Anda di halaman 1dari 52

Al-qur'an adalah kalam

Allah. Al-qur'an Allah


turunkan sebagai
pelengkap dan
penyempurna kitab-kitab
sebelumnya yang
menjadi tuntunan dan
petunjuk bagi kita dalam
menjalani proses
kehidupan dunia ini
menuju kehidupan nan
kekal abadi yaitu alam
akhirat. Sebagai kitab
suci yang memiliki

predikat pelengkap dan


petunjuk, tentunya kitab
ini akan memiliki
keistimewaan dan
keutamaan yang bisa kita
lihat dari banyak sudut
pandang. Substansinya
sudah pasti tidak ada
keraguan karena berasal
dari Allah SWT termasuk
juga hal-hal
pendukungnya salah
satunya yaitu bahasa. Alqur'an sudah kita

maklum menggunakan
bahasa Arab. Nah
pertanyaannya adalah
apa istimewanya Bahasa
tersebut sehingga Allah
memilih dan menentukan
kalam-kalamnya tertuang
menggunakan bahasa
itu.
Sebelum membicarakan
lebih lanjut tentang
keutamaan bahasa Arab
sebagai bahasa Al-

qur'an, ada sebuah certa


yang bisa jadi pelengkap
dari tulisan ini. Berasal
dari kisah seorang
sahabat yang mendapat
pelajaran dan informasi
dari seorang kakek yang
tampak awet muda. Saat
sahabat ini telah
memberikan sebuah
ceramah, kemudian ia
beserta jamaah atau
hadirin yang ada untuk
menikmati hidangan

makan yang telah


disiapkan. Saat
memberikan ceramah
sahabat ini sempat
menyampaikan keluhan
kesehatan yang
dialaminya hingga
memaksanya untuk
melakukan diet ketat
diusianya yang belum
sampai 40 tahun. Karena
itu, pada saat mencicipi
hidangan, yang diambil
oleh sahabat ini hanyalah

sayur serta buah-buahan,


karena hanya itu yang
diperkenankan untuk
disantap. Disaat
mengantri untuk
mengambil makanan,
tiba-tiba sahabat ini
melihat salah seorang
kakek yang mengambil
makanan sangat lengkap
tanpa ada yang
ditinggalkan. Melihat pola
makan sang kakek,
sahabat ini terperanjak

sambil bertanya dalam


hati tidakkah akan
berpengaruh pada
kesehatan kakek
tersebut. Saat makan,
sang sahabat bertanya
langsung pada kakek
tentang pola makannya
apakah tidak
berpengaruh dengan
kesehatannya. Setelah
mengawali dengan
pertanyaan-pertanyaan
lain, tibalah kakek itu

menjawab bahwa Allah


telah memberinya
kesehatan hingga umur
mencapai kepala delapan
dan tidak memiliki
gangguan kesehatan
apapun alasannya karena
ia selalu membiasakan
membaca "dari kanan ke
kiri" yaitu sering
membaca al-Qur'an.
Cerita ini memang tidak
serta merta berkaitan

langsung dengan judul


tulisan ini. Tapi menarik
mendengar jawaban
sang kakek tentang
pengaruh membiasakan
membaca dari kanan ke
kiri atau rajin membaca
al-Qur'an dengan
kesehatan pembacanya.
Meski jawaban sang
kakek bisa dilakukan
penelitian lebih jauh, tapi
paling tidak dari alQur'an setiap orang bisa

mengambil manfaat dan


hikmah yang bisa diraih.
Sebab al-Qur'an ibarat
mutiara yang tidak
pernah ada habishabisnya meskipun dicari
berkali-kali oleh siapapun
dan sampai kapanpun.
Kembali kejudul tulisan
ini, apa istimewanya
bahasa Arab sehingga
Allah memilih bahasa ini
sebagai media

pengejawantahan kalamkalam-Nya. Memang


dalam sebuah firman-Nya
bahwa al-Qur'an
diturunkan dengan
menggunakan bahasa
Arab supaya kamu
berfikir (QS. Yusuf :2).
Pernyataan terakhir ini
yang perlu digaris bawahi
bahwa tujuannya
menggunakan bahasa itu
agar kita semua berfikir.
Berfikir dalam hal

apanya? Banyak hal.


Memang kesan penulis
tentang bahasa yang
satu ini setelah
mempelajarinya sekian
waktu tersimpul bahwa
bahasa Arab adalah
bahasa yang sangat unik,
luar biasa termasuk juga
sangat kompleks. Ada
yang bilang, siapa yang
mampu mempelajari
bahasa ini dengan baik

maka dia adalah orang


yang sangat cerdas.
Berikut ini beberapa ciri
sekaligus spesifikasi
bahasa Arab yang bisa
jadi ini menjadi alasan
kenapa bahasa ini dipilih
sebagai bahasa alQur'an.
1. Bahasa Arab adalah
bahasa yang paling

banyak kosakatanya.
Sementara pakar bahasa
ada yang berpendapat
bahwa terdapat 25 juta
kosa kata pada bahasa
tersebut. Kita bisa
membayangkan jika kosa
kata pada suatu bahasa
sangat terbatas apalagi
digunakan untuk
menjelaskan kita suci
akan menjadi sebuah
hambatan yang pasti.

Contoh yang
menunjukkan kekayaan
kosakata bahasa tersebut
adalah kata yang
memiliki padanan arti
hingga 60 kata yang
sangat membutuhkan
ketelitian pada saat
menerjemahkan kata
tersebut dengan melihat
konteksnya. Juga bisa
dilihat pada nama-nama
unta yang diberikan. Ada
yang mendasarinya pada

umur unta, ada yang


mendasarinya pada
warnanya juga pada
jumlah perkumpulan
binatang tersebut.
Misalnya jumlah unta
antara 3 sampai 10
disebut jika berjumlah
antara 15 hingga 25
disebut jika
berjumlah antara 50
hingga 100 disebut
demikian dengan jumlah
lainnya yang berbeda

penamaannya. Jika warna


unta sangatlah putih
maka disebut jika
ekornya bercampur
warna putih atau lainnya
maka disebut begitu
seterusnya pada unta
yang memiliki spesifikasi
warna pada bagian
tertentu dari tubuhnya.
Dari segi umur jika anak
unta berumur 7-8 bulan
maka disebut jika
telah berumur 1 tahun

disebut dan jika


berumur 1 tahun
kemudian sudah disapih
atau berhenti menyusu
maka disebut
begitulah selanjutnya
pada kemungkinankemungkinan lain dimana
setiap kemungkinan itu
ada nama yang berbeda.
2. Bahasa Arab
merupakan bahasa yang
unik sekaligus rumit.

Keunikan tersebut bisa


dilihat dari susunan
katanya, dimana
biasanya kata dasar
tersebut terdiri dari tiga
huruf dan yang
membuatnya unik namun
mengandung falsafah
bahasa -seperti menurut
pakar bahasa Ibnu Jinnyadalah karena setiap
perubahan katanya akan
membentuk arti
tersendiri namun

memiliki keterkaitan
makna dengan kata
dasarnya meskipun huruf
tersebut dibelakangkan
atau didahulukan.
Misalnya, kata yang
asalnya memang
sering diartikan berkata,
namun mengisyaratkan
gerakan yang mudah dari
mulut dan lidah.
Kemudian jika diubah
menjadi akan berarti

mengankat satu kaki dan


"menjejegkan" kaki yang
lain kebumi. Makna
inipun menunjukkan
adanya suatu gerak.
Selanjutnya jika diubah
menjadi maka memiliki
arti angin yang menimpa
seseorang dan
menggerakkan wajahnya.
Setiap perubahan yang
terjadi akan memiliki
makna dasar dari semua
perubahan yang terjadi.

Perhatikan juga kata


yang berarti kontraktor.
Bukankah orang yang
membangun harus
melakukan gerakan. Kata
berarti kuda yang
jago menanjak. Bukankah
itu memerlukan sebuah
gerakan bahkan gerakan
yang dahsyat. Kata
berarti batu yang
digunakan untuk menuju
keatas. Maka yang
demikianpun pasti butuh

sebuah gerakan yang


cukup untuk
melakukannya.
Kita juga bisa melihat
kata yang berarti
hutang, kemudian
yang berarti agama atau
yang berarti
menghukum. Semuanya
berasal dari rumpun kata
dasar yang sama namun
berbeda arti dan
penggunaannya. Namun

dibalik perbedaan
tersebut akan ketemu
jika dikembalikan kepada
makna dasarnya yaitu
keterlibatan 2 pihak
dimana pihak pertama
lebih atas dan pihak
lainnya menjadi
bawahnya. Kata "hutang"
misalnya, pihak yang
berhutang lebih bawah
dari yang berpiutang.
Kata "agama" juga
demikian. Bukankah

dalam beragama ada


Tuhan sebagai pihak
teratas dan kita sebagai
hamba sebagai pihak
bawah yang memiliki
keterkaitan dan
hubungan denga-Nya
melaui peribadatan. Juga
kata "hukum", ada yang
menghukum ada yang
terhukum. Keduanya
menempati posisi
berbeda namun memiliki
keterkaitan atau

hubungan terhadap
perkara apa yang mereka
hadapi.
3. Bahasa Arab adalah
bahasa yang memiliki
struktur bahasa yang
sangat rasional, teliti,
sistematis tetapi juga
cukup rumit.
Unsur rasionalnya
misalnya bisa kita lihat

kenapa untuk menunjuk


kepada pelaku selalu
marfu (dibaca u/un)
sedangkan untuk objek
atau penderita selalu
manshub (dibaca a/an),
alasannya yakni karena
bunyi "u/un" itu lebih
berat dibanding bunyi
"a/an". Apa kaitanya,
biasanya dalam sebuah
kalimat satu pelaku
melakukan beberapa
objek sehingga tujuannya

adalah memilih yang


banyak untuk bunyi yang
lebih mudah.
Dari unsur ketelitian atau
keseksamaan misalnya,
bisa kita lihat pada kata
dimana Allah
mengajarkan banyak hal
hanya pada 2 kata
tersebut. Misalnya arti
kata ini merupakan
segala puji milik Allah
padahal kata yang

dibentuk berasal dari


isim mufrad (singular), ini
berasal dari huruf "al"
yang dalam ilmu
balaghahnya berfungsi
"lil isthigrak" atau
menyatakan
keseluruhan. Kemudian
dari susunan katanya
berbentuk jumlah
ismiyah (jumlah yang
berasal dari kata benda)
lawannya jumlah fi'liyah
(kata kerja) padahal

sejatinya kata alhamdu


lillah ini adalah bentuk
perintah, kalau perintah
maka terkait dengan
zaman/waktu maka yang
lebih tepat sebetulnya
terbentuk dari kata
jumlah fi'liyah. Alasannya
adalah kalau dibentuk
dengan jumlah ismiyah
maka zaman/waktu yang
terkandung pada kata
tersebut tidak dibatasi
oleh waktu sehingga

maksudnya adalah
memuji Allah tidak
terbatas dengan waktu
kapan saja dan dilakukan
terus menerus. Dari segi
pemilihan kata, kata
"alhamdu" yang berarti
pujian memiliki padanan
kata yang lain yaitu
"almadhu". Mengapa
alhamdu yang dipilih
sebab pujian yang
berasal dari kata ini
disampaikan untuk yang

berakal dan disampaikan


atau diteladani secara
aktif sedangkan almadhu
tidak. Yang tidak kalah
penting adalah
pengajaran Allah tentang
sebuah pujian yang tidak
bertele-tele dengan
hanya menggunakan dua
kata, bisa dibayangkan
jika tidak diajarkan
berapa banyak rangkaian
kata yang harus dibuat
untuk memuji Allah.

Lihat juga misalnya


tentang ketelitian yang
harus diperhatikan bagi
orang yang berbicara

bahasa Arab, contoh :


pada
kalimat " " jika Anda
membacanya dengan
baris dhammah (baca :
tasyrabu) maka artinya
Anda tidak boleh makan
ikan namun bisa minum
susu. Jika Anda membaca

dengan kasrah (baca:


tasyrabi) maka artinya
Anda tidak boleh makan
ikan dan tidak boleh
minum susu. Namun jika
Anda membaca dengan
baris fathah (baca :
tasyraba) maka artinya
Anda jangan makan ikan
berbarengan dengan
minum susu. Perubahan
makna ini terjadi karena
tergantung konteks

penggunaan huruf ""


sebelum kata tersebut.
Sedangkan sistematisnya
bahasa Arab bisa kita
lihat saat satu kata
kemasukan oleh dhomir
tertentu maka dia hanya
akan berubah sesuai
domir yang masuk itu.
Misalnya kalau ada
dhomir saat bertemu
dengan kata " " maka
"
akan dibaca "

sedangkan jika
dhomirnya maka pasti
akan berubah menjadi
begitulah

seterusnya.
4. Bahasa Arab bisa
dibilang sebagai bahasa
tersulit didunia karena
setiap orang yang
memahaminya pun akan
terasa berbeda
pengaplikasiannya
tergantung bagaimana

mereka memahami dan


mendalami ilmu-ilmu
dasar juga
penunjangnya.
Adapun ilmu-ilmu yang
menjadi dasar untuk
tidak hanya mengetahui
bahasa Arab dengan baik
tapi juga pada tingkatan
memahaminya adalah
seperti :

a. Ilmu lughah. Ilmu ini


membahas tentang
bahasa dari mulai seluk
beluknya, struktur
bahasa,kaedah bahasa,
lahjat, dan lain-lainnya.
b. Ilmu nahwu. Ilmu ini
bertujuan untuk
mengetahui perubahan
akhir kalimat yang terjadi
disebabkan amil-amil
atau faktor yang
membuat perubahan itu

terjadi. Misalnya
dan . Kata "zaid"
yang pertama berbeda
dengan yang kedua.
Perbedaan itu bukan
hanya pada baris atau
harakatnya namun juga
pada kedudukan kata
tersebut dalam jumlah.
Kata zaid yang pertama
sebagai fail/predikat dan
kata zaid yang kedua
sebagai maf'ul bihi/objek.

c. Ilmu Sharaf. Ilmu ini


disebut ibunya ilmu
karena berfungsi untuk
mengetahui perubahan
huruf yang terjadi
melebihi dari perubahan
baris/harakat yang terjadi
pada ilmu nahwu.
Misalnya dari menjadi
, , , dan
seterusnya untuk
membentuk kata serta
arti yang berbeda.

d. Ilmu balaghah. Ilmu


yang digunakan untuk
menerapkan makna dari
lafadz-lafaz yang ada
yang sesuai dengan
muqtadhal hal artinya
terjadi kesesuaian antara
isi yang disampaikan
dengan bahasa yang
dikemas kepada orang
yang diajak bicara.
Misalnya ada orang
sebagai lawan bicara kita

yang tidak percaya


dengan berita yang kita
samapaikan maka saat
bicara dengan orang itu
harus digunakan "kata
penguat" yang bisa
memberikan keyakinan
padanya. Dalam ilmu ini
ada beberapa ilmu lagi
yang terkait, seperti :
1. Ilmu ma'ani. Ilmu yang
mempelajari dasar-dasar
atau kaidah-kaidah yang

bertujuan mengetahui
kondisi pembicaraan
yang sesuai dengan
redaksi kalimatnya.
2. Ilmu bayan. Ilmu yang
mengkaji kaidah-kaidah
dari suatu makna yang
disampaikan dengan
uslub atau gaya bahasa
yang berbeda. Ilmu ini
tepatnya menjelaskan
tentang majaz,

perumpamaan dan
lainnya.
3. Ilmu badi'. Ilmu ini
membahas tentang tata
cara memperindah suatu
ucapan baik dari aspel
lafadz maupun makna.
e. Ilmu arudh dan qawafi.
Ilmu arudh mempelajari
wazan-wazan
(formula/rumus) dalam

membuat syair
sedangkan qawafi hanya
terbatas pada suku
terakhir kata pada baitbait syair yang dibuat.
f. Ilmu Aswat. Ilmu ini
untuk mengetahui hurufhuruh hijaiyah dari segi
tempat pengeluarannya
(makhraj) juga
pelafalannya.

Masih banyak lagi


sebetulnya ilmu-ilmu
yang terkait dengan
bahasa Arab seperti ilmu
khat tentang macammacam penulisan dalam
huruf Arab. Demikian
rasanya kita bisa
menyimpulkan bahwa
untuk benar-benar mahir
dalam bahasa Arab,
seseorang perlu
menggunakan waktu
lebih lama dibanding

dengan bahasa lainnya.


Kiranya sudah bisa
tergambar rasanya
firman Allah yang
menyatakan bahwa alQur'an diturunkan
dengan bahasa Arab agar
kita berfikir. Berfikir
tentang alasan kenapa
bahasa Arab sebagai
bahasa al-Qur'an. Berfikir
juga tentang kehebatan
bahasa ini dengan
bahasa lain yang ada

didunia. Ini mungkin


sebagian sisi ilmiah yang
bisa dipaparkan tentang
ke"unikan" bahasa Arab
sebagai bahasa alQur'an.
Ada jawaban lain juga
yang bisa kita sampaikan
disini kenapa al-Qur'an
berbahasa Arab yaitu
seperti yang bisa kita
baca pada QS. Ibrahim :4
bahwa Allah SWT

mengutus suatu seorang


rasul bagi suatu kaum
dengan menggunakan
bahasa kaum mereka
sendiri. Maka sudah
menjadi konsekwensi
logis kalau bahasa
Muhammad SAW adalah
bahasa Arab karena ia
diutus di negeri Arab.
Namun ditengah-tengah
waktu diturunkannya alQur'an, ada saja
pembangkang yang

mengusulkan agar alQur'an tidak berbahasa


Arab, maka turunlah ayat
QS. Fushilat :44 yang
menyatakan seandainya
al-Qur'an tidak
menggunakan bahasa
Arab, niscaya mereka
akan berkata mengapa
ayat-ayat itu tidak
diperinci dengan bahasa
yang kami paham.
Artinya mau berbahasa
Arab ataupun bahasa

ajam, mereka tetap


mencari-cari alasan
untuk tidak beriman
kepada al-Qur'an.
Sebagai uraian penutup,
ada riwayat Hadits yang
menyatakan bahwa ada
5 Nabi yang semasa
hidupnya menggunakan
bahasa Arab, yaitu, nabi
Hud, Shalih, Syua'ib,
Isma'il dan Muhammad
SAW. Adapun nabi Adam

seandainya bahasa di
syurga adalah bahasa
Arab niscaya ia pun
menggunakan bahasa
yang sama. Wallahu
a'alamu.
Semoga mempelajari
bahasa Arab akan
mengantarkan kita lebih
mudah memahami dan
mengkaji al-Qur'an.

Anda mungkin juga menyukai