Anda di halaman 1dari 15

MAKALAH

HORMON ESTROGEN, PROGESTERON,


DAN ANDROGEN
(Makalah ini diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Tugas Mata Kuliah Kesehatan
Masyarakat)

Disusun Oleh :
Kelompok 5
Pury Apriyani

Rika Lusiana Dewi

Puspita Pangesti

Risma Arum

Reny Lorita Rahma

Rizka Fitriani

Rieska Sri Murniawati

Sulastri

Reguler 1
PROGRAM STUDI D3 KEBIDANAN
POLTEKES BHAKTI PERTIWI HUSADA CIREBON
JL. Kampung Melati no. 6A kesambi
Cirebon

BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Masalah
Estrogen dan progesteron merupakan hormon streroid kelamin endogen yang
diproduksi oleh ovarium,korteks adrenal,testis dan plasenta pada masa kehamilan. Kedua
jenis hormon ini dan derivat sintetiknya mempunyai peranan penting pada wanita dalam
perkembangan tubuh, proses ovulasi, fertilisasi, implantasi, dan dapat mempengaruhi
metabolisme lipid,kabohidrat, protein dan mineral. Juga berperan penting pada pertumbuhan
tulang,spermatogenesis dan behavior.
Androgen adalah istilah generik untuk senyawa alami atau sintetis, biasanya hormon
steroid , yang merangsang atau mengendalikan pembangunan dan pemeliharaan karakteristik
maskulin vertebrates untuk mengikat ke androgen receptors. Ini termasuk aktivitas dari
aksesori organ sek laki-laki dan perkembangan karakteristik seks sekunder.
1.2 Tujuan Masalah
1. Untuk mengetahui pengertian dari hormon estrogen,progesteron dan androgen
2. Untuk mengetahui fungsi dari hormon estrogen,progesteron dan androgen
3. Untuk mengetahui mekanisme kerja dari hormon estrogen,progesteron dan androgen
4. Untuk mengetahui indikasi dan kontra indikasi dari hormon estrogen,progesteron dan
progesteron.
1.3 Rumusan Masalah
1. Apa yang di maksud dengan hormon estrogen?
2. Apa yang di maksud dengan hormon progesteron?
3. Apa yang di maksud dengan hormon androgen?
4. Bagaimana cara mekanisme kerja hormon estrogen, progesteron dan androgen?

1
BAB II
TINJAUAN TEORI

2.1 Hormon Estrogen


2.1.1 Pengertian Hormon Estrogen
Baik estrogen maupun progesteron adalah hormon wanita. Estrogen merupakan
hormon steroid kelamin karena memiliki struktur kimia berintikan steroid dan secara
fisiologik sebagian besar diproduksi oleh kelenjar endokrin sistem reproduksi. Hormon
estrogen adalah hormon steroid seks dengan 18 atom C dan dibentuk terutama dari 17ketosteroid androstenedion. (Sarwono Prawirohardjo, ilmu kandungan).
Berdasarkan struktur kimia, estrogen yang digunakan dalam terapi dibagi menjadi 2
kelompok, yaitu:
1. Zat steroida: Estradiol, Estron dan Estriol, derivat sintetisnya Etiestradiol, Mestranol
dan Epimestrol.
2. Zat non-steroida: Dietilstilbestrol, Dienestrol dan Fosfestrol.
2.1.2 Fungsi dari hormon estrogen
1. merangsang pertumbuhan organ seks anak perempuan, seperti halnya payudara dan
rambut kelamin, dikenal sebagai karakteristik seks sekunder.
2. Estrogen juga mengatur siklus menstruasi.
3. Menjaga kondisi dinding vagina dan elastisitasnya, serta dalam memproduksi cairan
yang melembabkan vagina.
4. Mereka juga membantu untuk menjaga tekstur dan fungsi payudara wanita.
5. Mencegah gejala menopause seperti hot flushes (rasa panas didaerah tubuh bagian atas
dan gangguan mood)
6. Mempertahankan fungsi otak.
7. Mengatur pola distribusi lemak di bawah kulit sehingga membentuk tubuh wanita
yang feminine
8. Meningkatkan pertumbuhan dan elastisitas serta sebagai pelumas sel jaringan (kulit,
saluran kemih, vagina, dan pembuluh darah).
9. Estrogen juga mempengaruhi sirkulasi darah pada kulit, mempertahankan struktur
normal kulit agar tetap lentur, menjaga kolagen kulit agar terpelihara dan kencang
serta mampu menahan air.
10. Produksi sel pigmen kulit
2
11. Pada pria, estrogen tidak memiliki fungsi yang diketahui. Namun, kadar yang terlalu
tinggi dapat mengurangi selera seksual, menyebabkan kesulitan ereksi, pembesaran
payudara, dan kehilangan rambut tubuh pada beberapa pria.

2.1.3

Mekanisme kerja hormon estrogen


Reseptor estrogen berupa protein telah ditemukan dijaringan target yaitu disaluran

reproduksi wanita,kelenjar payudara,hipofisis dan hipotalamus.estrogen terikat dengan


reseptor protein di sitoplasma,setelah mengalami modifikasi ditranlokasikan di inti sel dan
berikatan dengan kromatin.ikatan ini memacu sintesis protein, kemudian terjadi sintesis RNA
dan protein lebih banyak dan terjadi stimulasis sintesis DNA.
2.1.4

Indikasi dan Kontra Indikasi dari Estrogen

indikasi :
1. Kontrasepsi. Estrogen sintetik paling banyak digunakan untuk kontrasepsi oral dalam
kombinasi dengan progestin.
2. Menopause. Pada usia sekitar 45 tahun umumnya fungsi ovarium menurun. Terapi
pengganti estrogen dapat mengatasi keluhan akibat gangguan vasomotor, antara lain hot
flushes, vaginitis atropikans dan mencegah osteoporosis.
3. Vaginitis Senilis atau Atropikans. Radang pada vagina ini sering berhubungan dengan
adanya infeksi kronik pada jaringan yang mengalami atrofi. Dalam hal ini, estrogen
lebih berperan untuk mencegah daripada mengobati.
4. Osteoporosis. Keadaan ini terjadi karena bertambahnya resorpsi tulang disertai
berkurangnya pembentukan tulang. Pemberian estrogen dapat mencegah osteoporosis
berkelanjuitan atau dapat pula diberikan estriol.
5. Karsinoma Prostat. Karena estrogen menghambat sekresi androgen secara tidak
langsung maka hormon ini digunakan sebagai terapi paliatif karsinoma prostat.
Kontraindikasi
a.
b.
c.
d.
e.

Kehamilan teratogenik
Neoplasma yang tergantung estrogen
Perdarahan pervaginam
Kerusakan hati
Kelainan tromboembolik
3

2.1.5

Sediaan dan Dosis


1. Estradiol mengandung partikel halus berisi 1 dan 2 mg. bahan yang
partikelnya lebih kecil, permukaannya menjadi lebih luas, sehingga
absorpsinya lebih baik. Dosis untuk menaupose 1-2 mg/hari.
Estradiol bezoat, valerat dan sipionat dalam larutan minyak untuk suntik IM
bersifar lepas lambat berturut-turut berisi 0.5 mg/ml; 10, 20, 40 mg/ml; dan

5mg/ml. untuk terapi pengganti (replacement therapy), dosis masing-masing


ialah 0.5-1.5 mg, 2-3 kali seminggu; 10-40 mg setiap 2 minggu; dan 1-5 mg
setiap minggu.
2. Dietilstilbestrol tersedia dengan takaran 0.1; 0.25; 0.5; 1 dan 5 mg. pada
hipogonadisme dan terapi pengganti, dosisnya 0.2 sampai 0.5 mg yang
diberikan secara siklik. Untuk karsinoma prostat 1-3 mg/hari.
3. Etinilestradiol tablet 0.02-0.5 mg, potensi estrogeniknya hamper 20 kali dari
estradiol. Derivate 3-mentil eternya yakni mestranol, dalam tubuh harus diubah
dulu menjadi etinilestradiol. Kedua jenis estrogen ini paling banyak digunakan
sebagai kontrasepsi kombinasi
4. Klorotrianisen kapsul 12 dan 25 mg, suatu proestrogen yang efeknya
berlangsung lama karena terkumpul dalam jaringan lemak, potensinya hanya
1/8 dietilstilbestrol.
2.1.6

Efek Samping
Efek samping estrogen yang sering timbul ialah mual dan muntah, yang
mirip dengan keluhan pada kehamilan muda. Kadang-kadang disertai
anoreksia dan pusing, yang biasanya hilang sendiri meskipun terapi diteruskan,
bila sangat menganggu obat harus dihentikan. Keluhan tersebut biasanya
timbul pada minggu ke 1 dan ke 2 pengobatan, ini sering terjadi pada terapi
karsinoma atau pengunaan kontarsepsi oral. Ferkuensi timbulnya mual diduga
sejajar dengan potensi estrogeniknya, sehingga beberapa sediaan lebih jarang
menimbulkan mual dibanding lainnya.
Efek samping lain berupa rasa penuh dan nyeri pada payudara,
sedangkan odema yang disebabkan oleh retensi air dan natrium lebih sering
terjadi pada pengunaan dosis besar
.
4

2.2 Hormon Progesteron


2.2.1 Pengertian Hormon Progesteron
Progesteron adalah hormon wanita lain dalam tubuh dengan efek progestogenik.
Progesterone bertanggung jawab pada perubahan endometrium pada paruh kedua siklus
mestruasi. Progesterone menyiapkan lapisan uterus (endometrium) untuk penempatan telur
yang telah dibuahi dan perkembangannya, da mempertahankan uterus selama kehamilan.
Terdapat beberapa senyawa sintetik yang berefek progestogenik dan beberapa
diantaranya juga berefek androgenik atau estrogenik yang disebut golongan progestin.
Secara kimia, progesteron dibagi menjadi 2 kelompok:

1. Derivat progesteron: hidroksiprogesteron, medroksiprogesteron, megestrol, dan


didrogesteron.
2. Derivat testosteron: noretisteron, tibolon, norgestrel, linestrenol, desogestrel, gestoden
dan alilestrenol.
Semua zat ini memiliki efek androgen kecuali Alilestrenol. Linestrenol, Noretisteron
dan Tibolon berefek estrogen. Norgestrel, Desogestrel dan Gestoden memiliki efek
antiestrogen yang kuat, begitu juga dengan Noretisteron, Linestrenol, Megestrol dan
Medroksiprogesteron tetapi lebih lemah.
2.2.2 Fungsi Progesteron :
1.
2.

Hormon ini membangun lapisan d dinding rahim untuk menyangga plasenta dalam rahim.
Mencegah terjadinya gerakan alami yang berupa kontraksi rahim selama kehamilan,

6.

sehingga mencegah kelahiran dini.


Hormon ini yang bertanggung jawab atas menurunnya gairah seks selama hamil.
Membantu menyiapkan payudara untuk menyusui
Progesteron juga menyebabkan perut kembung dan susah buang air besar
Mempengaruhi suasana hami ibu hamil, meningkatkan suhu tubuh, meningkatkan

7.

pernafasan dan menyebabkan mual


Kontrasepsi. Beberapa derivat progestin sering dikombinasikan dengan derivat estrogen

8.

untuk kontrasepsi oral.


Disfungsi perdarahan rahim. Perdarahan rahim akibat gangguan keseimbangan estrogen

3.
4.
5.

dan progesteron tanpa ada kelainan organik antara lain perdarahan rahim fungsional.
Untuk menghentikan perdarahan yang berlebihan dan pengaturan siklus hadi dapat
diberikan progestin oral dosis besar.
5
9.

Nyeri haid. Pemberian kombinasi estrogen dengan progestin diindikasikan untuk nyeri
haid yang tidak dapat diatasi dengan estrogen saja.

2.2.3

Mekanisme Kerja Hormon Progesteron

Mekanisme
a. Menginduksi sintesis protein spesifik
b. Reseptor intrasel
Farmakokinetik
Dimetabolisme oleh hati menjadi glukoronida atau konjugat sulfat. Sebagian besar
dosis awal cepat didegradasi oleh metabolisme lintasan pertama, sehingga progesterone tidak
mencapai jaringan bila diberikan secara oral. Progestin sintetis sebaliknya tidak rentan
terhadap metabolisme lintasan pertama sehingga dapat diberikan secara oral.

2.2.4

Indikasi dan Kontraindikasi Hormon Progesteron

Indikasi
a. Kontrasepsi
Beberapa derivat progestin sering dikombinasi dengan derivat estrogen untuk kontrasepsi
oral.
b. Disfungsi perdarahan rahim
Perdarahan rahim akibat gangguan keseimbangan estrogen ndan progesteron tanpa ada
kelainan organik antara lain perdarahan rahim fungsional.
c. Nyeri haid
Pemberian kombinasi estrogen dan progesteron diindikasikan pada nyeri haid yang tidak
dapat diatasi oleh estrogen saja.
d. Endometriosis
Kontraindikasi
a. Ganguan fungsi hati
b. Payah jantung
c. DM
d. Asma

6
2.2.5

Sediaan
Derivat

progestin

memperlihatkan

aktifitas

yang

berbeda-beda.

Pembagian

menunjukan efek etrogenik, androgenic, anabolic. Berikut sediaan progestin.


Masa

Ovulas

Kerj

a
(hari)

Inhibi

Aktivita

Aktivit

as

diham gonad-

Estrogen

androg

bat

tropin

ik

enik

si

Efek terhadap
Metabolis

Metaboli

mN

sm Na

katabolik

eksresi

Preparat yang
ada

pada
Progesteron

1-3

dosis
-

Suspense

25,

50, dan 100 mg


Derivate
progesterone:
Hidroksipogest
eron kaproat

8-14

Katabolic
lemah

Suspense
dan 250 mg

125

Klormadinon

1-3

4 mg

Dieresis

rendah
Medroksiproges

Oral

teron

1-3

asetat

(MPA)

30 mg

Katabolic

lemah

Tablet 2, 5, 10
dan

IM:

depot

50

mg/ml

28-42
Derivat19-nontestosteron :
Noretinodrel
Noretinodron/

1-3
1-3

15 mg
15 mg

+
++

Lemah

Lemah

Lemah

Lemah

noretisteron

anabolik

Retensi

5 mg atau 10 mg

lemah

ringan

Tablet 5mg

anabolik

Etensi

ringan
Tablet 5 mg

Noretindron

1-3

7,5 mg

+++

Lemah

Lemah

asetat

anabolik

Retensi

ringan
25 mg

Dimetisteron

1-3

30 mg

++

1 mg

Etinodiol
Derivate

1-3

3 mg

++
+++

Lemah
-

lemah

desoksisteroid

anabolik
Anabolik

Retensi

lemah

ringan

Desogestrel

2.3 Hormon Androgen


2.3.1 Pengertian hormon androgen
Androgen adalah hormon seks yang biasanya diproduksi hanya oleh testis pria, namun
juga diproduksi dalam jumlah kecil oleh rahim wanita dan kelenjar adrenalin yang terdapat
pada pria dan wanita. Androgen membantu memulai perkembangan testis dan penis pada
janin laki-laki. Mereka memulai proses pubertas dan mempengaruhi pertumbuhan rambut
pada wajah, tubuh, dan alat kelamin, mendalamkan suara, pertumbuhan otot, karakteristik
seks kedua pria. Setelah pubertas, hormon androgen - khususnya testosteron - memainkan
peran dalam pengaturan gairah seks.
2.3.2 Fungsi hormon androgen
Fungsi androgen tergantung dari periode kehidupan laki - laki. Pada masa embrio (12
18 minggu) fungsinya ialah pembentukan fenotip laki laki, pada masa neonatus (2 bulan)
funsinya ialah penandaan susunan syaraf dalam hal tingkah laku dan fungsi seksual laki
laki,pada masa pubertas fungsinya ialah anak laki laki menjadi dewasa,baik dalam
pertumbuhan dan perkembangan tulang rangka otot maupun karakter seksnya.

2.3.3 Mekanisme kerja hormon androgen


Hormon ini cukup berpengaruh pada penampilan kulit dan pertumbuhan rambut, yaitu
dengan menstimulasi akar rambut dan kelenjar sebum (kelenjar minyak) yang terletak di
bagian atas akar rambut.
Kelenjar sebum menghasilkan sekresi lemak atau minyak yang berfungsi melumasi
rambut dan kulit. Tetapi bila berlebihan minyak ini akanmemicu tumbunya akne atau jerawat,
sehingga mengganggu keindahan penampilan kulit. Gangguan kelenjar sebum juga bisa
mengakibatkan alopesiaandrogenika (kebotakan), terutama pada pria. Sebaliknya pada
wanita,ketidakseimbangan hormon Androgen (hormonal imbalance) bisamenyebabkan
hirsutisme di mana rambut tumbuh berlebihan di daerah-daerahyang tidak semestinya.
Aktivitas kelenjar sebum sangat dipengaruhi hormon androgen. Kerjakelenjar ini
memuncak pada saat seseorang mencapai masa pubertas. Semakintinggi tingkat kerjanya,
semakin banyak pula sekresi yang dihasilkan kelenjar ini. Sekresi kelenjar sebum pada pria
lebih tinggi secara signifikan ketimbang pada wanita. Tak heran kulit wajah pria tampak lebih
berminyak dibandingwanita.
Meningkatkan perkembangan dan pemeliharaan organ seks pria, produksi sperma,,
massa otot, libido, dan ciri seks sekunder lain.
8
2.3.4 Indikasi dan kontra indikasi hormon androgen:
Indikasi :
Defisiensi androgen (defisit pertumbuhan, impotensi), pubertas terlambat pada pria,
meringankan

kanker

payudara,

pembengkakan

dan

nyeri

payudara

pasca

persalinan,osteoposis,infertilitas.
Kontraindikasi
Wanita virilisme (hirsutisme), menstruasi yang tidak teratur. Pria-hiperplasia atau
kanker prostate, ginekomastia (dosis tinggi pada penyakit hati), kebotakan berpola, penurunan
jumlah sperma (umpan balik negatif). Kedua jenis kelamin hiperkalsemia, koagulopati,
retensi air dan natrium, hiperlipidemia, aterosklerosis, hepatitis kolestasis, kanker hati.
2.3.5

Sediaan
Sediaan androgen yang digunakan dalam klinik untuk efek androgennya dapat dilihat
pada table.
Nama sediaan

Kimia

Cara

Pemakaian klinis

Dosis

pemberian
1. testoteron
2.

testoteron

IM
Ester

IM

10-50
Karsinoma payudara

3.

testoteron

seminggu
10-25 mg/ 2-3x
seminggu

propionate
Ester

IM

Hipogonadisme prepubertas dan

mg/3x

sipionat

hipogonadisme usia dewasa.


Karsinoma payudara.

2-4 minggu
200-400 mg/tiap
2-4 minggu

atau
4.

100-200 mg/tiap

ester
testoteron

IM

Stimulasi pubertas/ pertumbuhan

17 alkil

Oral, bukal

17 alkil

Oral

17 alkil

oral

enantat

pada kasus spesifik.


-hipogonadisme usia dewasa
-anabolik
-karsinoma payudara metastatic
-hipogonadisme usia dewasa
-anabolik
-karsinoma payudara metastatic
-endometriosis

Individualisasi

6.fluoksimestero

10-50 mg/hari.
Individualisasi
200 mg/hari
10-20 mg/hari
Individualisasi
10-30 mg/hari
Tergantung berat

penyakit

5.metiltestosteron

dan

respons
individual
-mama fibriosistik
-udem angioneurotik herediter

7.danazol

800

200-

mg/hari

selama 3-9 bulan


100-400 mg/hari
awal : 400-600
mg/hari
turun
mungkin

lalu
serendah
yang

masih efektif.

2.3.6
1.

Efek Samping
Maskulinisasi. Pada perempuan, semua sediaan androgen berefek
maskulinisasi. Gejala ini ialah pertumbuhan kumis, akne, merendahnya nada suara.
Gangguan menstruasi akan terjadi bila sekresi gonadotropin terhambat. Gejala ini akan
hilang bila penggunaan androgen segera dihentikan. Setelah pengobatan jangka lama,
misalnya pada karsinoma payudara, efek samping ini irreversible. Efek maskulinisasi
lebih kecil dengan sediaan anabolik atau sediaan androgen lemah. Androgen
dikontraindikasikan pada kehamilan berdasarkan kemungkinan efek maskulinisasi janin
perempuan.

2.

Feminisasi. Efek samping ginekomastia cenderung terjadi pada lakilaki, terutama yang ada gangguan hepar. Hal ini mungkin berhubungan dengan
aromatisasi

androgen

menjadi

estrogen,

sebab

pemberian

ester

testosterone

meningkatkan kadar estrogen plasma pada laki-laki.


3.
Penghambatan spermatogenesis.

Androgen

diperlukan

untuk

spermatogenesis ,tetapi penggunaan androgen dosis rendah jangka panjang justru dapat
menghambat spermatogenesis. Androgen dosis tersebut cukup untuk menghambat
sekresi LH, FSH, dan testosterone di dalam testis tidak cukup untuk berlangsungnya

spermatogenesis normal.hal ini terjadi karena aromatisasi testosterone menjadi estrogen,


penghambat kuat sekresi gonadotropin
Androgen dosis tinggi juga dapat menghambat sekresi testosterone endrogen, tetapi
kadar plasma yang dicapai jauh di atas normal, jadi kadar testosterone dalam testis
cukup untuk spermatogenesis.
10
4.

Hiperplasia Prostat. Pada laki laki usia lanjut, androgen dapat


merangsang pembesaran prostat karena hyperplasia, hal ini menyebabkan obstruksi.

Karena itu perlu perhatian khusus bila digunakan pada laki laki usia lanjut.
5.
Gangguan Pertumbuhan.
6.
Oedema pada dosis terapi untuk hipogonadisme retensi cairan biasanya
tidak sampai menimbulkan oedema. Pemberian androgen dosis besar menimbulkan
7.
8.

oedema yang disebabkan oleh retensi air dan elektrolit.


Ikterus
Hiperkalsemia dapat timbul pada perempuan penderita karsinoma
payudara yang diobati dengan androgen.

11
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Baik estrogen maupun progesteron adalah hormon wanita. Estrogen merupakan
hormon steroid kelamin karena memiliki struktur kimia berintikan steroid dan secara
fisiologik sebagian besar diproduksi oleh kelenjar endokrin sistem reproduksi. Sedangkan
androgen adalah hormon seks yang biasanya diproduksi hanya oleh testis pria, namun juga
diproduksi dalam jumlah kecil oleh rahim wanita dan kelenjar adrenalin yang terdapat pada
pria dan wanita. Androgen membantu memulai perkembangan testis dan penis pada janin lakilaki. Mereka memulai proses pubertas dan mempengaruhi pertumbuhan rambut pada wajah,
tubuh, dan alat kelamin, mendalamkan suara, pertumbuhan otot, karakteristik seks kedua pria.
Setelah pubertas, hormon androgen - khususnya testosteron - memainkan peran dalam
pengaturan gairah seks.
3.2 Saran
Kami menyadari dalam pembuatan makalah ini ,masih jauh dari kesempurnaan,
olehnya kami mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun sehingga dalam
pembuatan makalah selanjutnya akan menjadi lebih baik

12

KATA PENGANTAR
Puji syukur Alhamdulillah penulis panjatkan ke Hadirat Allah SWT yang telah
memberikan Rahmat dan Hidayah-Nya serta kemudahanNya sehingga penulis dapat
menyelesaikan makalah dengan judul Hormon Estrogen, Progesteron, Dan Androgen ini
tanpa rintangan yang berarti.
Serta tidak lupa sholawat serta salam kita junjungkan kepada junjungan Nabi kita
Muhammad SAW,keluarganya beserta sahabatnya.
Penyusunan makalah ini dimaksudkan untuk memenuhi tugas perkuliahaan Semester
IV untuk mata kuliah FARMAKOLOGI di Akademi Kebidanan POLTEKES BHAKTI
PERTIWI HUSADA CIREBON. Tujuan lain dari penyusunan makalah ini adalah untuk
mengetahui sejauh mana kemampuan Akademis serta meningkatkan rasa tanggung jawab
seorang mahasiswa. Tidak lupa penulis mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang
telah memberikan bantuan dan dukungan baik moral ataupun material demi terselesainnya
makalah ini. Penulis menyadari makalah yang sederhana dan singkat ini masih jauh dari
kesempurnaan. Maka dari itu kritik dan saran dari semua pihak demi terciptanya karya yang
lebih baik dimasa-masa yang akan datang.
Semoga dengan segala keterbatasan yang ada pada penulis, makalah ini dapat
memberi manfaat kepada semua pihak. Khususnya bagi penulis pribadi dan bagi para
pembaca pada umumnya.Aammiiin..

Cirebon, 30 Juni 2015

Penulis

DAFTAR PUSTAKA
Prawirohardjo, Sarwono. 2005. Ilmu Kandungan. Jakarta : Yayasan Bina Pustaka
farmakologi dan terapi.1995.jakarta:fakultas kedokteran universitas indonesia.

DAFTAR ISI
Kata Pengantar
Daftar Isi
BAB 1 PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Masalah . 1
1.2 Tujuan Masalah ... 1
1.3 Rumusan Masalah ... 1
BAB II TINJAUAN TEORI
2.1 Hormon Estrogen

2.1.1 Pengertian Hormon Estrogen ... 2


2.1.2 Fungsi dari hormon estrogen 2
2.1.3 Mekanisme kerja hormon estrogen ...... 3
2.1.4 Indikasi dan Kontra Indikasi dari Estrogen .. 3
2.1.5 Sediaan dan dosis . 4
2.1.6 Efek samping 4
2.2 Hormon Progesteron
2.2.1 Pengertian Hormon Progesteron ... 5
2.2.2 Fungsi Progesteron .. 5
2.2.3 Mekanisme Kerja Hormon Progesteron ... 6
2.2.4 Indikasi dan Kontraindikasi Hormon Progesteron ... 6
2.2.5 Sediaan . 7
2.3 Hormon Androgen
2.3.1 Pengertian hormon androgen 8
2.3.2 Fungsi hormon androgen .. 8
2.3.3 Mekanisme kerja hormon androgen . 8
2.3.4 Indikasi dan kontra indikasi hormon androgen 9
2.3.5 Sediaan . 9
2.3.6 Efek samping .. 10
BAB III PENUTUP
3.1 Kesimpulan ... 12
3.2 Saran . 12
DAFTAR PUSTAKA

Anda mungkin juga menyukai