Anda di halaman 1dari 35

Masterplan Perencanaan

Pembangunan Ekonomi Indonesia

Konsep Perencanaan
Pembangunan

Definisi
D. Conyers dan Hills (1984):
Perencanaan adalah proses yang kontinyu, terdiri dari

keputusan atau pilihan dari berbagai cara untuk


menggunakan sumber daya yang ada, dengan sasaran
untuk mencapai tujuan tertentu di masa mendatang.

MT Todaro (Economic Development, 7 th ed., 2000):


Perencanaan Ekonomi adalah upaya pemerintah secara

sengaja untuk mengkoordinir pengambilan keputusan


ekonom dalam jangka panjang serta mempengaruhi,
mengatur dan dalam beberapa hal mengontrol tingkat
dan laju pertumbuhan berbagai variable ekonomi yang
utama untuk mencapai tujuan pembangunan yang tela
ditentukan sebelumnya.

Jhingan:
Perencanaan adalah teknik/cara untuk mencapai tujuan,

untuk mewujudkan maksud dan sasaran tertentu yang


telah ditentukan sebelumnya dan telah dirumuskan
dengan baik oleh Badan Perencana Pusat. Tujuan
tersebut mungkin untuk mencapai sasaran social, politik

Elemen Perencanaan
Merencanakan berarti memilih:
Memilih berbagai alternatif tujuan agar tercapai kondisi yang

lebih baik.
Memilih cara/kegiatan untuk mencapai tujuan/sasaran dari
kegiatan tersebut.
Perencanaan sebagai alat untuk mengalokasikan sumber daya:
SDA, SDM, Modal.
Sumber daya terbatas sehingga perlu dilakukan pengalokasian
sumber daya sebaik mungkin.
Konsekuensi: pengumpulan dan analisis data dan informasi
mengenai ketersediaan sumber daya yang ada menjadi sangat
penting.
Perencanaan sebagai alat untuk mencapai tujuan/sasaran
Beberapa masalah yang dihadapi dalam pembuatan tujuan antara
lain:
Tujuan tidak terdefinisikan dengan baik.
Tujuan tidak realistik.
Perencanaan cenderung lebih dari satu tujuan, kadang tidak
konsisten satu sama lain.
Tujuan dipertanyakan atau tidak sesuai dengan tujuan
pengambil keputusan lain (Mis: DPRD).
Perencanaan berhubungan dengan masa yang akan datang, yang
berkaitan dengan: Proyeksi/prediksi.
Penjadwalan kegiatan.

Ciri-ciri perencanaan:
Bersifat Publik
Berorientasi masa depan
Strategis
Deliberate/sengaja/kesepakatan
Terhubung pada tindakan
Peranan Perencanaan
Untuk mengatasi kegagalan pasar.
Memobilisasi dan alokasi sumberdaya.
Mengatasi dampak psykologies dan sikap/pendirian.
Mencari solusi untuk mendapatkan sumber dana.

Jenis Perencanaan (Conyers & Hills)


Tujuan Perencanaan (The nature of Planning Goals)
Lingkup Kegiatan Perencanaan (The Scope of Planning
Activities)
Tingkatan Spatial dari Kegiatan Perencanaan (The Spatial
Level of Planning Activity)
Tingkatan Operational dari Kegiatan Perencanaan (The
Oprational Level of Planning Activity)
Tujuan Perencanaan (The nature of Planning Goals)
War-time Planning: Perencanaan pada saat darurat.
Town and Country Planning (Land-use planning, physical
planning, urban and regional planning): berkaitan dengan
alokasi tanah dari berbagai fungsi/kegiatan di daerah.
Anticyclical Planning: ditujukan untuk menjaga stabilitas
perekonomian national
Development Planning

Lingkup Kegiatan Perencanaan (The Scope of


Planning Activities)
Klassifikasi berdasarkan disiplin/profesi
Sosio economic Planning
Natural Resourceb Planning
Architectural and Engineering Planning

Berdasarkan sektor (Pertanian, Industri dsb)


Pendekatan antar disiplin (Ekonomi, Sosiologi,

Politik, SDA, dsb)

Tingkatan Spatial dari Kegiatan Perencanaan


(The Spatial Level of Planning Activity)
International Planning
National Planning
Regional Planning/Local Planning
Town/Village Planning
Individual/Family/Enterprice Planning

Tingkatan Operational dari Kegiatan


Perencanaan
(The Oprational Level of Planning Activity)
Perencanaan Pembangunan Nasional
(Komprehensif)
Perencanaan Proyek
Perencanaan Sektoral
Integrated Area Planning
Mekanisme Perencanaan menurut UndangUndang SPPN
Definisi Perencanaan Menurut UU SPPN
SPPN adalah Satu kesatuan tata cara perencanaan
pembangunan untuk menghasilkan rencana-rencana
pembangunan dalam jangka panjang, menengah dan
tahunan yang dilaksanakan oleh unsur penyelenggara

Latar Belakang
Amandemen keempat UUD 1945
UU 23/2003 tentang Pemilihan Presiden
Revisi UU 22/1999
Reformasi Pengelolaan Keuangan Negara.
Landasan Filosofis
Cita-cita Nasional sebagai mana tercantum dalam
Pembukaan UUD 1945.
Tujuan Nasional; dengan dibentuknya
pemerintahan adalah untuk melindungi segenap
bangsa dan seluruh tumpah darah Indonesia,
memajukan kesejahteraan umum, mencerdaskan
kehidupan bangsa dan ikut melaksanakan
ketertiban dunia.
Tugas Pokok; setelah kemerdekaan adalah menjaga
kemerdekaan serta mengisinya dengan
pembangunan yang berkeadilan dan demokratis
yang dilaksanakan secara bertahap dan
berkesinambungan.

Kerangka Materi UU SPPN terdiri dari 10 Bab dan 37 pasal dengan


sistematikan Bab:

Ketentuan Umum
Azas dan tujuan
Ruang Lingkup Perencanaan Pembangunan
Nasional
IV.
Tahapan Perencanaan Pembangunan Nasional
V.
Penyusunan dan Penetapan Rencana
VI. Pengendalian dan Evaluasi Pelaksanaan
Rencana
VII. Data dan Informasi
VIII. Kelembagaan
IX. Ketentuan Peralihan
X.
Ketentuan Penutup.
I.
II.
III.

Azas dan Tujuan (1)


1.
Pembangunan Nasional diselenggarakan berdasarkan
demokrasi dengan prinsip-prinsip kebersamaan,
berkeadilan, berkelanjutan, berwawasan lingkungan
serta kemandirian dengan menjaga keseimbangan
kemajuan dan kesatuan nasional.
2.
Perencanaan pembangunan nasional disusun secara
sistematis, terarah, terpadu, menyeluruh dan tanggap
terhadap perubahan.
Azas dan Tujuan (2)
3. SPPN diselenggarakan berdasarkan azas umum
penyelenggaraan negara:
Azas Kepastian hukum
Azas Tertib Penyelenggaraan negara.
Azas Kepentingan Umum
Azas keterbukaan
Azas proporsionalitas
Azas Profesionalitas
Azas Akuntabilitas

Azas dan Tujuan (3)


4. SPPN bertujuan untuk:
a. Mendukung koordinasi antar pelaku
b.

c.

d.
e.

pembangunan
Menjamin terciptanya integrasi, sinkronisasi,
sinergi baik antar daerah, ruang, waktu,
fungsi pemerintah maupun antara pusat dan
daerah.
Menjamin keterkaitan dan konsistensi antara
perencanaan, penganggaran, pelaksanaan
dan pengawasan.
Mengoptimalkan partisipasi masyarakat.
Menjamin tercapainya penggunaan sumber
daya secara efisien, efektif, berkeadilan dan
berkelanjutan.

Ruang Lingkup Perencanaan


Nasional

Daerah

Rencana Pembangunan Jangka


Panjang Nasional

Rencana Pembangunan Jangka


Panjang Daerah

Rencana Pembangunan Jangka


Menengah Nasional

Rencana Pembangunan Jangka


Menengah Daerah

Rencana Strategis
Kementerian/Lembaga

Rencana Strategis Satuan Kerja


Perangkat Daerah

Rencana Kerja Pemerintah

Rencana Kerja Pemerintah Daerah

Rencana Kerja
Kementerian/Lembaga

Rencana Kerja Satuan Kerja


Perangkat Daerah

Proses Perencanaan

1.

2.

3.
4.

Proses Politik: Pemilihan langsung


Presiden dan Kepala Daerah
menghasilkan rencana pembangunan
hasil proses politik (Public Choise
Theory of Planning) Khususnya
penjabaran visi dan misi dalam RPJM.
Proses Teknokratik: Perencanaan yang
dilakukan oleh perencana profesional
atau lembaga/unit organisasi yang
secara fungsional melakukan
perencanaan Khususnya dalam
pemantapan peran, fungsi dan
kompetensi lembaga perencana.
Proses Partisipatif: perencanaan yang
melibatkan masyarakat (Stakeholders)
a.l. pelaksanaan musyrenbang.
Proses Bottom up dan Top Down:
Perencanaan yang aliran prosesnya dari
atas ke bawah atau dari bawah ke atas
dalam Hirarchi pemerintahan.

Tahap Perencanaan

1.
.
.
.
2.
.
.
.
3.
4.

Penyusunan Rencana:
Rancangan rencana pembangunan
nasional/daerah.
Rancangan rencana kerja Dep/lembaga
SKPD Musyrenbang
Rancangan akhir rencana
pembangunan.
Penetapan Rencana:
RPJP Nasional dengan UU dan RPJP
Daerah dengan Perda
RPJM dengan peraturan Presiden/
Kepala Daerah
RKP/RKPD dengan peraturan
Presiden/Kepala Daerah.
Pengendalian Pelaksanaan Rencana
Evaluasi Kinerja

Pengendalian dan Evaluasi (1)

Pasal 30 UU SPPN
Ketentuan lebih lanjut mengenai tata

cara pengendalian dan evaluasi


pelaksanaan rencana pembangunan
diatur dengan peraturan pemerintah
dengan melibatkan instansi terkait.
Pengendalian pelaksanaan rencana
pembangunan dilakukan oleh masingmasing pimpinan
kementerian/lembaga/satuan kerja
perangkat daerah
Menteri/Kepala Bappeda menghimpun
dan menganalisis hasil pemantauan
pelaksanaan rencana pembangunan dari
masing-masing pimpinan
kementerian/lembaga/satuan kerja
perangkat daerah sesuai dengan tugas
dan kewenangannya.

Pengendalian dan Evaluasi (2)

Pimpinan kementerian/lembaga/kepala

SKPD melakukan evaluasi kinerja


pelaksanaan rencana pembangunan
kementerian/lembaga/SKPD periode
sebelumnya.
Menteri/Kepala Bappeda menyusun
evaluasi rencana pembangunan
berdasarkan hasil evaluasi pimpinan
kementerian/lembaga/SKPD.
Hasil evaluasi menjadi bahan bagi
penyusunan rencana pembangunan
nasional/daerah untuk periode berikutnya

PROSES PERENCANAAN
PERENCANAAN RASIONAL
Merupakan konsep yang rasional,harus didasari
prinsip-prinsip yang rasional bukan berdasakan
emosi dan tebaktebakan (kira-kira).
Berdasarkan Pendekatan
Rasional( Rastionality Aproach), proses
perencanaan:
Berhubungan erat dengan Economy Welfare
Go public di Pasar Modal ( Prospectus &Rencana )
Efesiensi dalam alokasi sumber daya
Memaksimumkan out put, dalam jumlah input

tertentu atau meminimisasi input untuk


memperoleh out put tertentu.
Asumsi informasi sempurna , data tersedia & akurat.

Masterplan Percepatan dan Perluasan


Pembangunan Ekonomi Indonesia
(MP3EI)

Master Plan Percepatan dan Perluasan Pembangunan Ekonomi Indonesia

(MP3EI)

Pada pertengahan tahun 2011, Indonesia memperkenalkan pendekatan pembangunan dengan


pendekatan dua arah (dual approaches) yaitu pendekatan spatial dan pendekatan sektoral sekaligus.
Pendekatan itu komplementer dengan Rencana Pembangunan Jangah Menengah dan Jangka
Panjang. Program pembangunan itu terangkum dalam MasterPlan (MP3EI):
VISI 2025:
Dengan MP3EI negara ingin mengangkat Indonesia menjadi negara maju dan merupakan kekuatan 12
besar dunia di tahun 2025 dan 8 dunia di tahun 2045 melalui: pertumbuhan ekonomi yang tinggi,
yang inklusive dan berkelanjutan. Tiga kata kunci terakhir tadi merupakan pembaharuan pendekatan
pembangunan.
STRATEGI UTAMA:
Pengembangan potensi daerah melalui 6 Koridor Ekonomi di pualu pulau besar yaitu koridor
ekonomi di 1. Sumatra. 2. Kalimantan. 3. Sulawesi. 4. Jawa. 5. Bali dan NTB serta 6. Papua dan
Kepulauan Maluku.
Pengembangan konektivitas intra dan inter koridor serta internasional. Sejumlah jalan, bandara dan
pelabuhan akan dibangun sehingga negasra dan perekonomian bisa terhubung, terkoneksi.
Peningkatan kapasitas SDM dan IPTEK di dalam koridor. Pokok perhatian lain ialah SDM dan IPTEK
di pulau pulau besar.

Melalui MP3EI ini, dalam 15 tahun mendatang Indonesia berhasil membangun ekonominya
dan meningkatkan kesejahteraan rakyatnya. MP3EI mencakup 22 aktivitas ekonomi
utama Indonesia dan merupakan adaptasi serta integrasi dari RPJPN 2002-2025.

Esensi MP3EI
Apa yang baru dari MP3EI? Pengalaman menunjukkan bahwa pendekatan
perekonomian dan perencanaan pembangunan selama ini terlalu sektoral. Sejak
jaman Soekarno dan Soeharto model hitungan dan basis perencanaan
pembangunan nasional adalah basis sektor. Basis teks pembangunan, bukan
konteks pembangunan. Konsekuensinya, banyak wilayah wilayah Indonesia
misalnya Indonesia Timur, pulau pulau terluar , keadaannya tertinggal dan kurang
perhatian. Keadaan itu menurut beberapa sejarawan bahkan sudah berlangsung
400 ratus tahun dimana sejak lama infrastruktur di Jawa dibangun Belanda dalam
intensitas yang jauh lebih maju daripada kebanyakan pulau lainnya.
Akibat lainnya, program pembangunan lebih banyak pada sektor pertanian, sektor
perhubungan, sektor pendidikan, sektor pariwisata , industri manufaktur .
Konsekuensi dan akibat dari pendekatan yang sektoral yang tidak kontekstual ini
sehingga seakan para pengambil kebijakan secara langsung melupakan
pentingnya daerah yang tak memiliki akses infrastruktur yang kuat.
Hasil strategi pembangunan yang pincang, yang sectoral centris inilah
melahirkan situasi ketimpangan. Seakan akan kita membangun Indonesia
ternyata , yang kita bangun dan kuatkan adalah Jawa dan kota kota besar. MP3EI
ini merupakan gabungan pendekatan yang terstruktur yaitu spatial
(kewilayahan) sekaligus sektoral dimana dalam koridor koridor ekonomi yang
ditentukan di pulau pulau besar di Indonesia akan dibangun infrastruktur dan
sektor sektor tertentu yang disesuaikan dengan konteks daerah setempat dan
perhitungan makro ekonomi Indonesia.

Gabungan Ekonomi Pasar Negara


Apabila ekonomi diserahkan pada mekanisme pasar maka

Indonesia akan bisa terselimpung pengusaha besar. Sebaliknya


apabila hanya digantungkan kepada pemerintah , maka dapat
dipastikan terjadi kelambanan, birokratisme , disamping juga
percepatan tak cukup kalau mengandalkan pendanaan APBN
atau APBD. APBN dan APBD selalu terbatas bila dibandingkan
dengan tututan percepatan, pemerataan dan perluasan
pembangunan .
Sebaliknya pembangunan ekonomi tak bisa diserahkan pada

hukum kapital . Menurut Presiden, meskipun pasar memegang


peranan penting, peran pemerintah tetap diperlukan agar ekonomi
berjalan adil dan berimbang. Konsekuensinya hal ini memerlukan
kerja pemerintah pusat dan pemerintah daerah juga pelaku
ekonomi dan pengusaha secara bersama.

Dari Masalah ke Driving Forces:


(Sumber: Menko Perekonomian, 2011)
Perlu dicatat bahwa MP3EI ini juga lahir atas keprihatinan dan
masalah riil yang dihadapi pemerintah Indonesia. Menurut catatan
Menko Perekonomian Hatta Rajasa ada 6 hal yang mangganggu
dalam aktivitas pembangunan, namun justru dari 6 masalah
tersebut diperlukan MP3EI. Enam problem iti justru jadi faktor
pendorong lahirnya MP3EI.
1. Aktivitas ekonomi belum fokus pada industri

pengolahan/peningkatan hasil tambah;


2. Kesenjangan wilayah: Indonesia Bagian Barat dg Indonesia Bagian

Timur.
3. Keterbatasan Infarstruktur. Global Competitiveness Report 2010,

ranking 82 dari 139 negara.


4. Rendahnya kualitas sumber daya manusia. Sekitar 50% lulusan

sekolah dasar dan hanya sekitar 8% diploma/sarjana.


5. Urbanisasi sangat cepat. Pada 2025 perkotaan 65%. Implikasi:

pola pergerakan, pola konsumsi, struktur produksi, konflik lahan,

LIMA TANTANGAN BIROKRATISME


(sumber: Pengarahan Presiden, 27 Mei 2011)

Birokrasi pusat
yang lamban

Investor ingkar
janji dan gagal
memenuhi
komitmennya

Proses
politik
yang
tidak sehat

Pemerintahan daerah
yang resisten dan
ingin menang
sendiri (localism)
Regulasi yang
menghambat dan
tidak menunjang
percepatan
pembangunan

ETHICAL BASIS VS PRAGMATISM


ISU DEMOKRATISASI (SEJAK 1999)
ISU GOOD GOVERNANCE (SEJAK 2000)
ISU OTONOMI DAERAH (SEJAK 2001)

TEORITISS

TEORITIS

ISU SOUNDS GOVENANCE (SEJAK 2008)


ISU INNOVATIVE GOVERNMENT (SEJAK 2008)

TINGGINYA DEGRADASI SUMBER DAYA ALAM (SEJAK 1970)


JAUHNYA JANGKAUAN PEMERATAAN (SEJAK 1970)

PRAKTIS

CORRUPTION DAN TRUST DECLINE ( YEARS TO COME)


LOST CONTROL, ALENIASI KEHENDAK PEMERINTAH DG MASYARAKT

SYARAT PELAKSANAAN MP3EI:

Namun demikian, bukan berarti dengan MP3EI masalah akan selesai dengan

mudah. Dalam kaitan ini , policy maker bidang ekonomi , perencana


pembangunan dan pelaksana pembangunan di berbagai daerah dan sektor
baik pusat maupun daerah harus proaktif dalam upaya percepatan dan
perluasan pembangunan di 6 koridor ekonomi yang telah ditentukan.
Istilah yang dipakai oleh k epala

negara bahwa dalam kehidupan ekonomi ada


istilah "tangan yang tidak kelihatan" tetapi sesungguhnya harus juga jelas
peran "tangan yang kelihatan Tangan yang kelihatan ini tiada lain adalah
pemerintah," kata presiden . Selanjutnya ada prasyarat penting bagi
suksesnya MP3EI dan pengembangan kawasan Timur Indonesia hal hal
tersebut antara lain:

1.
2.
3.
4.

ADA KEJELASAN TUJUAN DAN KONSISTENSI


KORIDOR YANG TEPAT DAN KELEMBAGAAN KUAT
PENDANAAN, KEDAYAGUNAAN DAN KEHASILGUNAAN
SINERGI ANTARA PELAKU KEPENTINGAN DAN MASYARAKAT

Refleksi MP3EI
Sebagai sebuah program nasional yang berkaitan dengan banyak

hal, maka MP3EI adalah ikhtiar baaru strategis yang menceraahkan


pandangan setidaknya secara akademis ia mengandung makna
pemerataan, sekaligus inklusifitas dengan makna bahwa
pandangan nasional tentang daerah daerah di berbagai pulau lebih
adil.
MP3EI dengan cara pandangnya memberi peluang agar ada
pandangan inovative tentang ekonomi. Ia juga bisa diharapkan
sebagai economic breaktrough denga pendekatan s patial dan
sektoral .
MP3EI juga bisa diasumsikan sebagai USAHA TERPADU YANG DITUJUKAN UNTUK
MERUBAH MASYARAKAT , BAIK STRUKTUR MAUPUN KULTURNYA SACARA SISTEMATIS MELALUI
KONEKTIVITAS, PERLUASAN DAN PENGURANGAN KESENJANGAN.

PENDEKATAN
GRAND DESIGN TRANSFORMASI
EKONOMI
Kedudukan Grand Design Transformasi Dalam
Kebijakan Nasional
Grand
Design
Transformasi Eko-nomi
ini merupakan bagian
yang
integral
di
dalam
sistem
perencanaan
pembangunan
nasional.
Oleh karena itu, Grand
Design
Transformasi
Ekonomi
dirumus-kan
dengan mengacu pada
UU 17 Tahun 2007
tentang
Rencana
Pembangunan
Jangka
Panjang
dan
memperhatikan
RANGRK.
Selanjutnya,
Grand

produk
De-sign

27

PENDEKATAN
GRAND DESIGN TRANSFORMASI
EKONOMI

Grand Design
Transformasi
Ekonomi

Grand Design
Transformasi
Ekonomi
mengkombina
sikan
pendekatan
Sektoral dan
Regional
Rencana Aksi
Penguatan
Konektivitas
Nasional

Perumusan Grand Design Transformasi Ekonomi ini mengkombinasikan 2


(dua) pendekatan, yaitu sektoral dan regional (pengembangan
wilayah) yang selanjutnya diintegrasikan dalam pengembangan Koridor
Ekonomi.
Pendekatan sektoral didasarkan atas identifikasi sektor-sektor unggulan
dengan prospek pengembangan tinggi secara global dan Indonesia memiliki
potensi dan kemampuan untuk ditingkatkan daya saingnya ke depan. 28

PENDEKATAN
Transformasi Ekonomi
GRAND DESIGN TRANSFORMASI
spesifik dan nyata,
EKONOMI
konsep dan umum

Transformasi
Ekonomi harus
fokus pada
Program Utama

Penetapan
Program
Utama

WHY ?

berisi langkah-langkah
bukan pada tataran

Program utama adalah kelompok kegiatan


utama di komoditi atau sektor tertentu pada
koridor ekonomi yang akan menjadi mesin
pertumbuhan
ekonomi
serta
dapat
memberikan kontribusi secara langsung dan
signifikan bagi pertumbuhan dan penciptaan
lapangan kerja.
Investasi
(publik
dan
swasta)
dan
peningkatan kapasitas SDM diprioritaskan
untuk mendorong sektor produktif dan
unggulan di setiap program utama untuk
memacu percepatan pertumbuhan ekonomi.
Mempermudah
fokus
dan
mempertajam
perumusan
kebijakan
dan
reformasi
peraturan yang menghambat pertumbuhan.
Mempermudah dan meningkatkan kualitas
pelaksanaan monitoring dan evaluasi dari
kinerja pelaksanaan

29

20

Program Utama
Terobosan untuk mendorong percepatan
transformasi ekonomi

Berdasarkan identifikasi sementara,


diperoleh 20 program utama, yaitu
sebagai berikut:
1. Metropolitan Jabodetabek
2. Jembatan Selat Sunda
3. Pengembangan Kelapa Sawit
4. Pengembangan Karet
5. Pengembangan Batubara
6. Pengembangan Nikel
7. Pengembangan Tembaga
8. Pengembangan Minyak dan Gas
9. Pengembangan Pariwisata
10. Pengembangan Perikanan
11. Pengembangan Food Estate
12. Pengembangan Industri Makanan Minuman
13. Pengembangan Industri Tekstil
14. Pengembangan Industri Mesin dan
Peralatan Transportasi
15. Pengembangan Industri Perkapalan
16. Pengembangan Industri Baja
17. Pengembangan Industri Aluminium

Pengembangan aktivitas ekonomi


ke-20 program utama tersebut
difokuskan pada 6 (enam) koridor
ekonomi yang telah ditetapkan,
yaitu:
1. Koridor Ekonomi Wilayah Sumatera
2. Koridor Ekonomi Wilayah Jawa
3. Koridor Ekonomi Wilayah Kalimantan
4. Koridor Ekonomi Wilayah Sulawesi
5. Koridor Ekonomi Wilayah Bali-Nusa
Tenggara
6. Koridor Ekonomi Wilayah Papua

30

KORIDOR EKONOMI
PROGRAM
UTAMA

Sumat
era

Jawa

Kaliman
tan

Sulaw
esi

Bali NT

Papua

Jabodetabek
Jembatan Selat
Sunda
Kelapa Sawit
Karet
Batubara
Nikel
Tembaga
Minyak dan Gas
Pariwisata
Perikanan
Food Estate
Ind. Makanan
Minuman
Industri Tekstil

31

6 Koridor Ekonomi Prioritas : Berbasis


Komoditi/Sektor Unggulan Wilayah
BIMP-EAGA
Medan

IMTGT

Pekanbaru

Manado

Pontianak Samarinda
Jambi
Palangkaraya

Mamuju

Palembang
Banjarmasin
Lampung 2
Makassar
Jakarta Semaran
Surabay 5
g
Serang
a
Mataram
Denpasar

Pusat ekonomi
mega
1KE Sumatera
2 KE Jawa

Ternate
Gorontal
o
Kendari

Manokwari
Sorong

Jayapura

Ambon
Wamena

Merauke
Kupang

Pusat ekonomi Usulan lokasi KEKUsulan lokasi KEK yang merupakan FTZ
3 KE Kalimantan

5KE Bali Nusa Tenggara

4 KE Sulawesi

6 KE Papua

32

V. MASALAH Implementasi
Implementasi quick wins (2011-2015):

penyiapan infrastruktur kegiatan (pembentukan


institusi pelaksana, penyusunan rencana aksi,
penguatan lembaga litbang, dll)
Memperkuat basis ekonomi dan investasi (20162020): pembangunan infrastruktur, percepatan
investasi, penguatan tata kelola, dll
Melaksanakan pertumbuhan berkelanjutan
(2021-2025): keberlanjutan daya saing dan
penerapan teknologi tinggi

Fase awal terlalu lama dan masih jauh dari

implementasi, sementara pemerintahan


sudah selesai
Proyek MP3EI sangat banyak dengan jumlah
ratusan dengan skala besar
Satu hal kecil UU pengadaan tanah yang
ditengarai sebagai kendala tidak bisa
diselesaikan dengan baik
Rencana ini terlalu muluk dan tidak berpijak
di bumi

Faktor Penghambat
Kesinambangunan program
Masalah pembebasan lahan
Masalah birokrasi
Kepemimpinan dan koordinasi di setiap level
Dana
Ketimpangan daerah
Sumberdaya manusia

Anda mungkin juga menyukai