Alkitab. Setiap kali Allah ingin melakukan sesuatu, Iblis selalu bertindak
mendahului. Sebagai contoh, Alkitab mewahyukan bahwa Allah ingin
membangun sebuah kota Yerusalem Baru. Tetapi kota pertama adalah kota
tiruan yang dibangun oleh Iblis. Demikian pula, Allah ingin menanamkan diri-Nya
ke dalam manusia dan menyalurkan diri-Nya ke dalam manusia, tetapi sebelum
Allah melakukan hal ini, Iblis, musuh-Nya, terlebih dulu datang melakukan usaha
tiruan, dengan menginjeksikan dirinya ke dalam manusia. Setelah Allah
menciptakan manusia, Dia menempatkan manusia di depan pohon hayat. Hal ini
menunjukkan bahwa Allah menghendaki manusia menerima-Nya ke dalam
dirinya. Allah tidak pernah tergesa-gesa, Dia selalu rela menunggu. Sebaliknya,
Iblis selalu bertindak dengan tergesa-gesa. Dari sini kita perlu belajar bahwa apa
pun yang kita lakukan dengan tergesa-gesa, mungkin bukan berasal dari Allah,
tetapi dari Iblis. Sebelum Allah menyalurkan diri-Nya ke dalam manusia, Iblis
mendahului menginjeksikan dirinya ke dalam manusia, inti ciptaan Allah, dan
mengakibatkan runtuhnya segenap ciptaan. Kini, di mana-mana terdapat maut,
bukan hayat: di kantor, pabrik, lingkungan perdagangan, sekolah, bahkan di
dalam apa yang disebut gereja. Karena maut ada di mana-mana dan di dalam
apa saja, maka segala sesuatu berada dalam keadaan runtuh. Inilah latar
belakang dari pekerjaan Allah menggarapkan diri-Nya ke dalam manusia.