Puji dan Syukur saya panjatkan ke Hadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena berkat
limpahan Rahmat dan Karunia-nya sehingga kami dapat menyusun makalah.
Dalam makalah ini kami akan membahas mengenai Kelainan Sperma.
Kami menyadari bahwa masih banyak kekurangan yang mendasar pada makalah
ini. Oleh karena itu kami mengundang pembaca untuk memberikan saran serta
kritik yang dapat membangun agar makalah ini dapat menjadi lebih baik.
Akhir kata semoga makalah ini dapat memberikan manfaat bagi kita semua.
Penulis
Surakarta, Desember 2013
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Spermatozoid atau sel sperma atau spermatozoa (berasal dari bahasa
Yunani Kuno yang berarti benih dan makhluk hidup) adalah sel dari sistem
reproduksi jantan. Sel sperma akan membentuk zigot. Zigot adalah sebuah
sel dengan kromosom lengkap yang akan berkembang menjadi embrio.
Peran aktif spermatozoon adalah sebagai gamet jantan sehingga penting
pada keberhasilan munculnya individu baru.Oleh karena itu, di dalam
reproduksi sering diperlukan adanya standar kualitas spermatozoa.
B. RUMUSAN MASALAH
Adapun yang menjadi rumusan masalah yang dibahas pada makalh ini
antara lain:
1. Bagaimana struktur sel sperma?
2. Bagaimana proses spermatogenesis?
3. Bagaimana kelainan pada sperma?
C. TUJUAN
Adapun yang menjadi tujuan dari penyusunan makalah ini antara lain
sebagai berikut:
1. Dapat menjelaskan struktur sel sperma.
2. Dapat menjelaskan proses spermatogenensis.
3. Dapat menjelaskan tentang kelainan-kelainan pada sel sperma.
BAB II
PEMBAHASAN
A. PENGERTIAN
Sperma atau disebut juga spermatozoa adalah sel gamet dari lakilaki.Sel ini mempunyai ukuran panjang keseluruhan 50-60 mikrometer,
dimana terdiri tiga bagian yaitu bagian kepala, bagian tengah (leher) dan
ekor.Dimensi kepala dengan panjang 4 - 5 mikrometer, lebar 2.5 - 3.5
mikrometer, dengan rasio antara panjang dan lebar yaitu 1.50 - 1.75.
Spermatozoa atau sperma dihasilkan oleh testis, sedangkan cairan seminal
diproduksi oleh kelenjar tambahan di sepanjang saluran reproduksi pria,
yaitu kelenjar vesikula seminalis, prostat, kelenjar bulbo urethralis
(Cowpers) dan kelenjar urethra (Littres). (Anonim, 2009).
B. STUKTUR SPERMA
reaksi
akrosom
sedang
membran
akrosom
dalam
sebagai
pembangkit
energi
pada
C. SPERMATOGENESIS
Spermatogenesis terjadi di testis.Didalam testis terdapat tubulus
seminiferus.Dinding tubulus seminiferus terdiri dari jaringan epitel dan
jaringan ikat, pada jaringan epithelium terdapat selsel spermatogonia dan
sel Sertoli yang berfungsi memberi nutrisi pada spermatozoa. Selain itu
pada tubulus seminiferus terdapat pula sel Leydig yang mengsekresikan
Sperma
dihasilkan oleh
tubulus
seminiferus
yang memiliki
panjang
250mdalam
testes.Sel-sel
yang berada di tubulus seminiferus berupa sel germinal dengan bermacammacam tahap perkembangan dan sel Sertoli yang memberikan dukungan
penting pada spermatogenesis. Spermatogenesis adalah proses kompleks
sel germinal prmordial spermatogonia (46 kromosom) berproliferasi dan
dikonversi menjadi spermatozoa motil (23 kromosom). Prosesnya
memerlukan waktu 64 hari dengan 3 tahap: mitosis, meiosis, dan
spermiogenesis (Anonim, 2011).Proses spermatogenesis ini dapat terjadi
karena dukungan dari sel Sertoli.Fungsi penting sel Sertoli selama proses
spermatogenesis antara lain:
a. Sel Sertoli membentuk tight junction sebagai barrier spermatozoa
dengan arah sehingga dapat mencegah pembentukan antibodi yang
dapat menyerang sel spermatozoa (dianggap sebagai zat asing karena
haploid, sel tubuh bersifat diploid).
b. Memberikan makanan.
c. Sel Sertoli berfungsi untuk memfagosit sitoplasma dari spermatid
yang berubah menjadi spermatozoa dan menghancurkan sel germinal
yang rusak.
sekresi
FSH
(Anonim,
2011).
Sel sperma yang bersifat haploid (n) dibentuk di dalam testis melewati
sebuah proses kompleks yang disebut dengan spermatogenesis.
Secara simultan proses ini memproduksi sperma matang di dalam tubulus
seminiferus lewat langkah-langkah berikut ini:
1. Ketika seorang anak laki-laki mencapai pubertas pada usia 11 sampai
14 tahun, sel kelamin jantan primitif yang belum terspesialisasi dan
disebut dengan spermatogonium menjadi diaktifkan oleh sekresi
hormon testosteron.
2. Masing-masing spermatogonium membelah secara mitosis untuk
menghasilkan dua sel anak yang masing-masing berisi 46 kromosom
lengkap.
3. Dua sel anak yang dihasilkan tersebut masing-masing disebut
spermatogonium yang kembali melakukan pembelahan mitosis untuk
menghasilkan sel anak, dan satunya lagi disebut spermatosit primer
yang berukuran lebih besar dan bergerak ke dalam lumen tubulus
seminiferus.
4. Spermatosit primer melakukan meiosis untuk menhasilkan dua
spermatosit sekunder yang berukuran lebih kecil dari spermatosit
primer. Spermatosit sekunder ini masing-masing memiliki 23
kromosom yang terdiri atas 22 kromosom tubuh dan satu kromosom
kelamin (Y atau X).
5. Kedua spermatosit sekunder tersebut melakukan mitosis untuk
menghasilkan empat sel lagi yang disebut spermatid yang tetap
memiliki 23 kromosom.
pemasakan
spermatozoa
disebut
epitelium
benih)
yang
berfungsi
pada
saat
yang
dihasilkan
kelenjar
hipofisisyaitu:
1. LH (Luteinizing Hormone)
merangsang sel Leydig untuk menghasilkan hormon testosteron. Pada
masa pubertas,androgen/testosterone memacu tumbuhnya sifat kelamin
sekunder.
2. FSH (Folicle Stimulating Hormone)
Spermatogonium
yang
terbentuk
akan
menjadi
spermatogenesis
berlangsung
ratarata
74
hari.Artinya,
terus
Ph
dari
kebersihan
menjadi
penampungan
alasan
untuk
mani.
meragukan
Apabila
mani
kekeruhan
Uji Fungsi Spermatozoa
Kemampuan hidup sperma dan keutuhan membrane sperma.
b. Mikroskopis
Untuk menguji motilitas taruhlah setetes madu yang sudah
mencair diatas kaca objek bersih dan tutuplah dengan kaca
penutup pemeriksaan dilakukan dengan lensa objektif 40x
biasanya didapat sampai 1 jam setelah mani dikeluarkan
mani bersi 70% atau lebih spermatozoa aktif . angka it
uterus menerus menurun sehingga menjadi 50% sekitar 5
berwarna
Menghitung jumlah spermatozoa dilakukan dengan kamar
hitung improved neubauwer dan pipet leukosit , Sebagai
pengencer digunakan aquadest. Biasanya didapat 70jt atau
lebih spermatozoa / ml kalau jumlah itu kurang dari 20jt/ml
ada kemungkinan mani itu kurang memadahi dalam hal
fertilisasi.
E. KELAINAN SPERMA
1. Jumlah Sperma
Cairan yang dikeluarkan pria pada saat ejakulasi sewaktu senggama
disebut cairan semen.Volume normal cairan semen sekitar 2-5 ml.
Cairan semen ini berwarna putih mutiara dan berbau khas langu
dengan pH 7-8. Volume cairan semen dianggap rendah secara
abnormal jika kurang dari 1,5 ml. Volume semen melebihi 5 ml juga
dianggap abnormal. Dalam cairan semen inilah jumlah spermatozoa
merupakan penentu keberhasilan memperoleh keturunan. Yang normal,
jumlah spermatozoanya sekitar 20 juta/ml. Pada pria ditemukan kasus
spermatozoa yang kurang (oligozoospermia) atau bahkan tak
ditemukan sel sperma sama sekali (azoospermia). (Tri Bowo, 2011).
Kecuali sel-sel spermatozoa, dalam cairan semen ini terdapat
zat-zat lain yang berasal dari kelenjar-kelenjar sekitar reproduksi pria.
Zat-zat itu berfungsi menyuplai makanan dan mempertahankan
kualitas spermatozoa sehingga bisa bertahan hidup sampai masuk ke
dalam saluran reproduksi wanita, (Tri Bowo, 2011).Beberapa kondisi
medis memang bisa menyebabkan rendahnya kualitas sperma, namun
faktor lingkungan juga berpengaruh yaitu:
a. Kegemukan
Bobot tubuh berlebih tidak hanya memengaruhi jumlah sel sperma
percaya, saat merokok tubuh kita akan dibanjiri oleh radikal bebas.
Bukan cuma menyebabkan sel kanker, hal ini juga akan memicu
kerusakan DNA pada sperma.
g. Depresi
Para ahli dari Cornell University mengungkapkan, seorang pria
yang mengonsumsi obat antidepresan beresiko tinggi mengalami
kerusakan DNA pada spermanya. Kerusakan DNA tersebut akan
menyebabkan berkurangnya kesuburan dan meningkatkan risiko
cacat pada janin
Gerakan sel sperma yang lambat ini bisa terjadi karena arah
gerakannya tidak lurus (belok-belok). Gerakan sel sperma seperti
itu, dapat disebabkan oleh kemampuan sel sperma itu sendiri yang
memang lambat atau ada kelainan bentuk sel sperma, misalnya
ekor sel sperma lebih pendek dari ukuran normal sehingga tidak
mampu berenang dengan cepat. Hal ini bisa disebabkan oleh
keputihan kronis yang dialami oleh pihak istri. Untuk itu, istri
harus diberi antibiotika terlebih dahulu hingga keputihan yang
dialaminya sembuh total.
Selama sel sperma masih memiliki kemampuan untuk membuahi
sel telur, artinya tidak ada kelainan bentuk yang menyimpang
cukup jauh, proses pembuahan dapat dibantu dengan beberapa
teknik. Sejauh ini, teknik inseminasi buatan dianggap yang paling
ideal. Agar kemungkinan keberhasilannya tinggi, perlu komitmen
yang kuat dari pasangan untuk mengulangi program inseminasi
buatan beberapa kali.
b. Azoospermia
tidak
mengalami
kerusakan
dan
masih
dapat
sel
sperma
Jumlah
sperma
yang
dihasilkan
sedikit.Seseorang
hanya
dinyatakan
sedikit.
mengalami
normal, membuat sel sperma tak akan mencapai sel telur. Sebaliknya,
kendati jumlahnya sedikit namun pergerakannya cepat, bisa mencapai
sel telur (Tri Bowo, 2011).
Kasus lemahnya pergerakan sperma (asthenozoospermia) kerap
dijumpai.Adakalanya spermatozoa mati (necrozoospermia). Gerakan
spermatozoa dibagi dalam 4 kategori, yaitu:
a. Bergerak cepat dan maju lurus
b. Bergerak lambat dan sulit maju lurus
c. Tak bergerak maju (bergerak di tempat)
d. Tak bergerak
Sperma dikatakan normal bila memiliki gerakan normal dengan
kategori a lebih besar atau sama dengan 25% atau kategori b lebih
besar atau sama dengan 50%. Spermatozoa yang normal satu sama
lain terpisah dan bergerak sesuai arahnya masing-masing. Dalam
keadaan tertentu, spermatozoa abnormal bergerombol, berikatan satu
sama lain, dan tak bergerak. Keadaan tersebut dikatakan terjadi
aglutinasi.Aglutinasi dapat terjadi karena terjadi kelainan imunologis
di mana sel telur menolak sel sperma (Tri Bowo, 2011).
4. Cairan Semen Terlalu Kental
Cairan semen yang terlalu kental mengakibatkan sel sperma sulit
bergerak. Pembuahan pun jadi sulit karena sel sperma tak berhasil
mencapai sel telur. Pada kasus normal, saat diejakulasikan, cairan
semen dalam bentuk yang kental akan mencair (liquifaksi) antara 1560 menit. (Tri Bowo, 2011)
5. Saluran Tersumbat
Saat ejakulasi, sperma keluar dari testis menuju penis melalui saluran
yang sangat halus.Jika saluran-saluran itu tersumbat, maka sperma tak
bisa keluar.Umumnya hal ini disebabkan trauma pada benturan.Bisa
juga karena kurang menjaga kebersihan alat kelamin sehingga
menyuburkan kehidupan virus atau bakteri (Tri Bowo, 2011).
6. Kerusakan Testis
Testis dapat rusak karena virus dan berbagai infeksi, seperti
gondongan, gonorrhea, sifilis, dan sebagainya.Untuk diketahui, testis
BAB III
PENUTUP
KESIMPULAN
Sperma dewasa terdiri dari tiga bagian yaitu kepala, bagian tengah dan
ekor (flagellata).Kepala sperma mengandung nukleus.Bagian ujung kepala ini
mengandung akrosom yang menghasilkan enzim yang berfungsi untuk menembus
lapisanlapisan sel telur pada waktu fertilisasi.Bagian tengah sperma mengandung
mitokondria yang menghasilkan ATP sebagai sumber energi untuk pergerakan
sperma.Ekor sperma berfungsi sebagai alat gerak
Proses pembentukan sel sperma melalui 3 fase yaitu fase pertumbuhan,
fase pembelahan dan fase diferensiasi.
Jumlah sperma
Bentuk sperma
Cairan semen
Saluran tersumbat
Kerusakan testis
Dyspermia
Azoospermia
Oligoterazoospermia
Teratospermia
Kegemukan
Obat impotensi
Kekurangan zink
Radiasi ponsel
Kurang asupan serat
Merokok
Depresi
DAFTAR PUSTAKA
http://poltekkespalembang.ac.id/userfiles/files/morfologi_sperma.pdf
http://web.unair.ac.id/admin/file/f_35969_mis-2012.pdf