44
2.
3.
45
I. PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Insfrastruktur sebagai sarana transportasi merupakan hal yang sangat penting
untuk diperhatiakan, khususnya yang menggunakan angkutan darat. Apabila
diperhatiakn, ada ratusan angkutan darat yang melintas setiap harinya dan hal ini,
tidak dapat dilepaskan dari peran insfrastruktur jalan sebagai salah satu bagi
angkutan darat tersebut melakukan aktifitasnya. Agar badan jalan tidak tertimbun
longsor maka dibangun dinding penahananya. Dinding penahan tanah, Dinding
Penahan merupakan struktur bangunan yang memiliki beda ketinggian dan tidak
memperbolehkan tanah memiliki kemiringan longsor lebih dari kemiringan
alaminya. Oleh karena itu, kontruksi ini sering digunakan untuk menahan atau
menopang peninggian tanah.
B. Maksud dan Tujuan
1. Maksud
Maksud dari penulisan ini adalah sebagai bahan pertimbangan kita khususnya
para pengguna yang ingin merencanakan Dinding Penahan Tanah mengunakan
Dinding kantilever (Cantilever Retaining Walls) Provinsi Kalimantan Timur.
2. Tujuan
1. Mengetahui perhitungan dimensi struktur dinding penahan tanah
2. Mengetahui perhitungan penulangan struktur dinding penahan tanah
3. Mengetahui perhitungan stabilitas dinding penahan tanah
C. Rumusan Masalah
Dari uraian latar belakang diketahui bawha masalah yang muncul karena kodisi
tanah yang tidak stabil. Oleh karena itu diperlukanya suatu konstruksi perkuatan
tanah yang efektif untuk mencegah terjadinya longsor.
1. Bagaimana Perhitungan dimensi Struktur dinding penahan tanah untuk
penangganan longsoran
2. Bagaimana perhitungan penulangan struktur dinding penahan tanah untuk
penangganan longsoran
46
47
butiran-butiran
lempung
tidak
dapat
mendekat
satu
sama
lain
untuk
mengembangakan tahan geser selama air di dalam rongga pori tidak meninggalkan
rongga tersebut. Karena rongga pori tanah lempung sangat kecil, keluarnnya air
meninggalkan rongga pori tanah lempung sangat kecil, keluarnya air meniggalkan
rongga pori memerlukan waktu yang lama. Dalam tanah kohesif, untuk memperoleh
nilai kuat gesernya, penting untuk mengetahui besarnya tekanan air pori dalam tiap
tahap pengujian.
C. Tegangan Efektif
Tegangan-tegangan efektif yang bekerja didalam tanah atau batuan jenuh yang
terendam air dapat dibagi menjadi 2 macam :
1) Tegangan-tegangan yang dikirimkan dari butiran yang satu ke butiran yang lain,
yang disebut tekanan intergranuler atau tegangan efektif.
2) Tegangan-tegangan yang bekerja didalam air, yang mengisi rongga pori, disebut
tekanan pori atau tegangan netral.
Perubahan-perubahan volume dan tahan geser tanah atau batuan,hanya dapat terjadi
bila terjadi perubahan tegangan efektif.
Tekanan air pori pada titik A dinyatakan oleh persamaan :
u = (h + h1 + z)w
(2.2)
Tegangan efektif adalah selisih antara tegangan total dan tekana air pori (u). Pada
titik A yaitu pada dasar contoh tanah, tegangan efektif :
= h1w + zsat (h + h1 + z) w= z - hw
(2.3)
48
Dengan w adalah berat volume air dan sat adalah berat volume tanah jenuh.
Dalam contoh ini, karena tambahan tekanan air ke bawah akibat kecepatan aliran air
sangat kecil, maka tekanan akibat kecepatan air merembes didalam pori-pori tanah
diabaikan.
Pada titik B yang terletak pada kedalaman zB, persamaan tegangan efektif
dinyatakan oleh :
Zb '
ZB w
(2.4)
Atau
= B - i ZBw
(2.5)
49
Dari persamaan (2.4), dapat dilihat bahwa terdapat suatu nilai di mana = 0, yaitu
saat tanah dalam kedudukan mengapung atau kehilangan beratnya. Pada kedudukan
ini, = iw = D. Nilai iw D, adalah gaya rembesan per satuan volume tanah.
Pada kedudukan = 0, gradien hidrolik kritis (ic) dinyatakan oleh persamaan.
Ic
Gs 1
1 e
= w
(2.6)
50
menjadi
ekonomis dapat dipakai dalam jangkauan luas, tetapi tidak dapat digunakan apabila
tanah pondasi ada dalam bahaya penurunan ataupun tergelincir. (lihat gambar 2.23)
51
52
Landasan teori yang dipergunakan untuk gaya-gaya leteral tekanan tanah aktif,
sebab tanah urugan diatas dinding penahan mempunyai permukan yang datar
atau = 0 ( nol )
Pada tahapan ini juga diperhitungkan bentuk serta jumlah tulangan dari struktur
dinding penahan, yang ketentuan dan syarat-syaratnya berpatokan pada SK.SNIT_15_1991-03.
2.
53
L
H
B
Da
= 10.000 m
= 4.500 m
= 3.150 m
= 0.500 m
Drencana = 1.000 m
D = 0.321 m
2.
Safety Lonsor
Safety Factor Akibat Guling SF
SF= 1.5
SF= 1.5
Tinggi Kritis
A. Daya Hasil Penyelidikan Tanah dan Analisa Laboratorium
Nama
Notasi
Berat Jenis
gTanah
Sudut geser
Kohesi
j
c
Satuan
>9
(m)
2.602
kg/cm2
Derajat
22.303
0.619
54
Unconfined
kg/cm2
qu
= 47.000
Sin = 0.731
= 22.303
cos =
0.930
cos( - )=
0.970
Kohesi Tanah c
c= 0.619
gTanah = 3.358
H= 4.500
HCR = 18.798
C. Dimensi Awal
Notasi
L
Notasi
x1
x2
x3
x4
x
Dimensi (m)
10.00
Dimensi (m)
0.500
0.500
1.075
1.075
3.150
55
Rumusan
Lengan
(1/2.y1)+
y2
(1/3.y1)+
y2
(1/2.y2)
(2/3.y1)+
y2
(1/2.y1)+
y2
Lengan
3.250
2.500
0.500
4.000
3.250
L=
a1 =
10.000
6.000
56
a2 =
a4 =
a=
q=
DLA =
KEL =
1.500
0.900
1.200
10.100
10.000
0.400
49.000
WTD =
519.000
PTD =
e=
MTD =
51.900
5.5
285.45
= 3.150
= 10.000
Notasi
Gaya
Momen
Momen
Safety
Kontrol
57
Vertikal
Beban
Beban
Kombinasi 1
Kombinasi 2
Kombinasi 3
0%
50%
50%
Jenis
Beban
(P)
3640.625
4159.625
3640.625
Mx
9055.863
8479.862
3796.748
MPx
9101.563
15598.594
13652.344
Factor
1.005
1.8
3.596
Notasi
Gaya
Vertikal
Momen
Momen
Safety
Beban
(P)
My
0.000
0.000
1687.192
Mpy
1820.313
3119.719
27304.688
Factor
Kombinasi 1
0%
Kombinasi 2
50%
Kombinasi 3
50%
b. Stabilitas Guling Arah y
3640.625
4159.625
3640.625
SF >
1,5
OK
OK
Kontrol
SF >
1,5
16.184 OK
58
2. Saran
Dari hasil Perhitungan Kontruksi Dinding Penahan Tanah tipe Kantilever, dapat
disarankan beberapa hal, antara lain :
1. Dalam proses perencanaan pondasi struktur akibat penambahan beban
sebaiknya menggunakan data-data seperti data sondir, boring dan data tanah
yang lainya, sehingga didapatkan hasil perencanaan yang sesuai dengan
keadaan sekarang
2. Untuk perencanaan Dinding Penahan Tanah tipe Kantilever, sebaiknya
dihitung stabilitas guling yang sangat pengaruh dalam perhitungannya.
59
DAFTAR PUSTAKA
60