Jelajahi eBook
Kategori
Jelajahi Buku audio
Kategori
Jelajahi Majalah
Kategori
Jelajahi Dokumen
Kategori
1.
Pendahuluan
4.
Kajian Pustaka
2.1. Banjir
Banjir adalah suatu kondisi dimana tidak
tertampungnya air dalam saluran pembuangan (kali)
atau terhambatnya aliran air di dalam saluran
pembuangan. Banjir merupakan peristiwa alam yang
dapat menimbulkan kerugian harta benda penduduk
serta dapat pula menimbulkan korban jiwa. Dapat
dikatakan banjir apabila terjadi luapan air yang
disebabkan kurangnya kapasitas penampang saluran.
(Suripin, 2006)
Banyak faktor yang menjadi penyebab terjadinya
banjir. Umumnya terdapat dua faktor penyebab utama
banjir, yaitu banjir yang disebabkan secara alami, dan
banjir yang diakibatkan oleh tindakan manusia.
Faktor sebab-sebab alami banjir, diantaranya adalah :
1. Curah Hujan
2. Pengaruh Fisiografi
3. Erosi dan Sedimentasi
4. Kapasitas sungai
5. Kapasitas drainase yang tidak memadai
6. Pengaruh air pasang
! !!
!
!
2-1
dimana:
p : probabilitas (kemungkinan) terjadinya hujan
rencana
T : periode ulang (tahun)
2.5 Hidrograf Satuan Sintetik (HSS) Gama 1
Hidrograf satuan dapat didefinisikan sebagai
hidrograf aliran langsung (direct runoff), yang
dihasilkan oleh satu unit tebal 1 mm curah hujan
efektif yang jatuh merata pada daerah aliran sungai
pada periode waktu tertentu. Unit tebal hujan efektif 1
mm biasanya digunakan untuk mengontrol volume
hidrograf satuan yang apabila dibagi luas DAS akan
"!/24)53!
"#!
"#
"$!%!"&!'($)*!
$!/0123!
+.!
+,(-!
+,!
2-2
dimana:
Qt : debit pada jam ke t (m3/s)
Qp : debit puncak (m3/s)
t
: waktu dari saat terjadinya debit puncak (jam)
K : koefisien tampungan
3.
3-1
!! ! !
!!
!!!""#
!
3-2
dimana:
Ci : koefisien Thiessen
Ai : luas bagian daerah di tiap stasiun pengamatan
(km2)
A : luas total DAS (km2)
Perhitungan curah hujan wilayah menggunakan
metode poligon Thiessen, dapat digunakan rumus:
3-3
dimana:
R : curah hujan wilayah
Ri : curah hujan di stasiun i
!! ! !
3-6
!! !! !!!!!!! ! !!!
!! ! !!!!! ! !!!!! ! !!!! !
Jenis Distribusi
Syarat
Cs 0
Normal
Ck 3
Cs 1.1396
Gumbel
Ck 5.4002
!! ! !
!!
Cs 0
Cs 3Cv + (Cv3) = 3
Log Normal
3-4
Ck = 5.383
!! ! !!
3.4. Intensitas Curah Hujan
3-7
! !!
3-5
!!" !"
!" !
!!!
3-8
dimana:
R : curah hujan rencana (mm)
t : lamanya curah hujan (jam)
I : intensitas curah hujan (mm/jam)
dimana:
Q : debit banjir rencana (m3/s)
n : koefisien Manning
S : kemiringan sungai
R : jari-jari hidrolik (m)
Untuk persamaan jari-jari hidrolik, adalah berikut ini:
SF
! !!
!
!
3-15
dengan:
A : luas basah (m2)
P : keliling basah (m)
4.
!"#$%&'"($)&*++,&
3-14
+!"
$!!$"
*!"
$!!%"
)!"
$!!&"
$!!'"
(!"
$!!("
'!"
$!!)"
&!"
$!!*"
%!"
$!!+"
$!#!"
$!"
3-10
$!##"
#!"
!"
,-." /-0"/12" ,34" 5167"89:"
3-11
-".$)&
3-12
Berdasarkan gambar 4, curah hujan wilayah
paling tinggi berada pada bulan Januari. Hal ini
3-13 mungkin disebabkan karena Januari merupakan bulan
basah, dan pada bulan Juni-Juli-Agustus curah hujan
tergolong rendah. Hal tersebut terjadi karena bulan
Juni-Juli-Agustus termasuk bulan kering. Pola curah
hujan yang terjadi di DAS Jragung adalah pola curah
hujan jenis monsoon. Karakterteristik dari jenis ini
adalah distribusi curah hujan bulanan dengan jumlah
/)01)230$2&'"($)&*++4($+,&
#$!"
$"
7-D3."
#!!"
'"
7-D3."
*!"
#!"
7-D3."
(!"
$'"
E-D3."
&!"
'!"
7-D3."
$!"
#!!"
7-D3."
!"
%'!"
#" %" '" )" +" ##" #%" #'" #)" #+" $#" $%"
5"#$23&*($+,&
%!!"
C$"
$'!"
C'"
!"#$%&'"($)&*++,&
$!!"
Gambar 6 merupakan kurva intensity-durationfrrquency (IDF) dari curah hujan rencana yang telah
dihitung menggunakan distribusi Gumbel. Kurva
tersebut menjelaskan bahwa curah hujan rencana
periode ulang 2 tahun memiliki curah hujan sebesar
40.65 mm. Curah hujan dengan angka tersebut tidak
terjadi dalam satu waktu. Berdasarkan kurva tersebut
untuk kasus curah hujan periode ulang 2 tahun, curah
hujan dengan nilai 14.1 mm terjadi dengan durasi satu
jam. Kemudian curah hujan sebesar 8.87 mm
berlangsung selama dua jam, dan seterusnya. Kurva
tersebut membuktikan bahwa intensitas hujan yang
tinggi memiliki durasi yang singkat.
C#!"
#'!"
C$'"
#!!"
C'!"
'!"
A1B"
?@7"
89:"
5167"
,34"
=>7"
,3."
=60"
/12"
;1<"
/-0"
,-."
C#!!"
!"
)!!"
F$"
(!!"
F'"
51630&*+742,&
'!!"
F#!"
&!!"
F$'"
%!!"
$!!"
F'!"
#!!"
F#!!"
!"
8$90"&*($+,&
4.6. Verifikasi
Setelah menghitung tinggi muka air berdasarkan
debit banjir rencana periode ulang 2, 5, 10, 25 50, dan
100 tahun dari data histori lima pos hujan selama
sepuluh tahun terakhir (2002 2011), perlu dilakukan
verifikasi tinggi muka air dari data curah hujan saat
terjadi meluapnya air sungai Jragung pada lokasi
jembatan KA ruas Tegowanu Gubug.
#$!"
51630&*+742,&
##!"
#!!"
+!"
*!"
A1<27"
)!"
(!"
'!"
&!"
%!"
!" $" &" (" *" #!" #$" #&" #(" #*" $!" $$" $&"
8$90"&*($+,&
)!!G!!"
(%*G%("
(!!G!!"
51630&*+742,&
''#G('"
'!!G!!"
&(&G%#"
5.
&!!G!!"
%&(G')"
%!!G!!"
$'%G%*"
A1<27"
$!!G!!"
#!!G!!"
Kesimpulan
##&G*)"
!G!!"
:3);;3&<"9$&=3#&*+,&
Gambar 9. Rating Curve Sungai Jragung
Rating
curve
merupakan
kurva
yang
menunjukkan hubungan antara tinggi muka air dan
debit pada lokasi penampang sungai tertentu.
Berdasarkan grafik 4.6, tinggi muka air periode 2
tahun senilai 1.209 m, untuk periode 5, 10, 25, 50, dan
100 tahun adalah senilai 2.15 m, 2.44 m, 2.76 m, dan
3.14 m. Semakin tinggi debit, maka semakin tinggi
muka air pada penampang sungai tersebut.
menggunakan
REFERENSI