Anda di halaman 1dari 19

PENGERTIAN PERTAMBANGAN

Definisi menurut Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 4 Tahun 2009 Tentang


Pertambangan Mineral Dan Batubara:
Pertambangan adalah sebagian atau seluruh tahapan kegiatan dalam rangka penelitian,
pengelolaan

dan

pengusahaan

mineral

atau

batubara

yang

meliputi

penyelidikan

umum,eksplorasi, studi kelayakan, konstruksi, penambangan, pengolahan dan pemurnian,


pengangkutan dan penjualan, serta kegiatan pascatambang.
Mineral adalah senyawa anorganik yang terbentuk di alam, yang memiliki sifat fisik dankimia
tertentu serta susunan kristal teratur atau gabungannya yang membentuk batuan, baik dalam
bentuk lepas atau padu. Batubara adalah endapan senyawa organik karbonan yang terbentuk
secara alamiah darisisa tumbuh-tumbuhan.
Pertambangan Mineral adalah pertambangan kumpulan mineral yang berupa bijih atau batuan, di
luar panas bumi, minyak dan gas bumi, serta air tanah. Pertambangan Batubara adalah
pertambangan endapan karbon yang terdapat di dalam bumi, termasuk bitumen padat, gambut,
dan batuan aspal.
Usaha Pertambangan adalah kegiatan dalam rangka pengusahaan mineral atau batubara yang
meliputi tahapan kegiatan penyelidikan umum, eksplorasi, studi kelayakan, konstruksi,
penambangan, pengolahan dan pemurnian, pengangkutan dan penjualan, serta pascatambang

KARAKTERISTIK PERUSAHAAN PERTAMBANGAN


Karakteristik Perusahaan Pertambangan Umum, terdapat empat kegiatan usaha pokok,meliputi:
Eksplorasi

(Exploration)

usaha

dalam

rangka

mencari,

menemukan,

dan

mengevaluasiCadangan Terbukti pada suatu wilayah tambang dalam jangka waktu tertentu
seperti yangdiatur dalam peraturan perundangan yang berlaku.2.
Pengembangan dan Konstruksi (Development and Construction) setiap kegiatan yang
dilakukan dalam rangka mempersiapkanCadangan Terbukti sampai siap diproduksi secara
komersial. Konstruksi adalah pembangunan fasilitas dan prasarana untuk melaksanakan
danmendukung kegiatan produksi.3.

Produksi (Production) semua kegiatan mulai dari pengangkatan bahan galian dari
CadanganTerbukti ke permukaan bumi sampai siap untuk dipasarkan, dimanfaatkan, atau diolah
Iebihlanjut.
Pengolahan Dengan adanya kegiatan penambangan pada suatu daerah tertentu, maka
akanmenimbulkan dampak terhadap lingkungan hidup di sekitar lokasi penambangan,
meliputitetapi tidak terbatas pada:
-

Pencemaran lingkungan, yaitu masuknya atau dimasukannya mahluk hidup, zat,energi, dan
komponen lain ke dalam lingkungan dan atau berubahnya tatananlingkungan oleh kegiatan
manusia atau proses alam, sehingga kualitas lingkungansampai ke tingkat tertentu yang
menyebabkan lingkungan menjadi kurang atau tidak dapat berfungsi lagi sesuai dengan
peruntukannya.

Perusakan lingkungan, yaitu adanya tindakan yang menimbulkan perubahan langsungatau


tidak

Iangsung

terhadap

perubahan

sifat-sifat

dan

atau

hayati

Iingkungan

yangmengakibatkan lingkungan itu kurang berfungsi lagi dalam menunjang pembangunan


berkesinambungan

PERBEDAAN PERUSAHAAN PERTAMBANGAN DAN NONPERTAMBANGAN


Sifat dan karakteristik perusahaan pertambangan umum berbeda dengan perusahaanlainnya.
Perbedaaan tersebut adalah sebagai berikut:
-

Eksplorasi

bahan

galian

tambang

umum

merupakan

kegiatan

yang

mempunyaiketidakpastian yang tinggi, karena meskipun telah dipersiapkan secara cermat,


dengan biaya yang besar, tidak ada jaminan bahwa kegiatan tersebut akan berakhir dengan
penemuan cadangan bahan galian yang secara komersial layak untuk ditambang.
-

Bahan galian bersifat deplesi dan tidak dapat diperbaharui (non renewable)serta untuk
melaksanakan kegiatan pertambangan ini, mulai tahap eksplorasi sampai dengan tahap
pengoiahannya, dibutuhkan biaya investasi yang relatif sangat besar, padat modal, berjangka
panjang, sarat risiko, dan membutuhkan teknologi yang tinggi, sehinggadiperlukan
pengelolaan yang benar-benar profesional.

Pada umumnya operasi perusahaan pertambangan berlokasi di daerah terpencil


dankegiatannya menimbulkan kerusakan dan/atau pencemaran lingkungan hidup,sehingga
setiap perusahaan pertambangan wajib memenuhi ketentuan perundanganyang berlaku
mengenai lingkungan hidup, di samping mempunyai konsep pasca penambangan yang jelas.

Pemerintah Indonesia tidak memberikan konsesi penambangan karena menurut peraturan


perundangan yang berlaku, segala bahan galian yang berada dalam wilayahhukum Indonesia
adalah kekayaan nasional Bangsa Indonesia yang dikuasai dandipergunakan oleh negara
untuk sebesar-besarnya kemakmuran rakyat. Untuk dapat berusaha dalam industri
pertambangan umum, pemerintah mengeluarkan peraturanyang memberi wewenang kepada
badan usaha/perseorangan untuk melaksanakanusaha pertambangan umum.

FUNGSI PERTAMBANGAN
Dalam rangka mendukung pembangunan nasional yang berkesinambungan, fungsi pengelolaan
mineral dan batubara berdasarkan Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 4 Tahun 2009
Tentang Pertambangan Mineral Dan Batubara adalah:
-

Menjamin efektifitas pelaksanaan dan pengendalian kegiatan usaha pertambangansecara


berdaya guna, berhasil guna, dan berdaya saing.

Menjamin manfaat pertambangan mineral dan batubara secara berkelanjutan dan


berwawasan lingkungan hidup.

Menjamin tersedianya mineral dan batubara sebagai bahan baku dan/atau sebagaisumber
energi untuk kebutuhan dalam negeri.

Mendukung dan menumbuhkembangkan kemampuan nasional agar lebih mampu


bersaing di tingkat.

Meningkatkan

pendapatan

masyarakat

lokal,

daerah,

dan

negara,

serta

menciptakanlapangan kerja untuk sebesar-besarnya kesejahteraan rakyat.


-

Menjamin

kepastian

hukum

pertambanganmineral dan batubara.

dalam

penyelenggaraan

kegiatan

usaha

PENGERTIAN AUDIT PERTAMBANGAN


Audit Pertambangan adalah suatu pemerikasaan yang dilakukan secara kritis dansistematis oleh
pihak yang independen terhadap laporan keuangan PerusahaanPertambangan meliputi kegiatan
eksplorasi, pengembangan dan konstruksi, produksi dan pengelolaan yang telah disusun oleh
manajemen beserta catatan-catatan pembukuan dan bukti-bukti pendukungnya dengan tujuan
untuk memberikan pendapat mengenai kewajaranlaporan keuangan tersebut.

STANDAR DAN DASAR HUKUM AUDIT PERTAMBANGAN


Standar dan dasar hukum audit pertambangan adalah sebagai berikut:

Peraturan Badan Pengawas Pasar Modal dan Lembaga Keuangan (Bapepam dan LK) yang
berhubungan dengan akuntansi dan laporan keuangan.

Kerangka Dasar Penyusunan dan Penyajian LaporanKeuangan, Pernyataan Standar Akuntansi

Keuangan (PSAK) terutama PSAK 33 tentang Akuntansi PertambanganUmum dan Interpretasi


Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (ISAK).

International Accounting Standard (IAS) atau International Financial Reporting Standard (IFRS)
, terutama IFRS 6 Exploration for and Evaluation of Mineral Resources.

Peraturan perundang-undangan yang relevan dengan laporan keuangan sebagai berikut:


-

Undang-Undang Nomor 11/1967 tentang Ketentuan-K etentuan Pokok Pertambangan


(telah direvisi menjadi Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 4 Tahun 2009
Tentang Pertambangan Mineral Dan Batubara).

UndangUndang Nomor 4/1982 tentang Ketentuan-Ketentuan Pokok Pengelolaan


Lingkungan Hidup.

UndangUndang Nomor 23/1997 tentang Pengelolaan Lingkungan Hidup.

PP Nomor 27/1980 tentang Penggolongan Bahan Galian.

PP Nomor 51/1993 tentang AMDAL.

Keputusan Presiden Nomor 32/1990 tentang Pengelolaan Kawasan Lindung.

Keputusan Presiden Nomor 75/1996 tentang

Ketentuan Pokok Perjanjian

Karya Pengusahaan Pertambangan Batubara.

Praktek-praktek akuntansi yang berlaku umum, kesepakatan antar negara, kebiasaanindustri yang
baru, dan standar akuntansi negara lain.

Dalam hal terdapat perbedaan antara peraturan Bapepam dan LK dan PSAK dalam penyusunan
laporan keuangan, maka acuan yang digunakan adalah peraturanBapepam dan LK.

TUJUAN AUDIT PERTAMBANGAN UMUM

Untuk memeriksa apakah terdapat internal control yang baik atas perusahaan pertambangan.

Untuk mengetahui apakah selama ini tambang-tambang yang beroperasi menjaga apayang telah
diamanatkan dalam undang-undang minerba, seperti tidak merusak lingkungan dan tidak
membuka lahan tambang di kawasan hutan lindung.

Untuk menjamin semua tambang beroperasi secara sesuai aturan menjaga lingkungandan taat
azas dan peraturan yang ada di Indonesia.

PROSEDUR AUDIT PERTAMBANGAN UMUM


Pelajari dan evaluasi internal control perusahaan pertambangan mengenai pengusahaan mineral
atau batubara yang meliputi tahapan kegiatan penyelidikanumum, eksplorasi, studi kelayakan,
konstruksi, penambangan, pengolahan dan pemurnian, pengangkutan dan penjualan, serta
pascatambang.
Tim audit OPN harus mampu mengidentifikasi temuan baik yang bersifat rupiah (kuantitatif )
yang memunculkan kewajiban pembayaran maupun yang bersifatkualitatif (hal-hal yang perlu
diperhatikan) yang mengarah pada temuan kuantitatif .
Periksa Bukti Perijinan dan Penetapan SK Kegiatan Pertambangan.
Pelajari dan evaluasi kewajiban pembayaran dan tarifnya (baik iuran tetap/ royalty.

Periksa periode kewajiban dan waktu pembayaran, biaya-biaya penjualan, pengenaandenda


keterlambatan, dll.
Periksa modus kurang bayar yang sering menjadi temuan pada audit PNBP, seperti: Kewajiban
PNBP yang diakui perusahaan belum dibayar, jumlah biaya penjualanyang lebih besar dari
seharusnya, ketidaktelitian perusahaan dalam menghitung kewajiban PNBP, terdapat selisih yang
tidak wajar pada arus barang, dan dendaketerlambatan pembayaran.

PROSEDUR PELAKSANAAN AUDIT KEUANGAN

Penerimaan perikatan audit


Dalam perikatan audit, klien menyerahkan pekerjaan audit ataslaporan keuangan kepada auditor,
dan

auditor

sanggup

untuk

melaksanakan

pekerjaan

audit

tersebut

berdasarkan

kompetensiprofesionalnya. Langkah awal pekerjaan audit laporan keuangan berupapengambilan


keputusan untuk menerima atau menolak perikatan audit daricalon klien atau untuk melanjutkan
atau menghentikan perikatan audit dariklien berulang. Tahap penerimaan perikatan audit yang
dilakukan

auditormenempuh

suatu

proses

yang

meliputi

evaluasi

integritas

manajemen,identifikasi keadaan khusus dan risiko luar biasa, menentukan kompetensiuntuk


melaksanakan audit, menilai independensi, menentukan kemampuanuntuk menggunakan
kemahiran profesionalnya dengan kecermatan dankeseksamaan, serta membuat surat perikatan
audit.

Perencanaan Audit
Keberhasilan penyelesaian perikatan audit sangat ditentukan oleh kualitas perencanaan audit
yang dibuat auditor. Dalam perencanaan audit, seorang auditor dituntut untuk memahami bisnis
dan industri klien, danmemahami pengendalian intern klien.

Pelaksanaan Pengujian Audit


Tahap pelaksanaan pengujian audit ini juga disebut dengan pekerjaan lapangan. Tujuan utama
pelaksanaan pengujian audit adalah untuk memperoleh bukti audit tentang efektivitas
pengendalian internklien dan kewajaran laporan keuangan klien. Dalam tahap ini, langkah awal
yang dilakukan auditor adalah membuat program audit yang digunakan untuk pengujian
pengujian pengendalian intern klien danmenilai kewajaran laporan keuangan klien. Setelah
program audit selesai dilaksanakan, auditor melakukan evaluasi dan menilai hasil dari
pelaksanaan program audit tersebut yang dituangkan dalam kertas kerja.
Tahap-tahap pelaksanaan pengujian audit dapat dijabarkan sebagai berikut:
Pemeriksaan Untuk Pertama Kali (Initial Audit) Pemeriksaan pertama kali atau sering disebut
sebagai initial audit menuntut auditor untuk dapat memperoleh informasi dari kegiatan obyek
pemeriksaan. Didalam tahap ini termasuk kegiatan untuk memahami operasi obyek pemeriksaan

proses akuntansi,melaksanakan prosedur pelaksanaan analisis pendahuluan, menetapkan rencana


materialitas dan memahami pengendalian intern obyek pemeriksaan. Sebagian besar aktivitas ini
berupa mengumpulkan informasi yang dapat digunakan untuk menilai risikoatas rekeningrekening dan tingkat kesalahan potensialnya dan untuk menyusun rencana pemeriksaan (BPKP,
1992: 21).Setelah mengumpulkan informasi mengenai seluk beluk kegiatanobyek pemeriksaan,
auditor melakukan review dan menilai sistempengendalian intern. Menurut Mulyadi (2002: 136),
auditor internmerupakan sumber informasi untuk memahami kekuatan dankelemahan
pengendalian intern yang ditetapkan dalam organisasi entitas dalam menjaga keandalan
informasi yang disajikan dalamlaporan keuangan. Review terhadap laporan auditor intern
merupakancara yang efektif untuk memahami pengendalian intern yangdiberlakukan dalam
organisasi entitas.Berdasarkan review dan penilaian terhadap sistem pengendalianintern tersebut,
auditor harus menyusun rencana pemeriksaan yangdidalamnya termasuk program kerja audit
yang memadai.
Pemeriksaan Ulangan (Repeat Audit) Pemeriksaan ulangan dilakukan apabila auditor melakukan
pemeriksaan pada perusahaan yang pernah di auditnya. Pada pemeriksaan awal, auditor dapat
mempelajari Kertas Kerja Audit (KKA) permanen dan Kertas Kerja Audit (KKA) tidak
permanentahun pemeriksaan terakhir.Auditor melakukan review dan penilaian terhadap
sistempengendalian intern dan program pemeriksaan obyek yang diperiksayang telah
dipersiapkan oleh auditor sebelumnya. Berdasarkan haltersebut, auditor dapat menyusun rencana
pemeriksaan yang didalamnya termasuk program audit baru. Program audit adalahrencana
langkah kerja yang harus dilakukan selama pemeriksaan yangdidasarkan atas tujuan dan sasaran
yang telah ditetapkan sertainformasi yang ada tentang kegiatan atau program yang
diperiksa(BPKP, 1993: 31).Dari uraian kedua persiapan audit diatas, auditor wajib mereview dan
menilai keadaan sistem pengendalian intern badan usaha yangdiaudit karena sebagai dasar :1).
Untuk menentukan luasnya prosedur audit dan dalamnya pengujianyang akan dilakukan serta
penyusunan program audit.2). Untuk memberikan saran-saran perbaikan / rekomemdasi
kepadamanajemen.
Tahap-tahap review dan penilaian sistem pengendalian intern BUMN adalah sebagai berikut :1).
Pengumpulan data dan informasi.2). Penelaahan.3). Pengujian.4). Kesimpulan

Dalam pelaksanaan audit, auditor menjalankan prosedur pemeriksaansesuai dengan program


audit yang telah dibuat. Hasil dari pelaksanaanprosedur audit tersebut dituangkan dalam bentuk
Kertas Kerja Audit(KKA). KKA ini merupakan dasar dari penyusunan Laporan Hasil
Audit.Kertas kerja adalah catatan yang diselenggarakan oleh auditormengenai prosedur audit
yang ditempuhnya, pengujia yangdilaksanakannya, informasi yang diperolehnya, simpulan yang
dibuatnyasehubungan dengan auditnya (Mulyadi, 2002: 100).Kertas Kerja Audit (KKA) adalah
catatan-catatan yang dibuat dan datayang dikumpulkan pemeriksa (auditor) secara sistematis
pada saat melaksanakan tugas pemeriksaan.
Manfaat dari penyusunan kertas kerja audit:
Merupakan dasar penyusunan Laporan Hasil audit.
Merupakan alat bagi atasan untuk mereview dan mengawasipekerjaan para pelaksana
pemeriksaan.
Merupakan alat pembuktian dari Laporan Hasil Audit
Merupakan salah satu pedoman untuk tugas pemeriksaanberikutnya.
Syarat-syarat Kertas Kerja Audit:
Lengkap

Bebas dari kesalahan, baik kesalahan hitung/kalimat maupunkesalahan penyajian


informasi.

Didasarkan atas fakta dan argumentasi yang rasional.


Sistematis, bersih, mudah diikuti, dan diatur rapi.
Mempunyai tujuan yang jelas.
Dalam setiap kertas kerja pemeriksaan mencantumkankesimpulan hasil pemeriksaan dan
komentar atau catatanreviewer (BPKP, 1993: 65)

Pelaporan Audit
Dalam tahap akhir pekerjaan audit atas laporan keuangan berupa pelaporan audit, terdapat dua
tahap penting : (1) Menyelesaikan audi tdengan meringkas semua hasil pengujian dan menarik
simpulan, (2)menerbitkan laporan audit. Dari hasil tahap pelaksanaan pengujian audityang
berupa kertas kerja tersebut, auditor menarik simpulan secaramenyeluruh dan memberikan

pendapat atas kewajaran laporan keuangan auditan. Proses ini sangat subyektif sifatnya, yang
sangat tergantung padapertimbangan profesional auditor.
Setiap pelaksanaan Audit Laporan Keuangan menghasilkan suatulaporan tertulis dari auditor
yang ditujukan kepada manajemen objek audit. Dalam hal pemeriksaan keuangan, pada
umumnya laporan hasilaudit memuat pernyataan pendapat pemeriksa atas laporan keuangan
objek audit dengan tindakan menutup kemungkinan adanya pelaporan tanpapernyataan pendapat
seperti pemeriksaan dengan tujuan tertentu ataupemeriksaan dukungan oleh Aparat Pengawasan
Fungsional Pemerintahlainnya (BPKP, 1992: 36).
Laporan

pemeriksaan

merupakan

dokmen

atau

media

komunikasipemeriksa

untuk

menyampaikan informasi tentang kesimpilan, temuandan rekomendasi hasil pemeriksaan kepada


pejabat

yang

berwenang.Pada

dasarnya

laporan

akuntan

merupakan

suatu

jaminan

mengenaipendapat yang diberikan oleh auditor atau akuntan. Akuntan menjamintentang


kebenaran dari pernyataan yang diberikannya. Akuntanmemberikan pendapat terhadap daftar
atau laporan keuangan yangdipersiapkan oleh manajemen obyek pemeriksaan. Ini berarti
bahwaakuntan tidak menyusun atau membuat daftar keuangan, akuntan hanyamemeriksanya
(Regar, 1993: 17-18).
Ada lima tipe pokok laporan audit yangditerbitkan oleh auditor:
-

Laporan yang berisi pendapat wajar tanpa pengecualian (Unqualified Opinion Report)

Laporan yang berisi pendapat wajar tanpa pengecualian tanpa bahasapenjelas


(Unqualified Opinion Report With Explanatary Language)

laporan yang berisi pendapat wajar dengan pengecualian (Unqualified Opinion Report).

Laporan yang berisi pendapat tidak wajar (Adverse Opinion Report ).

Laporan yang didalamnya auditor tidak menyatakan pendapat (Disclaimer of Opinion


Report).

BUKTI AUDIT
Bukti audit adalah semua media informasi yang digunakan oleh auditoruntuk mendukung
argumentasi, pendapat atau simpulan danrekomendasinya dalam meyakinkan tingkat kesesuaian
antara kondisidengan kriterianya. Tidak semua informasi bermanfaat bagi audit, karena itu

informasi harus dipilih. Pedoman pemilihan informasi yang akan digunakansebagai bukti audit
adalah bahwa informasi tersebut harus andal sehinggamampu meyakinkan pihak lain. Keandalan
bukti audit tergantung dariterpenuhinya syarat-syarat bukti audit.Ada penulis yang menyatakan
bahwa syarat-syarat bukti audit ada tiga yaitu:

Relevan (RE) bukti yang secara logis mempunyai hubungan dengan permasalahannya. Bukti
yang tidak ada kaitannya dengan permasalahan (kondisi) tentu tidak ada gunanya karena tidak
dapat dipakai guna mendukung argumentasi, pendapat atau simpulan dan rekomendasidari
auditor. Relevansi bukti dapat dilihat dari setiap informasi. Tiap informasisekecil apapun harus
relevan dengan permasalahannya.
Contoh: Pada audit atas pengelolaan penerimaan pajak daerah oleh DinasPendapatan Daerah,
maka bukti yang relevan diantaranya adalah SuratKetetapan Pajak Daerah, Buku Kas Umum
Penerimaan Pajak Daerah, sertabukti Setoran Pajak Daerah. Sedangkan bukti yang tidak relevan
misalnyaadalah bukti-bukti pengeluaran anggaran Dinas Pendapatan Daerah,walaupun buktibukti tersebut juga mengandung nilai uang.
Terkait dengan masalah pajak, Badan Pemeriksan Keuangan (BPK) dalam audit di sektor
pertambangan pada semester II-2011 menemukan kasus kurang bayar royalti dan pajak senilai
Rp 428 miliar dari lima Perjanjian Karya Pengusahaan Pertambangan Batubara (PKPPB) dan 60
Kuasa Pertambangan (KP).

Kompeten (KO) Kompeten tidaknya suatu bukti dipengaruhi oleh sumber bukti,
caramendapatkan bukti dan kelengkapan persyaratan yuridis bukti tersebut.Dilihat dari
sumbernya, bukti tentang kepegawaian yang didapat dari bagiankepegawaian lebih kompeten
dibanding dengan bukti yang didapat daripihak lain. Bukti yang jelas sumbernya lebih kompeten
dari bukti yangdidapat dari sumber yang tidak jelas. Bukti buatan pihak luar (bukti ekstern)pada
umumnya lebih kompeten dari bukti buatan auditi (bukti intern).
Dilihatdari cara auditor mendapatkan bukti, bukti yang didapat auditor dari pihakluar auditi lebih
kompeten daripada bukti yang didapat dari auditi, bukti yangdidapat melalui pengamatan
langsung oleh auditor sendiri lebih kompetendari bukti yang didapat oleh atau melalui pihak
lain.Dilihat dari persyaratan yuridis, bukti yang ditandatangani, distempel, adatanggal, ada tanda
persetujuan dan lain-lain lebih kompeten dari bukti yangtidak memenuhi syarat hukum. Bukti

asli lebih meyakinkan daripada fotokopian. Bukti yang dilegalisasi oleh auditi lebih kompeten
daripadafotokopiannya.
Di samping itu, sistem pengendalian manajemen (SPM) juga menentukankeandalan bukti. Bukti
yang didapat dari suatu organisasi yang memiliki SPMyang baik lebih dapat diandalkan daripada
bukti-bukti yang didapat dari organisasi yang SPM-nya kurang baik. Kompeten atau tidaknya
bukti dilihatdari satu persatu bukti. Ada bukti yang kompetensinya tinggi dan ada buktiyang
kompetensinya rendah.
Contoh: Bagian keuangan SPM-nya baik, sedangkan bagian pengadaan SPM-nyalemah, maka
bukti yang bersumber dari bagian keuangan lebih meyakinkanatau lebih kompeten dibandingkan
dengan bukti dari bagian pengadaan,khususnya untuk transaksi yang mengaitkan kedua bagian
tersebut.

Cukup (CU) Bukti yang cukup berkaitan dengan jumlah/kuantitas dan/atau nilaikeseluruhan
bukti. Bukti yang cukup berarti dapat mewakili/ menggambarkan keseluruhan keadaan/kondisi
yang dipermasalahkan.
Contoh: Ada dugaan bahwa perjalanan dinas di instansi yang diaudit tahun anggaran2001 telah
dilakukan secara tidak ekonomis dan atau tidak efektif. Jumlahpenugasan perjalanan dinas 100
kali sedangkan jumlah biaya sebesar Rp.500.000.000. Auditor boleh menyimpulkan bahwa
perjalanan dinas diinstansi tersebut tidak ekonomis dan atau tidak efektif, apabila telah
mengujidalam jumlah bukti yang cukup, baik dilihat dari sisi jumlah perjalanan dinasatau dari
nilai rupiahnya. Berapa jumlah yang cukup itu, tergantung daripertimbangan yang logis dari
auditor (40%, atau 50%, atau 85%).

Material (MA) Bukti yang material adalah bukti yang mempunyai nilai yang cukup berartidan
penting bagi pencapaian tujuan organisasi. Mempunyai arti tersebutharus ditinjau baik dari sisi
kuantitas maupun kualitas.
Materialitas atau keberartian tersebut dapat dilihat antara lain dari:
-

Besarnya nilai uang atau yang bernilai uang besar.

Pengaruhnya terhadap kegiatan (walaupun nilainya tidak seberapa).

Hal yang menyangkut tujuan audit.

Penting menurut peraturan perundang-undangan (selisih kas tidak bolehterjadi, karena itu
seandainya terdapat selisih kas, berapapun besarnyaharus dicari sebab-sebabnya).

Keinginan pengguna laporan.

Kegiatan yang pada saat audit dilakukan sedang jadi perhatian umum.

Syarat-syarat bukti audit relevan, kompeten, cukup dan material (rekocuma)tidak berdiri sendiri,
tetapi merupakan satu kesatuan yang menyeluruh. Buktiaudit agar dapat mendukung
simpulan/pendapat auditor harus mengandungunsur relevan, kompeten, cukup dan material.
Bukti yang relevan, cukup danmaterial tidak ada gunanya bila tidak kompeten. Bukti yang
kompeten tidakada gunanya bila tidak relevan. Bukti yang relevan dan kompeten tidak
adagunanya bila tidak cukup mewakili.

JENIS-JENIS BUKTI AUDIT DAN TEKNIK AUDITNYA


Bukti Pengujian Fisik
bukti yang diperoleh melalui pengamatan langsung dengan matakepala auditor sendiri
menyangkut harta berwujud. Pengamatanlangsung oleh auditor dilakukan dengan cara
inventarisasi fisik (dikenal pula dengan sebutan opname) dan inspeksi ke lapangan (on the spot).
Teknik Audit:
-

Observasi (Pengamatan): peninjauan dan pengamatan atas suatuobjek secara hati-hati,


ilmiah dan kontinu selama kurun waktu tertentuuntuk membuktikan suatu keadaan atau
masalah.
Contoh: observasi terhadappetugas lapangan menunjukkan pegawai telah berhenti
bekerjasetelah tengah hari dan tidak terdapat pengawasan atasannya, serta observasi
terhadap pegawai bagian pemeliharaan terlambat bekerjadan pulang jauh sebelum
waktunya, cara kerjanya tidak teratur.

Inventarisasi (Opname): pemeriksaan fisik dengan menghitungfisik barang, menilai


kondisinya (rusak berat, rusak ringan, atau baik) danmembandingkannya dengan saldo
menurut buku (administrasi),kemudian mencari sebab-sebab terjadinya perbedaan apabila
ada. Hasilopname biasanya dituangkan dalam suatu berita acara (BA).

Inspeksi: meneliti secara langsung ke tempat kejadian, yang lazimpula disebut on the spot
inspection, yang dilakukan secara rinci dan teliti.Inspeksi sering dilakukan dengan
pendadakan dan biasanya tidak diikutidengan pembuatan suatu berita acara (BA).
Contoh: Inspeksi pelaksanaan tugas di lapangan, apakah semua pegawai hadir, Inspeksi
apakah ruang kerja rapi dan bersih.

Bukti Dokumen
Bukti dokumen pada umumnya terbuat dari kertas yangmengandung huruf, angka dan
informasi, simbol-simbol dan lain-lain.Bukti dokumen pada umumnya berbentuk lembaranlembaran kertas,baik berdiri sendiri maupun yang digabungkan.
Dalam

menilai

atau

mengevaluasi

bukti

dokumen,

auditor

sebaiknyamemperhatikan

pengendalian intern sumber dokumen tersebut dan terpenuhinya persyaratan yuridis.


Contoh: hak penambangan dan reservasi tambang apakah sudah sesuai dengan syarat yuridisnya.
Teknik Audit:

Verifikasi: pengujian secara rinci dan teliti tentang kebenaran,ketelitian perhitungan,


kesahihan, pembukuan, pemilikan dan eksistensisuatu dokumen.
Contoh: Kesesuaian angka dengan huruf (dengan teknik cek), Ketepatan nama dan
kegunaan (dengan teknik uji).

Footing: menguji kebenaran penjumlahan subtotal dan total dariatas ke bawah (vertikal).

Cross Footing: menguji kebenaran penjumlahan subtotal dan totaldari kiri ke kanan
(horizontal).

Vouching: menelusuri suatu informasi/data dalam suatu dokumendari pencatatan menuju


kepada adanya bukti pendukung (voucher), atau menelusur mengikuti ketentuan/prosedur
yang berlaku dari hasil menuju awal kegiatan.

Trasis/Telusur:

menelusuri

suatu

buktitransaksi/kejadian

(voucher)

menuju

ke

penyajian/informasi dalam suatudokumen


-

Scanning: penelaahan secara umum dan dilakukan dengan cepat tetapi teliti untuk
menemukan hal-hal yang tidak lazim atas suatuinformasi/data.

Rekonsilliasi: mencocokkan dua data yang terpisah, mengenai halyang sama yang
dikerjakan oleh instansi/unit/bagian yang berbeda.
Contoh:

Bukti Analisis
bukti audit yang diperoleh auditor dengan melakukan analisis atau mengolah lebih lanjut datadata auditi dan datalain yang berkaitan dengan auditi. Dalam hal ini auditor dapat menggunakan
rumus-rumus atau yang lazim dikenal dengan nama rasio-rasio. Hasil yang diperoleh dari bukti
analisis adalah indikasi ataupetunjuk. Bukti analisis tidak dapat berdiri sendiri sebagai dasar
pengambilan keputusan. Bukti analisis hanya memberikan petunjukmengenai kecenderungan
suatu kejadian, sehingga untuk membuktikanterjadi atau tidaknya harus didalami dengan
perolehan jenis bukti yanglain. Yang termasuk bukti analisis adalah bukti analisis dan bukti
perhitungan.
Contoh: Dalam suatu pengeboran dengan kedalaman hanya 50m dan menggunakan mesin bor
putar (ringan) seharusnya rasio biayanya adalah $5.90/hari. Apabila bukti analisis yang diperoleh
menyatakan lain, maka perlu dicurigai.
Teknik Audit:
-

Analisis Rasio dan Statistik: memecah/mengurai data/informasi ke dalam unsur-unsur


yang lebih kecil atau bagian-bagian sehingga dapat diketahui polahubungan antar unsur
atau unsur penting yang tersembunyi.

Evaluasi: cara untuk memperoleh suatu simpulan ataupandangan/penilaian dengan


mencari pola hubungan atau denganmenghubungkan atau merakit berbagai informasi
yang telah diperoleh,baik informasi/bukti intern maupun bukti ekstern.
Evaluasi bisa dengan Flowchart atau Walkthrough.

Investigasi: suatu upaya untuk mengupas secara intensif suatupermasalahan melalui


penjabaran, penguraian, atau penelitian secaramendalam.

Perbandingan: membandingkan data dari satu unit kerja dengandata dari unit kerja yang
lain, atas hal yang sama dan periode yang sama atau hal yang sama dari periode yang
berbeda, kemudian ditarik kesimpulannya.

Bukti Keterangan
bukti yang diperoleh auditor dari pihak lain (baikdari pihak auditi maupun pihak ketiga)
berdasarkan pertanyaan atau informasi tertentu yang diminta oleh auditor.

Contoh: Surat pernyataan dari buruh tambang (misalnya) sebagai pihak yang menerima
tunjangan khusus.
Teknik Audit:
-

Konfirmasi: wawancara langsung kepada pihak yang bersangkutan, atau dapat dilakukan
secara tertulis dengan mengirimkan surat konfirmasi. Dalam konfirmasi, jawaban harus
diterima langsung oleh auditor.

KESIMPULAN
Audit pertambangan hamper sama dengan audit-audit lainnya, hanya saja ada beberapa regulasi
mengenai pertambangan yang harus menjadi tambahan untuk ditelusuri dan diperiksa dengan
baik.

Anda mungkin juga menyukai