi dan hipertermi
7. Monitor kualitas dan kedalaman nadi
8. Ukur nadi apical dan radial dan catat perbedaannya
9. Monitor pulsus paradoxus
10. Monitor pulsus alternans
11. Monitor suara jantung
12. Monitor pola nafas
13. Monitor pulse oxymetri
14. Monitor irama nafas
15. Monitor warna kulit dan kelembapan
16. Monitor sianosis perifer dan sentral
17. Monitor clubbing
18. cek keakuratan instrument

Terapi Oksigen
Aktifitas:
1.
Batasi rokok
2.
Berikan Oksigen sesuai program
3.
Monitor aliran oksigen
4.
Monitor alat oksigen
5.
Jelaskan kepada pasien untuk tetap menggunakan terapi oksigen
6.
Secara konstan, ceck aliran oksigen untuk memastikan ukuran yang tepat
7.
Monitor efisiensi terapi oksigen dengna mengukur saturasi oksigen perifer

Lampiran 2.
8.
9.

Monitor toleransi ketika pasien tidak menggunakan oksigen saat makan


monitor kecemasan pasien saat membutuhkan oksigen Monitor kerusakan
mukosa akibat penggunaan alat terapi oksigen
10.
Berikan terapi oksigen ketika pasien transport
11.
instruksikan pasien untuk menggunakan oksigen sebelum aktifitas yang berat
12.
Atur penggunaan oksigen yang mempermudah pergerakan
Kerusakan mobilisasi fisik
b.d:kelemahan otot dan motorik
Tingkat Ketergantungan:
Level 0: mandiri
Level 1: memerlukan alat
bantu
Level 2: membutuhkan
bantuan dari orang lain ,
pengawasan, atau diajari
Level 3: membutuhkan
bantuan orang lain dan alat
bantu
Level 4: tergantung: tidak
dapat berpartisipasi dalam
aktivitas
Data Subyektif :
...................................................
.................................................
...................................................
...................................................
................................................
..................................................
Data Obyektif:
ROM terbatas
Postur duduk tidak stabil
saat aktifitas
Level aktifitas 4

Tuuan Umum
Tidak
terjadi
mobilitas fisik

kerusakan

Tujuan khusus
Kekutan otot 5
Mengikuti latihan ROM
Tidak spastis

Latihan pergerakan sendi


Aktifitas:
1. Tentukan keterbatasan gerakan sendi dan efeknya pada fungsi tubuh
2. Kolaborasikan dengan program latihan dengan rehabilitasi medik
3. Tentukan motivasi pasien dalam berpartisipasi latihan
4. Jelaskan pada pasien dan keluarga tentang pentingnya latihan pergerakan sendi
5. Tentukan lokasi nyeri atau bagian tubuh yang tidak nyaman ketika latihan
6. Berikan anti nyeri sebelum latihan
7. Berikan pakaian yang tidak ketat
8. Posisikan pasien yang memungkinkan untuk melakukan ROM aktif/pasif secara
maksimal
9. Jaga pasien dari trauma selama latihan
10. Dorong pasien untuk melakukan ROM pasif/aktif, baik waktu atau lamanya
latihan
11. Berikan instruksi latihan pada pasien bila pasien dirumah
12. Bersama pasien menyusun jadual latihan
13. Bantu pasien untuk duduk dengan tegak, bersandar atau duduk dikursi
14. Dorong ambulasi
15. Jelaskan tentang perkembangan pasien tentang kemajuan latihan
16. Berikan reinforcement positif
Positioning
1. Berikan kasur yang sesuai dengan kondisi
2. Berikan kasur yang lembut
3. Berikan oksigen sebelum dan sesudah perubahan posisi
4. Berikan medikasi sebelum dirubah posisi
5. Tentukan posisi tidur yang nyaman bagi pasien
6. Posisikan pasien sesuai body allignment
7. Posisikan untuk menghindari dispnea
8. Bekan latihan ROM aktif/pasien
9. Berikan ganjalan pada leher
10. Berikan foodboard di tempat tidur
11. Posisikan pasien untuk meningkatkan pengeluaran urin
12. Elevasikan kepala tempat tidur

Lampiran 2.
13. Tempatkan benda-benda yang dapat diraih pasien
14. Tempatkan bel panggilan didekat pasien
Gangguan
eliminasi
urin
berhubungan dengan gangguan
control berkemih

Tujuan Umum
Gangguan eliminasi tidak terjadi

Subyektif
Tidak adanya sensasi saat
dilakukan clamp and release

Tujuan Khusus
Dapat mengontrol BAK
Frekuensi 6 8 kali perhari

Obyektif
Mengompol
Iritasi

Gangguan komunikasi verbal


berhubungan dengan atrofi
fokal frontoparietal kiri
Subyektif
Objektif:
Pengulangan buruk
Pemahaman buruk
Pengulangan buruk
Komunikasi tidak efektif

Tujuan Umum: Komunikasi


perawat klien keluarga efektif
Tujuan khusus
1. pemahaman adekuat
2. kelancaran adekuat
3. pengulangan adekuat

Urinary incontinence care


Aktifitaas:
1. Tentukan
penyebab
inkontinensia
(fungsi
kognitif,
menghindari
berkemih,preexisting urinary problem)
2. Berikan privacy eliminasi urin saat eliminasi
3. Jelaskan penyebab dari inkontinensia dan jelaskan alsan tindakan
4. Monitor eliminasi urin (frekuensi, konsistensi, baud an warna)
5. Diskusikan prosedur dan hasil yang akan dicapai dengan pasien
6. Dorong untuk tetap optimis terhadap tiindakan
7. Berikan pakaian yang memudahkanperubahan citra tubuh untuk seegera berkemih
8. Bantu untuk memasang pada
9. Bersiihkan area genital secara rutin
10. Berikan feedback yang positif bila ada kemajuan periode inkontinensia
11. Batasi minum 2 sampai 3 jam sebelum tidur
12. Inatruksikan keluarga (pasien) untuk mencatat urin output
13. Instruksikan pasien untuk meinum sesuai dengan 50ml x BB
14. Instruksikan untuk menghindari impaksi BAB
15. Konsultasikan ke spesialis continence
Peningkatan Komunikasi
Aktifitas:
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.
10.
11.
12.
13.
14.
15.

Minta bantuan keluarga untuk memahami bicara pasien,jika memungkinkan


Ijinkan pasien untuk mendengar bahasa yang diucapkan secara teratur, jika
memungkinkan
Berikan pengingat verbal yang cepat
Berikan satu direksi sederhana pada satu waktu,jika memungkinkan
Dengar dengan penuh perhatian
Gunakan kata yang sederhana dan kalimat pendek jika memungkinkan
Jangan berteriak pada pasien dengan gangguan komunikasi
Jangan mengeraskan suara diakhir pembicaraan
Berdiri di depan pasien ketika berbicara
Gunakan papan gambar jika memungkinkan
Gunakan bahasa tangan jika sesuai
Lakukan terapi bicara bahasa preskriptif selama interaksi informal dengan pasien
Ajarkan bicara esofageal, jika memungkinkan
Iinstruksikan pasien dan keluarga untuk menggunakan alat bantu bicara ( trachealesofageal prostesis dan laring buatan )
Anjurkan pasien untuk mengulang kata-kata

Lampiran 2.
16.
17.
18.
19.
Risiko perdarahan lambung
berulang berhubungan dengan
stres fisiologis

Berikan reinforcemen positif dan penghargaan, jika sesuai


Ajak untuk percakapan satu arah,jika sesuai
Penghargan perlu untuk follow up dengan ahli bicara setelah discharge
Gunakan interpreter, jika memungkinkan

Tujuan Umum:
Tidak terjadi deficit volume

Menejemen Cairan
Aktivitas :

Tujuan Khusus:
1. Cairan seimbang (cairan
dan elektrolit seimnang,
2. Hidrasi cukup
3. Asam basa seimbang

1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.
10.
11.
12.
13.
14.
15.
16.
17.
18.
19.
20.
21.
22.
23.
24.

Timbang BB dan monitor setiap hari


Catat intake dan output
Pasang kateter
Monitor status hidrasi (membran mukosa, nadi, tekanan darah)
Monitor laboratorium (BUN, Hematokrit, osmolalitas urine)
Monitor status hemodinamik
Monitor tanda vital
Monitor overload/retensi (krakles, edema, distensi vena leher, asites)
Monitor BB sebelum dan sesudah dialisis
Catat derajat dan lokasi edema
Monitor masukan cairan dan kalori
Beri terapi IV
Monitor status nutrisi
Beri cairan
Beri diuretik, jika sesuai
Beri intake oral
Lakukan nasogastrik, jika sesuai
intake cairan selama 24 jam, jika sesuai
Beri snak (juice fruit)
Batasi intake air jika Na serum dibawah 130 mEq per liter
Monitor respon pasien terhadap terapi elektrolit
Beri transfuse darah, jika sesuai
Monitor elektrolit
Nasehati tanda dan gejala kelebihan cairan

Managemen Cairan dan Elektrolit


Aktifitas:
1.
2.
3.
4.

Monitor abnormalitas tingkat serum elektrolit


Dapatkan specimen laboratorium untuk monitoring perubahan tingkat cairan atau
elektrolit (hematokrit, BUN, protein, sodium dan potassium)
Timbang berat badan tiap hari dan monitor arah kecenderungan
Batasi masukan air pada kondisi hiponatremia dilutional dengan kadar natrium

Lampiran 2.
5.
6.
7.
8.
9.
10.
11.
12.
13.
14.
15.
16.
17.
18.
19.
20.
21.
22.
23.
24.
25.
26.
27.
28.
29.
30.
31.
32.

serum di bawah 130 mEq per liter


Berikan cairan
Tingkatkan masukan oral (sediakan cairan oral yang disukai pasien, tempatkan
pada tempat yang mudah dijangkau, sediakan sedotan dan air segar)
Berikan penggantian melalui nasogastrik sesuai dengan output
Berikan makanan berserat untuk makan pasien melalui pipa untuk menurunkan
kehilangan cairan dan elektrolit melalui diare
Minimalkan konsumsi ice chips dan masukan melalui oral pada pasien dengan pipa
nasogastrik yang terhubung dengan pipa penghisap
Lakukan irigasi pipa nasogastrik dengan normal saline
Sediakan air dengan pipa makan
Atur dengan tepat aliran infuse intravena (atau tansfusi darah)
Monitor hasil laboratorium yang terkait dengan keseimbangan cairan (hematokrit,
BUN, albumin, protein total, serum osmolaliltas dan tingkat berat jenis urin)
Monitor hasil laboratorium yang terkait dengan retensi cairan ( peningkatan berat
jenis, peningkatan BUN, penurunan hematokrit dan peningkatan osmolalitas urin)
Monitor status hemodinamik termasuk CVP, MAP, PAP dan PCWP.
Jaga akurasi pencatatan masukan dan keluaran
Monitor tanda dan gejala retensi cairan
Lakukan pembatasan cairan
Monitor tanda-tanda vital
Atasi dehidrasi sebelum operasi
Pertahankan larutan intavena yang mengandung elektrolit pada aliran yang tetap
Monitor respon pasien pada terapi elektrolit
Monitor manifestasi ketidakseimbangan elektrolit
Sediakan diet yang tepat khusus untuk ketidakseimbangan cairan dan elektrolit
(rendah sodium, pembatasan cairan, ginjal dan tanpa ditambah garam)
Monitor efek samping dari pemberian suplemen elektrolit (iritasi saluran
pencernaan)
Kaji membran mukosa, sclera dan kulit untuk indikasi perubahan keseimbangan
cairan dan elektrolit (kering, sianosis dan jaundice)
Konsulkan ke dokter jika tanda dan gejala ketidakseimbangan cairan dan elektrolit
terjadi atau bertambah buruk
Berikan suplemen elektrolit
Berikan dammar pengikat elektrolit
Lakukan pengukuran untuk mengontrol kehilangan elektrolit yang berlebihan
(mengistirahatkan usus, merubah tipe diuretic ataupemberian antipiretik)
Lakukan pengukuran untuk mengistirahatkan usus besar (batasi makanan atau
cairan dan turunkan masukan susu)
Berikan glukosa kerja cepat dengan karbohidrat kerja lama dan protein untuk
managemen hipoglikemia akut

Lampiran 2.
33. Siapkan pasien untuk dialysis (Bantu dengan pemasangan kateter untuk dialysis)
34. Monitor terhadap kehilangan cairan (perdarahan, muntah, diare, perspirasi dan
takipnea)
35. Tingkatkan gambaran diri dan harga diri positif akibat retensi cairan yang
berlebihan
Harga diri rendah berhubugnan
dengan perubahan citra tubuh

Tujuan Umum:
Harga diri tidak rendah

Subjektif
saya sudah cacat

Tujuan Khusus
1. Harga
diri
cukup
(memverbalkan
penerimaan
diri,
komunikais
terbuka,
menerima individu lain
dalam aktifitas)
2. Membuat
keputusa
(memutuskan untuk terlibat
dalam aktifitas rehabilitasi)

Objektif:
Menangis
Menolak dilakukan rehabilitasi

Peningkatan Harga Diri


Aktifitas;
1. Monitor ucapann pasien tentang keburukan diri
2. Tentukan locus control
3. Tentukan kepercayaan diri pasien dalam membuat penilaian diri
4. Dorong pasien mengungkapkan kekuatan diri
5. Pertahankan kontak mata selama komuhikasi
6. Berikan reinforcement positif pada identifikasi kekuatan pasien
7. Ceritaka pengalmaan yang dapat meningkatkan harga diri pasein
8. Bantu pasien dalam emngidentifikasi respon positif dari orang lain
9. dorong tanggung jawab terhadap diri sendiri
10. Dorong pasien untuk mengingat pengalaman yang telah dicapai
11. Buat pernyataan positif tentang pasien
Peningkatan Koping
Aktifitas :
1. Jelaskan akibat pernyataan pasien tentang dirinya apda harga diri apsien
2. Jelaskan akibat harga diri rendah terhadap hubungan dengan keluarga
3. Jelaskan tentang proses penyakit
4. Jelaskan alternative respon terhadap kondisi pasien
5. Gunakan pendekatan yang tenang
6. Jelaskan tentang rehabilitasi yang sedang dijalani
7. Hindari pembuatan keputusan ketika pasien sedang stress
8. Dorong penggunaan aspek spiritual untuk menghadapi situasi
9. Konfrontasikan perasaan marah dan depresi
10. Diskusikan dengan pasien pengalaman dalam menghadapi situasi yang sulit
11. Berikan kesempatan untuk mengekspresikan perasaan
12. Bantu pasien dalam mencari dan menggunakan sumber untuk koping
13. Jelaskan efek harga diri rendah apda pasien
14. Libatkan keluarga sebagai support system
15. Dorong pasien menggunakan teknik relaksasi: imagery gidence, deep dreathing
16. Bantu pasien menyelesaikan masalah dengan metode yang konstruktif

Ketidakmampuan
keluarga

koping

Tujuan Umun:
Keluarga mampu berkoping

Family Support
Aktifitas:

Lampiran 2.
1.
Subyektif
Depresi
Obyektif
Mengacuhkan kebutuhan dasar
pasien

Tujuan Khusus:
1. Memenuhi kebutuhan
pasien
2. perasaan
dapat
teridentifikasi
3. Berpartisipasi
dalam
rehabilitasi pasien

Pastikan pada keluarga bahwa perawatan yang terbaik sedang diberikan pada
pasien
2. Gali perasaan keluarga terhadap kondisi pasien
3. APstikan beban psikologi keluarga terhadap kondisi pasien
4. Dengarkan keluh kesah dan perasaan keluarga
5. Dorong komunikasi untuk menggali perasaan antara pasien dan anggota keluarga
6. Tingkatkan hubungan saling percaya antara perawat dan anggota keluarga
7. Jawab eprtanyaan keluaraga
8. Identifikasi kekuatan spiritual keluarga
9. Samakan persepsi tentang tujuan perawatan antara perawat, pasein dan keluarga
10. Hargai mekanisme koping yang digunakan kelurga
11. Berikan feedback pada koping yang digunakan oleh keluraga
12. Berikan informasi kepada keluarga tentang perkembangna pasein
Peningkatan Koping
Aktifitas :
1. Jelaskan akibat pernyataan pasien tentang dirinya apda harga diri apsien
2. Jelaskan akibat harga diri rendah terhadap hubungan dengan keluarga
3. Jelaskan tentang proses penyakit
4. Jelaskan alternative respon terhadap kondisi pasien
5. Gunakan pendekatan yang tenang
6. Jelaskan tentang rehabilitasi yang sedang dijalani
7. Hindari pembuatan keputusan ketika pasien sedang stress
8. Dorong penggunaan aspek spiritual untuk menghadapi situasi
9. Konfrontasikan perasaan marah dan depresi
10. Diskusikan dengan pasien pengalaman dalam menghadapi situasi yang sulit
11. Berikan kesempatan untuk mengekspresikan perasaan
12. Bantu pasien dalam mencari dan menggunakan sumber untuk koping
13. Jelaskan efek harga diri rendah pada pasien
14. Libatkan keluarga sebagai support system
15. Dorong pasien menggunakan teknik relaksasi: imagery gidence, deep dreathing
16. Bantu pasien menyelesaikan masalah dengan metode yang konstruktis

10

Anda mungkin juga menyukai