Anda di halaman 1dari 9

Qwertyuiopasdfghjklzxcvbnmqw

ertyuiopasdfghjklzxcvbnmqwert
yuiopasdfghjklzxcvbnmqwertyui
opasdfghjklzxcvbnmqwertyuiopa
Tugas IPA
sdfghjklzxcvbnmqwertyuiopasdf
Peranan Bioteknologi
ghjklzxcvbnmqwertyuiopasdfghj
klzxcvbnmqwertyuiopasdfghjklzx
cvbnmqwertyuiopasdfghjklzxcvb
Nama anggota :
nmqwertyuiopasdfghjklzxcvbnm
Fahmi Ferdiansyah
Fauzi Nugraha D M
qwertyuiopasdfghjklzxcvbnmqw
Fayza Najeela P
Indri Ardiyanti
erty Hilda Marcela
Lutfi Alawiyah
Retha Azzahra A
RD. M. Rassya Ilyasha F

uiopasdfghjklzxcvbnmqrtyuiopas
dfghjklzxcvbnmqwertyuiopasdfg
Kelas : IX-D
hjklzxcvbnmqweLdfghjklzxcvbn
A. PEMANFAATAN BIOTEKNOLOGI
mqwertyuiopasdfghjklzxcvbnmq
wertyuiopasdfghjklzxcvbnertyuio

1.

Pemanfaatan
Bidang

Bioteknologi

Dalam
Pertanian

Dewasa ini telah banyak ditemukan bibit unggul dengan mengadakan


hibridisasi sehingga mendapatkan varietas baru yang diinginkan. Melalui
teknik hibridisasi telah didapatkan varietas unggul seperti kacangkacangan dan serealia. Varietas padi yang bersifat unggul memiliki rasa
yang enak, tahan penyakit, daya simpan lama dan berumur pendek.
Pengendalian hama dewasa ini telah dikembangkan melalui
pengendalian hama secara biologis, karena penggunaan pestisida dapat
menyeabkan hama menjadi resisten, sisa pestisida dapat mencemari
lingkungan dan residunya tersimpan dalam tanaman yang akan
menimbulkan berbagai masalah bagi kehidupan manusia. Pengendalian
hama dpat dilakukan dengan berbagai cara antara lain :
memanfaatkan predator alamiah, contoh : hama lebah
penyengatuntuk kupu- kupu artona yang merusak kelapa.
memutuskan siklus hidup hama, misalnya dengan mengadakan
rotasi tanaman
menggunakan bibit unggul tahan lama, misalnya VUTW ( Varietas
Unggul Tahan Wereng )
Penyediaan bahan makanan khususnya perbanyakan bibit
tanaman dikembangkan teknik kultur jaringan untuk perbanyakan
tanaman perkebunan yang diperbanyak secara vegetatif dan
menghasilkan banyak tanaman klon dari sejumlah jaringan awal

2. Pemanfaatan Bioteknologi Dalam Bidang


Kesehatan
Bioteknologi di bidang kesehatan dewasa ini difokuskan untuk
penemuan obat-obatan dalam hal-hal seperti tersebut di bawah ini :
Memerangi penyakit jantung dan saluran darah, kanker dan
kencing manis.
Mendapatkan antibiotika yang lebih baik dan lebih murah untuk
melawan penyebaran mikroorganisme menular yang telah menjadi
resisten terhadap antibiotika konvensional.
Menemukan vaksin untuk melawan virus (hepatitis, influenza,
rabies) dan penyakit malaria serta penyakit tidur.
Dapat melakukan uji diagnosis yang cepat dan tepat untuk
membantu dokter dalam menentukan diagnosis berbagai penyakit.
Penyempurnaan metode pencangkokan organ yang sesuai agar
tidak terjadi proses penolakan.

Penyempurnaan
teknik
perbaikan
kimia
tubuh
menyembuhkan penyakit keturunan, misalnya hemofili.

untuk

Sebelum rekayasa genetika dikembangkan untuk memerangi


diabetes dilakukan ekstraksi insulin dari pankreas babi atau lembu. Hal ini
akan memakan banyak sekali biaya dan insulin yang dihasilkan dapat
mengakibatkan hipersensitivitas maupun resistensi. Setelah teknik
rekayasa genetika dikembangkan, maka sekarang telah dapat dibuat
insulin manusia oleh bakteri. Ini dilakukan dengan jalan menyematkan
gen pengkode pembentukan insulin manusia pada bakteri.
Untuk membuat insulin, mula-mula membuat rancangan urutan
ADN yang mengode asam amino insulin yang telah diketahui. Kemudian
diikuti dengan sintesis kimiawi gen rantai A dan gen rantai B insulin,
tetapi pembuatannya dilakukan secara terpisah. Masing-masing
mengandung kodon metionin pada ujung 5 (yang tentunya menjadi
ujung amino protein yang ditranslasikan) dan menghentikan urutan pada
ujung 3. Masing-masing gen disisipkan ke dalam gen -galaktosidase
plasmid. Kemudian dimasukkan ke dalam E. coli. E. colidibiakkan dalam
medium yang mengandung galaktosa sebagai sumber C dan sumber
energi dan bukan glukosa. Sebab itu bakteri akan mensintesis galaktosidase. Bersamaan dengan ini disintesis pula rantai A dan rantai B
insulin, yang dilekatkan oleh sisa metionin. Setelah pelarutan bakteri,
maka perlakuan dengan sianogen bromida akan memecah protein pada
metionin. Dengan demikian rantai insulin akan terpisah dari galaktosidase. Rantai-rantai dimurnikan dan digabungkan, maka
terjadilah insulin asli manusia.
Saat ini sedang dikembangkan pendekatan sintetik lain, gen
untuk molekul pemula insulin atau proinsulin disintesis dan disisipkan ke
dalam E. coli. Proinsulin yang dihasilkan dimurnikan. Proinsulin dicerna
dengan enzim tripsin dan karboksipeptidase, maka terjadilah insulin
manusia .

3.

Pemanfaatan Bioteknologi Dalam Bidang


pangan

Mikroorganisme sangat besar peranannya dalam bidang


pangan. Mikroorganisme dapat mengubah suatu bahan pangan menjadi
bahan pangan lain dengan nilai gizi lebih tinggi, rasa lebih enak, lebih
mudah dicerna dan dengan penampilan lebih menarik. Selain
pengubahan bahan makanan mikroorgaisme itu sendiri dapat digunakan
sebagai sumber makanan oleh manusia maupun hewan.

Dibalik manfaatnya yang besar, mikroorganisme juga dapat


menjadi penyebab utama kerusakan makanan kita. Mikroorganisme ialah
penyebab makanan menjadi busuk dan beracun. Pada bab ini hanya
dibahas peran positif mikroorganisme dalam bidang pangan khususnya
yang berkaitan dengan bioteknologi pangan.
Hasil pangan yang diproduksi oleh mikroorganisme sangat luas
kisarannya, dari pangan hasil fermentasi secara tradisional yang telah
ada sejak zaman dahulu sampai pada produk-produk mutakhir. Pangan
hasil fermentasi yang telah ada sejak zaman dahulu ialah roti, keju,
yoghurt, anggur, bir, tempe, oncom, kecap dan lain-lain. Produk-produk
mutakhir, antara lain mikroprotein dan protein sel tunggal. Peran yang
dimainkan oleh mikroorganisme dalam produksi bahan pangan meliputi
penggunaan enzim mikroba atau metabolit yang lain, berbagai proses
fermentasi pangan dan pembiakan mikroorganisme tertentu dalam skala
besar sebagai bahan pangan .
Penggunaan bioteknologi, sebagaimana ilmu pengetahuan
lainnya kadang-kadang bersifat embigu, yakni disatu sisi dapat
bermanfaat untuk meningkatkan kesejahteraan hidup manusia, tetapi
disisi lain dapat dimanipulasi untuk tujuan destruktif. Teknik rekayasa
genetik misalnya, menjanjikan kepada kita antara lain dapat
menghilangkan berbagai jenis penyakit keturunan melalui penggantian
gen. Pada kondisi yang sama pembelokan tehnik ini bisa saja terjadi
akibat munculnya godaan, sehingga manusia melalui percobaannya
dapat menciptakan manusia super atau bahkan menciptakan monster
maupun penjahat demi mencapai tujuannya.
Hal lain yang perlu diperhatikan adalah dampak bioteknologi
terhadap kesehatan dan kesejahteraan manusia. Hewanhewan yang
telah mengalami modifikasi secara genetik belum tentu langsung dapat
dikonsumsi oleh manusia karena efek samping resiko genetik atau adanya
residu antibiotik pada daging yang akan termakan oleh manusia akibat
pengobatan jangka panjang, demikian pendapat sebagian orang. Namun,
sebagian lainnya mengatakan bahwa dengan bioteknologi, produk
makanan menjadi lebih sehat, contohnya daging dapat diproduksi
kandungan lemak dan kolesterol yang rendah atau jenis susu yang lebih
mudah dicerna.
Dampak ilmu pengetahuan terhadap cara berpikir manusia
dewasa ini sungguh dahsyat. Rasionalitas ilmu pengetahuan itu tidak
hanya mengubah cara pandang tradisional kita, tetapi juga teologi yang
terlalu theosentris. Ilmu pengetahuan secara umum membantu manusia
untuk memecahkan masalahnya, sehingga falsafah Tuhan Allahnya

deisme (pandangan yang menegaskan bahwa hanya Tuhan yang dapat


memecahkan problem manusia) berangsur-angsur hilang.
Selanjutnya dikatakan bahwa manfaat ilmu pengetahuan dan
teknologi akan memperbesar kekuasaan kita atas alam dan masyarakat
dan atas diri kita sendiri, sehingga akan muncul lagi bahaya dari teknologi
yaitu semakin meningkatnya ilmu pengetahuan, teknologi dan
bioteknologi justru akan melayani nafsu terhadap kekuasaan atau
keinginan irrasional untuk mendominasi.
Untuk mengurangi bahaya yang mungkin timbul akibat
teknologi maupun bioteknologi maka manusia sebagai makhluk Tuhan,
mengingat dan menerapkan apa yang ditulis Nasution (1999) yaitu setiap
kali seorang ilmuwan akan mengadakan penelitian ia harus sadar akan
kedudukannya sebagai manusia di bumi ini.

4.

Pemanfaatan Bioteknologi Dalam Bidang


Perternakan dan Perikanan.

Penggunaan
peternakan meliputi:

bioteknologi

guna

meningkatkan

produksi

1) teknologi produksi, seperti inseminasi buatan, embrio transfer,


kriopreservasi embrio, fertilisasi in vitro, sexing sperma maupun embrio,
cloning dan spliting.
2) rekayasa genetika, seperti genome maps, masker asisted selection,
transgenik, identifikasi genetik, konservasi molekuler,
3) peningkatan efisiensi dan kualitas pakan, seperti manipulasi mikroba
rumen, dan
4) bioteknologi yang berkaitan dengan bidang veteriner (Gordon, 1994 ;
Niemann dan Kues, 2000).
Teknologi reproduksi yang telah banyak dikembangkan adalah
a) transfer embrio berupa teknik Multiple Ovulation and Embrio Transfer
(MOET). Teknik ini telah diaplikasikan secara luas di Eropa, Jepang,
Amerika dan Australia dalam dua dasawarsa terakhir untuk menghasilkan
anak (embrio) yang banyak dalam satu kali siklus reproduksi.

b) kloning telah dimulai sejak 1980an pada domba. Saat ini pembelahan
embrio secara fisik (spliting) mampu menghasilkan kembar identik pada
domba, sapi, babi dan kuda.
c) produksi embrio secara in vitro, teknologi In vitro Maturation (IVM), In
Vitro Fertilisation (IVF), In Vitro Culture (IVC), telah berkembang dengan
pesat. Kelinci, mencit, manusia, sapi, babi dan domba telah berhasil
dilahirkan melalui fertilisasi in vitro (Hafes, 1993).
Di Indonesia, transfer embrio mulai dilakukan pada tahun
1987. Dengan teknik ini seekor sapi betina mampu menghasilkan 20-30
ekor anak sapi (pedet) pertahun. Penelitian terakhir membuktikan bahwa
menciptakan jenis ternak unggul sudah bukan masalah lagi. Dengan
teknologi transgenik, yakni dengan jalan mengisolasi gen unggul,
memanipulasi dan kemudian memindahkan gen tersebut dari satu
organisme ke organisme lain, maka ternak unggul yang diinginkan dapat
diperoleh. Babi transgenik, di Princeton Amerika Serikat kini sudah
berhasil memproduksi hemoglobin manusia sebanyak 10-15% dari total
hemoglobin manusia, bahkan laporan terakhir mencatat adanya
peningkatan presentasi hemoglobin manusia yang dapat dihasilkan oleh
babi transgenik ini.
Dalam bidang perikanan, kebutuhan adanya penerapan
teknologi sangat dinantikan, mengingat adanya penangkapan ikan yang
melebihi potensi lestari (over fishing), banyaknya terumbu karang yang
rusak dan dengan adanya peningkatan konsumsi ikan. Menteri Kelautan
dan Perikanan, Sarwono mengakui adanya kebutuhan penerapan
teknologi, tetapi ia juga mengakui adanya ketakutan pada dampak
penerapan teknologi tinggi.
Penelitian bioteknologi dalam bidang perikanan, di utamakan
pada tiga kelompok, yaitu: akuakultur, pemanfaatan produksi alam dan
prosesing bahan makanan yang bernilai ekonomi tinggi. Pengembangan
bioteknologi di bidang akuakultur meliputi seleksi, hibridasi, rekayasa
kromosom dan pendekatan biologi molekuler seperti transgenik sangat
dibutuhkan untuk menyediakan benih dan induk ikan.
Pada akuakultur, program peningkatan sistem kekebalan ikan
telah dilakukan dengan menggunakan vaksin, imunostimulan, probiotik
dan bioremediasi. Vaksin dapat memacu produksi antibiotik spesifik dan
hanya efektif untuk mencegah satu patogen tertentu. Imunostimulan
merupakan teknik meningkatkan kekebalan yang non spesifik, misalnya
lipopolysaccharide dan B-glucan yang telah diterapkan untuk ikan dan
udang di Indonesia. Probiotik diaplikasikan pada pakan atau dalam
lingkungan perairan budidaya sebagai penyeimbang mikroba dalam
pencernaan dan lingkungan perairan.

Pada tahun 1980 penelitian transgenik pada ikan telah dimulai


dengan mengintroduksi gen tertentu kepada organisme hidup lainnya
serta mengamati fungsinya secara in vitro. Dalam teknik ini, gen asing
hasil isolasi diinjeksi secara makro ke dalam telur untuk memproduksi
galur ikan yang mengandung gen asing tersebut. Hal-hal yang perlu
diperhatikan dalam pembuatan ikan transgenik, yaitu:
1) isolasi gen (clone DNA) yang akan diinjeksi pada telur,
2) identifikasi gen pada anak ikan yang telah mendapatkan injeksi gen
asing tadi, dan
3) keragaman dari turunan ikan yang diinjeksi gen asing tersebut.

5. Manfaat Bioteknologi Dalam Menyelesaikan


Masalah Sosial
Molekul DNA dapat diisolasi dari sel kemudian dideteksi sehingga
memberikan gambaran enzim retriksi yang khas pada setiap orang.
Dalam kasus pembunuhan, pengadilan bisa melacak pelakunya bila
penjahat meninggalkan sampel darah atau jaringan ditempat terjadinya
kejahatan. Demikian pula kasus perebutan anak di pengadilan dapat
diselesaikan denganadanya hasil tes DNA, karena anak memiliki
kesamaan enzim retriksi dengan orang tuanya.

C. DAMPAK BIOTEKNOLOGI
1. Dampak Negatif dari Bioteknologi
Bioteknologi seperti juga yang lain, mengandung resiko akan
dampak negatif. Timbulnya dampak yang merugikan terhadap
keanekaragaman hayati disebabkan oleh potensi terjadinya aliran gen
ketanaman sekerabat atau kerabat dekat. Di bidang kesehatan manusia
terdapat kemungkinan produk gen asing, seperti gen cry dari Bacillus
thuringiensis maupun Bacillus sphaeericus, dapat menimbulkan reaksi
alergi pada tubuh manusia, perlu dicermati pula bahwa insersi
(penyisipan) gen asing ke genom inang dapat menimbulkan interaksi

antar gen asing dan inang produk bahan pertanian dan kimia yang
menggunakan bioteknologi.
Dampak lain yang dapat ditimbulkan oleh bioteknologi adalah
persaingan internasional dalam perdagangan dan pemasaran produk
bioteknologi. Persaingan tersebut dapat menimbulkan ketidakadilan bagi
negara berkembang karena belum memiliki teknologi yang maju.
Kesenjangan teknologi yang sangat jauh tersebut disebabkan karena
bioteknologi moderen sangat mahal sehingga sulit dikembangkan oleh
negara berkembang. Ketidakadilan misalnya, sangat terasa dalam produk
pertanian transgenik yang sangat merugikan bagi agraris berkembang.
Hak paten yang dimiliki produsen organisme transgenik juga semakin
menambah dominasi negara maju.
Selain itu dengan adanya rekayasa genetika yang dapat menghasilkan
makhluk hidup baru, masyarakat beranggapan bahwa manusia telah
melawan kodrat sehingga masyarakat banyak yang belum dapat
menerima. Dengan adanya makhluk hidup hasil transgenik muncul
kekhawatiran masyarakat terhadap keseimbangan lingkungan, sehingga
berpendapat bahwa muncul dampak negatif terhadap lingkungan. Kasus
bayi tabung belum ada perangkat hukum yang mengatur. Apalagi
seandainya muncul pengkloningan manusia.

2. Dampak Positif dari Bioteknologi


Keanekaragaman hayati merupakan modal utama sumber gen
untuk keperluan rekayasa genetik dalam perkembangan dan
perkembangan industri bioteknologi. Baik donor maupun penerima
(resipien) gen dapat terdiri atas virus, bakteri, jamur, lumut, tumbuhan,
hewan juga manusia. Pemilihan donor/resipien gen bergantung pada jenis
produk yang dikehendaki dan nilai ekonomis suatu produk yang dapat
dikembangkan menjadi komoditis bisnis. Oleh karena itu, kegiatan
bioteknologi dengan menggunakan rekayasa genetik menjadi tidak
terbatas dan membutuhkan suatu kajian sains baru yang mendasar dan
sistematik yang berhubungan dengan kepentingan dan kebutuhan
manusia. Kegiatan tersebut disebut sebagai bioprespecting. Perdebatan
tentang positif untuk mengatasi dampak negatif yang dapat ditimbulkan
bioteknologi, antara lain pada tahun 1992 telah disepakati konvensi
keanekaragaman hayati, (Convetion on Biological Diversity) yang
mengikat secara hukum bagi negara-negara yang ikut mendatanginnya.
Sebagai tindak lanjut penandatanganan konvensi tersebut, Indonesia
telah meratifikasi Undang-Undang No. 5 Tahun 1994.
Perlu anda ketahui, negara Amerika Serikat tidak ikut
menandatangani konvensi tersebut. Di sepakati pula Cartegena Protocol

on Biosafety (Protokol Cartegena tentang pengamanan hayati). Protokol


tersebut menyinggung tentang prosedur transpor produk bioteknologi
antara negara untuk mencegah bahaya yang timbul akibat dampak
negatif terhadap keanekaragaman hayati. Ekosistem dan kesehatan
manusia. Pengertian klon bioteknologi moderen adalah pengadaan sel
jasad renik, sel (jaringan), molekul bibit tanaman melalui stek yang
banyak dilakukan pada tanaman perenial, antara lain kopi, teh, karet, dan
mangga. Perbanyakan bibit dengan teknik kultur jaringan, kultur organ
dan embriogenesis somatik dapat pula diterapkan pada jaringan hewan
dan manusia. Tidak seperti pada tumbuhan, kultur pada hewan dan
manusia tidak dapat dikembangkan menjadi individu baru.

Anda mungkin juga menyukai