Anda di halaman 1dari 65

PRESENTASI KASUS

ANESTESI UMUM DENGAN


TIVA
Pembimbing :
Dr.Joko Waluyo Sp.An
Di susun oleh :
Samuel G H Simbolon
1210221006

PENDAHULUAN

IDENTITAS PASIEN &


PELAKSANAAN

Tanggal Masuk : 26 Februari 2015


Tanggal Operasi : 27 Februari 2015
No Rekam Medis : 35 06 32
Nama Pasien :Ny. S W
Umur :70 tahun
Jenis Kelamin : Perempuan
Suku Bangsa : Warga Negara Indonesia
Agama :Islam
Alamat :Jl.Bambu duri XII Jaktim

ANAMNESA

Keluhan Utama
Batuk-batuk sejak 4 tahun SMRS
Riwayat Penyakit Sekarang
Pasien datang ke poliklinik paru pada tanggal
2 Februari 2015 dengan keluhan batuk
menahun sejak 4 tahun SMRS. Keluhan
disertai dengan sulit untuk mengeluarkan
dahak dan mudah lelah. Sejak tahun 2012
pasien sering bolak-balik control ke poliklinik
paru dengan keluhan yang sama dan hingga
sekarang keluhan juga tidak membaik.

Riwayat Penyakit Dahulu

Alergi obat : disangkal


Alergi makanan : disangkal
Hipertensi :Riwayat Hipertensi, terkontrol, rutin
meminum obat captopril dan amlodipin
Diabetes Melitus : disangkal
Asma : disangkal
Penyakit Paru : disangkal
Penyakit Jantung : disangkal
Penyakit Ginjal :disangkal
Penyakit Hati : disangkal
Pemakaianobat-obatan: captopril dan amlodipin

Riwayat Penyakit Keluarga


Pasien menyangkal memiliki riwayat penyakit keluarga
hipertensi, kencing manis, tumor, dan kanker.
Riwayat Kebiasaan
Merokok :disangkal
Alkohol : disangkal
Narkoba
: disangkal
Riwayat Anestesi dan Operasi
Pasien menyatakan pernah menjalani operasi tiroid 20
tahun yang lalu, dengan bius total, dan tidak ada
masalah selama dan setelah operasi.

Pemeriksaan Fisik
26 Februari 2015
Status Generalis
Keadaan umum
: Tampak tenang dan baik
Kesadaran
: Compos Mentis
Berat badan : 44 kg
Tinggi badan
: 160 cm
BMI : 15.625 Underweight
Tanda tanda vital
Tekanan darah : 140/80 mmHg
Nadi : 80 x/ menit, irama teratur, isi cukup
Pernapasan : 18 x/ menit, reguler, torakoabdominal
Suhu: 36,50C

Kepala:Normocephal, distribusi rambut


merata, tidak mudah dicabut.
Mata : Konjungtiva anemis (-/-), sklera
ikterik (-/-)
Telinga : Bentuk dan daun telinga normal,
liang telinga lapang.
Hidung : Bentuk normal, deformitas (-),
napas cuping hidung (-)
Mulut : Mukosa lembab, sianosis (-),
mallampati 2
Gigi geligi : Gigi palsu (-), gigi goyang (-)

Leher : Tampak simetris, deviasi trakea (-), limfonodi


tidak teraba,
thyromental>3cm, pergerakan ekstensi dan fleksi leher
sempurna
Thoraks : Deformitas (-), retraksi (-).
Jantung
Inspeksi : Ictus cordis tidak tampak.
Palpasi : Ictus cordis tidak teraba pada ICS V
midclavicula sinistra.
Perkusi : Batas-batas jantung dalam batas normal.
Auskultasi: BJ I-II normal, murmur tidak ada, gallop
tidak ada.

Paru-paru
Inspeksi : Simetris saat statis dan dinamis.
Palpasi : Vokal fremitus kanan sama dengan kiri,
pengembangan dada
normal.
Perkusi : Sonor dikedua lapang paru.
Auskultasi: Suara napas vesikuler, tidak ada ronki, tidak ada
wheezing.
Abdomen
Inspeksi : Datar
Auskultasi: Bising usus positif normal.
Perkusi : Timpani, nyeri ketok (-), nyeri CVA (+)
Palpasi : Supel, nyeri tekan(-), hepar lien tidak teraba.
Ektremitas : Akral hangat, tidak ada sianosis, tidak ada udem.

Pemeriksaan Penunjang
Pemeriksaan Laboratorium
HEMATOLOGI( TANGGAL 3
FEBRUARI 2015)

Hb : 13,5 mg/dl (13-16mg/dl)


Hematokrit :40 % (37-49%)
Eritrosit : 4.4 (4.3 6
juta/uL)
Leukosit : 8820 /uL (450013000/uL)
Trombosit :280.000/uL
(150.000-450.000/uL)
LED : 71 (<30 mm/jam)
Hitung Jenis :
Basofil : 0 (0-1%)

Eosinofil : 4 (1-3%)
Batang : 2 (2-6%)
Segmen :52 (50-70%)
Limfosit : 34 (20-40%)
Monosit : 8 (2-8%)
MCV : 92 fL (78-102 fL)
MCH : 31 pg (25,0-35,0
pg)
RDW :14 % (11,5-14,5%)

HITUNG JENIS

Eosinofil : 1 (2-4)
Basofil : 0 (0-1)
Neutrofil batang : 0
(3-5)
Neutrofil segmen : 49
(50-70)
Limfosit : 41 (25-40)
Monosit : 9 (2-8)
Rhesus : +

KIMIA DARAH (TANGGAL 26


FEBRUARI 2015)

Ureum :37 mg/dl


(20-50mg/dl)
Kreatinin :0.8 mg/dl (0.51.5mg/dl)
SGPT :20 mg/dl (<33mg/dl)
SGOT :14 mg/dl (<26mg/dl)
Bilirubin Total : 0.44 (<1.5mg/dl)
Albumin : 4.5 (3.5-5.0 g/dl)
Kolesterol total : 215 (<200
mg/dl)
Trigliserida : 148 (< 160mg/dl)
Kolesterol HDL : 59 (> 35 mg/dl)
Kolesterol LDL : 126 (<100
mg/dl)
G.Darah Sewaktu :89 mg/dl

KOAGULASI
(TANGGAL 3 FEBRUARI 2015)

PEMERIKSAAN TAMBAHAN
RONTGEN THORAKS (TANGGAL 3 FEBRUARI
2015)

PT Kontrol : 11.1
detik
PT Pasien : 9.4 detik
(9.3-11.8 detik)
APTT Kontrol : 33.2
detik
APTT Pasien : 35.6
detik (31- 47 detik)
Kesan : Cor dan Pulmo normal

Diagnosa

Pra bedah : Susp. Jamur Paru


Anestesi
: ASA II, dengan riwayat
hipertensi terkontrol

Rencana Tindakan

Operasi : Broncoscopy
Anestesi : Anestesi umum intravena

Persiapan Pasien

Persiapan Alat

PERSIAPAN OBAT
ANESTESI

FentanylOBAT
(dosis 0.05
PERSIAPAN
mg/cc berisi 2 mL)

Midazolam (dosis 1
mg/cc berisi 5 mL)

Propofol (dosis 10
mg/cc berisi 20 mL)

Asam Traneksamat

Ondansetron 4 mg

Sulfa-Atropin 0.25
mg

CAIRAN :

Ringer Laktat

OBAT EMERGENSI

Sulfas Atropin
dosis 0.5 mg- 1 mg IV
Lidocaine
dosis 4,5 mg/kg/dose,
sediaan 20mg/ml total 2 ml
Epinephrine
dosis 1 mg atau 0.02 mg/kg
larutan 1:10.000
Ephedrine
dosis 5-20 mg
Prostigmin
dosis 0.05 mg/kgBB (maks
5 mg)

Tramadol
dosis 50-100mg per 4 jam
(maks 400mg/hari)
Dexamethason
dosis 0.5- 25 mg/hari IV
Aminophylline
dosis 5-6 mg/kg IV
Metocloperamide
dosis 10 mg IV
Amiodarone
dosis 150 mg IV dalam 10
menit (maks 2.2 gr)

Obat Anestesi Umum untuk


maintenance :

Propofol
Oksigen

Pelaksanaan Tindakan
PERSIAPAN

Pukul 09.50 WIB


Memasang akses
intravena dan memasang
infus RL 1
Memasang monitor EKG
dan oksimeter pulse
Mengukur tekanan darah
TD 176/90 mmHg, nadi
93x/menit, saturasi O2
100%, pernapasan
18x/menit

Pukul 10.00 WIB


Diberikan midazolam 1 mg
melalui intravena
Diberikan fentanyl 50 mcg
melalui intravena
Diberikan propofol 20 mg
melalui intravena
Diberikan O2 melalui sungkup
muka dengan aliran 2L/menit
TD 170/79 mmHg, nadi
90x/menit, saturasi O2 99%

Pukul 10.05 WIB


Pukul 10.05 WIB
Mulai
Mulai
pembedahan(Broncoscopy)
pembedahan(Broncoscopy)
Mulai TD 160/70 mmHg, nadi
Mulai TD 160/70
40x/menit,
saturasimmHg,
O2 99%nadi
40x/menit, saturasi O2 99%
Pukul 10.10
Pukul 10.10
TD 120/70 mmHg, nadi
TD 120/70saturasi
mmHg, O
nadi
40x/menit,
2 70%
40x/menit, saturasi O2 70%
Diberikan propofol 20 mg
Diberikan
propofol 20 mg
melalui
intravena
melalui intravena
Diberikan Sulfa atropin 0.25 mg
Diberikan Sulfa atropin 0.25 mg
Diberikan oksigen face mask
Diberikan oksigen face mask

Pukul 10.20
Pukul 10.20
TD 120/60 mmHg, nadi
TD 120/60 mmHg, nadi
80x/menit, saturasi O2 99%
80x/menit, saturasi O2 99%
Diberikan propofol 20 mg
Diberikan propofol 20 mg
melalui intravena
melalui intravena
Pukul 10.30
Pukul 10.30
TD 120/60 mmHg, nadi
TD 120/60 mmHg, nadi
80x/menit, saturasi O2 99%
80x/menit, saturasi O2 99%
Diberikan propofol 20 mg
Diberikan propofol 20 mg
melalui intravena
melalui intravena
Pembedahan Selesai
Pembedahan Selesai

Pukul 10.35
Pukul 10.35
TD 120/80 mmHg, nadi
TD 120/80 mmHg, nadi
60x/menit, saturasi O2
60x/menit, saturasi O2
99%
99%
Cairan RL 1 habis,
Cairan RL 1 habis,
sebanyak 300ml
sebanyak 300ml
Anestesi selesai
Anestesi selesai
Monitor EKG, tensimeter
Monitor EKG, tensimeter
digital, pulse oksimetri
digital, pulse oksimetri
Pasien dibawa ke ruang
Pasien dibawa ke ruang
pemulihan
pemulihan

Cairan yang diberikan


Cairan yang diberikan
selama anestesi :
selama anestesi :
RL 1
:500 ml
RL 1
:500 ml
RL 2
: 500 ml
RL 2
: 500 ml
Total
: 1000 ml
Total
: 1000 ml

Cairan yang keluar


Cairan yang keluar
selama operasi :
selama operasi :
Darah
:1cc
Darah
:1cc

HASIL PEMERIKSAAN
BRONCOSCOPY

Kesimpulan :
Seluruh cabangcabang bronkus
terbuka, mukosa
hiperemis dengan
slym di beberapa
lokasi, sedikit mukosa
berdarah di LBKI.

PENGAWASAN ANESTESI

Anestesi
Anestesi dilakukan
dilakukan
mulai
mulai pukul
pukul 10.00
10.00
WIB.
WIB.
Pembedahan
Pembedahan dimulai
dimulai
pada
pada pukul
pukul 10.05
10.05 WIB
WIB
Pembedahan
Pembedahan selesai
selesai
pada
pada pukul
pukul 10.30
10.30 WIB.
WIB.
EKG
EKG ritme
ritme jantung
jantung
dalam
dalam batas
batas normal,
normal,
saturasi
saturasi oksigen
oksigen 99%
99%

POSTOPERATIF
POSTOPERATIF

Masuk
Masuk ruang
ruang pulih
pulih :10.45
:10.45
Tanda
Tanda Vital
Vital::
Tekanan
Tekanan Darah
Darah :: 130/70
130/70
mmHg
mmHg
Nadi
Nadi :70x/min
:70x/min
Pernafasan
Pernafasan :: 15x/min
15x/min
Jalan
Jalan Nafas
Nafas :: Normal
Normal
Pernafasan
Pernafasan :: Spontan,
Spontan,
adekuat
adekuat bersuara
bersuara
Kesadaran
Kesadaran :: Sadar
Sadar betul,
betul,
Compos
Compos Mentis
Mentis

ALDRETTE SCORE
ALDRETTE SCORE

KELUAR KAMAR PULIH :


KELUAR KAMAR PULIH :
11.15
11.15

Aktivitas : 2
Aktivitas : 2
Sirkulasi : 2
Sirkulasi : 2
Pernafasan : 2
Pernafasan : 2
Kesadaran : 2
Kesadaran : 2
Warna Kulit : 2
Warna Kulit : 2
Total : 10
Total : 10

Tanda Vital :
: 120/85 mmHg
Tanda
TekananVital
Darah:

Tekanan Darah: 120/85 mmHg

Nadi : 84x/min

Nadi : 84x/min
Pernafasan : 18x/min

Pernafasan : 18x/min

Aldrette Score
Aldrette Score

Aktivitas
:2

Aktivitas
:2

Sirkulasi
:2

Sirkulasi
:2

Pernafasan : 2

Pernafasan : 2

Kesadaran : 2

Kesadaran : 2

Warna Kulit
:2

Warna
Kulit
:2

Total :10

Total :10

Post Operasi : Ke ruang rawat inap

Post Operasi : Ke ruang rawat inap

Instruksi Pasca Bedah

Apabila
Apabilakesakitan,
kesakitan,maka
makadiberikan
diberikan
Fentanyl
50
mcg
IV
Fentanyl 50 mcg IV
Apabila
Apabilamual
mualmuntah,
muntah,diberikan
diberikan
Ondansentron
Ondansentron44mg
mgIV
IV
Infus
Ringer
Laktat
30
tetes/menit
Infus Ringer Laktat 30 tetes/menit
Pasien
Pasiendiizinkan
diizinkanminum
minumdan
danmakan
makan
setelah
setelahsadar
sadarbetul
betuldan
danbila
bilatidak
tidakada
ada
mual
mualdan
danmuntah.
muntah.

TINJAUAN PUSTAKA

Definisi Anestesi Umum


Anestesi berasal dari kata Yunani, an- yang
berarti tidak atau hilang dan aesthetos
yang berarti persepsi, kemampuan untuk
merasa
secara umum berarti suatu tindakan
menghilangkan rasa sakit ketika melakukan
pembedahan dan berbagai prosedur lainnya
yang menimbulkan rasa sakit pada tubuh

Anestesia umum adalah tindakan meniadakan


rasa nyeri secara sentral disertai hilangnya
kesadaran dan bersifat irreversible.
Komponen dalam anesthesia umum adalah :
hypnosis (hilangnya kesadaran),
analgesia (hilangnya rasa sakit),
arefleksia (hilangnya refleks-refleks motorik tubuh,
memungkinkan imobilisasi pasien),
relaksasi otot, memudahkan prosedur pembedahan
dan memfasilitasi intubasi trakeal, dan
amnesia (hilangnya memori pasien selama
menjalani prosedur).

TIVA
TIVA

Anastesi umum dengan intravena atau total


intravenous anesthesia (TIVA) adalah suatu
teknik anestesi umum dimana seluruh obat
dimasukan melalui jalur intravena, mulai dari
premedikasi, induksi serta rumatan anestesi,
tanpa menggunakan zat inhalasi.
TIVA adalah teknik anestesi yang membuat
pasien tidur dengan nyenyak tanpa disertai
rasa sakit dan kecemasan, serta menimbulkan
gejala amnesia anterograde yaitu pasien tidak
mengingat jalannya operasi.

Kelebihan

Sebagai obat induksi anestesi umum


dengan minimal reflek batuk
Untuk obat tuggal untuk anestesi
pembedahan singkat
Digunakan untuk tambahan untuk
inhalasi yang kurang kuat
Bermanfaat untuk obat tambahan
anesthesia regional
Menghilangkan keadaan patologis akibat
rangsangan sedasi

Kekurangan
Kekurangan

Dalam segi harga, TIVA tergolong mahal.


Respon klinik lebih luas pada saat tingkat
obat yang sama disbanding dengan gas
inhalasi anestesi
Tidak dapat diperkirakan kedalaman
anestesi tiap pasien bedah

Obat-obat yang dapat digunakan untuk TIVA


dapat diberikan secara tunggal atau dalam
kombinasi, tergantung pada pasien dan
prosedur operasi.

Untuk tahap sedasi dapat digunakan


golongan benzodiazepine

(midazolam, diazepam, lorazepam) dan opioid


(fentanyl), tahap hipnotik dapat digunakan
propofol, ketamin, golongan benzodiazepine, dan
golongan barbiturates (thiopental, thiamylal,
methohexital, pentobarbital).

Untuk tahap analgesic golongan opioid


khususnya fentanyl, alfentanyl, serta
petidin dapat diberikan.

Untuk beberapa indikasi, pelemas otot


(muscle relaxant) dapat diberikan
atracurium, rocuronium bromide

Indikasi diberlakukannya
anestesi intravena adalah :

Sebagai salah satu alternatif lain selain


anestesi inhalasi
Digunakan untuk pasien One day surgery
yang diperlukan pemulihan yang cepat
dan lengkap
Memudahkan dalam pembedahan
tracheal, laryngeal, dan endoskopi
saluran nafas
Situasi dimana sulit diberikan anestesi
inhalan karena ketidak tersediaan
Serta dimana pemberian tidak

Syarat obat yang ideal untuk


TIVA adalah :

Mula kerja obat tersebut cepat, namun lama


kerjanya pendek
Memiliki efek amnesia dan analgesia
Pemulihannya cepat
Obat yang dimasukan tidak merusak vena
baik saat disuntikan, phlebitis, dan thrombosis
atau munculnya kerusakan jaringan bila ada
ekstravasasi atau suntikan intraarteri
Memiliki efek yang minimal terhadap sistem
kardiovaskuler dan respirasi
Tidak menyebabkan mual dan muntah

Obat-obatan yang diperlukan


untuk TIVA

MIDAZOLAM
Waktu paruh distribusinya 7 15 menit, dan
waktu paruh eliminasi 2 4 jam
Midazolam larut dalam air, lebih poten
daripada diazepam dan tidak memiliki
metabolit aktif.
Potensi yang tinggi dan waktu aksi yang lebih
pendek membuat midazolam menjadi pilihan
yang baik untuk digunakan

Dosis penggunaan MIDAZOLAM


Penggunaan

Melalui

Onset

Dosis (mg/kg)

Durasi (min)

(min)

Adult

Premedikasi

IM

0.05 0.1

5-10

IV

Titrates 1-2.5 mg

1-2

Sedasi

IV

0.01 0.1

Induksi

IV

0.1 0.4

15-80

FENTANYL

adalah salah satu golongan opioid yang


sering digunakan dalam TIVA.
Efek pada fentanyl pada organ tubuh :

Kardiovaskuler
Dosis tinggi fentanyl dapat berakibat
bradikardi, venodilatasi, dan penurunan reflek
simpatetik oleh mediasi saraf vagus, sehingga
membutuhkan vasopressor seperti ephedrine
untuk mengatasinya.

Efek pada fentanyl pada organ


tubuh ...

Respiratori
Golongan opioid dapat membuat depresi
nafas oleh efek penurunan laju nafas.
Serebral
Pada golongan opioid secara keseluruhan
menimbulkan penurunan konsumsi
oksigen di otak, penurunan aliran darah
otak, dan tekanan intracranial, walaupun
efeknya lebih minimal dibandingkan
golongan barbiturates ataupun
benzodiazepine.

Gastointestinal
Opioid menurunkan kecepatan
pengosongan lambung oleh karena
penurunan peristaltic.

Kegunaan

adult

Sedasi/analgesia

Melalui

Dosis g/kg

onset

IV

0.5-1 , maint 0.010.04/min

3-7 min

oral

200-800

10 min

induksi

IV

1-3, maint 0.1-5/hour

Post operasi

IV

0.5 1.5 g

Durasi

30-60 min

PROPOFOL

Propofol memiliki waktu paruh distribusi


sekitar 2-8 menit dan terdistribusikan
kembali 30-60 menit.
Popofol dengan cepat dimetabolis di hati
sepuluh kali lebih cepat daripada
thiopental.
Propofol dieksresi di urin sebagai
glucoronide dan sulfate conjugates.

Efek propofol pada organ :

Respiratori
Pada dosis biasa propofol menyebabkan depresi dari central
ventilatory drive dan apnea transien.
Walaupun demikian, propofol tidak menyebabkan perubahan
pada bronkus.

Kardiovaskuler
Propofol dapat membuat penurunan tekanan darah selama
induksi berlangsung yang diakibatkan oleh penurunan tahanan
pembuluh darah tepi dan venodilatasi oleh karena pengabatan
dari aktivitas simpatetik vaskonstrikisi.
Propofol juga memiliki efek inotropik yang cepat dari pada
obat anestesi yang lain, namun tidak berpengaruh pada nadi.

Serebral

Propofol menurunkan aliran darah otak dan tekanan


intracranial.

Dosis propofol yang diberikan :


Kegunaan

adult

Melalui

Dosis

Onset (min)

induksi

IV

2-2.5 mg/kg

3-8

Infus rumatan

IV

50-200 g/kg/min

3-8

Infus sedasi

IV

25-100 g/kg/min

3-8

Durasi (min)

30-75

Persiapan

Kunjungan Preoperasi
Sebelum dilakukannya operasi, pasien harus kita
informasikan mengenai persiapan operasi
khususnya untuk menghindari adanya
kontraindikasi sekaligus komplikasi pada anatesi
melalui kunjungan preoperasi.
Anamnesa
Pemeriksaan fisik : tanda-tanda vital (nadi,
tekanan darah, tinggi badan, berat badan, BMI,
laju pernafasan); pemeriksaan pada kardivaskuler
dan respiratori dilakukan dengan inspeksi adanya
carotid bruits, pernafasan dengan bantuan otot
luar, auskultasi suara jantung dan paru.

Pada sistem pernafasan perlu


dilakukan pemeriksaan khusus :

Skor malampati

Kelas 1: visibilitas Penuh tonsil, uvula danlangit-langit lunak


Kelas 2: Visibilitas dari palatum keras dan lunak, atas bagian dari
amandel dan uvula
Kelas 3: palatum lunak dan kerasdan dasar uvula yangterlihat
Kelas 4: Langit-langit mulut hanya terlihat bagian yang keras

Jarak Thyromental (jarak mental dan kartilago thyroid), bila <6 cm


mengindikasikan adanya kesulitan intubasi
Pergerakan tulang cervical (flexi dan extensi)
Pemeriksaan dengan mulut terbuka untuk mengukur besar mandible
dan lidah, serta kondisi gigi (goyang ataupun adanya gigi palsu)

Pasien yang akan dilakukan tindakan operasi


harus diinformasikan untuk menjalani puasa
kurang lebih 8 jam sebelum operasi. Minum air
putih perlu dipuasakan kurang lebih 2 jam
sebelum operasi.
Kemudian, pasien harus dipastikan telah
menjalani pemeriksaan sebelumnya, beberapa
pemeriksaan itu adalah : EKG untuk melihat
riwayat fungsi jantung, foto x-ray dada, tes
fungsi paru, tes urin, tes kehamilan, Hemoglobin,
tes fungsi hati (SGOT/SGPT/albumin/bilirubin), tes
koagulasi darah, tes gula darah, ekokardiogram.

ASA 1

Normal healthy patient

No organic, physiologic, or psychiatric disturbance; excludes the very young and very old; healthy with good
exercise tolerance

ASA 2

Patients with mild systemic disease

No functional limitations; has a well-controlled disease of one body system; controlled hypertension or diabetes
without systemic effects, cigarette smoking without chronic obstructive pulmonary disease (COPD); mild obesity,
pregnancy

Patients with severe systemic disease

Some functional limitation; has a controlled disease of more than one body system or one major system; no
immediate danger of death; controlled congestive heart failure (CHF), stable angina, old heart attack, poorly
controlled hypertension, morbid obesity, chronic renal failure; bronchospastic disease with intermittent symptoms

ASA 4

Patients with severe systemic disease that is a constant


threat to life

Has at least one severe disease that is poorly controlled or at end stage; possible risk of death; unstable angina,
symptomatic COPD, symptomatic CHF, hepatorenal failure

ASA 5

Moribund patients who are not expected to survive


without the operation

Not expected to survive > 24 hours without surgery; imminent risk of death; multiorgan failure, sepsis syndrome
with hemodynamic instability, hypothermia, poorly controlled coagulopathy

ASA 6

A declared brain-dead patient who organs are being


removed for donor purposes

ASA 3

Semua hasil anamesa dan pemeriksaan


beserta hasil tes pasien, dirangkum untuk
menentukan ASA (American Society of
Anesthesiologists) pasien.

Peralatan yang diperlukan TIVA :

Peralatan monitor: tekanan darah, nadi, saturasi


oksigen, dll.
Peralatan resusitasi atau pemasangan infuse
cairan (ukuran 18 G, 20 G yang sering dipakai
untuk dewasa)
Syringe (suntikan) 5 mL untuk larutan fentanyl
Sryringe (suntikan) 5 mL untuk larutan midazolam
Syringe (suntikan) 10 mL untuk larutan propofol
Antiseptik yang cocok untuk membersihkan kulit
contohnya chlorhexidine, iodine, atau methyl
alcohol.

Selain peralatan TIVA, beberapa


alat yang harus dipersiapkan

: STATICS (scope, tubes, airway,


tapes,introducer, connector, suction);
menyiapkan peralatan elektronik seperti
monitor; memeriksa sumber gas dan
flowmeter.

Perawatan post-operative

Pasien harus diijinkan untuk berada di


ruang pemulihan bersama dengan pasien
anestesi lainnya setelah operasi berakhir.
Pasien tetap harus dipantau kondisnya
baik dari tekanan darah, saturasi oksigen,
cairan, dan kebutuhan oksigen, selain itu
untuk menentukan rencana perawatan
selanjutnya, pasien perlu diobservasi
menggunakan Aldrette score :

Aldrette score
no
1

Kriteria
Aktivitas

Respirasi

Sirkulasi

Kesadaran

Saturasi oksigen

Skor

Kondisi

Mampu menggerakan 4 ekstremitas, dengan/tanpa perintah

Mampu menggerakan 2 ekstremitas, dengan/tanpa perintah

Tidak mampu menggerakan ekstremitas

Mampu bernafas dalam dan batuk dengan bebas

Dispnea, nafas dangkal atau terbatas

Apnea

TD 20 mm dari nilai pra-anestesia

TD 20-50 mm dari nilai pra-anestesia

TD 50 mm dari nilai pra-anestesia

Sadar penuh

Bangun jika dipanggil

Tidak berespon

Mampu mempertahankan saturasi >92%dengan udara kamar

Memerlukan inhalasi oksigen untuk mempertahankan saturasi >90%

Saturasi oksigen <90% meski dengan suplemen O2

Pembahasan

Pada kasus ini, Pasien perempuan berusia


70 tahun dengan diagnosis Suspect.
Jamur Paru Pro Broncoscopy.
Berdasarkan anamnesis dan pemeriksaan
fisik pasien ditemukan dalam keadaan
baik, tidak tampak cemas akan operasi
yang akan dijalankan, dan memiliki
harapan tinggi akan kesembuhan setelah
operasi tersebut. Pada pemeriksaan lab
ditemukan peningkatan LED, eosinofil,
kolesterol LDL, kolesterol total.

Melihat kondisi ini, maka menurut ASA (American


Association of Anesthesiologist ), pasien termasuk
dalam status ASA II dengan riwayat hipertensi
yang terkontrol.
Dengan permasalahan tersebut, ditetapkan untuk
digunakan anestesi umum dengan TIVA, dengan
alasan :
Permintaan dari DPJP yang terkait
Waktu yang diperlukan untuk melakukan pembedahan
relatif singkat (kurang lebih 2 jam)
Tidak ditemukan adanya kontra indikasi pada pasien
untuk dilakukan anestesi umum dengan sungkup muka.

Obat yang dipilih pada anestesi


umum ini adalah

Midazolam :

Dosis yang digunakan untuk sedasi ini adalah


0,01 0,1 mg/kgBB, dan dosis yang
digunakan pada pasien adalah 0,03 0,04
mg/kgBB sehingga 0,03 x 44 = 1, 32
dibulatkan menjadi 1 mg. Onset dari
midazolam sangat cepat yaitu 2-3 menit.
Durasinya adalah 20 40 menit.

...

Fentanyl
Dosis yang diberikan untuk analgesia adalah
1-2 mcg/kgBB, dan dosis yang diberikan pada
pasien ini adalah 1 mcg/kgBB sehingga
diberikan fentanyl sebanyak 1 x 44 =44 mcg
dengan pembulatan menjadi 50 mcg.
Fentanyl juga dapat membuat pasien
beresiko rendah terkena thrombosis dari vena.
Onset dari fentanyl adalah 30 detik sampai 1
menit. Durasinya adalah 30 - 60 menit.

...

Propofol

Dosis yang digunakan untuk propofol ini


adalah 2-2,5 mg/kgBB. Pada pasien ini
propofol digunakan dengan dosis 80 mg.
Onset dari propofol sangat cepat yaitu 30 45
detik dengan durasi 20 75 menit.

Obat Tambahan

Sulfa Atropin 0.25 mg


Diberikan atas indikasi bradikardi pada
intraoperative sehingga diharapkan
mengembalikan bradikardi yang berlebihan.
Dosis yang diberikan sebanyak 0.25 mg
Pada pasien ini tidak didapatkan komplikasi
atau efek samping dari anestesi umum.Untuk
mencegah terjadinya efek samping seperti
mual dan muntah pada post operatif diberikan
ondansteron sebanyak 4 mg melalui IV.

Terapi cairan

Berat badan 44 kg, puasa 8 Jam.


Cairan Maintenance :
4 x 10 = 40
2 x 4= 8
1 x 0=
+
48 cc/jam

Kebutuhan Cairan Intraoperatif : 6cc x 53 = 254


cc
Penggantian Cairan Puasa : 8 x 44 = 352 cc
Kebutuhan Cairan 1 jam pertama :
48 + 254 + x 352 = 478cc

Kebutuhan cairan 1 jam kedua :


48 + 254 + x 352= 390cc
Kebutuhan cairan 1 jam ketiga :
48 + 254 + x 352 = 390cc
Kebutuhan cairan jam keempat dan seterusnya :
48 + 254 = 258cc

Melihat kebutuhan cairan yang didapat


dari demografik pasien, pemberian cairan
yang diberikan dapat dibilang cukup
karena dalam kurun 30menit
intraoperative, pasien dapat diberikan 2
colf Ringer laktat 500 ml, yang kemudian
dilanjutkan pemberian post operatif
sebanyak 30 tetes/menitnya.

Pada monitoring post operatif pukul


10.45 pasien keluar dengan keadaan
stabil tekanan darah : 120/85 mmhg,
denyut nadi : 84 x/min, dengan laju
respirasi 18x/min. Pasien

dipersilahkan meninggalkan ruang


recovery pada pukul 11.15 dengan
ALDRETTE score 10, yang dinilai dari
aktivitas pasien 2, sirkulasi 2, pernafasan
2, kesadaran 2, warna kulit 2.

Untuk penanganan ruangan, diperlukan


pemberian analgetik Fentanyl 50 mcg IV.
Apabila pasien mual-muntah diberikan
ondansentron 4 mg iv. Pasien
diperbolehkan minum secara bertahan
setelah mual dan muntah hilang.

Terimakasih...

Anda mungkin juga menyukai