PENDAHULUAN
A. Latar belakang
Sindrom insufisiensi korteks adrenal terjadi akibat defisiensi sekresi kortisol
dan aldosterone. Apabila tidak diobati, maka penyakit ini dapat menyebabkan
kematian. Penyebaba utama insufisiensi korteks adrenal adalah (1) penyakit primer
korteks
adrenal
atau
(2)
defisiensi
sekresi
hormone
adrenokortikotropik
dosis
farmakologik
atau
setelah
pengangkatan
adenoma
berkaitan
dengan
kelainan
reaktifitas
system
imun
pasien.
Penyebab penyakit Addison yang lebih jarang adalah pendarahan yang disebabkan
oleh
pemakaina
antikoogulan
jangka
panjang
terutama
heparin,
penyakit
kelenjar
adrenal.
Pernah
dilaporkan
kasus-kasus
jarang
yaitu,
BAB II
PEMBAHASAN
A. Definisi Addison
Penyakit Addison adalah suatu kelainan endokrin atau hormone yang terjadi
pada semua kelompok umur yang menimpa pria dan wanita sama rata. Penyakit ini
dikarakteristikan oleh kehilangan berat badan, kelemahan otot, kelelahan, tekanan
darah rendah, dan adakalanya penggelapan kulit pada kedua bagia tubuh yang terbuka
dan tidak terbuka.
Penyakit Addison terjadi bila fungsi korteks adrenal tidak adekuat untuk
memenuhi kebutuhan pasien akan kebutuhan hormone-hormon korteks adrenal.
(Brunner dan Suddart edisi 8)
Bentuk primer dari penyakit ini disebabkan oleh atrofi/ destruksi (kerusakan)
jaringan adrenal (misalnya respon autoimun, TB, infark hemoragik, tumor ganas) atau
tindakan pembedahan. (Doenges, 1993)
Bentuk sekunder adalah gangguan pada kelenjar hipofisis yang menyebabkan
penurunan sekresi/ kadar ACTH, tetapi biasanya sekresi aldosteron normal. (Doenges,
1993)
B. Klasifikasi
Berdasarkan tingkat keparahan , penyakit addison di bagi menjadi dua, yaitu:
1. Akut
Krisis adrenal. Terjadi apati, koma, dan nyeri epigastrik. Kadar
gula darah rendah. Keadaan ini timbul setelah terjadi trauma, hipotensi
berat dan sepsis.
Yang lebih jarang, keadaan ini bisa timbul pada pasien yang
sebelumnya (dalam waktu 1-1,5 tahun) atau baru-baru saja mendapat
pengobatan kortikosteroid dimana terdapat trauma, pembedahan atau
infeksi akut, atau saat penghentian gangguan steroid. Bisa timbul
setelah pembedahan untuk mengangkat adrenal pada sindrom cussing,
atau pada pengobatan kanker payudara kecuali jika dilakukan terapi
penggantian yang adekuat.
2. Kronis
Terdapat kelemahan dan kelelahan yang onsetnya perlahanlahan disertai gejala gastrointestinal berupa anoreksia, penurunan berat
badan dan diare. Hipotensi sering kali postural, dan takikardia timbul
pada tahap lanjut dari penyakit. Hiperpigmentasi terjadi pada tempat
yang terpapar matahari, daerah yang mengalami gesekan, lipatan
tangan dan mukosa bukal.
Insufisiensi adrenal kronis (penyakit addison) jarang terjadi
(prevelansinya di Inggris 4/100.000) dan yang termasuk penyebabnya
adalah : distruksi adrenal autoimun; infiltrasi adrenal dengan kanker
sekunder,
hodgkin,
atau
jaringan
leukimik;
destruksi
TB,
C. Etiologi
Etiologi dari penyakit Addison bentuk primer :
a. Infeksi kronis, terutama infeksi-infeksi jamur
b. Sel-se kanker yang menyebar dari bagian-bagian lain tubuh ke
kelenjar-kelenjar adrenal
c. Amyloidosis (sekelompok keadaan yang di cirikan oleh penimbunan
protein fiblirer yang tidak larut dalam berbagai organ)
d. Pengangkatan kelenjar-kelenjar adrenal secara operasi
Etiologi dari penyakit Addison bentuk sekunder :
a.
b.
c.
d.
e.
secara spesifik menyerang jaringan adrenal, kondisi ini mungkin merupakan suatu
dasar autoimun. Sebagai tambahannya, beberapa kasus penyakit Addison disebabkan
oleh neoplasma, amyloidosis, atau infeksi jamur sistemik.
Insufisiensi adrenal primer itu jarang. Insiden dan prevalen di USA tidak
diketahui. Penyakit ini mengenai orang dengan segala macam tingkat usia dan
menyerang baik laki-laki maupun perempuan.
Insufisiensi adrenal primer disebabkan oleh hipofungsi kelenjar adrenal. 75%
penyakit Addison primer terjadi sebagai proses autoimun. Insufisiensi adrenal
umumnya terlihat pada orang dengan acquired immunodeficiency syndrome (AIDS).
20% penyakit Addison dikarenakan oleh TBC. Metastasisnya dari paru, payudara,
saluran GI, melanoma, atau lymphoma (kelainan neuplastik jaringan limfoid).
Insufisiensi adrenal sekunder adalah hipofungsi dari unit pituitaryhipotalamus. Umumnya kebanyakan menyebabkan perawatan kronik dengan
menggunakan glukokortikoid untuk yang kasus nonendokrin. Penyebab lain termasuk
adrenalectomy bilateral, hipopituitari menghasilakan penurunan sekresi ACTH oleh
kelenjar pituitary, tumor pituitary atau infark, dan radiasi.
D. Patofisiologi
Penyakit Addison, atau insufisiensi adrenokortikol, terjadi bila fungsi korteks
adrenal tidak adekuat untuk memenuhi kebutuhan pasien akan hormon-hormon
korteks adrenal. Atrofi autoimun atau idiopatik pada kelenjar adrenal merupakan
penyebab pada 75% kasus penyakit Addison (Stren & Tuck, 1994). Penyebab lainnya
mencakup operasi pengangkatan kedua kelenjar tersebut. Tuberkolosis (TB) dan
hitoplasmosis merupakan infeksi yang paling sering ditemukan dan menyebabkan
kerusakan pada kedua kelenjar adrenal. Meskipun kerusakan kelenjar adrenal akibat
proses autoimun telah menggantikan tuberkolosis yang terjadi akhir-akhir ini harus
mempertimbangkan pencantuman penyakit infeksi ini ke dalam daftar diagnosis.
Sekresi ACTH yang tidak adekuat dari kelenjar hipofisis juga akan menimbulkan
insufisiensi adrenal akibat penurunan stimulasi korteks adrenal.
Gejala insufisiensi adrenokortikal dapat pula terjadi akibat penghentian
mendadak terapi hormon adrenokortikol yang akan menekan respond normal tubuh
terhadap keadaan stress dan mengganggu mekanisme umpan balik normal. Terapi
dengan pemberian kortikosteroid setiap hari selama 2 hingga 4 hingga dapat menekan
fungsi korteks adrenal; oleh sebab itu, kemungkinan penyakit Addison harus
G. Penatalaksanan
1. Penatalaksanaan ditinjau dari tingkat keparahan:
a. Kegagalan adrenal kronis: penggantian
glukokortikoid
dengan
steroid
terlalu
tinggi,
kelebihan
jumlah
sodium
dan
air
No Intervensi
Rasional
posisi, kekuatan dari nadi perifer aldosteron dan penurunan curah jantung
sebagai akibat dari penurunan kolesterol
2 Ukur dan timbang BB klien
Rasional
1.
Mengidentifikasi defisiensi,
3.
tapi sering.
5.
nutrisi.
sedap
6.
DAFTAR PUSTAKA
Brunner and Suddart. 2002. Keperawatan Medikal Bedah vol 2. Jakarta: EGC
Guyton. 2012. Fisiologi Manusia & Mekanisme Penyakit. Jakarta: EGC
Price, Sylvia. 2006. Patofisiologi. Jakarta: EGC
Davey, Patrick. 2005. At a Glance Medicine. Jakarta: Erlangga
Doenges, Marilynn. 2000. Rencana Asuhan Keperawatan. Jakarta: EGC
Corwin, Elizabeth J.2009.Buku Saku Patofisiologi. Jakarta: EGC.
Rubeinstein, David, dkk. 2007. Kedokteran klinis. Jakarta: EGC