Oleh
MAISY APRIONASISTA
04074821416018
Pembimbing: drg. A.Taufik
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Tujuan dari perawatan Ortodonti adalah untuk mendapatkan suatu estetik yang baik,
keteraturan posisi gigi, oklusi yang bebas dari disharmoni oklusal, dan keharmonisan gigi geligi
dengan jaringan periodontal, dan TMJ.1
Untuk memperoleh hal tersebut maka suatu kasus maloklusi perlu dipelajari secara
mendalam. Diastema adalah celah atau ruang yang terdapat antara gigi geligi yang dapat terjadi
pada gigi geligi atas dan bawah. Suatu keadaan dengan diastema yang banyak (diastema
multipel) dapat disebabkan oleh beberapa faktor etiologi.1
Perlekatan frenulum tinggi pada bibir atas terjadi pada permukaan labial antara insisivus
sentralis maksila, adanya perlekatan ini berakibat timbulnya gingivitis dan diastema sentral1.
Perlekatan frenulum tinggi pada area insisivus sentralis maksila ini lebih banyak insidensinya
dibanding pada mandibula baik pada sisi labial maupun lingualnya.2
Frenulum yang terletak di sebelah anterior insisivus atas disebut frenulum labialis
superior. Perlekatan frenulum tinggi terjadi karena pada saat pertumbuhan dan perkembangan
gigi dan rahang tidak ikuti migrasi perlekatan frenulum kearah apikal3. Adanya abnormalitas ini
menyebabkan pemisahan yang ekstrim dari gigi-gigi insisivus sentral, di samping itu membuat
gingiva mudah terekoyak sehingga terjadi iritasi yang berkelanjutan yang menyebabkan
kerusakan jaringan periodontal. Perlekatan frenulum tinggi akan menghalangi proses
pembersihan gigi, mengganggu pemakaian protesa gigi dan menghalangi pergerakan alat
ortodonsi. Banyaknya dampak negatif yang muncul dengan adanya perlekatan frenulum tinggi
menjadi dasar untuk dilakukan perawatan. Perawatan frenulum tinggi di atasi dengan
pemotongan frenulum (frenotomi) atau dengan membuang seluruh bagian dari frenulum
(frenektomi).2
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Kebiasaan buruk
Genetik
Mengganggu estetik
Terjadinya ginggivitis
Edward menyatakan bahwa terdapat hubungan yang erat antara perlekatan frenulum yang
abnormal dan celah tulang vertical terhadap keberadaan diastema sentral. Popovich, Thompson,
dan Main menyatakan bahwa penyebab utama dari menetapnya diastema sentral atas adalah
terdapatnya perlekatan frenum tipe 5 (perlekatan yang rendah dan tipis) atau tipe 6 (perlekatan
yang rendah dan tebal) yang berhubungan dengan terdapatnya sutura tipe 3 ( terdapatnya tulang
yang berbentuk spade shape pada daerah tengah) atau tipe 4 (terdapatnya tulang berbentuk W
dengan sutura yang terbuka dalam).
Pada kasus-kasus dengan perlekatan fenulum yang rendah dan tebal tersebut dilakukan
tindakan frenektomi untuk menghilangkan jaringan frenulum yang akan menghambat penutupan
diastema. Frenektomi adalah tindakan operatif pembuangan seluruh frenulum termasuk
perlekatan dengan tulang dibawahnya. Dari penelitian yang dilakukan oleh Edward, tindakan
frenektomi ini akan mengurangi secara bermakna kemungkinan terjadinya relaps diastema
setelah perawatan ortodonti..8
Klasifikasi perlekatan frenulum:
a. Rendah : semua perlekatan pada mukosa alveolar
b. Sedang : melekat pada mukosa alveolar sampat gingival cekat
c. Tinggi : melekat pada mukosa alveolar, gingival cekat, gingival tepi, dan atau hingga
area palatinal pada frenulum labii superior.
Perlekatan frenulum yang tinggi yang memperhebat inflamasi gingiva dan poket
Diastema sentralis
Papila yang gepeng dengan frenulum melekat pada gingival margin, yang menyebabkan
resesi gingiva & gangguan pada pemeliharaan OH.
Frenulum abnormal dengan perlekatan gingiva yang kurang adekuat & vestibulum
terlihat dangkal.
Anamnesa11
Tahap 1: Tahap perkenalan
Nama pasien
Jenis kelamin
Tanggal lahir
Alamat
No. telpon
Pekerjaan
B. Riwayat gigi-geligi
D. Riwayat sosial/kebiasaan
2.6.2
Pemeriksaan Ekstraoral
Pemeriksaan Klinis : Ekstra oral1,7
bentuk kepala
posisi rahang
bibir
pipi
Leher
TMJ
2.6.3
Pemeriksaan Intraoral
Pemeriksaan Klinis : Intraoral 1
ukuran lidah
Oklusi
lengkung rahang
Blanche test
2.6.4
Pemeriksaan Penunjang
Pemeriksaan penunjang yang dapat dilakukan sebelum dilakukan frenektomi,
yaitu:12,13
Radiografi
a. Panoramik
b. Periapikal untuk mengetahui penyebab diastema sentral misalnya melihat
bentukan frenulum yang abnormal
Radiografi Periapikal
Gambaran rontgen foto perlekatan frenulum yang abnormal dengan gambaran
septum V
Vital Sign : tekanan darah, nadi, respirasi, suhu badan dilakukan prabedah
2.6.5
Prosedur Dasar
Mempersiapkan kondisi kebersihan mulut meliputi tidakan Terapi Periodontal Fase
Awal seperti scalling dan polishing.10
Teknik Frenectomy yang sering digunakan:6,10
Millers technique
V-Y Plasty
Z Plasty
2. Margin superior & inferior dari frenulum dijepit dua hemostat bengkok.
3. Langkah awal eksisi dari frenulum dengan skapel kontak dengan permukaan posterior dari
hemostat yang bawah
4. Langkah akhir dari eksisi frenulum, insisi dibelakang hemostat yang atas .
2. Modifikasi insisi pada IBC, Insisi dilakukan di sebelah bawah dan menempel sejajar
klamp.
3. Penjahitan dilakukan segera setelah insisi pada daerah mucolabial fold dan mukosa bibir.
4.
c. Gauze sponges
d. 5-0 black silk suture
e. Suture pliers
f. Scissors
g. Periodontal pack (Ceo-pack)
Prosedur frenektomi dengan Millers technique
1. Anstesi lokal 2% lignocaine dengan 1:80000 infiltrasi pada daerah vestibulum lateral
kanan dan kiri, daerah palatinal pada daeran foramen insisivus
2. Desinfeksi dengan povidone iodine
3. Frenulum di jepit dengan hemostat pada bagian terdalam vestibulum
4. Insisi membentuk garis horizontal ujung permukaan hemostat sepanjang frenulum
5. Tepi insisi yang berbentuk garis dijahit dengan silk suture 5-0
6. Ditutup dengan periodontal pack
7. Periodontal pack dan jahitan dilepas 1 minggu post operative
8. Follow-up selama 1 bulan
[Table/Fig-13]: Incision given at both ends of the frenum to obtain 2 triangular flaps
[Table/Fig-14]: Flaps transposed across the midline sutured in the form of Z
[Table/Fig-15]: 1 month post-operative
Electro Surgery10
Teknik untuk pasien yang dengan Bleeding disorder, hemostasis, jika menggunakan
1. Anastesi lokal 2% lignocaine dengan 1:80000 infiltrasi pada daerah vestibulum lateral
kanan dan kiri, daerah palatinal pada daeran foramen insisivus
2. Desinfeksi dengan povidone iodine
3. Frenulum di jepit dengan hemostat pada bagian terdalam vestibulum
4. Eksisi dengan Electrocautery dengan loop electrode
5. Tanpa dilakukakan penjahitan
Pendarahan
Keluhan sakit
Terjadi infeksi
Penggunaan retainer yang dianjurkan pada kasus diastema sentral yaitu fixed
permanent retainer minimal 12 bulan
Veneer
1. Diastema dengan lebar ruangan 1-2 mm Pada keadaan ini gigi tidak perlu dipreparasi,
hanya dilakukan pengasaran email. Komposit diletakan pada bagian proksimal hingga ke
permukaan fasial dan lingual tetapi cukup sampai developmental groove saja.
2. Diastema dengan lebar ruangan 2-3 mm Gigi dapat dipreparasi maupun tidak dipreparasi
tetapi dilakukan veneering di fasial. Peletakan komposit di bagian proksimal sama seperti
pada diastema yang kecil (Gambar 3). Selain itu terkadang juga diperlukan Esthetic
Counturing (Recounturing) pada bagian distal permukaan fasial, untuk menciptakan ilusi
agar gigi tidak terlihat terlalu lebar.
Diastema dengan lebar ruangan 4-3 mm Gigi dapat dipreparasi maupun tidak
dipreparasi tetapi dilakukan full coverage veneer. Peletakan komposit dilakukan diatas
Facial discoloration
Reaksi alergi
2.10
Prognosis
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Frenectomy dapat menghilangkan faktor prediposisi penyakit periodontal yang
diakibatkan karena perlekatan frenulum tinggi
Daftar Pustaka
10. Gujari SK, Devishree, P.V. Shubhashini. Frenectomy : A Review with the Reports of
Surgical Techniques. Journal of Clinical and Diagnostic Research 2012; 6(9): 1587-1592
11. Birnbaum Warren dan Stephen M Dunne. Diagnosis Kelainan Dalam Mulut. EGC.
Jakarta. 2010. hal 6-14
12. Pie-Sanchez, J, Espana-Tost, AJ. Comparative Study of Upper Lip Frenectomy with The
CO2 Laser Versus The Er, Cr: YSGG laser . Journal section: Oral Surgery Med Oral Patol
Oral Cir Bucal. Barcelona. Spanyol. 2012;17(2):228-32.
13. Beebe, Richard., Jefrey, Myer. Professional Paramedic Trauma Care & EMS Operation.
Vol III. Delmar Cengage Learning United. United Stated of Amerika. 2012
14. Alam, MK. The Multidisciplinary management of median diastema. Bangladesh Journal
of Medical Science 2010 ; 9(4) : 234-237
15. Albers HF. Tooth-Colored Restoratives-Principles and technique, BC Decker Inc,
Hamilton, London 2002 : 237-73
16. Sowniya, Nettem et al. Frenectomy to Free Buried Implans. Departement of
Periodontalogy and Oral Implantology. India. IJDA. 2010; 3(2)
17. Bakar, Abu. Kedokteran Gigi Klinis. Yogyakarta: Penerbit Quantum Sinergis Media.
2012.