ertyuiopasdfghjklzxcvbnmqwert
yuiopasdfghjklzxcvbnmqwertyui
opasdfghjklzxcvbnmqwertyuiopa
Tugas IPA
sdfghjklzxcvbnmqwertyuiopasdf
Peranan Bioteknologi
ghjklzxcvbnmqwertyuiopasdfghj
klzxcvbnmqwertyuiopasdfghjklzx
cvbnmqwertyuiopasdfghjklzxcvb
Nama anggota :
nmqwertyuiopasdfghjklzxcvbnm
Fahmi Ferdiansyah
Fauzi Nugraha D M
qwertyuiopasdfghjklzxcvbnmqw
Fayza Najeela P
Indri Ardiyanti
erty Hilda Marcela
Lutfi Alawiyah
Retha Azzahra A
RD. M. Rassya Ilyasha F
uiopasdfghjklzxcvbnmqrtyuiopas
dfghjklzxcvbnmqwertyuiopasdfg
Kelas : IX-D
hjklzxcvbnmqweLdfghjklzxcvbn
A. PEMANFAATAN BIOTEKNOLOGI
mqwertyuiopasdfghjklzxcvbnmq
wertyuiopasdfghjklzxcvbnertyuio
1.
Pemanfaatan
Bidang
Bioteknologi
Dalam
Pertanian
Penyempurnaan
teknik
perbaikan
kimia
tubuh
menyembuhkan penyakit keturunan, misalnya hemofili.
untuk
3.
4.
Penggunaan
peternakan meliputi:
bioteknologi
guna
meningkatkan
produksi
b) kloning telah dimulai sejak 1980an pada domba. Saat ini pembelahan
embrio secara fisik (spliting) mampu menghasilkan kembar identik pada
domba, sapi, babi dan kuda.
c) produksi embrio secara in vitro, teknologi In vitro Maturation (IVM), In
Vitro Fertilisation (IVF), In Vitro Culture (IVC), telah berkembang dengan
pesat. Kelinci, mencit, manusia, sapi, babi dan domba telah berhasil
dilahirkan melalui fertilisasi in vitro (Hafes, 1993).
Di Indonesia, transfer embrio mulai dilakukan pada tahun
1987. Dengan teknik ini seekor sapi betina mampu menghasilkan 20-30
ekor anak sapi (pedet) pertahun. Penelitian terakhir membuktikan bahwa
menciptakan jenis ternak unggul sudah bukan masalah lagi. Dengan
teknologi transgenik, yakni dengan jalan mengisolasi gen unggul,
memanipulasi dan kemudian memindahkan gen tersebut dari satu
organisme ke organisme lain, maka ternak unggul yang diinginkan dapat
diperoleh. Babi transgenik, di Princeton Amerika Serikat kini sudah
berhasil memproduksi hemoglobin manusia sebanyak 10-15% dari total
hemoglobin manusia, bahkan laporan terakhir mencatat adanya
peningkatan presentasi hemoglobin manusia yang dapat dihasilkan oleh
babi transgenik ini.
Dalam bidang perikanan, kebutuhan adanya penerapan
teknologi sangat dinantikan, mengingat adanya penangkapan ikan yang
melebihi potensi lestari (over fishing), banyaknya terumbu karang yang
rusak dan dengan adanya peningkatan konsumsi ikan. Menteri Kelautan
dan Perikanan, Sarwono mengakui adanya kebutuhan penerapan
teknologi, tetapi ia juga mengakui adanya ketakutan pada dampak
penerapan teknologi tinggi.
Penelitian bioteknologi dalam bidang perikanan, di utamakan
pada tiga kelompok, yaitu: akuakultur, pemanfaatan produksi alam dan
prosesing bahan makanan yang bernilai ekonomi tinggi. Pengembangan
bioteknologi di bidang akuakultur meliputi seleksi, hibridasi, rekayasa
kromosom dan pendekatan biologi molekuler seperti transgenik sangat
dibutuhkan untuk menyediakan benih dan induk ikan.
Pada akuakultur, program peningkatan sistem kekebalan ikan
telah dilakukan dengan menggunakan vaksin, imunostimulan, probiotik
dan bioremediasi. Vaksin dapat memacu produksi antibiotik spesifik dan
hanya efektif untuk mencegah satu patogen tertentu. Imunostimulan
merupakan teknik meningkatkan kekebalan yang non spesifik, misalnya
lipopolysaccharide dan B-glucan yang telah diterapkan untuk ikan dan
udang di Indonesia. Probiotik diaplikasikan pada pakan atau dalam
lingkungan perairan budidaya sebagai penyeimbang mikroba dalam
pencernaan dan lingkungan perairan.
C. DAMPAK BIOTEKNOLOGI
1. Dampak Negatif dari Bioteknologi
Bioteknologi seperti juga yang lain, mengandung resiko akan
dampak negatif. Timbulnya dampak yang merugikan terhadap
keanekaragaman hayati disebabkan oleh potensi terjadinya aliran gen
ketanaman sekerabat atau kerabat dekat. Di bidang kesehatan manusia
terdapat kemungkinan produk gen asing, seperti gen cry dari Bacillus
thuringiensis maupun Bacillus sphaeericus, dapat menimbulkan reaksi
alergi pada tubuh manusia, perlu dicermati pula bahwa insersi
(penyisipan) gen asing ke genom inang dapat menimbulkan interaksi
antar gen asing dan inang produk bahan pertanian dan kimia yang
menggunakan bioteknologi.
Dampak lain yang dapat ditimbulkan oleh bioteknologi adalah
persaingan internasional dalam perdagangan dan pemasaran produk
bioteknologi. Persaingan tersebut dapat menimbulkan ketidakadilan bagi
negara berkembang karena belum memiliki teknologi yang maju.
Kesenjangan teknologi yang sangat jauh tersebut disebabkan karena
bioteknologi moderen sangat mahal sehingga sulit dikembangkan oleh
negara berkembang. Ketidakadilan misalnya, sangat terasa dalam produk
pertanian transgenik yang sangat merugikan bagi agraris berkembang.
Hak paten yang dimiliki produsen organisme transgenik juga semakin
menambah dominasi negara maju.
Selain itu dengan adanya rekayasa genetika yang dapat menghasilkan
makhluk hidup baru, masyarakat beranggapan bahwa manusia telah
melawan kodrat sehingga masyarakat banyak yang belum dapat
menerima. Dengan adanya makhluk hidup hasil transgenik muncul
kekhawatiran masyarakat terhadap keseimbangan lingkungan, sehingga
berpendapat bahwa muncul dampak negatif terhadap lingkungan. Kasus
bayi tabung belum ada perangkat hukum yang mengatur. Apalagi
seandainya muncul pengkloningan manusia.