Anda di halaman 1dari 3

Nama

: Desy Ratnasari

Prodi

: Ilmu Pemerintahan 4 (sore)

Mata Kuliah: Hukum Tata Pemerintahan


Dosen

: Herry Hendrayana, SH, M.Pd.

Kesimpulan buku Hukum Tata Pemerintahan hal. 52 dan 73

Pancasila merupakan sumber hukum yang dijadikan pedoman peraturan


perundang-undangan Indonesia, sedangkan UUD 1945 merupakan peraturan
perundang-undangan tertinggi atas segala peraturan perundang-undangan yang ada di
Indonesia. Sebagai negara hukum, segala perbuatan penguasa atau pejabat
administrasi dalam penyelenggaraan guna mencapai masyarakat adil dan makmur
sebagaimana diamanatkan dalam pembukaan Undang-Undang Dasar 1945 harus
didasarkan kepada peraturan perundang-undangan yang berlaku di negara Indonesia.
Hal ini sesuai dengan prinsip azas legalitas dimana penyelenggaraan negara dan
pemerintahan selalu berdasarkan peraturan perundang-undangan yang berlaku. Azas
legalitas sendiri adalah azas yang dijunjung tinggi oleh setiap negara yang
menyatakan dirinya sebagai negara hukum. Sumber hukum dibedakan menjadi
beberapa jenis, yaitu:
1. Perundang-undangan
Sumber hukum perundang-undangan disetiap negara bisa berbeda-beda
tergantung dengan sejarah maupun sistem pemerintahan yang mereka anut.
Di Indonesia sendiri sumber hukum perundang-undangan tertinggi adalah
UUD 1945. Selain UUD 1945, masih terdapat ketetapan MPR, Undangundang, PERPU, PERDA dan peraturan lainnya yang digunakan sebagai
dasar penyelenggaraan pemerintahan Indonesia.
2. Perjanjian
Sumber hukum perjanjian ada ketika terjadi kesepakan atau perjanjian
antara dua orang atau lebih. Dalam hal ini, perjanjian yang telah disepakati
dijadikan pedoman dalam menjalankan kesepakatan yang tidak boleh

dilanggar. Ketika perjanjian dilanggar, biasanya terdapat sanksi yang harus


diterima oleh si pelanggar.
3. Kebiasaan
Kebiasaan dijadikan sebagai sumber hukum karena merupakan budaya
yang telah ada sejak lama. Sumber hukum kebiasaan mengatur tentang
perilaku yang ada dimasyarakat dan biasanya bukan merupakan sumber
hukum yang tertulis. Sumber hukum ini lebih menekankan terhadap
perilaku; moral; dan etika masyarakat agar sesuai dengan kebiasaan
mereka sebagai manusia yang berbudaya.
4. Doktrin
Doktrin disebut juga dengan pendapat para sarjana hukum. Maksudnya
adalah, bahwa pendapat para sarjana hukum terutama yang sudah terkenal
baik secara nasional maupun internasional, biasanya akan menjadi panutan
dan akan dipakai pendapatnya sebagai suatu konsep hukum yang
diterapkan didalam pemerintahan. Doktrin juga disebut sebagai pendapatpendapat para pakar yang ahli dalam bidangnya masing-masing yang
berpengaruh. Pendapat yang dikemukakan oleh para ahli ini sering
dipergunakan sebagai sumber dalam pengambilan keputusan, terutama
oleh para hakim.
5. Yurisprudensi
Yurisprudensi dapat diartikan sebagai keputusan yang diambil oleh
seorang hakim terdahulu, kemudian diikuti dan dijadikan pedoman oleh
keputusan hakim lainnya. Di Indonesia, yurisprudensi yang ada tidak
bersifat mengikat. Hal ini berbeda dengan yurisprudensi yang ada di
negara Inggris dan AS, dimana yurisprudensi disana bersifat mengikat
hakim-hakim lainnya karena mereka merupakan penganut sistem
anglosaxon yang menjadikan yurisprudensi sebagai sendi utama dalam
sistem

hukumnya.

Yurisprudensi

adalah

suatu

keputusan

hakim

dipengadilan yang terjadi karena tidak ada suatu undang-undang yang


mengaturnya, maka hakim memutuskan perkara tadi berdasarkan
penemuan hukumnya sendiri atau yang disebut judge made law.

Maka dapat disimpulkan bahwa dalam pembuatan suatu peraturan perundangundangan di Indonesia harus berpedoman kepada sumber hukum yang ada terutama
Pancasila serta Undang-Undang Dasar 1945. Peraturan perundang-undangan yang
dibuat tidak boleh bertentangan dengan sumber hukum dasar yang ada di Indonesia.
Pemerintahan juga harus dijalankan sesuai dengan landasan hukum administrasi
negara, yaitu azas legalitas dan azas pemerintahan menurut hukum. Pemerintahan
harus dijalankan sesuai dengan wewenang dan peraturan yang telah ditetapkan.

Anda mungkin juga menyukai