Nama
NPM
Judul
Pembimbing
Penelaah
I.
1.1
: Fannisa Putri
: 240210110028
: Pengaruh Konsentrasi Starter Terhadap Beberapa
Karkteristik Yoghurt Bonggol Pisang Batu (Musa
brachycarpa) Sinbiotik
: Indira Lanti Kayaputri, S.Pt., M.Si.
Ir. Debby M. Sumanti, MS.
: Dr. Ir. Hj. Een Sukarminah, MS.
PENDAHULUAN
Latar Belakang
Pangan fungsional yang saat ini sedang trend untuk dikembangkan yaitu
produk pangan yang mengandung probiotik dan prebiotik. Kombinasi antara
probiotik dan prebiotik dapat disebut dengan sinbiotik (Gourbeyre, Denery dan
Bodinier, 2010). Bakteri probiotik akan bersimbiosis dengan bahan prebiotik
menghasilkan produk yang disebut sinbiotik. Salah satu bahan pangan yang dapat
dimanfaatkan sebagai bahan prebiotik dalam yoghurt sinbiotik adalah ekstrak
tepung bonggol pisang batu. Mekanisme kerja prebiotik dan probiotik dalam
meningkatkan daya tahan usus antara lain dengan cara mengubah lingkungan
saluran usus baik pH ataupun kadar oksigennya, berkompetisi dengan bakteri
patogen hingga mengurangi kesempatan untuk bakteri patogen berkembang biak.
Penggunaan sinbiotik memungkinkan untuk mengontrol jumlah mikroflora baik di
dalam saluran pencernaan. Kombinasi yang baik antara prebiotik dan probiotik
dapat meningkatkan jumlah bakteri baik (probiotik) yang mampu bertahan hidup
dalam saluran pencernaan dengan melakukan fermentasi terhadap substrat (Collins
dan Gibson, 1999).
Tepung bonggol pisang mengandung karbohidrat sebesar 66,2% dan dalam
karbohidrat tersebut mengandung oligosakarida seperti inulin, oligofruktosa, FOS
dan GOS yang belum dimanfaatkan (Maudi et al., 2008). Menurut Suparwati (2014)
bonggol pisang mengandung inulin sebesar 1,16%. Selain itu bonggol pisang
memiliki kandungan bioaktif seperti polifenol dan tanin dimana menurut Juvan,
Bartol dan Boh (2005) salah satu klasifikasi dari pangan fungsional adalah
berdasarkan kategori komponen bioaktif (mineral, antioksidan, lipid, probiotik).
Karakteristik minuman sinbiotik ditentukan oleh jumlah bakteri, total asam,
aroma dan rasa. Jumlah bakteri dalam minuman sinbiotik dapat menunjukkan
karakteristik mikrobiologis dari produk tersebut. Jumlah bakteri (bakteri asam laktat
maupun probiotik) hingga mencapai 107-108 cfu/ml menunjukkan bahwa produk
tersebut memiliki karakteristik mikrobiologis yang baik (Legowo, Kusrahayu dan
Identifikasi Masalah
Dari uraian latar belakang, maka masalah yang dapat diidentifikasikan
adalah: Berapakah konsentrasi starter yang tepat untuk dapat menghasilkan
Yoghurt Bonggol Pisang Batu Sinbiotik dengan beberapa karakteristik baik?.
1.3
perendaman dalam larutan Na-Metabisulfit 1000 ppm 1,55% (b/v), tepung bonggol
pisang batu 1,70% (b/v) dan ekstrak tepung bonggol pisang batu 1,95% (b/v).
Setelah dilakukan analisis perhitungan kadar tanin dan fenol, selanjutnya
dibuat produk yoghurt bonggol pisang batu sinbiotik dengan berbagai perlakuan
untuk mengetahui bahan baku serta suhu yang cocok untuk diaplikasikan pada saat
penelitian utama. Produk yoghurt bonggol pisang batu sinbiotik yang diperoleh
memiliki rentang pH 4,40-4,91 dimana rentang pH tersebut telah memenuhi syarat
pembuatan yoghurt. Prosedur penelitian pendahuluan dan hasil pengamatan dapat
dilihat pada Lampiran 1.
Berdasarkan hasil penelitian pendahuluan, bahan baku yang cocok
digunakan dalam pembuatan yoghurt bonggol pisang batu sinbiotik adalah ekstrak
dari proses penepungan bonggol pisang batu karena masih memiliki total tanin
sebanyak 0,404% dan fenol sebanyak 1,95%, selain itu saat diaplikasikan pada
pembuatan yoghurt, yoghurt berbahan dasar ekstrak tepung bonggol pisang batu
menghasilkan warna yang baik yakni putih susu seperti produk yoghurt di pasaran.
Kandungan awal tanin dan fenol dari bahan baku yang tinggi diharapkan produk
yang dihasilkan juga akan memiliki kandungan antioksidan yang tinggi. Suhu yang
dipilih adalah 42oC karena pada suhu terebut proses inkubasi yoghurt bonggol
pisang batu hanya berlangsung selama 6 jam dan menunjukkan pH yoghurt bonggol
pisang batu yang sudah sesuai standar yakni 4,4.
3.2
Hipotesis
Berdasarkan kerangka pemikiran di atas, hipotesis yang dapat
dikemukakan adalah : penggunaan konsentrasi starter 3% menghasilkan Yoghurt
Bonggol Pisang Batu Sinbiotik dengan beberapa karakteristik baik.
lV.
4.1
L.acidophillus), susu segar, susu skim, aquadest, media MRS, media NA, Asam
Asetat Glasial, NaCl fisiologis 0,85%, NaOH, phenolphtalein, Folin Ciocalteu 1 N,
Sodium Carbonate 20%, Polyvinyl polypyrolidone, Standar asam tanat, Aceton 70%,
Na2CO3 20%, metanol dan DPPH.
4.2.2
Alat Percobaan
Alat yang digunakan untuk proses antara lain kain saring, pisau, baskom,
ayakan 100 mesh, grinder, panci, kompor, jar serta timbangan, sedangkan alat yang
digunakan untuk analisis antara lain fintip, mikro pipet, beaker glass, erlenmeyer,
pipet tetes, tabung reaksi, gelas ukur, petri dish, bunsen, rak tabung, labu ukur, pH
meter, buret, neraca analitik, autoclave, oven, inkubator, magnetic stirer, ultrasonic,
vortex, sentifuse serta spektrofotometer UV-Vis.
4.3
Metode Penelitian
Metode penelitian yang akan digunakan adalah metode percobaan dengan
menggunakan Rancangan Acak Kelompok (RAK). Penelitian dilakukan dengan 4
perlakuan dan ulangan sebanyak 3 kali. Perlakuan yang dilakukan adalah sebagai
berikut :
A
: Konsentrasi starter 2%
B
: Konsentrasi starter 3%
C
: Konsentrasi starter 4%
D
: Konsentrasi starter 5%
Model linier dalam rancangan percobaan ini adalah :
Xij = + i + j + ij
; i = 1, 2, ..., t
; j = 1, 2, ..., r
Dimana :
Xij : nilai pengamatan dari perlakuan ke-i dalam kelompok ke-j
I
A
B
C
D
4.4.2
I
I
I
II
B
C
D
A
2
(T)
1
(X.. /24)
Sumber : Gomez (1995)
C
D
A
B
K
T
Fhi
t
J
KU/2
KT
U/KTG
J
KP/3
F
0,5
5
,14
KT
P/KTG
Percobaan Utama
Berdasarkan hasil percobaan tersebut, maka tahapan yang akan dilakukan
pada percobaan utama adalah:
A.
Pembuatan Tepung Bonggol Pisang Batu
Prosedur pelaksanaan pembuatan tepung bonggol pisang batu adalah
sebagai berikut:
1. Sortasi dan pengupasan bonggol pisang batu segar
2. Pemotongan dengan ukuran besar
3. Pencucian untuk menghilangkan kotoran
4. Pengecilan ukuran dengan bentuk chips
5. Perendaman dalam larutan Natrium Metabisulfit 1000 ppm
6. Pengeringan pada suhu 50oC selama 20 jam
7. Penggilingan menggunakan grinder
8. Pengayakan menggunakan ayakan 100 mesh
,76
J
KG/15
Uji statistik digunakan dengan menggunakan uji F pada taraf nyata 5%.
Pengujian dilanjutkan terhadap nilai rata-rata tiap perlakuan dengan menggunakan
Uji Duncan. Rumus yang digunakan untuk Uji Duncan adalah :
LSR = SSR x Sx ; dengan Sx = KT Galat/4
Air Bersih
Lar. Na- Metabisulfit
1000 ppm
4.4
Pelaksanaan Percobaan
Pelaksanaan percobaan dibagi dalam dua tahap yaitu percobaan
pendahuluan dan percobaan utama.
Percobaan Pendahuluan
Percobaan pendahuluan dimaksudkan untuk menentukan perlakuan dasar
yang mendukung penelitian utama. Pada percobaan pendahuluan dilakukan tiga
tahap yaitu :
1. Pembuatan tepung, ekstrak tepung dan ekstrak bonggol pisang batu (Musa
brachycarpa)
2. Analisis kadar tanin dan fenol bonggol pisang batu
3. Pembuatan yoghurt bonggol pisang batu sinbiotik
Air Kotor
Pencucian
Pengecilan Ukuran
Perendaman t = 15
Penirisan
Pengeringan
T = 50oC t = 20 jam
Penggilingan
4.4.1
Tepung Bonggol
Pisang
2.
3.
Air
1 L Susu Skim
Pelarutan
Pemanasan T = 60oC
Ampas
Penyaringan
t = 30 menit
Ekstrak Tepung Bonggol Pisang
BatuTepung Bonggol Pisang Batu
Gambar 2. Pembuatan Ekstrak
(Modifikasi Apsari, 2014)
C.
Intermediate Starter
1. Pembuatan sebanyak 1 L susu skim
2. Pasteurisasi pada T = 80oC selama t = 30 menit
3. Penurunan suhu hingga 42oC
4. Inokulasi 5% mother culture
5. Inkubasi pada suhu 42oC selama 6 jam hingga terbentuk curd
Aktivasi Starter
Prosedur pelaksanaan aktivasi starter adalah sebagai berikut:
Mother Culture
1. Pembuatan sebanyak 1 L susu skim
2. Pasteurisasi pada T = 80oC selama t = 30 menit
3. Penurunan suhu hingga 42oC
4. Inokulasi 5g starter starter freeze dried
5. Inkubasi pada suhu 42oC selama 6 jam hingga terbentuk curd
5 g Freeze dried
starter
1 L Susu Skim
5 g freeze dried
starter
o
Inkubasi
T = 42
C ; t = 6 jam
Gambar 3. Pembuatan
Mother
Culture
(Modifikasi Nizori et al., 2007 dikutip
MotherMartha,
Culture2008)
5 % Intermediate
Starter
D.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
Pencampuran dengan susu skim : ekstrak tepung bonggol pisang batu 2,5:1
(b/v)
Pasteurisasi pada suhu 80oC selama 30 menit
Pendinginan hingga suhu 42oC
Inokulasi starter
Inkubasi pada suhu 42oC selama 6-10 jam
Pendinginan pada suhu 5oC
1 L Susu Segar
SS : ETBPB
2,5:1 (b/v)
Pencampuran
Keterangan :
* ETBPB
* SS
a.
b.
c.
d.
5.1.3
Skoring
Bobot
Total
Bakteri
Probiotik
4/12
Nilai pH
3/12
Total
Bakteri
Asam
Laktat
Total Asam
Tertitrasi
3/12
2/12
Perlakuan
A
6,0x109
a
5 | 1,7
4,52
a
5 | 1,3
1,7x1011
A
B
1,6x109
a
5 | 1,7
4,31
a
5 | 1,3
1,8x1011
a
C
8,7x108
a
5 | 1,7
4,39
a
5 | 1,3
5,5x1010
a
D
2,9x109
a
5 | 1,7
4,37
a
5 | 1,3
2,3x1011
a
5 | 1,3
5 | 1,3
5 | 1,3
5 | 1,3
0,92
B
4 | 0,6
1,07
a
5 | 0,8
0,97
ab
4,5 | 0,7
1,01
ab
4,5 | 0,7
4,9
5,1
Notasi
Suka Sangat Suka
Agak Suka - Suka
Agak Suka - Suka
Agak Suka - Suka
Agak Suka - Suka
2.