Meraih Sukses Selama Ramadhan

Anda mungkin juga menyukai

Anda di halaman 1dari 16

Meraih Sukses Selama Ramadhan

[Al-Islam 469] Ramadhan 1430 H sebentar lagi datang. Orang Mukmin manapun tentu
sangat gembira menyambut datangnya bulan Ramadhan. Betapa tidak, Ramadhan adalah
bulan agung, penuh berkah dan kemuliaan. Di dalamnya, secara khusus Allah SWT
mewajibkan orang Mukmin berpuasa agar menjadi orang yang bertakwa. Tentu
kegembiraan seorang Mukmin dalam menyambut Ramadhan dilandasi oleh hasrat untuk
meraih segala keagungan, kemuliaan dan keberkahannya; juga dilandasi oleh kerinduan
untuk memproses diri menjadi orang yang bertakwa demi meraih surga-Nya yang penuh
dengan kenikmatan yang memang telah disiapkan untuk orang-orang yang bertakwa.
Rasul menyatakan bahwa orang yang berpuasa memiliki dua kegembiraan:


:: : :
Orang yang berpuasa berhak mendapatkan dua kegembiraan: jika berbuka, ia
bergembira; jika bertemu Rabb-nya, ia juga bergembira karena puasanya (HR alBukhari, Muslim, Ibn Majah, an-Nasai dan Ahmad).
Kegembiraan menyambut Ramadhan ibaratnya hanyalah pembuka untuk lebih merasakan
kegembiraan di bulan Ramadhan dan menyambut kegembiraan yang hakiki di akhirat
kelak. Kegembiraan menyambut Ramadhan hakikatnya adalah gembira karena bisa
segera berpuasa. Dengan puasa itu orang Mukmin berpeluang mendapatkan keutamaan
yang terkandung di dalamnya dan pahala sangat yang besar dari amalan puasa itu sendiri.
Rasulullah saw. bersabda:
: :
:
: :: :



Setiap amal anak Adam dilipatgandakan; satu kebaikan dibalas dengan sepuluh
kebaikan yang serupa sampai tujuh ratus kali. Allah Azza wa Jalla berfirman, Kecuali
puasa. Sesungguhnya puasa itu untuk-Ku dan Aku sendiri yang membalasnya (HR
Muslim, an-Nasai, ad-Darimi dan al-Baihaqi).
Selain itu, dengan puasa Ramadhan seorang Mukmin juga berpeluang mendapat
ampunan atas dosanya yang di masa lalu. Rasulullah saw. bersabda:
: :: :: :
:

Siapa saja yang berpuasa Ramadhan dengan dilandasi iman dan bersungguh-sungguh
mencari ridha Allah, maka akan diampuni dosa-dosanya yang terdahulu (HR alBukhari, an-Nasai, Ahmad, Ibn Majah dan Ibn Hibban).
Namun, semua keutamaan di bulan Ramadhan itu belum tentu bisa kita raih secara
optimal. Ramadhan itu ibarat proses; output (hasil)-nya akan sangat dipengaruhi oleh
input (masukan)-nya dan proses yang berlangsung. Untuk meraih kesuksesan pada bulan

Ramadhan kita harus memperhatikan dan menyiapkan input dan proses selama
Ramadhan. Dari sisi persiapan, ada tiga hal yang perlu dipersiapkan. Pertama: persiapan
ilmu. Walaupun puasa Ramadhan sudah kita jalani setiap tahun, kita perlu mengkaji
kembali hukum-hukum, ketentuan puasa dan semua amal yang terkait. Kajian kembali
terhadap semuanya itu bisa saja mendatangkan pemahaman yang lebih dalam dan lebih
kuat, sehingga kita bisa menjalankan puasa dan amal-amal Ramadhan itu secara lebih
mantap. Lebih dari itu, pengkajian kembali itu akan menciptakan kesadaran baru atau
memperbarui kesadaran untuk melaksanakan puasa. Dengan begitu, puasa Ramadhan dan
seluruh amal yang ada di dalamnya tidak akan dijalani sekadar ritual rutin tahunan,
karena hakikat puasa adalah penghambaan dan pengorbanan untuk Allah. Dengan bekal
ilmu itu, kita akan lebih berhati-hati menjalani puasa dan semua amal lain, disertai
kesadaran sedang menjalankan ibadah kepada Allah. Dengan begitu kita akan senantiasa
merasa berhubungan dengan Allah SWT.
Kedua: persiapan aspek ruhiah dan upaya memperbarui keimanan. Ini perlu agar kita
memasuki bulan Ramadhan betul-betul dengan sepenuh keimanan dan kesadaran
melaksanakan perintah Allah; penuh dengan kesungguhan untuk menggapai keridhaanNya serta berharap betul untuk mendapatkan ampunan-Nya. Sebab, keberhasilan proses
selama Ramadhan itu memang bergantung pada landasan iman dan niat semata-mata
untuk mencari ridha Allah. Allah sendiri menyerukan kewajiban berpuasa itu kepada
orang-orang yang beriman (QS al-Baqarah [2]: 183). Artinya, hanya mereka yang
menjalani puasa dengan landasan iman juga yang selama berpuasa Ramadhan dan
melaksanakan amal-amal di dalamnya diliputi oleh suasana keimanan saja yang akan
berhasil meraih output sebagai insan takwa. Hal itu juga ditegaskan dalam hadis Rasul di
atas.
Ketiga: perencanaan proses. Kita perlu menyiapkan program Ramadhan dan apa saja
yang akan kita kerjakan selama bulan Ramadhan. Dengan begitu, tidak ada kesempatan
yang terabaikan dan Ramadhan bisa kita jalani secara maksimal. Bagus kiranya dibuat
rencana, jadwal dan programnya; juga tolok ukur dan pengawasan atas capaiannya serta
solusi-solusi alternatifnya. Dengan begitu amal ibadah dan peningkatannya akan lebih
disiplin. Sebab, sekecil apapun suatu aktivitas apalagi amal besar jika dijalankan
secara langgeng dan disiplin, hasilnya tentu akan luar biasa. Dalam bahasa hadis, amal
yang kontinu (terus-menerus), sekalipun kecil, adalah amal yang terbaik dan dicintai
Allah.
Inti dari amalan-amalan Ramadhan itu adalah taqarrub (mendekatkan diri) kepada Allah.
Bisa jadi banyak dari kaum Muslim yang memahami taqarrub itu hanya terkait dengan
amal ibadah ritual saja, atau bahkan hanya terkait dengan ibadah-ibadah sunnah saja. Hal
itu bisa jadi karena keawaman dan kekurangilmuan mereka; bisa jadi pula karena paham
Sekularisme pemisahan agama (Islam) dari kehidupan yang tanpa disadari telah
tertanam dalam diri mereka. Bahkan Sekularisme itu tanpa disadari telah dijadikan dasar
untuk memahami ajaran Islam.

Kesuksesan menjalani proses selama Ramadhan hanya akan bisa kita raih jika
pemahaman tentang Sekularisme itu kita tanggalkan dan kita tinggalkan, kemudian kita
mengambil Islam secara utuh sebagai sebuah sistem kehidupan.
Taqarrub kepada Allah sebagai inti dari amalan Ramadhan banyak bentuknya. Amalan
pokoknya selama Ramadhan tentu saja adalah puasa itu sendiri. Namun, di luar itu
banyak kegiatan taqarrub lainnya yang mesti dilakukan selama Ramadhan. Rasulullah
saw. bersabda:
: :
: :

: :


:

Tiadalah seorang hamba bertaqarrub kepada-Ku dengan sesuatu yang lebih Aku cintai
daripada apa yang aku fardhukan atasnya. Tiadalah hamba-Ku terus-menerus
bertaqarrub kepada-Ku dengan amal-amal sunnah hingga Aku mencintainya. Jika Aku
mencintainya, Aku menjadi pendengarannya yang dia gunakan untuk mendengar;
menjadi penglihatannya yang dia gunakan untuk melihat; menjadi tangannya yang dia
gunakan untuk memegang dengan kuat; dan menjadi kakinya yang dia gunakan untuk
melangkah. Jika ia meminta kepada-Ku, niscaya dia Aku beri; jika ia meminta
perlindungan-Ku, niscaya dia Aku lindungi (HR al-Bukhari).
Jadi, ber-taqarrub kepada Allah sebagaimana dijelaskan dalam hadis di atas adalah
dengan melaksanakan semua yang difardhukan oleh Allah dan menambahnya dengan
senantiasa berupaya melaksanakan amal-amal sunnah. Tentu kita tidak boleh keliru
dengan lebih mengedepankan amal-amal sunnah dan menilainya sebagai taqarrub yang
mesti diutamakan seraya mengabaikan amal-amal yang wajib.
Jelas sekali, aktivitas taqarrub yang paling dicintai oleh Allah adalah semua aktivitas
yang difardhukan kepada kita, yang tentu tidak terbatas hanya aktivitas ibadah saja.
Justru aktivitas fardhu di luar ibadah jauh lebih banyak jumlahnya.
Semua yang difardhukan itu meliputi seluruh kewajiban yang telah ditetapkan dalam
Islam. Agar semua itu bisa terlaksana dengan sempurna, kuncinya adalah dengan
menerapkan syariah Islam yang dijalankan oleh kekuasaan yang menjadikan kedaulatan
hanya di tangan syariah. Dengan kata lain, wajib bagi seorang imam atau khalifah yang
dibaiat oleh kaum Muslim untuk menerapkan syariah Islam dan mengemban dakwah ke
seluruh penjuru dunia. Adanya imam atau khalifah yang dibaiat umat merupakan
kewajiban yang dibebankan di atas pundak kita. Sebab, Rasul saw. telah menggambarkan
siapa saja yang mati, sedangkan di pundaknya tidak terdapat baiat kepada imam/khalifah,
maka matinya seperti mati Jahiliah. Adanya imam atau khalifah inilah yang menentukan
kesempurnaan pelaksanaan semua kewajiban di dalam agama ini. Karena itu, sungguh
tepat jika para ulama menilai kewajiban mengangkat seorang imam/khalifah merupakan
salah satu kewajiban paling agung di dalam agama ini.

Amal-amal Ramadhan, khususnya puasa, sejatinya membangkitkan dan menumbuhkan


kesadaran untuk menghambakan diri hanya kepada Allah SWT. Kesadaran ini begitu kuat
dibangun selama Ramadhan dan harus terus dihidupkan usai Ramadhan sebagai bukti
keberhasilan proses selama Ramadhan itu.
Orang yang berpuasa dan tetap berupaya menjaga puasanya semata-mata karena
mengharap keridhaan Allah, biasanya tidak bergantung pada kehadiran siapapun kecuali
kesadaran selalu diawasi oleh Allah SWT. Spirit yang dibentuk oleh puasa ini tentu akan
menjadi modal sangat berharga untuk mewujudkan penghambaan diri hanya kepada
Allah di luar aktivitas puasa, yaitu dalam bentuk amal keseharian di tengah-tengah
masyarakat. Dalam hal ini penerapan syariah untuk mengatur segala aspek kehidupan di
masyarakat sejatinya merupakan wujud penghambaan kepada Allah secara nyata dan
kolektif.
Karena itu, perjuangan mewujudkan penerapan syariah secara kaffah merupakan
perhargaan terhadap proses dan capaian pada bulan Ramadhan sekaligus upaya untuk
menjadikannya tetap hidup pasca Ramadhan. Selain itu dakwah dan perjuangan
mewujudkan penerapan syariah dan Khilafah merupakan bagian dari aktivitas taqarrub
yang paling utama dan agung.
Karena itu, aktivitas perjuangan dakwah untuk mewujudkan penerapan syariah secara
kaffah merupakan aktivitas yang wajib ada di dalam daftar aktivitas Ramadhan, bahkan
selayaknya menjadi aktivitas utama selama Ramadhan.

Wahai Kaum Muslim:


Sudah saatnya kita mempersiapkan dan mejalani Ramadhan dan puasa di dalamnya tidak
seperti biasanya yang sudah lalu, yaitu dengan menjalankan berbagai aktivitas taqarrub
yang utama dan agung itu. Itulah aktiviats untuk menegakkan syariah dan Khilafah.
Aktivitas itu pulalah yang bisa menjadikan Ramadhan tahun ini berbeda dengan tahuntahun sebelumnya; mengokohkan posisi kita mulia di hadapan Allah, Rasul-Nya dan
orang-orang Mukmin; sekaligus akan dicatat dengan tinta emas dalam lembaran sejarah.
[]
KOMENTAR:
Saatnya Ulama Mengubah Kondisi Umat (Republika.co.id, 15/08/09)
Kondisi umat bisa diubah jika ulama bersatu memperjuangkan tegaknya syariah dan
khilafah.

Haramkah Makan Tape Singkong?


Posted in Edisi 03/Feb 2008, Tabloid JEJAK by Ahmad Jibraan on the April 26th, 2008

VOICORNER/Feb/2008
Diasuh oleh Ustadzah Ir. Lathifah Musa
Assalaamualaikum wr wb.Ustadzah, saya guru sekolah swasta di Nganjuk. Saya mau
tanya, apa hukumnya tape ketela/singkong. Ada yang mengatakan haram dan ada yang
mengatakan boleh sebab belum mengandung alkohol?
Guru di Nganjuk, Jawa Timur
Allah Swt. mengharamkan memanfaatkan dan memakan benda yang haram dan najis.
Mengenai khamr, Allah Swt. berfirman: Hai orang-orang yang beriman, sesungguhnya
minuman keras/ khamr, judi, berhala, mengundi nasib adalah perbuatan yang keji dan
merupakan aktivitas syaithan: sebab itu jauhilah, mudah-mudahan kamu mendapat
kemenangan. (TQS al-Maidah [5]: 90)
Dalam sebuah hadits,Bahwasanya Rasulullah Saw. telah mendera orang yang meminum
khamr dengan dua pelepah tamar, empat puluh kali. (HR Muslim)
Berbagai hadits juga ada yang menjelaskan keharaman khamr, mulai dari yang terlibat
dalam proses produksi, memperdagangkan, menyajikannya sampai meminumnya.
Diharamkannya khamr, adalah karena dzatnya. Hurrimatil khamru liainihi.
Zat yang dimaksud adalah alkohol (etanol) yang bersifat memabukkan dan merusak akal.
Khamr bisa berbahan dasar anggur, aren, kurma, bit, apel, singkong, beras ketan dll. Pada
setiap daerah, dikenal bermacam-macam produk khamr seperti wine, rhum, cognac,
brandy, wisky, sake dan di Indonesia dikenal nama tuak. Jenis minuman seperti ini
masyhur digunakan untuk mabuk-mabukan.
Dengan demikian khamr dicirikan dari: (1) hasil proses fermentasi (2) dapat
memabukkan dan merusak kesadaran (3) jenis dzatnya: etanol yang memiliki sifat-sifat
dasar tertentu seperti bening, beraroma kuat, dll. Bila tidak meliputi ketiganya, maka
tidak terkategori khamr. Misalnya, kandungan alkohol dalam buah yang sangat masak,
seperti nangka, durian, kelengkeng dll.Terkadang orang bisa mabuk kalau memakannya
terlalu banyak. Namun karena kandungan alkoholnya masih bersifat alami, tidak
terpisahkan dari senyawa lain dalam buah tersebut, maka tidak tergolong khamr.
Mengenai tape singkong (orang Sunda menyebutnya peuyeum), masih jauh dari proses
fermentasi sempurna yang menghasilkan khamr, bila belum berair. Sedangkan air tape
ketan, harus diperhatikan lebih teliti karena jenis ini menurut ahli khamr internasional
(dalam konferensi standar mutu mereka) bisa menghasilkan minuman berkadar alkohol
tinggi. Sekalipun air tape yang baru dibuat boleh saja diminum, namun kita harus
meneladani Rasulullah saw. dalam menyikapi jenis minuman seperti ?ini. Dalam sebuah
hadits yang diriwayatkan oleh Muslim, Ibnu Abbas ra, berkata: Rasulullah saw. pernah
dibuatkan anggur (perasan anggur) oleh seseorang pada awal malam (waktu senja), lalu
beliau minum besok paginya, kemudian malam harinya, kemudian besok paginya lagi

hingga ashar. Sesudah itu bila masih ada sisanya disuruh beliau tumpahkan oleh
khadamnya (maksudnya dibuang). (HR Muslim)
Demikian penjelasan singkat atas pertanyaan Anda, semoga bisa membantu dan
memberikan wawasan tambahan bagi Anda. Terima kasih. Wallahualam[]

Obat Mengandung Alkohol


Posted in Sobat Muda Tahun 1 by Amira Mehnaaz on the October 17th, 2007

Saat ini obat yang mengandung alkohol semakin banyak diproduksi. Sedangkan alhokol
itu sendiri haram dikonsumsi walaupun sedikit. Bagaimana hukum mengkonsumsi obat
tersebut, apakah hal itu diperbolehkan?
Asy-Syaukani
Bogor
JAWAB :
Adik Asy-Syaukani, ada perbedaan pendapat (khilafiyah) di kalangan ulama, mengenai
hukum berobat (at-tadaawi/al-mudaawah) dengan benda najis dan haram. Termasuk
dalam hal ini berobat dengan obat yang mengandung alkohol (etanol), sebab alkohol
adalah haram dan najis. Ada yang mengharamkan, seperti Ibnu Qayyim al-Jauziyyah.
Ada yang membolehkan seperti ulama Hanafiyah. Ada yang membolehkan dalam
keadaan darurat, seperti Yusuf al-Qaradhawi. Ada pula yang memakruhkannya, seperti
Taqiyuddin an-Nabhani. Pendapat yang rajih (kuat) menurut pengasuh, adalah yang
memakruhkannya.
Terdapat dua kelompok hadits yang nampak bertentangan (taarudh) dalam masalah ini.
Di satu sisi, ada hadits-hadits yang melarang berobat dengan benda yang haram dan najis,
misalnya hadits Rasulullah saw. bersabda,Sesungguhnya Allah tidak menjadikan obat
bagimu pada apa-apa yang diharamkan. (HR Bukhari dan Baihaqi).
Di sisi lain, ada hadits-hadits yang membolehkan berobat dengan benda najis dan haram.
Misalnya hadits bahwa Nabi saw. membolehkan suku Ukl dan Uraynah berobat dengan
meminum air kencing unta (HR Muslim) (Lihat Imam al-Wahidi, Asbabun Nuzul, hamisy
[catatan pinggir] kitab Tafsir wa Bayan Kalimat Al-Qur`an, karya Syaikh Hasanain M.
Makhluf, hlm 168). Hadits ini membolehkan berobat dengan najis, sebab air kencing unta
itu najis.
Dalam hadits lain dari Anas r.a, Rasulullah saw. memberi keringanan (rukhsah) kepada
Zubair bin Al-Awwam dan Abdurrahman bin Auf untuk memakai kain sutera karena
menderita penyakit gatal-gatal. (HR Bukhari dan Muslim) (Lihat Imam Nawawi,
Terjemah Riyadhus Shalihin, I/623). Hadits ini membolehkan berobat dengan benda yang
haram (dimanfaatkan), sebab sutera haram dipakai oleh laki-laki, sebagaimana

diriwayatkan dalam hadits lain dalam riwayat Bukhari, Muslim, Abu Dawud, dan atTirmidzi.
Di sinilah lalu Syaikh Taqiyuddin an-Nabhani mengkompromikan (men-jama) kedua
kelompok hadits di atas. Menurut an-Nabhani, sabda Nabi saw. untuk tidak berobat
dengan yang haram tidak otomatis menunjukkan keharaman, tapi sekadar menunjukkan
tuntutan (thalab) untuk meninggalkan perbuatan. Sedangkan dua hadits di atas yang
membolehkan berobat dengan benda najis dan haram, oleh an-Nabhani dijadikan qarinah
(petunjuk) yang memperjelas sifat tuntutan tersebut. Kesimpulannya, tuntutan tersebut
adalah tuntutan (thalab) yang tidak tegas (ghairu jazim), sehingga hukum syara yang
diistinbath adalah makruh, bukan haram (Taqiyuddin An-Nabhani, Asy-Syakhshiyah alIslamiyah, III/110).
Dengan demikian, berobat dengan suatu materi yang zatnya najis, atau zat yang haram
untuk dimanfaatkan (tapi tidak najis), hukumnya adalah makruh. Jadi, berobat dengan
obat yang mengandung alkohol adalah makruh, tidak haram. Wallahu alam [ ]

Hari Moekti, Masa Lalu, Jangan Biarkan Berlalu


Posted in Sobat Muda Tahun 1 by Amira Mehnaaz on the October 18th, 2007

Hidup menjadi penyanyi tenar, boleh jadi impian setiap orang. Di atas panggung, sang
bintang disanjung. Di luar panggung, sang bintang dipandang. Harta dan materi baginya
bukanlah perkara yang merisaukan hati. Dengan suara merdunya, pundi rupiah pun
segera terpenuhi. Tidak hanya materi, perhatian dari lawan jenis pun selalu tertuju
padanya. Itulah sekilas gambaran masa lalu saya sebelum insyaf.
Dulu saya ngerasa, jadi artis kan kehendak Allah. Saya mikir, kalo begitu pelacur juga
kehendak Allah. Berarti Allah itu jahat dong. Nggak adil. Saya pun mulai bertanya-tanya,
bener nggak sih hidup kaya gini (jadi artis)?
Saya mulai menyadari kalo yang saya jalani itu menyengsarakan. Pilihan untuk
meninggalkan gemerlap dunia selebritis bukan tanpa perhitungan. Saya udah siapkan diri
untuk menghadapi segala risiko. Saya sadar pasti nanti nggak punya uang lagi. Pasti
nggak ada kesempatan untuk bermaksiat lagi. Tapi saya bisa bercermin pada Umar bin
Khaththab. Umar bisa berubah, padahal beliau punya karakter yang keras. Kalo Umar
bisa, kenapa saya nggak. Dengan tekad itu saya pun berusaha untuk berubah.
Ya, kini saya bukan artis lagi. Semua embel-embel dunia keartisan sudah saya
tanggalkan. Meski ada yang menyayangkan perubahan yang terjadi pada diri saya, justru
saya lebih membanggakan status sekarang sebagai dai.
Memang, nggak sedikit yang meragukan komitmen saya untuk meninggalkan dunia
keartisan. Pernah ada yang bilang, kalo artis itu seperti kerbau. Meski udah didandanin

dengan pakaian bagus, tetep aja nanti larinya ke lumpur-lumpur juga. Tapi itu kan artis,
sementara saya mantan artis.
Ketika saya berubah, orang masih memandang saya sebagai artis islami. Padahal prinsip
saya, menjalani tantangan demi sebuah perubahan itu harus total. Kalo mau dakwah,
dakwah beneran. Nggak pake embel-embel artis. Ini merupakan tantangan tersendiri bagi
saya. Bukan sebuah beban. Sehingga saya bisa mensikapi tantangan itu secara ringan.
Karena itu, jangan biarkan masa lalu berlalu begitu saja tanpa pesan. Kesalahan yang
dilakukan di masa lalu kita jadikan sebagai pendorong untuk membingkai masa depan
yang lebih indah. Nggak usah terlalu bersedih, tapi kita tutupi dengan kebajikan.
Kuncinya, dengan menjadikan Ilmu, iman, dan amal sebagai bekal dalam hidup. Banyak
ilmu tanpa iman, bakal salah jalan. Makanya saya yakin kalo mengaji adalah modal dari
taqwa. Motto saya: Ngaji sekarang juga. Jangan tunggu esok! Kamu siap?[]

Takutnya Umar bin Abdul Aziz kepada maut


Posted in Sobat Muda Tahun 1 by Hafsa Mutazz on the September 29th, 2007

Said bin Abi Urubah mengatakan, Bila disebutkan tentang kematian di hadapan Umar
bin Abdul Aziz, gemeterlah seluruh persendian tubuhnya.
Athaa juga menceritakan, Hampir setiap malam, Umar bin Abdul Aziz mengumpulkan
para ahli fiqih di kediamannya, lalu mereka saling mengingatkan tentang kematian dan
hari kiamat, setelah itu mereka semua menangis seakan-akan di depan mereka sedang ada
jenazah.
Pernah suatu kali Umar bin Abdul Aziz berkata kepada salah seorang teman
berbincangnya, Malam kemarin, semalam suntuk aku tidak dapat tidur, aku terus
berpikir.
Memikirkan apa, wahai Amirul Mukminin?tanya temannya itu.
Tentang kubur dan penghuninya. Sungguh bila engkau melihat mayat setelah tiga hari
dari hari dikuburkan, dengan segala keadaan yang terjadi padanya, pasti engkau akan
merasa jijik berdekatan dengannya, walaupun sebelumnya, ketika ia masih hidup, engkau
menyenanginya. Pada waktu itu engkau juga akan melihat rumah yang dipenuhi burung
hantu, ulat-ulat keluar di dalamnya, nanah bercampur darah mengalir bersamaan dengan
bau yang mulai berubah menjadi busuk. Padahal, sebelumnya ia dalam keadaan bagus,
harum, dan pakaiannya bersih.

Usai mengungkapkan hal itu, Umar menangis sedu-sedan lalu terkulai pingsan tak
sadarkan diri. [source: Washaaya wa Izhaat Qiilat fi Aakhiril-Hayat, karya Zuhair
Mahmud al-Humawi]

Khitbah via telepon


Posted in Sobat Muda Tahun 1 by Hafsa Mutazz on the September 26th, 2007

Assalaamualaikum wr.wb.
Salam kenal buat Mbak Lathifah. Saya punya sedikit masalah. Begini Mbak, bagaimana
hukumnya seorang cowok mengkhitbah saya kepada orang tua tetapi lewat telepon. Trus
kami juga saling mengenal lewat telepon. Kami merasa cocok dan kami saling memberi
foto. Mbak, bagaimana khitbah lewat telepon? Apakah hubungan kami termasuk aktivitas
pacaran? Terima kasih atas jawaban Mbak Lathifah.
Cintia
[+628562087xxx]
Wa alaikumus salam wr. wb.
Salam kenal untuk Cintia. Khitbah lewat telepon, atau dengan surat, faximile,
teleconference dan lain-lain, hanyalah sarana saja untuk menyampaikan maksud.
Barangkali saja yang mengkhitbah berada nun jauh di seberang samudera atau
antarbenua. Jadi telepon dan teknologi informasi lainnya akan memudahkan komunikasi.
Intinya tidak apa-apa mengkhitbah melalui telepon. Tapi kalau dekat, baiknya ya
datanglah ke rumah. Tentu akan lebih sopan dan menghargai orang tua.
Kemudian kalau kalian saling mengenal melalui telepon dan memberikan foto. Tidak
masalah, sebatas rambu-rambu yang diperkenankan syara. Batasannya antara lain:
1. Berkomunikasi seperlunya baik menyangkut prinsip hidup dan konsep
berumah tangga masing-masing, atau hal-hal lain yang memang perlu untuk
hidup berumah tangga. Misalnya, latar belakang keluarga, pekerjaan, pendidikan,
penyakit dan cacat fisik yang perlu diketahui, atau barangkali karakter umum.
2. Saling menjaga kehormatan dan harga diri masing-masing dengan berbicara
sewajarnya, tanpa rayuan atau suara yang terlalu lemah lembut dan manja,
karena hal-hal tersebut bisa membuka peluang masing-masing untuk melakukan
kemaksiatan. Ingat, saling merayu juga termasuk aktivitas mendekati zina!
3. Saling memberikan foto, boleh saja karena termasuk dari mengenal calon
suami atau istri. Islam membolehkan masing-masing melihat calon pasangannya
agar semakin terdorong untuk menyegerakan pernikahan. Tapi ada yang Mbak
perlu sampaikan mengenai foto ini. Hendaknya berhati-hati. Karena seringkali
foto-foto calon ini dipajang di dompet atau meja belajar. Memang tidak ada
larangan untuk memajang foto, tetapi karena pada masa khithbah (berbeda dengan
setelah menikah) tidak perlu untuk disebarluaskan beritanya, maka hendaknya hal

ini tidak dilakukan. Masa khithbah adalah masa untuk memutuskan apakah akan
berlanjut ke pernikahan atau tidak. Sehingga segala berita dan persoalan yang
terjadi pada masa khitbah ini tidak perlu disebarluaskan. Kalaupun pernikahan
akhirnya tidak jadi dilangsungkan, terkait dengan kelemahan masing-masing,
maka segala aib harus ditutupi.
Mengenai apakah hubungan kalian termasuk pacaran atau tidak, maka tergantung dari
aktivitas yang dilakukan pada masa khitbah. Bila ada aktivitas yang termasuk mendekati
zina, maka apa bedanya dengan pacaran. Makanya kalau sudah cocok, segera saja
menikah. Semoga Allah Swt. memudahkan. Ditunggu berita bahagianya ya. Ehm[]

Teknologi Yang Salah Pake


Posted in Sobat Muda Tahun 1 by Farah Zuhra on the September 21st, 2007

Ponsel berkamera emang asyik. Selain bisa buat ngobrol en ber-sms, juga bisa nyimpen
momen asyik kita. Tapi kenapa jadi kebablasan?
Apa sih fungsi ponsel? Pastinya untuk cuap-cuap dan kirim pesan singkat, dan untuk
urusan kerjaan. But, kini ponsel juga menjadi ajang hiburan dan penyimpanan data-data
pribadi. Selain ada games dan ringtone yang makin canggih dan bening suaranya,
ternyata ponsel juga bisa dipake untuk jepret-jepret, ngambil gambar.
Yup, kamu nggak aneh lagi kan liat sohib jeprat-jepret ngambil gambar. Entah lagi
pengajian, hang out, atau iseng. Pokoknya, fasilitas kamera pada ponsel itu jadi nilai
tambah buat ponsel. Tapi, dasar manusia, teknologi ponsel berkamera itu justru jadi
ngundang kegiatan yang nggak-nggak.
Paling laris
Awalnya adalah di bulan November 2000, Sharp, vendor asal Negeri Matahari Terbit
memproduksi J-SH04 untuk J-Phone. Kelahiran J-SH04, yang kala itu hanya berbekal
110.000 piksel, menjadi langkah awal dari sejarah ponsel kamera.
Tidak hanya menyediakan handset, J-Phone juga merumuskan formula pengiriman
gambar dari ponsel kamera ke ponsel lain atau ke komputer via Internet. Sha-mail, begitu
mereka menamai layanan yang diperkenalkan pada Desember 2000. Pada Juni 2002, JPhone berhasil memikat sekitar 5 juta pemakai ponsel kamera.
Sekarang, menurut sebuah penelitian pasar terbaru, ponsel yang dilengkapi kamera terjual
lebih banyak dibanding kamera digital konvensional untuk pertama kali dalam semester
pertama 2003 sekaligus menandai titik balik industri wireless untuk mengungguli
booming pasar fotografi digital.

Penjualan ponsel kamera di seluruh dunia melonjak sampai 25 juta unit dalam enam
bulan pertama tahun ini dibanding kamera digital konvensional yang hanya mencapai 20
juta dalam waktu yang sama.
Dalam posisi yang sama tahun 2002, para operator ponsel di seluruh dunia mengapalkan
4 juta ponsel kamera digital. Permintaan yang tinggi terutama berasal dari Jepang dan
penjualan ponsel kamera di Eropa dan Amerika akan terus meningkat walaupun tidak
sebesar angka di Jepang, demikian menurut analis pasar.
Nggak tanggung-tanggung, teknologi ponsel berkamera makin edan-edanan. Selain
dilengkapi dengan zoom, resolusi gambarnya juga makin tajam. Sebut saja Samsung,
belum lama pengrajin ponsel asal Korea Selatan ini kembali meluncurkan handphone
terbaru fitur kamera internal 5 megapixel. Kepala Samsung Elektronik, Cho Byung-deok
menyatakan, handphone dengan nama model SCH-S250 tersebut mampu menghasilkan
kualitas gambar yang setara dengan hasil bidikan kamera digital 5 megapixel. Selain itu,
SCH-S250 juga dilengkapi fitur MP3 player dan TV function. Memori internalnya
berkapasitas 92 MB, sehingga mampu menyimpan 25 foto beresolusi 5 megapixel. Coba,
dahsyat nggak tuh!
Dengan teknologi yang makin ciamik, kita bisa nyimpen momen-momen manis dalam
ponsel kita. Mau dibuka? Gampang. Mau dikirim via MMS (Multimedia Message
Service)? Eyyuuu!
Salah guna
But, kita nggak bakal ngomongin teknologi ponsel berkamera. Kita mau ngebahas betapa
manusia itu suka bikin malu sendiri. Teknologi itu kan sebenarnya ada untuk bikin hidup
jadi lebih mudah dan manis. Tapi pikiran jail manusia malah bikin teknologi itu jadi
menjijikkan.
Ketika ponsel udah bisa dipake nyimpen dan ngirim gambar, kita jadi heboh dengan
bersliwerannya gambar-gambar porno. Mulai dari yang cuma animasi BW (black &
white) sampe yang udah foto beneran. Kala itu, gambar-gambar seronok itu bisa diunduh
(download) di internet gratisan, atau dikirim via SMS.
Dasar jail, begitu muncul teknologi ponsel berkamera, eh, gambar-gambar begituan juga
nyangkut ke memori ponsel. Baik itu dikirim temen, bahkan ada yang nekat ngambil
gambar sendiri. Seorang kenalan nyimpen potongan adegan panas seorang artis lokal
dengan bintang film cowok bule. Adegan yang kata beliau berdurasi hampir 2 menit itu
emang udah lama dihebohkan, dan diambil dari potongan sebuah film laga made in
Hollywood.
Ada juga yang mengabadikan hal-hal sebenarnya privasi di ponsel pribadi mereka. Entah
penasaran atau gimana, mereka motret diri sendiri lagi (sorry) setengah bugil dan bahkan
bugil. Meski memotret diri sendiri tidak haram, tapi coba pikirin kalo sampe itu gambar
jatuh ke tangan orang lain. Tidaaaaak!

Barangkali yang paling nekat, adalah mereka yang mengabadikan kebejatan mereka
dalam ponsel. Masih inget kan kasus beredarnya foto-foto mesum dari ponsel yang
melibatkan sejumlah seleb Indonesia? Bayangin, belum jadi suami-istri udah berani
berbuat begitu, eh diabadikan lagi! Astaghfirullah!
Kekurangajaran pengguna ponsel berkamera berlanjut sampai tindakan curi-curi momen.
Ya, harap ati-ati kalo kamu di tempat umum, ada aja orang iseng yang ngambil gambar
dirimu. Berkat ponsel berkamera, orang bisa jadi paparazzi amatiran. Pokoknya,
waspadalah!
Sebagai catatan
Ponsel+kamera emang kagak punya salah ape-ape. Ia kan cuma alat doang yang punya
khasiat (qadar). Ia bisa bermanfaat; dipake nelepon ortu, SMS ke temen, bahkan buat
dakwah. Tapi juga bisa membahayakan orang, seperti buat nyambit kepala atau ngegetok
kepala adik kita. Semuanya berpulang kepada amal kita. Yang pasti, setiap muslim kan
terikat hukum syara, iya nggak? (koor: setujuuuu!).
Nah, buat kamu yang kebetulan kesampruk rejeki punya ponsel+kamera, jaga betul-betul
manfaat kamera itu. Pake aje deh kamera itu untuk ngambil gambar yang aman.
Misalnya, buat para akhwat, berfoto tanpa kerudung dan jilbab kan sah aja, tapi mbok ya
ati-ati kalo harus disimpen di ponsel. Bukan apa-apa, ada kemungkinan temen cowok
minjem, terus dia (perhaps) iseng atau nggak sengaja ngebuka folder fotomu, nah ketauan
deh modalnya. Atau kalau takdir Allah bicara, terus ponsel kita dicopet gimana tuh?
Ada orang yang sedih ponselnya ilang bukan sekedar harganya mahal, atawa nomornomor pentingnya amblas, tapi juga karena ada gambar-gambar pribadi di situ. Amitamit, jangan sampe deh, bro en sis!
Selain itu, jangan sampe deh ponsel itu dipake untuk nyimpen gambar-gambar atau
adegan yang syuur. Kotorin pikiran en juga ngabisin memori ponsel kita, bro.
Last but not least, jangan coba-coba jadi paparazzi. Menguntit orang lalu dijepret,
diambil gambarnya. Itu udah masuk kategori mata-mata (tajassus). Agama kita udah
mengharamkan perbuatan itu. Karena ada sektor pribadi yang nggak boleh kita usik
atawa kita ganggu. Kalaupun emang mau ngambil gambarnya, mbok ya bilang-bilang.
Atau memang pada momen yang umum, lagi kumpul bareng, pengajian, demonstrasi atau
jalan-jalan. Bukan menyengaja nguntit ala mata-mata. Inget bro en sis, di beberapa
negara di Eropa penggunaan ponsel+kamera itu dibatasi oleh undang-undang. Kalo ada
orang yang ngambil foto orang lain tanpa ijin, dan doi nggak suka, bisa diseret ke
pengadilan dengan ancaman denda uang atau kurungan penjara. Nah, hukuman macam
itu bisa juga diterapkan dalam pengadilan Islam untuk menjaga kehormatan sesama
manusia.
So, semuanya berpulang pada kita. Teknologi itu diciptakan sebetulnya untuk kemudahan
dan keindahan hidup kita. Jangan deh dirusak dengan pikiran jail dan kotor kita sendiri.
Karena kalo sudah terjadi, yang bakal rugi kan kita sendiri.

Selain itu, emang kudu dikencengin budaya malu. Kalo punya rasa malu, orang nggak
bakal deh mengabadikan hal-hal yang emang nggak pantes. Apalagi mengabadikan
kemesuman sendiri. Please, deh!
Supaya lebih sip, emang kudu ada undang-undang yang ngatur masalah itu. Nah,
kayaknya itu semua perlu hukum yang tegas dan adil. Apalagi kalo bukan syariat Islam.
Tanpa syariat dan kehidupan Islam, hidup ini emang serba susah. Suer! [januar, dari
berbagai sumber]

Toxoplasmosis yang bikin miris


Posted in Sobat Muda Tahun 1 by Amira Mehnaaz on the September 17th, 2007

Pernah dengar penyakit toxoplasmosis? Nggak tahu? Hmm penyakit ini tidak terkenal
di kalangan remaja, baik putra maupun putri. Tapi bagi para wanita yang sudah menikah,
wah ini penyakit yang sangat di takuti. Why?
Toxoplasmosis adalah infeksi yang disebabkan oleh parasit Toxoplasma gondii, yang
biasa diderita oleh binatang peliharaan manusia seperti kucing, anjing dan kambing.
Penyakit ini merupakan penyakit binatang, namun ternyata bisa ditularkan kepada
manusia. Jadi, kita manusia tidak boleh menganggap remeh penyakit ini, karena berat
akibatnya. Mungkin kalian bertanya, bagaimana manusia dapat terinfeksi penyakit yang
menyerang binatang ini. Betul?
Begini nih ceritanya. Parasit yang namanya cantik ini terdapat di dinding sel usus
binatang seperti kucing dan kawan-kawannya berupa ookista yang merupakan protozoa
awal. Ookista ini kemudian keluar melalui feses binatang tadi, dan kemudian mencemari
makanan hewan ternak yang biasa dikonsumsi dagingnya oleh manusia, seperti sapi dan
kambing. Atau bisa juga mencemari sayur-sayuran. Jadi kalian yang hobi makan sayuran
mentah harap hati-hati, karena bisa jadi ada ookista yang nempel di sayuran tadi. Kalian
yang suka asal waktu mencuci sayuran yang akan dimakan mentah, punya risiko tinggi
dirasuki parasit ini.
Ookista ini bahkan bisa juga langsung masuk ke tubuh manusia. Ketika lagi main-main
sama si pus, bisa jadi ada ookista yang terhirup melalui udara, atau melalui tangan yang
nggak dicuci sebelum makan. Bisa juga lewat sate kambing yang kurang matang. Wah,
wah, banyak bener cara masuknya ke tubuh untuk menginfeksi tubuh kita tercinta ya.
Nah, itu sebabnya kita emang kudu ekstra hati-hati dan tidak boleh sembarangan. Kita
mesti punya banyak jurus juga untuk menangkalnya.
Oya, Ookista yang merupakan bakal parasit dewasa ini, bisa bertahan hidup di udara luar
berbulan-bulan, bahkan bertahun-tahun, bila udaranya lembab. Bila Ookista ini masuk ke
dalam tubuh kita, maka akan masuk ke dalam lambung, kemudian akan berkembang biak
dalam usus, dan terbentuk sporozoid yang beredar mengikuti peredaran darah dan

terbawa ke berbagai jaringan. Di mana pun dia berdiam, maka di situlah terjadi infeksi.
Organ tubuh yang terkena ternyata tidak hanya rahim saja, namun bisa juga pada organ
tubuh yang lain seperti hati, otot dan otak. Well, rasa-rasanya pantas deh kalo kamu hatihati. Iya nggak?
Gejalanya
Pada orang dewasa, penyakit ini tidak menimbulkan gejala-gejala yang jelas. Orang yang
daya tahan tubuhnya sedang lemah, sering lebih nyata gejala-gejalanya; seperti demam,
sakit sendi, radang paru bisa saja dirasakan. Kadang-kadang ditemukan pembesaran
kelenjar getah bening yang disertai rasa nyeri. Kalau parasit ini bersemayam di otak, akan
timbul rasa nyeri di kepala. Nah lho, jangan anggap remeh nyeri di kepala, apalagi nyeri
yang berulang dan kronis. Karena ternyata bisa jadi akibat toxoplasma yang ngendon di
otak.
Infeksi ini bisa menyerang siapa saja. Yang paling menakutkan adalah bila yang terinfeksi
itu wanita hamil dan bayi. Wanita hamil yang terkena toxoplasmosis dapat menularkan
penyakitnya kepada janin yang dikandungnya. Bila terjadi infeksi pada awal kehamilan,
maka yang bersangkutan bisa mengalami keguguran, kematian janin, atau lahir dengan
cacat bawaan, dan juga kematian neonatal.
Bila infeksi terjadi pada kehamilan tua, maka tanda-tanda anak terkena toxoplasmosis
bisa muncul setelah bayi berumur beberapa hari atau bulan. Bayi yang lahir hidup dapat
menderita cacat bawaan, seperti hidrosefalus (kepalanya membesar karena banyak
cairan), mikrosefal (ukuran kepala lebih kecil dari normal), anensefalus (tidak punya
tulang tempurung kepala), gangguan di mata dan lain-lainnya. Di kemudian hari, anakanak tadi mudah menderita serangan kejang-kejang dan hambatan dalam perkembangan
mental. Wah, wah, ngeri amat ya akibat toxoplasmosis ini?
Sobat muda muslim, diagnosis toxoplasmosis pada orang dewasa sangat sulit, karena
penyakit itu tidak disertai gejala yang khas. Kecurigaan baru muncul setelah melahirkan
bayi yang menderita cacat seperti tersebut di atas. Atau setelah seorang wanita
mengalami keguguran secara berulang. Bila terjadi yang demikian itu, biasanya baru
terpikir adanya kemungkinan terinfeksi toxoplasmosis. Biasanya dokter akan
menganjurkan pemeriksaan darah untuk mengetahui adanya toxoplasmosis.
Namun sayangnya pemeriksaan laboratoriumnya mahal. Laboratoriumnya harus khusus
pula. Tidak semua laboratorium punya fasilitas untuk mendeteksi keberadaan toxoplasma
tadi. Jadi jarang sekali ada orang yang sengaja periksa darah untuk mengetahui adanya
toxoplasmosis di dalam tubuhnya. Biasanya ibu-ibu yang sudah mengalami keguguran
berulang, atau yang lama belum dikaruniai buah hati yang mau melakukan pemeriksaan
laboratorium jenis itu.
Nah, jika sudah jelas terinfeksi toxoplasma gondii, maka perlu dilakukan pengobatan.
Pengobatan ini sangat perlu terutama bagi wanita yang ingin hamil. Pengobatan ini
memerlukan waktu yang lama. Jadi dituntut kesabarannya, baik kesabaran dalam berobat
sampai tuntas, maupun kesabaran akan duit yang harus dikeluarkan. Ehm begitu sobat.

Pencegahan
Nah, sekarang kamu udah tahu tentang bagaimana bahayanya penyakit ini ya. Itu
sebabnya, kita harus melakukan upaya pencegahan. Pencegahan seperti apa? Apa saja
yang mesti dilakukan? Sabar dong coba deh catat baik-baik nih:
1.
2.
3.
4.
5.

Biasakanlah cuci tangan sebelum makan.


Sayuran dan buah harus dicuci saampai bener-bener bersih.
Masaklah daging sampai benar-benar matang.
Kalo kamu punya kucung, pastikan tempat makanny jangan sampai lembab.
Kebersihan kandang (kucing, anjing, kambing) harus diperhatikan juga. Usahakan
tiap hari selalu dibersihkan. Tempat bab alias buang air besar kucing mesti rajin
juga dibersihin. Buang kotoran kucing segera dalam galian tanah yang agak
dalam.
6. Oya, waspada neh. Hati-hati jangan akrab-akrab dengan si pus meong. Jangan
dibiarin juga para meong berkeliaran ke mana-mana. Kalian juga mesti
mengawasi adk-adik kalian, jangan sampai terlalu asyik bermain dengan si pus.
Bahkan kalo bisa, jauhin tuh si kucing.
Oke deh, tuntas sudah bahasan tentang toxoplasmosis. Jadi tambah ilmunya kan? Sedari
remaja jalani hidup sehat, supaya sehatnya awet sampai senja. Selamat menjaga tubuh
dari ancamaan si toxoplasma. Jaga tubuhmu dari pagi sampai sore, agar kuman nakal itu
tidak menyerangmu. Sehat itu investasi lho [arum]

Bila aku ketemu mantan pacarku


Posted in Sobat Muda Tahun 1 by Hafsa Mutazz on the September 12th, 2007

Gimana ya? Mungkin yang pertama aku rasakan adalah bangkitnya kembali kenangan
masa lalu. Perhatian, penampilannya, cara bicaranya dan cara memandang yang pernah ia
tujukan juga masih terekam rapi dalam benakku. Begitu juga dengan degupan jantung
mungkin lebih kencang dari biasanya. Mungkin karena grogi kali ya. Tapi aku pikir
bukan aku saja yang merasakan hal ini. Karena ini adalah suatu hal yang wajar. Iya kan?
BTW nih, sikap aku ke dia jadi lebih terarah nggak uring-uringan artinya bisa mengontrol
emosi kalo pas ketemu. Kenapa? Karena aku tahu dari teman kalo dalam Islam itu
pergaulan laki-laki dan perempuan ada aturan mainnya, jadi aku menyikapinya pun jadi
tenang, getu loh.
Lagian aku bersikap bisa tenang begini karena aku belajar tentang Islam semuanya.
Bukan cuma pergaulannya aja. Mulai dari keyakinan bahwa ajal, jodoh dan rizky semua
diatur olehNya juga mempelejari bagaimana hakikat hidup yang sesungguhnya. Bahwa
hidup kita cuma sementara, ada amalan yang harus dipertanggungjawabkan di hari
pembalasan dan bagaimana menjadi seorang muslimah yang sejati.

Oya aku akan menyapanya dengan ucapan assalamualaikum terlebih dahulu kalo dia
yang diam. Kali aja dia memang gugup ketemu aku mantan pacarnya. Bukankah salam
keselamatan lebih baik dan terjaga daripada cuma dikasih senyuman? Bisa-bisa kenangan
lama bangkit kembali. padahal nggak ada maksud lho untuk membuka kenangan lama.
Selanjutnya ya tanya yang umum-umum aja seperti sudah kuliah atau kerja? Terus tanya
aja tentang kabar teman-temannya. Bagi aku pantang (ceilee) menanyakan tinggalnya
di mana sekarang atau kabarnya hari ini. Soalnya khawatir ngasih perhatian khusus
buatnya. Gaswat kan kalo dia masih menyimpan perasaan itu. Kecuali kalo dia yang
tanya, ya jawabnya sesingkat mungkin. Kalo bisa jawabannya jangan sampai
mengundang pertanyaan baru. Jelas, singkat dan padat.
Selanjutnya kalo pas ketemu kebetulan aku bawa buku kecil judulnya Islam Bikin
Pede, ya kasih aja. Moga-moga saja dia juga bangga jadi orang Islam dan mulai
sungguh-sungguh mempelajari Islam. Apalagi kalo saat itu Allah menghendaki dirinya
untuk menjemput hidayah. So, barisan Islam jadi bertambah kan. Atau.. kalo aku bawa
buku Jomblo Itu Pedih, Jenderal!, ya dikasih aja biar dia pede jadi jomblo (eh, nggak
salah neh?) [Iis Susanti Cikarang-Bekasi]
Share and Enjoy:

Anda mungkin juga menyukai