Anda di halaman 1dari 12

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK

INDONESIA
NOMOR 78 TAHUN 1992
TENTANG
OBAT HEWAN
Disusun Oleh :
Kelompok 7

Anggota kelompok
Lestari Sukma Dinullah
Sucia Fadillah
Angga Musadiq
Yusmadita Wulandari
Ahmad Ihsan

(1302101010163)
(1302101010165)
(1302101010170)
(1302101010171)
(1302101010179)

BAB I
KETENTUAN UMUM
Pasal 1

Obat hewan adalah obat yang

khusus dipakai untuk hewan.


Pembuatan adalah proses
kegiatan pengolahan,
pencampuran dan pengubahan
bentuk bahan baku obat hewan
menjadi obat hewan.
Penyediaan adalah proses kegiatan
pengadaan dan/atau pemilikan
dan/atau penguasaan dan/atau

Peredaran adalah proses

kegiatan yang berhubungan


dengan perdagangan,
pengangkutan dan penyerahan
obat hewan.
Badan Usaha adalah badan
usaha milik Negara atau milik
daerah, swasta atau koperasi.
Menteri adalah Menteri yang

Pasal 2
Pemerintah melakukan kegiatan

penelitian dan pengembangan obat


hewan beserta bahan baku obat
hewan.
Pemerintah mendorong serta
membina pihak swasta untuk
melakukan kegiatan
penelitian dan pengembangan obat
hewan beserta bahan bakunya

BAB II
TUJUAN PEMAKAIAN, GOLONGAN DAN
KLASIFIKASI OBAT HEWAN
Bab II terdiri dari pasal 3,4,5,6,7
Pasal 3 tentang tujuan pemakaian obat hewan antara
lain:
menetapkan diagnosa, mencegah, menyembuhkan dan
memberantas penyakit hewan;
- mengurangi dan menghilangkan gejala penyakit hewan;
- membantu menenangkan, memati-rasakan, etanasia,
dan merangsang hewan;
- menghilangkan kelainan atau memperelok tubuh hewan;
- memacu perbaikan mutu dan produksi hasil hewan;
- memperbaiki reproduksi hewan.

Pasal 4 dan 5 tentang penggolongan obat hewan


pasal 6 tentang klasifikasi bahaya yang

ditimbulkan dalam pemakaiannya obat hewan di


bagi menjadi obat keras, obat bebas terbatas dan
obat bebas, pasal 7 tentang penggunaan obat
keras, obat bebas terbatas dan obat bebas.
BAB III
Pembuatan, penyedian dan predaran obat hewan
Bab III terdiri dari pasal 8,9,10,11.
Pasal 8 terdiri dari 3 ayat, tentang pembuatan
obat hewan
Pasal 9 terdiri dari 2 ayat tentang obat hewan
yang disediakan atau diedarkan hanya obat
hewan yang telah terdaftar

Pasal 10 terdiri dari 3 ayat tentang obat hewan

dalam persediaan atau peredaran harus dikemas


dalam wadah, dan dicantumkan obat hanya untuk
hewan.
Pasal 11 terdiri dari 2 ayat tentang obat hewan yang
tidak layak dipakai
BAB IV
Pendaftaran dan pengujian obat hewan
Bab IV ini terdiri dari pasal 12,13 dan 14.
Pasal 12 terdiri dari 3 ayat tentang obat hewan yang
akan diedarkan harus telah lulus pengujian mutu
dalam rangka pendaftaran
Pasal 13 terdiri dari 2 ayat tentang pengujian obat
hewan dilakukan sesuai standar mutu yang
ditetapkan
pemerintah
dan
pengujian
mutu
dilakukan oleh lembaga yang ditunjuk menteri

Pasal 14 terdiri dari 3 ayat tentang biaya

pendaftaran dan pengujian mutu obat


hewan
BAB V
PERIZINAN
Bab V terdiri dari beberapa pasal yaitu pasal
15, 16,17, dan 18.
Pasal 15 terdiri dari 2 ayat, tentang
pembuatan, penyediaan atau predaran
obat hewan harus memiliki izin yang
dikeluarkan oleh menteri
Pasal 16 terdiri dari 2 ayat mengenai
lembaga
penelitian
atau
lembaga

Pasal 17 mengenai perluasan usaha yang

berkaitan dengan usaha pembuatan


dan/atau penyediaan dan/atau predaran
obat hewan.
Pasal 18 mengenai berakhirnya izin usaha
karena :

BAB VI
PENGAWASAN
Bab VI terdiri dari 2 pasal yaitu pasal 19 dan
20
Pasal 19 mengenai pengawasan terhadap
pembuatan, penyediaan dan predaran
obata hewan yang dilakukan oleh menteri,
menteri dapat menunjuk pejabat pengawas
obat hewan
Pasal 20 mengenai kewenangan yang
diberikan kepada pejabat pengawas obat
hewan

BAB VII
KETENTUAN PERALIHAN
Bab VII terdiri dari 1 pasal yaitu pasal 21
BAB VIII
KETENTUAN PENUTUP
Bab VIII tedri dari 2 pasal yaitu pasal 22 dan
23

Anda mungkin juga menyukai