Jelajahi eBook
Kategori
Jelajahi Buku audio
Kategori
Jelajahi Majalah
Kategori
Jelajahi Dokumen
Kategori
Disusun Oleh :
Kelompok 5
Pury Apriyani
Puspita Pangesti
Risma Arum
Rizka Fitriani
Sulastri
Reguler 1
PROGRAM STUDI D3 KEBIDANAN
POLTEKES BHAKTI PERTIWI HUSADA CIREBON
JL. Kampung Melati no. 6A kesambi
Cirebon
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Masalah
Estrogen dan progesteron merupakan hormon streroid kelamin endogen yang
diproduksi oleh ovarium,korteks adrenal,testis dan plasenta pada masa kehamilan. Kedua
jenis hormon ini dan derivat sintetiknya mempunyai peranan penting pada wanita dalam
perkembangan tubuh, proses ovulasi, fertilisasi, implantasi, dan dapat mempengaruhi
metabolisme lipid,kabohidrat, protein dan mineral. Juga berperan penting pada pertumbuhan
tulang,spermatogenesis dan behavior.
Androgen adalah istilah generik untuk senyawa alami atau sintetis, biasanya hormon
steroid , yang merangsang atau mengendalikan pembangunan dan pemeliharaan karakteristik
maskulin vertebrates untuk mengikat ke androgen receptors. Ini termasuk aktivitas dari
aksesori organ sek laki-laki dan perkembangan karakteristik seks sekunder.
1.2 Tujuan Masalah
1. Untuk mengetahui pengertian dari hormon estrogen,progesteron dan androgen
2. Untuk mengetahui fungsi dari hormon estrogen,progesteron dan androgen
3. Untuk mengetahui mekanisme kerja dari hormon estrogen,progesteron dan androgen
4. Untuk mengetahui indikasi dan kontra indikasi dari hormon estrogen,progesteron dan
progesteron.
1.3 Rumusan Masalah
1. Apa yang di maksud dengan hormon estrogen?
2. Apa yang di maksud dengan hormon progesteron?
3. Apa yang di maksud dengan hormon androgen?
4. Bagaimana cara mekanisme kerja hormon estrogen, progesteron dan androgen?
1
BAB II
TINJAUAN TEORI
2.1.3
indikasi :
1. Kontrasepsi. Estrogen sintetik paling banyak digunakan untuk kontrasepsi oral dalam
kombinasi dengan progestin.
2. Menopause. Pada usia sekitar 45 tahun umumnya fungsi ovarium menurun. Terapi
pengganti estrogen dapat mengatasi keluhan akibat gangguan vasomotor, antara lain hot
flushes, vaginitis atropikans dan mencegah osteoporosis.
3. Vaginitis Senilis atau Atropikans. Radang pada vagina ini sering berhubungan dengan
adanya infeksi kronik pada jaringan yang mengalami atrofi. Dalam hal ini, estrogen
lebih berperan untuk mencegah daripada mengobati.
4. Osteoporosis. Keadaan ini terjadi karena bertambahnya resorpsi tulang disertai
berkurangnya pembentukan tulang. Pemberian estrogen dapat mencegah osteoporosis
berkelanjuitan atau dapat pula diberikan estriol.
5. Karsinoma Prostat. Karena estrogen menghambat sekresi androgen secara tidak
langsung maka hormon ini digunakan sebagai terapi paliatif karsinoma prostat.
Kontraindikasi
a.
b.
c.
d.
e.
Kehamilan teratogenik
Neoplasma yang tergantung estrogen
Perdarahan pervaginam
Kerusakan hati
Kelainan tromboembolik
3
2.1.5
Efek Samping
Efek samping estrogen yang sering timbul ialah mual dan muntah, yang
mirip dengan keluhan pada kehamilan muda. Kadang-kadang disertai
anoreksia dan pusing, yang biasanya hilang sendiri meskipun terapi diteruskan,
bila sangat menganggu obat harus dihentikan. Keluhan tersebut biasanya
timbul pada minggu ke 1 dan ke 2 pengobatan, ini sering terjadi pada terapi
karsinoma atau pengunaan kontarsepsi oral. Ferkuensi timbulnya mual diduga
sejajar dengan potensi estrogeniknya, sehingga beberapa sediaan lebih jarang
menimbulkan mual dibanding lainnya.
Efek samping lain berupa rasa penuh dan nyeri pada payudara,
sedangkan odema yang disebabkan oleh retensi air dan natrium lebih sering
terjadi pada pengunaan dosis besar
.
4
Hormon ini membangun lapisan d dinding rahim untuk menyangga plasenta dalam rahim.
Mencegah terjadinya gerakan alami yang berupa kontraksi rahim selama kehamilan,
6.
7.
8.
3.
4.
5.
dan progesteron tanpa ada kelainan organik antara lain perdarahan rahim fungsional.
Untuk menghentikan perdarahan yang berlebihan dan pengaturan siklus hadi dapat
diberikan progestin oral dosis besar.
5
9.
Nyeri haid. Pemberian kombinasi estrogen dengan progestin diindikasikan untuk nyeri
haid yang tidak dapat diatasi dengan estrogen saja.
2.2.3
Mekanisme
a. Menginduksi sintesis protein spesifik
b. Reseptor intrasel
Farmakokinetik
Dimetabolisme oleh hati menjadi glukoronida atau konjugat sulfat. Sebagian besar
dosis awal cepat didegradasi oleh metabolisme lintasan pertama, sehingga progesterone tidak
mencapai jaringan bila diberikan secara oral. Progestin sintetis sebaliknya tidak rentan
terhadap metabolisme lintasan pertama sehingga dapat diberikan secara oral.
2.2.4
Indikasi
a. Kontrasepsi
Beberapa derivat progestin sering dikombinasi dengan derivat estrogen untuk kontrasepsi
oral.
b. Disfungsi perdarahan rahim
Perdarahan rahim akibat gangguan keseimbangan estrogen ndan progesteron tanpa ada
kelainan organik antara lain perdarahan rahim fungsional.
c. Nyeri haid
Pemberian kombinasi estrogen dan progesteron diindikasikan pada nyeri haid yang tidak
dapat diatasi oleh estrogen saja.
d. Endometriosis
Kontraindikasi
a. Ganguan fungsi hati
b. Payah jantung
c. DM
d. Asma
6
2.2.5
Sediaan
Derivat
progestin
memperlihatkan
aktifitas
yang
berbeda-beda.
Pembagian
Ovulas
Kerj
a
(hari)
Inhibi
Aktivita
Aktivit
as
diham gonad-
Estrogen
androg
bat
tropin
ik
enik
si
Efek terhadap
Metabolis
Metaboli
mN
sm Na
katabolik
eksresi
Preparat yang
ada
pada
Progesteron
1-3
dosis
-
Suspense
25,
8-14
Katabolic
lemah
Suspense
dan 250 mg
125
Klormadinon
1-3
4 mg
Dieresis
rendah
Medroksiproges
Oral
teron
1-3
asetat
(MPA)
30 mg
Katabolic
lemah
Tablet 2, 5, 10
dan
IM:
depot
50
mg/ml
28-42
Derivat19-nontestosteron :
Noretinodrel
Noretinodron/
1-3
1-3
15 mg
15 mg
+
++
Lemah
Lemah
Lemah
Lemah
noretisteron
anabolik
Retensi
5 mg atau 10 mg
lemah
ringan
Tablet 5mg
anabolik
Etensi
ringan
Tablet 5 mg
Noretindron
1-3
7,5 mg
+++
Lemah
Lemah
asetat
anabolik
Retensi
ringan
25 mg
Dimetisteron
1-3
30 mg
++
1 mg
Etinodiol
Derivate
1-3
3 mg
++
+++
Lemah
-
lemah
desoksisteroid
anabolik
Anabolik
Retensi
lemah
ringan
Desogestrel
kanker
payudara,
pembengkakan
dan
nyeri
payudara
pasca
persalinan,osteoposis,infertilitas.
Kontraindikasi
Wanita virilisme (hirsutisme), menstruasi yang tidak teratur. Pria-hiperplasia atau
kanker prostate, ginekomastia (dosis tinggi pada penyakit hati), kebotakan berpola, penurunan
jumlah sperma (umpan balik negatif). Kedua jenis kelamin hiperkalsemia, koagulopati,
retensi air dan natrium, hiperlipidemia, aterosklerosis, hepatitis kolestasis, kanker hati.
2.3.5
Sediaan
Sediaan androgen yang digunakan dalam klinik untuk efek androgennya dapat dilihat
pada table.
Nama sediaan
Kimia
Cara
Pemakaian klinis
Dosis
pemberian
1. testoteron
2.
testoteron
IM
Ester
IM
10-50
Karsinoma payudara
3.
testoteron
seminggu
10-25 mg/ 2-3x
seminggu
propionate
Ester
IM
mg/3x
sipionat
2-4 minggu
200-400 mg/tiap
2-4 minggu
atau
4.
100-200 mg/tiap
ester
testoteron
IM
17 alkil
Oral, bukal
17 alkil
Oral
17 alkil
oral
enantat
Individualisasi
6.fluoksimestero
10-50 mg/hari.
Individualisasi
200 mg/hari
10-20 mg/hari
Individualisasi
10-30 mg/hari
Tergantung berat
penyakit
5.metiltestosteron
dan
respons
individual
-mama fibriosistik
-udem angioneurotik herediter
7.danazol
800
200-
mg/hari
lalu
serendah
yang
masih efektif.
2.3.6
1.
Efek Samping
Maskulinisasi. Pada perempuan, semua sediaan androgen berefek
maskulinisasi. Gejala ini ialah pertumbuhan kumis, akne, merendahnya nada suara.
Gangguan menstruasi akan terjadi bila sekresi gonadotropin terhambat. Gejala ini akan
hilang bila penggunaan androgen segera dihentikan. Setelah pengobatan jangka lama,
misalnya pada karsinoma payudara, efek samping ini irreversible. Efek maskulinisasi
lebih kecil dengan sediaan anabolik atau sediaan androgen lemah. Androgen
dikontraindikasikan pada kehamilan berdasarkan kemungkinan efek maskulinisasi janin
perempuan.
2.
Feminisasi. Efek samping ginekomastia cenderung terjadi pada lakilaki, terutama yang ada gangguan hepar. Hal ini mungkin berhubungan dengan
aromatisasi
androgen
menjadi
estrogen,
sebab
pemberian
ester
testosterone
Androgen
diperlukan
untuk
spermatogenesis ,tetapi penggunaan androgen dosis rendah jangka panjang justru dapat
menghambat spermatogenesis. Androgen dosis tersebut cukup untuk menghambat
sekresi LH, FSH, dan testosterone di dalam testis tidak cukup untuk berlangsungnya
Karena itu perlu perhatian khusus bila digunakan pada laki laki usia lanjut.
5.
Gangguan Pertumbuhan.
6.
Oedema pada dosis terapi untuk hipogonadisme retensi cairan biasanya
tidak sampai menimbulkan oedema. Pemberian androgen dosis besar menimbulkan
7.
8.
11
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Baik estrogen maupun progesteron adalah hormon wanita. Estrogen merupakan
hormon steroid kelamin karena memiliki struktur kimia berintikan steroid dan secara
fisiologik sebagian besar diproduksi oleh kelenjar endokrin sistem reproduksi. Sedangkan
androgen adalah hormon seks yang biasanya diproduksi hanya oleh testis pria, namun juga
diproduksi dalam jumlah kecil oleh rahim wanita dan kelenjar adrenalin yang terdapat pada
pria dan wanita. Androgen membantu memulai perkembangan testis dan penis pada janin lakilaki. Mereka memulai proses pubertas dan mempengaruhi pertumbuhan rambut pada wajah,
tubuh, dan alat kelamin, mendalamkan suara, pertumbuhan otot, karakteristik seks kedua pria.
Setelah pubertas, hormon androgen - khususnya testosteron - memainkan peran dalam
pengaturan gairah seks.
3.2 Saran
Kami menyadari dalam pembuatan makalah ini ,masih jauh dari kesempurnaan,
olehnya kami mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun sehingga dalam
pembuatan makalah selanjutnya akan menjadi lebih baik
12
KATA PENGANTAR
Puji syukur Alhamdulillah penulis panjatkan ke Hadirat Allah SWT yang telah
memberikan Rahmat dan Hidayah-Nya serta kemudahanNya sehingga penulis dapat
menyelesaikan makalah dengan judul Hormon Estrogen, Progesteron, Dan Androgen ini
tanpa rintangan yang berarti.
Serta tidak lupa sholawat serta salam kita junjungkan kepada junjungan Nabi kita
Muhammad SAW,keluarganya beserta sahabatnya.
Penyusunan makalah ini dimaksudkan untuk memenuhi tugas perkuliahaan Semester
IV untuk mata kuliah FARMAKOLOGI di Akademi Kebidanan POLTEKES BHAKTI
PERTIWI HUSADA CIREBON. Tujuan lain dari penyusunan makalah ini adalah untuk
mengetahui sejauh mana kemampuan Akademis serta meningkatkan rasa tanggung jawab
seorang mahasiswa. Tidak lupa penulis mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang
telah memberikan bantuan dan dukungan baik moral ataupun material demi terselesainnya
makalah ini. Penulis menyadari makalah yang sederhana dan singkat ini masih jauh dari
kesempurnaan. Maka dari itu kritik dan saran dari semua pihak demi terciptanya karya yang
lebih baik dimasa-masa yang akan datang.
Semoga dengan segala keterbatasan yang ada pada penulis, makalah ini dapat
memberi manfaat kepada semua pihak. Khususnya bagi penulis pribadi dan bagi para
pembaca pada umumnya.Aammiiin..
Penulis
DAFTAR PUSTAKA
Prawirohardjo, Sarwono. 2005. Ilmu Kandungan. Jakarta : Yayasan Bina Pustaka
farmakologi dan terapi.1995.jakarta:fakultas kedokteran universitas indonesia.
DAFTAR ISI
Kata Pengantar
Daftar Isi
BAB 1 PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Masalah . 1
1.2 Tujuan Masalah ... 1
1.3 Rumusan Masalah ... 1
BAB II TINJAUAN TEORI
2.1 Hormon Estrogen