Anda di halaman 1dari 3

Studi observasional : 9 konsiderasi telah di formulasikan oleh Bradford hill pada

awal tahun. AD dan gangguan kognitif merupakan kondisi yang multifactor dengan
tingkat kompleksifitas yang tinggi.
Kekuatan asosiasi : kekuatan asosiasi hampir memiliki indikasi penyebab namun
asosiasi yang umumnya ditemukan pada studi epidemiologi memiliki kekuatan yang
lemah. Hal ini dibandingkan dengan peninkatan resiko kanker pada perokok dan non
perokok. Dementia dan AD memiliki faktor resiko pada kardiovaskuler dan penyakit
kronik lainnya. Beberapa individu yang memiliki faktor resiko tinggi tersebut akan
sulit untuk dipelajari penyakit dementianya ketika telah beranjak tua. Kekuatan
hubungan untuk mencari pencegahan terhadap AD sult dicari dikarenakan tingginya
resiko dan banyaknya mortalitas pada pemilik penyakit ini. Pada penyakit yang
multifaktorial, setiap penyakit hanya dapat menjelaskan sedikit hubungan. Bahkan
4 alele apolipoprotein E (APOE) yang merupakan faktor resiko AD hanya dapat
menjelaskan resiko terkena AD sebanyak 3-4 kali lipat dibandingkan APOE 3
(berdasarkan meta-analysis Alzgene;www.alzgene.org
Keadaaan pada suatu populasi dapat berubah pada saat dilakukan studi observasi
hal ini tentu mempengaruhi studi untuk mengetahui hubungan terhadap AD.
Perubahan social seperti perinatal, pendidikan, pekerjaan dan pension, urbanisasi,
kebersihan lingkungan, diet, kesehatan dan keselamatan juga mempengaruhi studi
tersebut. Prevalensi faktor resiko penyakit kardiovaskuler telah menurun namun
obesitas dan diabetes masih sering ditemukan pada usia pertengahan tahun keatas.
Suatu studi menjelaskan dementia mungkin telah menurun walaupun masih perlu di
konfirmasi lebih lanjut.
Konsistensi : Penelitian di bidang pencegahan AD masih menggunakan beberapa
definisi untuk pemicu dan hasil keluarannya yang membuat perbandingan antara
studi satu dengan yang lainnya berbeda. masih diperlukan i) lebih praktis,
standarisasi dan lebih baik pada validasi penyebab, ii) standarisasi kognitif dan
pengukuran fungsional, iii) standarisasi metode dan hasil
Spesifitas : criteria spesifitas berdasarkan dua anggapan : pertama, faktor kausa
hanya dapat memnyebabkan satu efek dan kedua, satu efek hanya memiliki satu
kausa. Keduanya dapat diterapkan pada penyakit multifaktoral seperti AD ini.
Kehadiran neuropathology AD tidak memudahkan untuk mendiagnosa klinik AD.
Banyak faktor resiko dan faktor pelindung terhadap dementia atau AD dan penyakit
kronik lainnya. Studi pencegahan AD memiliki manfaat dengan menggabungkan
pencegahan dari sector lainnya.
Temporality : memunculkan suatu temporality merupakan salah satu sumber
penting terhadap studi pencegahan Alzheimer, hal ini dikarenakan onset penyakit
ini sulit untuk diidentifikasi. Kebanyakan studi epidemiologi dilakukan terhadap
populasi yang tua dan follow up yang relative pendek. Beberapa tahun ini, studi
telah menunjukan suatu pola yang menurun setiap saat, hal ini bias dilihat pada

tekanan darah, kolesterol total dan indek massa tubuh. Kesemuanya berhubungan
dengan perkembangan A/dementia.
Contoh pentingnya suatu temporality berasal dari studi observasional dari efek
medikasi terhadap resiko AD. Apa yang terlihat buruk di waktu yang singkat
mungkin akan memiliki manfaat diwaktu yang panjang. Hasil Cache County studi
mengindikasikan bahwa hormone replacement therapy (HRT) meningkatkan resiko
AD terhadap pemakai hormone ini yang telah melakukan selama 0-10 tahun.
APOE 4 allele merupakan gen yang masih disangka sebagai penyebab AD dan
mungkin diperlukan untuk perkembangan penyakit ini, Resiko AD meningkat
dengan meningkatnya alel ini. Bentuk U atau J berhubungan dengan resiko
dementia . hal ini dipicu oleh beberapa faktor seperti tekanan darah, indek masa
tubuh dan konsumsi alcohol. Masih terdapat kesulitan untuk menegakan bagian U
ataukah J yang berhubungan dengan AD/dementia. Hubungan causa dengan
AD/dementia dapat di hipotesis dengan naiknya tekanan darah.
Plausibility : hubungan causa secara bioligis harus dapat diterima, namun sangat
bergantung terhadap adanya keilmuan di titik waktu tertentu. Tetapi, berapa
banyak ilmu yang diperlukan untuk bergerak dari observasi menjadi suatu aksi?
Dilihat dari hubungan itu, causa harus berdasarkan bukti ilmiah yang nyata tetapi
bukti yang berhubungan dengan faktor AD harus dipertimbangkan suatu aksi yang
nyata. Bradford hill mengakui untuk melakukan aksi ini diperlukan berbagai standar
untuk berbagai intervensi. fakta lebih diperlukan untuk percobaan pencegahan
skala besar, sebagai contoh obat anti amyloid saat asymtomatis pada individu yang
beresiko.
Koherensi : berdasarkan bradforf hill, hubungan causa tidak mutlah harus
berlawanan dengan keilmuan patofisiologi keilmuan yang telah ada. Hal ini menarik
karena tahun 1990 faktor pembuluh darah pada AD belum sepenuhnya dimengerti.
Analogy : analogi dapat berguna untuk membuat suatu hipotesis tentang hubungan
penyakit ini. Sebagai contohnya baik untuk jantung, baik pula untuk otak.
Menambahkan pencegahan AD/dementia pada pencegahan terhadap kardiovaskuler
terkadang masih dianggap berlebihan. Bahkan studi pencegahan dementia telah
digaris bawahi memiliki celah antara teori dan praktik. Contohnya, banyak pasien
masih gagal mencapai tiingkatan target faktor resiko walaupun mereka telah
mendapatkan pengobatan. Kesehatan masyarakat dan pendidikan pasien yang
berhubungan dengan dementia/AD mungkin dapat mempersempit celah antara
teori dan praktik ini.
Ekperiment : hasil eksperiment pada binatang model AD sampai saat ini masih
ditujukan untuk pengobatan penyakit, dan ini telah terpisah dengan studi
pencegahan. Terdapat banyak laporan tentang interfensi dengan hasil positif pada
neuropatologi dan deficit kognitif pada tikus transgenic. Sampai saat ini belum ada
terapi yang efektif terhadap alzhaimer yang mengalami gangguan kognitif.

Studi berdasarkan model hewan AD hampir secara pasti menggunakan konsep


faktor kausa, sedangkan resiko atau faktor protektif digunakan di penelitian
epidemiologi. Terdapat suatu kepercayaan bahwa penemuan secara epidemiologi
hanya sebatas sugesti sedangkan penelitian ekperimental menunjukan sebab dan
akibat secara pasti. Namun, kausa tidak mudah di boservasi dan di ukur
dilaboratorium. Di suatu populasi yang telah menggunakan study laboratorium yang
sudah terkontrolpun hanya dapat menunjukan hubungan antara penyebab,
walaupun hal ini lebih baik daipada studi epidemiologi.
Penelitian eksperiment alzhaimer telah didominasi dengan menyederhanaan konsep
dari suatu kausa, pemahaman tentan hubungan antara penyebab dan efek.
Contohnya, berdasarkan hipotesis amyloid, AD disebabkan oleh timbunan beta
amyloid (setelah direvisi menjadi oligomers beta amyloid. Hipotesis tau mengatakan
abnormalitas protein mengawali proses penyakit ini. Hasil dari studi pada binatang
sering dipertimbangkan sebelum studi pada manusia.

Anda mungkin juga menyukai