Anda di halaman 1dari 16

LAPORAN PRAKTIKUM PISCES

BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Ikan adalah anggota vertebrata poikilotermik (berdarah dingin) yang hidup di air dan
bernapas dengan insang. Ikan merupakan kelompok vertebrata yang paling beraneka
ragam dengan jumlah spesies lebih dari 27,000 di seluruh dunia. Secara taksonomi, ikan
tergolong kelompok paraphyletic yang hubungan kekerabatannya masih diperdebatkan;
biasanya ikan dibagi menjadi ikan tanpa rahang (kelas Agnatha, 75 spesies termasuk
lamprey dan ikan hag), ikan bertulang rawan (kelas Chondrichthyes, 800 spesies
termasuk hiu dan pari), dan sisanya tergolong ikan bertulang keras (kelas Osteichthyes).
Ikan dalam berbagai bahasa daerah disebut iwak jukut.
Fisiologi ikan mencakup proses osmoregulasi, sistem sirkulasi, sistem respirasi,
bioenergetik dan metabolisme, pencernaan, organ-organ sensor, sistem saraf, sistem
endokrin dan reproduksi (Fujaya,1999).Insang dimiliki oleh jenis ikan (pisces). Insang
berbentuk lembaran-lembaran tipis berwarna merah muda dan selalu lembap. Bagian
terluar dare insang berhubungan dengan air, sedangkan bagian dalam berhubungan erat
dengan kapiler-kapiler darah. Tiap lembaran insang terdiri dare sepasang filamen, dan
tiap filamen mengandung banyak lapisan tipis (lamela). Pada filamen terdapat pembuluh
darah yang memiliki banyak kapiler sehingga memungkinkan OZ berdifusi masuk dan
CO2 berdifusi keluar. Insang pada ikan bertulang sejati ditutupi oleh tutup insang yang
disebut operkulum, sedangkan insang pada ikan bertulang rawan tidak ditutupi oleh
operkulum.
Insang tidak saja berfungsi sebagai alat pernapasan tetapi dapat pula berfungsi
sebagai alat ekskresi garam-garam, penyaring makanan, alat pertukaran ion, dan
osmoregulator. Beberapa jenis ikan mempunyai labirin yang merupakan perluasan ke atas
dari insang dan membentuk lipatan-lipatan sehingga merupakan rongga-rongga tidak
teratur. Labirin ini berfungsi menyimpan cadangan 02 sehingga ikan tahan pada kondisi

yang kekurangan 02. Contoh ikan yang mempunyai labirin adalah: ikan gabus dan ikan
lele.
Untuk menyimpan cadangan 02, selain dengan labirin, ikan mempunyai gelembung
renang yang terletak di dekat punggung. Stickney (1979) menyatakan salah satu
penyesuaian ikan terhadap lingkungan ialah pengaturan keseimbangan air dan garam
dalam jaringan tubuhnya, karena sebagian hewan vertebrata air mengandung garam
dengan konsentrasi yang berbeda dari media lingkungannya. Ikan harus mengatur
tekanan osmotiknya untuk memelihara keseimbangan cairan tubuhnya setiap waktu.
Insang tidak saja berfungsi sebagai alat pernapasan tetapi dapat pula berfungsi sebagai
alat ekskresi garam-garam, penyaring makanan, alat pertukaran ion, dan osmoregulator.
Beberapa jenis ikan mempunyai labirin yang merupakan perluasan ke atas dari
insang dan membentuk lipatan-lipatan sehingga merupakan rongga-rongga tidak teratur.
Labirin ini berfungsi menyimpan cadangan 02 sehingga ikan tahan pada kondisi yang
kekurangan 02. Contoh ikan yang mempunyai labirin adalah: ikan gabus dan ikan lele.
Untuk menyimpan cadangan 02, selain dengan labirin, ikan mempunyai gelembung
renang yang terletak di dekat punggung.
Mekanisme pernapasan pada ikan melalui 2 tahap, yakni inspirasi dan ekspirasi.
Pada fase inspirasi, 02 dari air masuk ke dalam insang kemudian 02 diikat oleh kapiler
darah untuk dibawa ke jaringan-jaringan yang membutuhkan. Sebaliknya pada fase
ekspirasi, C02 yang dibawa oleh darah dari jaringan akan bermuara ke insang dan dari
insang

diekskresikan

keluartubuh.

Ikan memiliki bermacam ukuran, mulai dari paus hiu yang berukuran 14 meter (45 ft)
hingga stout infantfish yang hanya berukuran 7 mm (kira-kira 1/4 inci).
Ada beberapa hewan air yang sering dianggap sebagai ikan, seperti ikan paus, ikan
cumi dan ikan duyung, yang sebenarnya tidak tergolong sebagai ikan. Ikan dapat
ditemukan di hampir semua genangan air yang berukuran besar baik air tawar, air
payau maupun air asin pada kedalaman bervariasi, dari dekat permukaan hingga beberapa
ribu meter di bawah permukaan. Namun, danau yang terlalu asin seperti Great Salt Lake
tidak bisa menghidupi ikan. Ada beberapa spesies ikan dibudidayakan untuk dipelihara
untuk dipamerkan dalam akuarium. Ikan adalah sumber makanan yang penting. Hewan
air lain, seperti moluska dan krustasea kadang dianggap pula sebagai ikan ketika

digunakan sebagai sumber makanan. Menangkap ikan untuk keperluan makan dalam
jumlah kecil atau olah raga sering disebut sebagai memancing. Hasil penangkapan ikan
dunia setiap tahunnya berjumlah sekitar 100 juta ton.
Overfishing adalah sebuah istilah dalam bahasa Inggris untuk menjelaskan
penangkapan ikan secara berlebihan. Fenomena ini merupakan ancaman bagi berbagai
spesies ikan. Pada tanggal 15 Mei 2003, jurnal Nature melaporkan bahwa semua spesies
ikan laut yang berukuran besar telah ditangkap berlebihan secara sistematis hingga
jumlahnya kurang dari 10% jumlah yang ada pada tahun 1950. Penulis artikel pada jurnal
tersebut menyarankan pengurangan penangkapan ikan secara drastis dan reservasi habitat
laut di seluruh dunia.
Ikan nila (Oreochromis niloticus), nama internasionalnya nile tilapia berasal dari
sungai Nil di Afrika. Ikan nila merupakan salah satu jenis ikan budi daya yang cukup
dikenal baik secara nasional maupun internasional. Ikan nila menjadi terkenal karena
memiliki banyak keunggulan. Keunggulan-keunggulan yang dimiliki oleh ikan nila yaitu
mudah berkembangbiak, cepat pertumbuhannya, anaknya banyak, ukuran badan relative
besar, tahan penyakit, sangat mudah beradaptasi, relative murah harganya dan dagingnya
pun

enak

(Widiyati

et

al.1999).

Ikan nila sebagai pemakan plankton yang sifatnya cenderung omnivorous, artinya tidak
memerlukan pakan yang khusus. Selain itu, ikan nila juga memiliki suatu kelebihan, yaitu
ikan nila berkemampuan untuk dapat hidup pada rentang salinitas yang lebar shingga
ikan nila dapat dibudidayakan di air tawar, payau, maupun di laut (Wardoyo,1997).
Di air tawar potensi pembesaran ikan nila di kolam san sawah sangat tepat terutama
di luar Jawa di daerah pegunungan di mana sumber air yang masih berlimpah dan
kompetisi peruntukan antar sector dan subsector belum terlalu ketat, misalnya di
Sumatera Barat, Sulawesi Utara, Sumatera Utara, Bengkulu, Gorontalo, dan Sulawesi
Tenggara. Sedangkan pengembangan di perairan umum cocok dengan system budi daya
keramba Jaring dan Keramba biasa yaitu di provinsi-provinsi di luar Jawa yang banyak
memiliki perairan umum (danau, rawa, perairan, bekas galian C, dan sungai), misalnya di
Kalimantan Barat, Kalimantan Timur, Kalimantan Tengah, Kalimantan Selatan, Sumatera
Selatan,

Bangka

Belitung

dan

Jambi

(Sarnita

et

al.2001).

Menurut saya, ikan nila (Oreochromis niloticus) adalah merupakan salah satu jenis ikan

yang banyak dibudidayakan oleh para petambak. Ikan nila bertulangbelakang (vertebrata)
dengan tubuhnya diselubungi sisik semua, di samping itu ikan nila juga memiliki gurat
sisi.
1.2 Tujuan
Tujuan dari pembuatan laporan praktikum ini adalah unuk mengetahui Anatomi dan
Morfologi dari Oreochromis nilaticus atau ikan nila.
BAB II
Tinjauan Pustaka
1.1 Anatomi pada tubuh Ikan
Ada 10 sistem anatomi pada tubuh ikan :
1.

Sistem penutup tubuh (kulit) : antara lain sisik, kelenjar racun, kelenjar lendir, dan
sumber pewarnaan.

2. Sistem otot (urat daging): penggerak tubuh, sirip-sirip, insang - organ listrik
3.

Sistem rangka (tulang) : tempat melekatnya otot; pelindung organ-organ dalam dan
penegak tubuh

4. Sistem pernapasan (respirasi): organnya terutama insang; ada organ-organ tambahan


5. Sistem peredaran darah (sirkulasi) : organnya jantung dan sel-sel darah - mengedarkan
O2, nutrisi, dsb
6. Sistem pencernaan : organnya saluran pencernaan dari mulut anus
7. Sistem saraf : organnya otak dan saraf-saraf tepi
8. Sistem hormon : kelenjar-kelenjar hormon; untuk pertumbuhan, reproduksi, dsb
9. Sistem ekskresi dan osmoregulasi : organnya terutama ginjal
10. Sistem reproduksi dan embriologi : organnya gonad jantan dan betina
1.2 Morfologi pada tubuh Ikan
Pada ikan Morfologi (bentuk luar) dari ikan ini dapat dilihat secara jelas dan dapat
dibedakan bagian-bagian tubuhnya. Secara historis, morfologi ikan merupakan sumber
utama informasi untuk studi taksonomi dan evolusi. Ada beberapa karakter morfologi.
Karakter ini biasanya dibagi menjadi dua kategori yaitu morfometrik dan meristic.

Secara garis besar ikan yang terdapat di alam tebagi atas dua group yaitu Agnatha
(Ikan yang tidak memiliki rahang) dan Gnathostomata (Ikan yang memiliki rahang).
Kedua group ikan tersebuat dikelompokkan ke dalam tiga kelas yaitu Kelas
Cephalaspidomophi, Condrichthyes, dan Osteichthyes. Suasono (1960), menyatakan
bahwa ikan apabila ditinjau dari morfologinya dapat dibagi menjadi tujuh bagian yaitu
bentuk tubuh, bentuk mulut, linnea lateralis, sirip, sungut, sisik, dan ciri-ciri lainnya.
Sedangkan bagian tubuh lainnya, ikan dapat dibagi tiga bagian yaitu kepala (caput),
badan (truncus), dan ekor (caudal).
Bagian kepala yakni bagian dari ujung mulut terdepan hingga hingga ujung
operkulum (tutup insang) paling belakang. Adapun organ yang terdapat pada bagian
kepala ini antara lain adalah mulut, rahang, gigi, sungut, cekung hidung, mata, insang,
operkulum, otak, jantung, dan pada beberapa ikan terdapat alat pernapasan tambahan.
Bagian badan yakni dari ujung operkulum (tutup insang) paling belakang sampai
pangkal awal sirip belang atau sering dikenal dengan istilah sirip dubur. Organ yang
terdapat pada bagian ini antara lain adalah sirip punggung, sirip dada, sirip perut, hati,
limpa, empedu, lambung, usus, ginjal, gonad, gelembung renang.
Bagian ekor, yakni bagian yang berada diantara pangkal awal sirip belakang/dubur
sampai dengan ujung terbelakang sirip ekor. Adapun yang ada pada bagian ini antara lain
adalah anus, sirip dubur, sirip ekor, dan pada ikan-ikan tertentu terdapat scute dan finlet.
Bentuk tubuh ikan
Antara jenis yang satu dengan jenis lainnya berbeda- beda. Perbedaan bentuk tubuh
ini pada umumnya disebabkan oleh adanya adaptasi terhadap habitat dan cara hidupnya.
Adapun bentuk-bentuk tubuh ikan tersebut dibagi dua yaitu:
a.

Simetri bilateral yaitu ikan yang apabila dibeah ditengah dengan potongan sagital, maka
kita akan mendapatkan hasil yang sama persis antara bagian kiri dan bagian kanannya

b. Non simetri bilateral yaitu ikan yang apabila dibeah ditengah dengan potongan sagital,
maka kita akan mendapatkan hasil yang berbeda antara bagian kiri dan bagian kanannya
c.

Simetri bilateral.
Dilihat dari bentuk tubuh terutama dari penampang melintangnya ada beberapa
macam bentuk tubuh ikan simetri bilateral, bentuk-bentuk tersebut adalah:

1. Pipih (kompres) yakni ikan yang bertubuh pipih atau dengan kata lain lebar tubuh jauh
lebih kecil dibanding tinggi tubuh dan panjang tubuh
2. Picak (depress) yakni ikan yang lebar tubuhnya jauh lebih besar dari tinggi tubuhnya
3. Cerutu (fusiform) yakni ikan dengan tinggi tubuh yang hampir sama dengan lebar dan
panjang tubuhnya beberapa kali ukuran tingginya
4. Ular (sidat) yakni ikan yang bentuk tubuhnya menyerupaibelut atau ular
5. Tali (filiform) yakni ikan yang bentuk tubuhnya menyerupai tali
6.

Pita (taeniform/flattedform) yakni ikan yang bentuk tubuhnya memanjang dan tipis
menyerupai pita

7. Panah (sagittiform) yakni ikan yang bentuk tubuhnya menyerupai anak panah
8. Bola (globiform) yakni ikan yang bentuk tubuhnyamenyerupai bola
9. Kotak (ostraciform) yakni ikan yang bentuk tubuhnya menyerupai kotak.
Bentuk Sirip
Bentuk sirip pada ikan baik sirip punggung, sirip dada, sirip perut, sirip belakang
(dubur) maupun sirip ekor beraneka ragam. Pada dasarnya ada sepuluh macam bentuk
sirip ekor antara lain:
1.

Sirip ekor bercagak seperti pada ikan mas (Cyprinus carpio), ikan tawes (Puntius
javanicus), ikan bawal (Pampus sp), dan sebagainya.

2. Sirip ekor berpinggiran tegak, seperti pada ikan buntal (Tetraodon sp)
3. Sirip ekor berpinggiran tegak, seperti pada ikan tambakan (Helostoma temmincki)
4. Sirip ekor berlekuk kembar, seperti pada ikan Scatophagus argus
5. Sirip ekor berbentuk membundar, seperti pada ikan gurame (Osphronemus gouramy)
6. Sirip ekor berbentuk bajir, seperti pada ikan bloso (Glossogobius sp.)
7. Sirip ekor berbentuk meruncing, seperti pada ikan belut (Monopterus albus)
8. Sirip ekor berbentuk sabit, seperti pada ikan tongkol (Euthynus sp.
9.

Sirip ekor berbentuk episerkal, dalam hal ini ekor bagian atasnya lebih panjang
dibanding ekor bagian bawahnya seperti yang terdapat pada ikan atlantik sturgeon
(Acipencer oxyrhynchus)

10. Sirip ekor berbentuk hiposerkal, dalam hal ini ekor bagian bawah lebih panjang
dibanding ekor bagian atasnya seperti yang terdapat pada ikan caracas (Tylosurus sp).

Sirip ikan terdiri dari tiga jenis jari-jari sirip yang hanya sebagian atau seluruhnya
dimiliki oleh spesies ikan, yaitu :
1. Jari-jari sirip keras merupakan jari jari sirip yang tidak berbuku-buku dan keras.
2. Jari jari sirip lemah merupakan jari jari sirip yang dapat ditekuk, lemah , dan berbukubuku.
3. Jari jari sirip lemah mengeras merupakan jari jari sirip yang keras tetapi berbuku-buku.
4. Letak mulut (cavum oris)
Mulut pada ikan memiliki berbagai bentuk dan posisi yang tergantung dari kebiasaan
makan dan kesukaan pada makanannya (feeding dan foot habits). Perbedaan bentuk dan
posisi mulut ini juga kadang diikuti dengan keberadaan gigi dan perbedaan bentuk
gigi pada ikan. Bentuk mulut pada ikan dapat digolongkan dalam :
1. Mulut terminal, yaitu posisi mulut berada di bagian ujung kepala
2. Mulut inferior, yaitu posisi mulut berada di bagian agak bawah ujung kepala
3. Mulut superior, yaitu posisi mulut berada di bagian agak atas ujung kepala
Ciri Morfometrik dan Ciri Meristik
a.

b.

Morfometrik : merupakan pengamatan morfologi dengan pengukuran struktur tubuh


misalnya panjang sirip, panjang tubuh total, panjang kepala, diameter mata dan lain-lain
semua pengukuran yang diambil dari satu titik ke titik lain tanpa melalui lengkungan
badan
Meristic
: merupakan pengamatan morfologi dengan cara menghitung semua struktur
morfologi yang dapat dihitung misalnya jumlah sisik, jumlah tulang sirip dan lain-lain
Sisik ikan
Bentuk, ukuran dan jumlah sisik ikan dapat memberikan gambaran bagaimana
kehidupan ikan tersebut. Sisik ikan mempunyai bentuk dan ukuran yang beraneka
macam, yaitu :

a.

Sisik ganoid merupakan sisik besar dan kasar

b.

Sisik sikloid berbentuk bulat, jika diamati akan tampak lingkaran yang berbeda-beda,
pinggiran sisik halus dan rata

c.

stenoid bentuk seperti sikloid tetapi mempunyai pinggiran yang kasar

d. Sisik placoid merupakan sisik yang lembut

Umumnya tipe ikan perenang cepat atau secara terus menerus bergerak pada perairan
berarus deras mempunyai tipe sisik yang lembut, sedangkan ikan-ikan yang hidup di
perairan yang tenang dan tidak berenang secara terus menerus pada kecepatan tinggi
umumnya mempunyai tipe sisik yang kasar. sementara sisik stenoid mempunyai.
Linea lateralis (LL)
Linealateralis adalah garis yang dibentuk oleh pori-pori, sehingga LL ini terdapat
baik pada ikan yang bersisik maupun ikan yang tidak bersisik. Pada ikan yang tidak
bersisik LL terbentuk oleh pori-pori yang terdapat pada kulitnya, sedangkan pada ikan
yang bersisik LL terbentuk oleh sisik yang berpori. Pada umumnya ikan mempunyai satu
buah garis LL, namun demikian adapula ikan yan mempunyai beberapa buah LL. LL ini
berfungsi LL untuk mendeteksi keadaan linkungan, terutama kualitas air dan juga
berperan dalam proses osmoregulasi.
BAB III
Metode Penelitian
4.1

Waktu dan tempat


Pratikum ini dilaksanakan pada hari selasa tanggal 1 november 2011, pada pukul 15.00
sampai selesai, di laboratorium Tadris MIPA IAIN Raden Fatah Palembang.
4.2

Alat

Alat dan bahan

: pensil, pena, penggaris, kertas HVS, penghapus, karter, gunting, kaca pembesar,
talanan, plastik.
Bahan
4.3

: ikan nila (Oreochromis nilaticus)


Cara kerja

1. Siapkan alat-alat yang akan di gunakan, seperti; karter, gunting, pena, pensil, kertas HVS
dan sebagainya.
2. Ambillah preparat (ikan nila) yang akan di teliti.
3. Gambar morfologi ikan tersebut; tubuh ikan, kepala, sisik, ekor,
4. Bedah tubuh ikan dengan hati-hati jangan sampai bagian dal ikan rusak.
5. Amati organ tubuh ikan bagian dalam untuk mengetahui jenis kelamin, system
pencernaan, system organ, susunan otot, kemudian gambar dari masing-masing bagian
tersebut.

6. Potong tubuh ikan bagian belakang dekat ekor untuk mengetahui strutur daging,
kemudian gambar.
7. Bedah bagian kepala untuk melihat otak, kemudian gambar.
Bab IV
Hasil Dan Pembahasan
4.1 Hasil Gambar
Tubuh ikan nila

Keterangan
1. Rima oris
2. Fovea nasalis
3. Organon visus
4. Apparatus opercularis
5. Squama
6. Gurat sisi
7. Anus
8. Sirip dada
9. Sirip perut
10. Sirip belakang
11. Sirip punggung
12. Sirip ekor

Apparatus opercularis

Keterangan
1. Os praeopepoulare
2. Os interoperculare

Squama

Keterangan
1. Sel pigmen
2. Clenoid

Cauda

Keterangan

1. Protocercal

Jenis kelamin

Keterangan
1.
2.
3.
4.
5.
6.

System Pencernaan

Keterangan
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.

System Organ

Skeleton

Gonade
Sinus urogenitalis
Mesonephros
Ductus mesonephridicus
Ductus mesonephridicus
Vesca urinarja

Cavum oris
Pharynx
Esophagus
Ventriculus
Intestinum
Anus
Glandula digestoria

Keterangan
1. Branchia
2. Cor
3. Hepar
4. Vesica fellea
5. Gonade
6. Intestinum
7. Ren
8. Pneumatocyst
9. Ductus pneumaticus
10. Lien
11. Muara gonade
12. anus
Keterangan
1. Corpus
2. Nurapophysis

3.
4.
5.
6.
7.

Susunan otot

Keterangan
1.
2.
3.
4.
5.

Struktur daging

4.2 Pembahasan dari gambar


1. Tubuh ikan nila

M. epaxiales
Septum lateralis
M. Hypaxiales
Myocommata
Myomer

Keterangan
1.
2.
3.
4.

Otak

Arcus neuralis
Spina neuralis
Haemapophysis
Arcus haemalis
Spina haemalis
bagian cranial
bagian caudal

Myocoma
Myomer
Septum horizontale
Susunan oto-otot badan
Bagian cranial
Bagian caudal

Keterangan
1. Bulbus olfactorius
2. Tractus olfactorius
3. Lobus olfactorius
4. Pallium
5. Mesencephalon
6. Cerebellum
7. Medulla oblongata
8. Corpus striatum
9. Epiphysis
10. Medulla spinallis
Puntius javanicus
Cyprinus carpio

Pada tubuh ikan nila di bagi menjadi tiga bagian,yaitu: bagian kepala, bagian badan,
dan bagian ekor.
a.

Kepala (caput);
Kepala memiliki empat bagian yaitu:

1. Rima oris (celah mulut), terapat pada ujung rostrum (moncong).


2. Fovea nasalis; sepasang cekung hidung di dorsal mulut, sebagai tempat berakhirnya fila
olfactoria atau cabang terakhir nervus olfactorius.
3. Organon visus; pada inspection bagian- bagian yang tampak dari luar antara lain:
Sclera
Cornea, jernih dan transparan, dengan latar belakang iris yang berwarna coklat kehitamhitaman
Pupil, lubang yang memungkinkan iris tampak dari luar, dibentuk oleh iris,
Bagian disekitar pupil berwarna putih dibentuk oleh argentea.
4.

Apparatus opercularis (tutup ingsang); sepasang terdapat dikiri dan di kanan bagian
belakang caput, berbentuk setengah bulatan.

b.

Badan (truncus);

1. Epidermis (kulit luar); tipis, transparan dan licin karena menghasilkan mucus atau getah
bening.
2. Squama; terdapat di bawah epidermis, tersusun sebagai susunan genting dengann bagian
belakang bebas, sehingga ada bagian sisik yang tertutup oleh sisik lain.
3.

Linea lateralis (gurat sisi); merupakan suatu bangunan berupa garis memanjang di sisi
lateral truncus, mulai dari kepala sampai ke pangkal ekor.

4.

Dua buah lubang keluar (muara); anus merupakan muara saluran makanan sebagai
lubang pembuangan sisa-sisa makanan. Porus urogenitalis; merupakan muara bersama
dari saluran kelamin dan saluran kencing.

c.

Ekor (cauda); pada bagian ekor terdapat sirip ekor,yang mempunyai bentuk protocercal.
2. Apparatus opercularis
Apparatus opercularis atau tutup ingsang ada sepasang yaitu di kanan dan di kiri
bagan belakang caput, berbentuk setengah bulatan. Berfungsi sebagai pelindung insang.

3. Sisik (squama)
Pada ikan terdapat empat macam jenis squama,yaitu:
a.

Cycloid, misalnya pada Puntius javanicus. Squama tipe ini terbentuk dari corium atau
dermis. Bentuknya circuler.

b.

Ctenoid, misalnya pada Perca, bagian tepi luarnya mempunyai satu baris atau lebih
garis-garis sisir, sedangkan bagian tepi yang melekat mempunyai tonjolan-tonjolan
sehingga memperkuat perlekatannya. Ikan nila mempunyai squama jenis ini.

c.

Ganoid, bagian terbesar squama tipe ini terdiri dari lapisan- lapisan tulang, dan
permukaan luarnya diselubungi oleh ganoin.

d. Placoid, squama tipe ini merupakan tipe yang paling primitif, berasal dari dermis.
4. Tipe ekor (cauda)
Ikan nila mempunyai tipe ekor yaitu protocercal. Yang berbentuk; chorda dorsalis
lurus dan meluas pada ujung cauda, bagian dorsal dan ventral hamper terbagi sama. Tipe
ini adalah tipe yang paling primitif.
5. Jenis kelamin (organ geneticalia masculina)
Pada jenis kelamin jantan terdapat beberapa bagian,yaitu: gonade (testis), sinus
urogenitalis, porus urogenitalis, mesonephros, ductus mesonephridicus, dan vesica
urinarja.
6. System pencernaan
Sistem pencernann pada ikan nila terdiri dari dua bagian, yaitu saluran pencernaan
dan kelenjar pencernaan. Saluran pencernaan dimulai dari mulut-rongga mulut-faringesofagus-lambung-pilorus-usus-rektum-anus.
7. System organ
a. Branchia (ingsang) terletak pada bagian cranial (daeah caput), tertutup oleh apparatus
oppercularis.
b. Cor (jantung) letaknya ventro-caudal insang, agak kek kanan.
c. Hepar (hati), bewarna merah.
d. Vesica fallea (kantung empedu), berwarna kehijauan.

e. Gonade (kelenjar kelamin), pada yang jantan berwarna putih kompak.


f. Intestinum (usus), sebagai pita panjang yang berkelok-kelok dan sama besarnya.
Intestinum berakhir dan bermuara keluar sebagai anus.
g. Ren (mesonephros, ginjal), berwarna merah tua, terletak di sebelah ventral columna
vertebralis.
h.

Pneumatocyst (gelembung renang) atau vesica natatoria,berwarna keputih-putihan,


letaknya di bagian dorsal rongga perut, yaitu di ventral columna vertebralis, ren, dan
aorta dorsalis, serta di sebelah dorsal dari alat-alat dalam lainnya.

i. Ductus pneumaticus, fungsi ductus pneumaticus adalah untuk keluar masuknya udara ke
dalam pneumatocyst.
j. Lien (limpa), berwarna merah tua, terdapat di sebelah ventral lobus dorsalis hepatis. Alat
ini termasuk sistema reticulo endothelial.
k. Muara gonade,letaknya dekat denagn anus.
l. Anus, merupakan muara untuk pembuangn sisa makanan.
8. Skeleton
a. Corpus (centrum= badan pusat).
b. Neurapophysis, tonjolan corpus yang menuju ke dorsal (punggung). Ada sepasang dikiri,
ynag berlanjut sebagai:
c. Arcus neuralis yaitu lanjutan neurapophysis yang melengkung ke dorsal lalu bersatu
membentuk lubang yang dilalui medulla spinalis (sumsum tulang belakang).
d. Spina neuralis,merupakan tonjolan yang meruncing ke dorsal sepeti duri, pada persatuan
arcus neuralis kanan kiri.
e. Haemapophysis, tonjolan corpus ke arah ventral, sepasang divergen, masing-masing
berlanjut sebagai lengkungan.
f. Costa haemalis, iga-iga bersendi pada arcus haemalis. Costa ini berjalan di sebelah
medial otot- otot hypaxial.

9. Sytem muscular (susunan otot).

Jika badan ikan kita potong tegak lurus melalui tulang punggung, tampaklah ototototnya tersusun menurut lingkaran-lingkaran konsentris. Potongan otot yang berupa
lingkaran-lingkaran konsentris ini disebabkan karena otot-otot tersebut tersusun dari
cranial ke caudal oleh lapisan-lapisan otot yang berbentuk kerucut.
10. Suktur daging
Potongan otot yang berupa lingkaran-lingkaran konsentris ini disebabkan karena otototot tersebut tersusun dari cranial ke caudal oleh lapisan-lapisan otot yang berbentuk
kerucut= coni musculi yang tersusun segmental disebut myomer. Mymer yang satu
dengan yang lainnya di pisahkan oleh suatu bungkus yaitu myocommata. Otot-otot pada
ikan ini dapat dibagi atas dua daerah oleh suatu septum; septum horizontale.
11. Otak (encephalon)
Terdapat di dalam cavum crani (rongga tengkorak), dibedakan menjadi cerebrum (otak
besar) dan cerebellum (otak kecil).
Bagiamn- bagian dari cranial ke caudal terdiri dari:
a.

Bulbus olfactorious, mempunyai lanjutan sebagai benang-benang.

b. Tractus olfactorius.
c.

Lobus olfactorious, dari lobus olfactorious keluar nervus olfactorious.

d. Procense phalon, disebelah belakang lobus olfactorious yang mempunyai atap (pallium)
dan dasar (corpus striatum).
e.

Mesencephalon, disebut juga lobus optious.

f.

Cerebellum, agak memanjang di tengah- tengah.

g. Medulla oblongata, disebelah bawah belakang cerebellum.


h. Chiasma nervi optici, persilangan nervus opticus yang menuju ke mata
i.

Hypophysis, di sebelah caudal chiasma nervi optici.

j.

Medulla spinallis, merupakan lanjutan dari medulla oblongata , yang berjalan di dalam
canalis vetebralis vertebrae (dalam tulang belakang).

Bab V
Kesimpulan

Ikan nila adalah hewan vertebrata yang mempunyai tulang belakang. Ikan
bereproduksi dengan cara bertelur. Ikan terdiri dari beberapa bagian yaitu; kepala (caput),
badan (truncus), dan ekor (cauda).
a.

Caput

1. Rima oris
2. Fovea nasalis
3. Arganon visus
4. Apparatus oercularis
b. Truncus
1. Squama
2. Linea lateralis
3. Anus, porus urogenitalis
4. Pinna pectoralis
5. Pinna abominalis
6. Pinna analis
7. Pinna dorsalis
c.

Cauda

1. Pinna caudalis

Rabu, 18 Januari 2012

Anda mungkin juga menyukai