1 NM
1 NM
BAB I
PENDAHULUAN
Perkembangan bisnis usaha makanan merupakan salah satu bisnis yang sangat
diminati oleh masyarakat, karena makanan sebagai kebutuhan untuk kelangsungan
hidup yang akan terus dicari. Apalagi makanan yang akan kita sajikan adalah
makanan yang sehat dan diminati banyak orang.
Makan adalah suatu kebutuhan wajib bagi setiap orang yang harus terpenuhi
hukumnya. Termasuk para kalangan mahasiswa yang mengandalkan rumah
makan untuk mengisi perut mereka. Di lingkungan kampus pun terdapat berbagai
macam penjual makanan ataupun rumah makan dari yang sederhana hingga yang
mumpuni atau mewah
Tujuan di bangunnya rumah makan ini pada awalnya adalah untuk mebentuk
sutau bisnis keluarga yang dapat meningkatkan kesejahteraan dari keluarga
pemilik perusahaan dan memenuhi kebutuhan konsumen akan makanan siap saji.
Terutama karena rumah makan ini terletak di kawasan padat penduduk dan
perkantoran, sehingga peluang bisnis menjadi semakin terbuka lebar.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Restoran/Rumah Makan
Menurut SK Menteri Menteri Pariwisata, Pos dan telekomunikasi No. KM
73/PW 105/MPPT-85 menjelaskan bahwa restoran adalah setiap tempat bisnis
komersial yang ruang lingkup kegiatannya menyediakan hidangan dan minuman
untuk umum. Masing-masing jenis bisnis ini memiliki kategori dan karakteristik
yang berbeda, baik dilihat dari segi investasi maupun cara pengelolaannya. Ketiga
jenis bisnis tersebut, yaitu bisnis restoran kelas ekonomi/kecil, kelas menengah,
dan kelas satu/besar. Adapun karakteristik dari ketiga jenis tersebut dapat dilihat
pada tabel berikut ini:
Pebisnis restoran kecil pada dasarnya harus lebih mendekatkan diri kepada
pelanggan/konsumen dibanding dengan kela yang ada diatasnya. Persaingan yang
lebih ketat dan jumlah yang lebih melimpah sangat mempengaruhi dalam bisnis
restoran kecil, sehingga lokasi yang tepat sangat berpengaruh terhadap
kerbehasilan usaha ini.
Menurut Gittinger (1986), pada proyek pertanian ada enam aspek yang
harus dipertimbangkan dalam mengambil keputusan yaitu:
1. Aspek Pasar
Untuk memperoleh hasil pemasaran yang diinginkan, perusahaan harus
menggunakan alat-alat pemasaran yang membentuk suatu bauran
pemasaran. Yang dimaksud dengan bauran pemasaran adalah seperangkat
alat pemasaran yang digunakan perusahaan terus menerus mencapai tujuan
pemasarannya di pasar sasaran (Kotler, 2002). Analisis aspek pasar pada
studi kelayakan mencakup permintaan, penawaran, harga, program
pemasaran yang akan dilaksanakan, serta perkiraan penjualan.
2. Aspek Teknis
Aspek teknis menyangkut masalah penyediaan sumber-sumber dan
pemasaran hasil-hasil produksi. Aspek teknis terdiri dari lokasi proyek,
besaran skala oprasional untuk mencapai kondisi yang ekonomis, kriteria
pemilihan mesin dan equipment, proses produksi, serta ketepatan
penggunaan teknologi.
3. Aspek Manajemen
Analisis aspek manajemen
memfokuskan
pada
kondisi
internal
organisasi, deskripsi jabatan, personil kunci, dan jumlah tenaga kerja yang
digunakan.
4. Aspek Hukum
Terdiri dari bentuk badan usaha yang akan digunakan, jaminan-jaminan
yang dapat diberikan apabila hendak meminjam dana, serta akta, sertfikat,
dan izin yang diperlukan dalam menjalankan usaha.
5. Aspek Sosial Lingkungan
Terdiri dari pengaruh proyek terhadap penghasilan negara, pengaruhnya
terhadap devisa negara, peluang kerja, dan pengembangan wilayah dimana
proyek dilaksanakan.
6. Aspek Finansial
Pengaruh finansial terhadap proyek.
Internal Rate Return adalah tingkat bunga yang menyamakan present value
kas keluar yang diharapkan dengan present value aliran kas masuk yang
diharapkan, atau didefinisikan juga sebagai tingkat bunga yang menyebabkan Net
Present Value (NPV) sama dengan nol (0).
IRR adalah tingkat rata-rata keuntungan intern tahunan bagi perusahaan
yang melakukan investasi dan dinyatakan dalam satuan persen. Tingkat IRR
mencerminkan tingkat suku bunga maksimal yang dapat dibayar oleh proyek
untuk sumberdaya yang digunakan. Suatu investasi dianggap layak apabila nilai
IRR lebih besar dari tingkat suku
bunga yang berlaku dan sebaliknya jika nilai IRR lebih kecil dari tingkat suku
bunga yang berlaku, maka proyek tidak layak untuk dilaksanakan
BAB III
METODE PENGUMPULAN DATA
3.1 Lokasi Penelitian
Nama Usaha: Rumah Makan Ibu
Bidang Inustri: Perdagangan dan Jasa
Sifat Usaha: Diverifiksi Produk
Deskripsi usaha dan manfaat bagi konsumen : sebagai suatu bisnis yang bergerak
dalam bidang perdagangan makanan. Rumah makan ini menyediakan berbagai
bentuk makanan jadi seperti nasi, rendang, ayam goreng, ikan panggang, dan lainlain. Dengan adanya rumah makan ini tentunya memberikan kemudahan bagi
konsumen untuk menyantap makanan jika aktifitas yang padat membuat mereka
tidak sempat memasak. Selain itu, manfaat yang besar tentunya dirasakan oleh
pegawai kantor yang memiliki kantor di kawasan rumah mkan Ibu dan beberapa
mahasiswa yang memiliki tempat tinggal di kawasan ini.
3.2 Jenis Data dan Sumber Data
Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data primer dan data
sekunder. Data primer diperoleh melalui wawancara langsung dengan pemilik
rumah makan. Data primer yang didapat mencakup biaya-biaya yang dikeluarkan
selama umur proyek, terdiri dari biaya investasi dan biaya operasional serta
penerimaan dari pengusahaan rumah makan.
Data sekunder yang diperlukan dalam penelitian ini diperoleh dari studi
literatur berbagai buku, skripsi, internet, dan instansi terkait.
3.3 Metode Analisis Data
Data kuantitatif dan informasi yang telah dikumpulkan diolah dengan
menggunakan komputer program Microsoft Excel dan disajikan dalam bentuk
tabulasi yang digunakan untuk mengklasifikasi data yang ada serta mempermudah
dalam melakukan analisis data. Data kuantitatif meliputi biaya-biaya yang
dikeluarkan perusahaan mencakup biaya investasi dan biaya operasional serta
penerimaan dari hasil usaha rumah makan. Sedangkan untuk data kualitatif
disajikan dalam bentuk deskriptif.
terhadap aspek pasar, aspek teknis, aspek manajemen, aspek hukum, dan aspek
sosial ekonomi dan lingkungan.
3.4 Analisis Kelayakan Investasi
Keterangan:
Bt
Ct
: Tahun
dapat dilaksanakan.
NPV < 0, artinya proyek tersebut tidak menghasilkan nilai biaya yang
dipergunakan. Dengan kata lain, proyek tersebut merugikan dan sebaiknya
tidak dilaksanakan.
NPV = 0, artinya proyek tersebut mampu mengembalikan persis sebesar
modal sosial Opportunities Cost faktor produksi normal. Dengan kata
Benefit and Cost Ratio (Net B/C Rasio) merupakan angka perbandingan
antara jumlah nilai sekarang yang bernilai positif dengan jumlah nilai sekarang
yang bernilai negatif. Rumus untuk menghitung Net B/C adalah:
Bt
Ct
: Tahun
Keterangan:
NPV
NPV
: NPV positif
Keterangan:
I
: Investasi
Ab
: Laba bersih
BAB IV
HASIL STUDI KELAYAKAN USAHA
4.1 PENENTUAN USAHA YANG AKAN DILAKUKAN
Analysis SWOT
Strength (Kekuatan bisnis/konsep bisnis)
Mempunyai ciri khas menu yang berbeda dengan rumah makan
dan bersih.
Weaknesses (Kelemahan)
Cabangnya kurang banyak
Opportunities (Peluang)
Digemari anak muda
Tempat untuk mengespresikan diri atau menghilangkan rasa bosen
Cabang yang semakin banyak membawa konsumen mudah
mendatanginya.
Threats (Ancaman)
Banyak saingan diluar sana
Harga yang naik atau tidak stabil bisa membinggungkan pengusaha
Pelaku Bisnis
Berdasarkan Surat Keterangan Usaha dengan no : 600/ 109/ Tlp /2008
pemilik dari usaha ini adalah Ibu Herman dengan nama Rumah Makan
Ibu.
Jenis Usaha
Rumah makan Ibu bergerak di bidang perdagangan makanan yang sudah
siap saji dan berusaha memberikan pelayanan yang baik kepada
konsumennya.
Waktu Pelaksanaan Bisnis
Rumah makan Ibu telah menjalankan usaha bisnisnya dari awal tahun
2003 hingga saat ini.
Cara Pelaksanaan Bisnis
Rumah makan ini didirikan oleh Ibu Herman selaku pemilik dengan
memberikan laporan kepada petugas kecamatan setempat. Beliau akan
mendirikan usaha, hingga akhirnya beliau dapat menjalankan usaha ini
dengan memperoleh:
Volume
2 unit
1 unit
5 lusin
2 lusin
5 lusin
5 lusin
4 buah
1 unit
1 unit
1 unit
lemari es
1 unit
karena itu, rumah makan ini selalu berupaya untuk memberikan pelayanan terbaik
kepada konsumen, sehingga konsumen merasa puas. Terlabih di era persaingan
yang tentunya memiliki hambatan yang sangat besar, rumah makan ini harus tetap
memperlihatkan keunggulannya.
Pengorgnisasian (Organizing)
Sebagi usaha kecil menengah, proses yang berlangsung di rumah makan ini
dilakukan oleh 5 orang pegawai dan 1 orang pemilik. Karena usaha ini juga
merupakan usaha keluarga, maka terdapat 2 orang pegawai tambahan yaitu 1
orang anak Ibu Herman dan suami dari Ibu Herman sendiri.
Pergerakan (Actuating)
Rumah makan Ibu sudah beroperasi selama sembilan tahun. Dalam melakukan
aktivitasnya semua karyawan memiliki tugas yang sama, yaitu melayani
konsumen atau pelanggan. Sedangkan untuk aktivitas masak, lebih banyak
dikerjakan sendiri oleh pemilik dan dibantu oleh pegawai yang telah dipercaya
oleh pemilik. Namun, untuk, masakan sederhana yang sifatnya sederhana seperti
menggoreng dan merebus, pemilik akan di bantu oleh dua orang karyawan
kepercayaan pemilik.
Pengawasan (Controlling)
Kegiatan yang dilakukan oleh karyawan diawasi langsung oleh pemilik
perusahaan. Jadi, apabila ada karyawan yang melakukan kesalahan, maka pemilik
akan langsung melakukan teguran, sehingga kesalahan yang sama tidak terulang
untuk yang ke dua kalinya
4.6 ASPEK FINANSIAL
Berdasarkan hasil pantawan yang kami lakukan pada Rumah Makan Ibu,
diperoleh data sebagai berikut:
Kebutuhan Dana
A. Kebutuhan
Volume
Harga Satuan
Jumlah
Bangunan
Rp. 20.000.000
Rp. 20.000.000
Tanah
Rp. 10.000.000
Rp. 10.000.000
Investasi
Kompor Minyak
2 unit
Rp 75.000
Rp. 150.000
Kompor Gas
1 unit
Rp. 200.000
Rp. 200.000
Blender
1 unit
Rp. 150.000
Rp. 150.000
Magicjar
2 unit
Rp. 150.000
Rp. 300.000
Lemari Es
1 unit
Rp. 1.000.000
Rp. 1.000.000
Rp. 2.200.000
Rp. 2.200.000
Rp 34.000.000
Rp 34.000.000
Rp. 1.000.000
Rp. 1.000.000
Rp. 35.000.000
Rp. 35.000.000
Kebutuhan
Investasi
B. Kebutuhan
Modal
Kerja
Total Kebutuhan Dana
Sumber Dana
Sumber dana awal pendirian Rumah makan Ibu adalah sebesar Rp. 15.000.000
melalui kredit bank dengan tingkat suku bunga 15% per tahun dimajemukkan
setiap tahunnya selama 5 tahun. Sisa modal sebesar Rp. 20.000.000 merupakan
modal sendiri.
Biaya Operasi dan Pemeliharaan
a. Biaya Tidak Tetap
Biaya Bahan Baku
Biaya Bahan Pembantu
b. Biaya Tetap
Gaji Karyawan
Biaya Umum
Penyusutan Rata-rata
Biaya Perawatan
Nilai Scrap Value Asset
Setoran
Waktu
2006 s/d 2011
2006 s/d 2011
Jumlah
Rp. 16.000.000
Rp.15.000.000
Rp 1.500.000
Rp. 500.000
Rp. 1.000.000
Rp. 200.000
Rp. 10.000.000
Harga Satuan
Jumlah
Rp. 20.000.000
Rp. 15.000.000
Rp. 35.000.000
2 unit
1 unit
1 unit
2 unit
1 unit
Rp 75.000
Rp. 200.000
Rp. 150.000
Rp 150.000
Rp. 1.000.000
Rp. 20.000.000
Rp. 10.000.000
Rp. 150.000
Rp. 200.000
Rp. 150.000
Rp. 300.000
Rp. 1.000.000
Rp. 2.200.000
Rp 34.000.000
Investasi
Kebutuhan modal kerja
Total
Rp. 1.000.000
Rp. 35.000.000
Cicilan/th
4.474.733
4.474.733
4.474.733
4.474.733
4.500.000
Bunga(15%)
2.250.000
1.916.290
1.532.523
1.091.192
608.927
PPP
2.224.733
2.558.443
2.942.210
3.383.541
3.891.073
Jumlah PPP
2.224.733
4.783.176
7.725.386
11.108.927
15.000.006
DF=10%
PV
Sisa kredit
15.000.000
12.775.267
10.216.824
7.274.614
3.891.073
-
0
1
2
3
4
5
Jumlah PV dari
(20.000.000)
4.343.011
4.343.011
4.343.011
4.343.011
13.342.741
NCF = 22.048.844,01
1
0,909
0,826
0,751
0,683
0,621
(20.000.000)
3.947.796,99
3.587.327,09
3.261.601,26
2.966.276,51
8.285.842,16
NPV = 2.048.844,01
Invest
NCF
(Net DF=1
Benefit)
(20.000.000)
4.343.011
4.343.011
4.343.011
4.343.011
13.342.741
Jumlah PV NCF=22.048.844,01
PV
0%
0,909
0,826
0,751
0,683
0,621
dari
DF=1
PV
5%
(20.000.000)
3.947.796,99
3.587.327,09
3.261.601,26
2.966.276,51
8.285.842,16
19.034.981,6
0.885
0.783
0.693
0.613
0.497
(20.000.000)
3.778.419,55
3.283.316,32
2.857.701,24
2.484.202,30
6.631.342,23
NPV =2.048.844,01
Invest
0
1
2
3
4
5
(Net Benefit)
(20.000.000)
4.343.011
4.343.011
4.343.011
4.343.011
13.342.741
NCF Invest
yg ditutupi
4.343.011
4.343.011
4.343.011
4.343.011
2.627.956
Payback
Period
1
1
1
1
0.19
13.342.741
Payback period : 0,19 X 12 = 2.28 = 3 bulan
Dari hasil evaluasi tersebut kelompok kami mendapatkan kesimpulan bahwa
Rumah makan Ibu layak untuk dilanjutkan.
Proyeksi Laba Rugi
No.
Uraian
Jumlah
RENCANA PRODUKSI
A.
B.
....... Ekor/Ha/Unit
Rp
2. ...................... x Rp.
Rp
3. ...................... x Rp.
Rp
JUMLAH PENERIMAAN
Rp
Rp
2. ......................
Rp
3. ......................
Rp
4. ......................
Rp
5.
Rp
dst
Rp
C.
LABA KOTOR (A B)
Rp
D.
BIAYA USAHA
1. Gaji pengelola
Rp
Rp
3. Sewa tanah
Rp
4. dst
Rp
Rp
Rp
Rp
E.
TOTAL BIAYA (B + D)
Rp
F.
LABA USAHA (C D)
Rp
G.
Rp
H.
Rp
I.
Rp
J.
LABA BERSIH (H I)
Rp
BAB V
KESIMPULAN
Menurut hasil pengamatan yang telah kami lakukan, prospek bisnis makan di
sekitaran kampus, memang sangat menjanjikan karna tidak pernah kehabisan
pelanggan, namun itu semua harus didukung dengan sarana dan prasarana yang
memadai serta harga yang tetap terjangkau agar pelanggan setia tidak berpindah
ke rumah makan lain dan akhirnya konsumen puas dan produsen pun senang.
Aspek teknis, manajemen dan hukum, aspek sosial, serta aspek lingkungan pada
bisnis rumah makan dapat dikatakan baik karena telah memenuhi kriteria
kelayakan bisnis.