Anda di halaman 1dari 4

BAB I

PENDAHULUAN
1.1 LATAR BELAKANG
Infeksi Nosokomial adalah Infeksi yang didapat atau timbul pada
waktu pasien di rawat di rumah sakit sesudah 72 jam perawatan (Zulkarnain).
Infeksi nosokomial banyak terjadi di seluruh dunia dengan kejadian
terbanyak di negara miskin dan negara berkembang karena penyakit-penyakit
infeksi masih menjadi penyebab utama. Suatu penelitian yang dilakukan oleh
WHO menunjukkan bahwa sekitar 8,7% dari 55 rumah sakit dari 14 negara
yang berasal dari Eropa, Timur Tengah, Asia Tenggara dan Pasifik tetap
menunjukkan adanya infeksi nosokomial dengan Asia Tenggara sebanyak
10,0% (Harry, 2006). Pada tahun 2004 di indonesia prevalensi infeksi
nosokomial sebanyak 13%, sedangkan di NTB prevalensi infeksi nosokomial
sebanyak 0,5% (www.infeksi.com/articles).
Data yang diperoleh dari Medical Record RSUD Mataram khususnya
di Ruang Seruni pada tahun 2006 dengan jenis infeksi intravena 9,4%, ILO
(Infeksi Luka Operasi) 50% dan di Ruang Mawar dengan jenis infeksi
intravena 6,25%, ILO 25%, Bakterimia 8,9% dan di Ruang Flamboyan dengan
jenis infeksi intravena 3,1%, bakterimia 11,1% dan di Ruang Kenanga dengan
jenis infeksi intravena 25%, ILO 25% dan di Ruang Bogenvile dengan jenis
infeksi intravena 56,2%. Sedangkan pada tahun 2007 di Ruang Seruni dengan
jenis infeksi intravena 60% dan di Ruang Mawar dengan jenis infeksi
intravena 30%, bakterimia 1% dan di Ruang bogenvile dengan jenis infeksi

intravena 10%. Berdasarkan data diatas, terjadi peningkatan infeksi


nosokomial dari tahun 2006 sampai tahun 2007 dengan jenis infeksi intravena
di Ruang Seruni RSUD Mataram (Data Rekam Medik RSUD Mataram).
Variabel ini yang berpengaruh terjadinya infeksi nosokomial adalah
lama perawatan dan perawatan luka karena p<0,05 yaitu Berdasarkan
penelitian yang telah dilaksanakan penggunaan antibiotika, penyakit penyerta,
tidak didapatkan data pada dokumen rekam medik, perawatan luka (OR 4,39 ;
p0,0015), kebersihan ruangan (OR=0,76; p=0,7219), peralatan perawatan
(OR=2,14; p=0,4463), dan lama pasien dirawat (OR=4,71; p=0,0428).
Kepadatan pengunjung (OR=2,25; p=0,0781), dari hasil penelitian diatas, saya
ingin melanjutkan penelitian pada perawatan luka terutama pada luka operasi
dan intra vena (Utami, 1999).
Infeksi Nosokomial terjadi terutama disebabkan infeksi dari kateter
urin, infeksi jarum infus, infeksi saluran nafas, infeksi kulit, infeksi luka
operasi dan septikemia, Terjadinya infeksi nosokomial akan menimbulkan
banyak kerugian, antara lain lama hari perawatan bertambah panjang,
penderitaan bertambah, biaya meningkat (Harry, 2006).
Kewaspadaan Universal merupakan suatu cara penanganan baru untuk
meminimalkan pajanan darah dan cairan tubuh dari semua pasien, tanpa
memperdulikan status infeksi. Dasar kewaspadaan universal adalah cuci
tangan secara benar, penggunaan alat pelindung, desinfeksi dan mencegah
tusukan alat tajam, dalam upaya mencegah transmisi mikroorganisme melalui
darah dan cairan tubuh. Pelaksanaan Kewaspadaan Universal merupakan

langkah penting untuk menjaga sarana kesehatan (Rumah Sakit, Puskesmas,


dll)

sebagai

tempat

penyembuhan,

bukan

menjadi

sumber

infeksi

(www.infeksi .com). Dari pemikiran diatas peneliti tertarik untuk melakukan


penelitian tentang hubungan pengetahuan perawat tentang kewaspadaan
universal dengan infeksi nosokomial di Ruang Seruni RSUD Mataram.

1.2 Rumusan Masalah


Berdasarkan uraian pada latar belakang maka identifikasi masalah
sebagai berikut :
Bagaimana hubungan pengetahuan perawat tentang kewaspadaan
universal dengan kejadian infeksi nosokomial di Ruang Seruni RSUD
Mataram ?
1.3 Tujuan Penelitian
1.3.1 Tujuan umum
Mengetahui hubungan pengetahuan perawat tentang kewaspadaan
universal dengan infeksi nosokomial di Ruang Seruni RSUD Mataram.
1.3.2 Tujuan khusus
1.3.2.1

Mengidentifikasi

tingkat

pengetahuan

perawat

tentang

kewaspadaan universal di Ruang Seruni RSUD Mataram.


1.3.2.2

Mengidentifikasi tingkat infeksi nosokomial pada perawatan


luka operasi dan intra vena di Ruang Seruni RSUD Mataram.

1.3.2.3 Menganalisa hubungan pengetahuan perawat yang rendah dan


tinggi dengan infeksi nosokomial di Ruang Seruni RSUD
Mataram.
1.4 Manfaat Penelitian
1.4.1 Secara teoritis
Dengan adanya pengetahuan perawat tentang Kewaspadaan
Universal dalam tindakan perawatan akan membantu menekan
terjadinya infeksi nosokomial pada pasien maupun perawat.
1.4.2 Secara praktis
1.4.2.1 Bagi instansi terkait
Dapat digunakan sebagai bahan pertimbangan dalam
menyusun strategi untuk meningkatkan pengetahuan perawat
tentang Kewaspadaan Universal dengan kejadian infeksi
nosokomial.
1.4.2.2 Bagi peneliti
Mendapatkan

pengetahuan,

pengalaman

serta

keterampilan lapangan dalam penelitian khususnya tentang


pengetahuan perawat tentang kewaspadaan universal dengan
kejadian infeksi nosokomial.

Anda mungkin juga menyukai