Anda di halaman 1dari 9

Tugas 3

Kebijakan Iklim
ME 4034

Dosen : Dr.rer.nat. Armi Susandi, MT.

Syarifatul Adlah
15011144

INSTITUT TEKNOLOGI BANDUNG


BANDUNG
2015

Perencanaan Green Village

Sustainable Design adalah konsep desain berkelanjutan secara keseluruhan, dilihat dari,
efisiensi energi seperti, material pembentuk ruang dan perabot, pencahayaan, penghawaan.
Sustainable dapat diterapkan dengan beberapa cara seperti dengan pemilihan bahan yang akan
digunakan pada interior ruangan, pengaturan sirkulasi udara yang berkualitas, dan lain
sebagainya. Maka dari itu, penerapan konsep Sustainable perlu disebarluaskan, agar
masyarakat dapat memulai menerapkannya sehingga efek pemanasan global tidak semakin
meluas dan tercipta kehidupan yang lebih baik.

Dalam mendesain green village pada tugas ini, mengikuti konsep Sustainable Design yang
akan diterapkan pada desain tersebut dengan penerapan konsep sebagai berikut :

a. Penghematan Energi
Penghematan energi bisa dilakukan dengan banyak cara, salah satunya adalah
dengan mengatur penghawaan pada bangunan tersebut. Kelemahan pada bangunan
tinggi adalah paparan sinar matahari langsung yang menyebabkan suhu dalam ruangan
cukup tinggi ketika siang hari. Hal inilah yang menyebabkan penggunaan pendingin
ruangan yang cukup besar sehingga banyak energi yang terpakai. Penggunaan mesin
pendingin ini dapat dikurangi dengan melakukan pendekatan ecohouse. Beberapa
faktor yang mempengaruhi suhu dalam hunian adalah lokasi dan bentuk bangunan.
Selain itu, bisa juga dilakukan pemanfaatan pada area atap. Tanaman didesain toleransi
kekeringan, angin, tidak membuat semak, tetap hijau, dan dapat beradaptasi dengan
kedalaman tanah antara 6-18 inch. Lapisan untuk media tanaman terdiri dari lapisan
retensi air untuk mengurangi kecepatan dan volume stormwater. Subsurface infiltration
untuk menghilangkan polutan dari stormwater. Limpasan dari stormwater dialirkan ke
sistem bioretensi kemudian dari sistem bioretensi tersebut dikumpulkan dalam tangki
penyimpanan bawah tanah kemudian air diolah untuk digunakan.

Selain itu, penggunaan energi paling besar salah satunya adalah keperluan
pencahayaan. Beberapa solusi yang mampu mengurangi kebutuhan pencahayaan
adalah dengan penggunaan jendela yang berasal cukup besar dan langit-langit yang
tinggi dapat digunakan untuk mengoptimalkan pencahayaan. Penggunaan lampu LEED
dengan sensor untuk mengontrol pencahayaan. Menggunakan alat-alat yang hemat
energi, misalnya mesin cuci yang hemat air. Serta penggunaan panel photovoltaic pada
fasad bangunan dan bagian luar ruang cooling tower yang beroperasi saat panas dan
hari cerah.

b. Penggunaan Material
Hal-hal yang dapat dilakukan dalam penggunaan material sehingga tidak
memberikan dampak negatif yang besar terhadap lingkungan baik selama proses
konstruksi dan setelah konstruksi adalah:
-

Material yang digunakan sebaiknya diproduksi sejauh 500 mil dari lokasi
pembangunan. Dimana bata, granit, keramik, batu tulis, dan cast stone
diproduksi secara lokal.

Material yang digunakan rendah/tidak mengandung formalin.

Limbah konstruksi di tempat pembangunan disortir dan dijual untuk


digunakan kembali.

Menggunakan fly ash untuk mengurangi penggunaan semen.

Meminimalkan penggunaan kulkas atau pendingin yang berpotensi memiliki


dampak terhadap penipisan lapisan ozon.

c. Pengolahan Limbah
Produksi limbah lokal dalam suatu lahan tertentu meningkat drastis seiring dengan
pembangunan hunian. Limbah menurut sifatnya dibagi menjadi 2 jenis yaitu limbah
black water dan grey water.
Black water : air limbah yang berasal dari buangan biologis atau lebih mudah
dikatakan sebagai limbah toilet. Black water mengandung berbagai macam zat
berbahaya.
Grey water : limbah rumah tangga yang berasal dari limbah kamar mandi berupa air
sisa mandi, wastafel, air limbah cucian, air cuci piring, dan juga cuci kendaraan. Secara
garis besar, grey water memiliki karakteristik berbeda dengan black water.
Pengolahan black water dan grey water pada green village ini dilakukan
menggunakan sistem IPAL terpadu, dimana hasil olahan grey water digunakan lagi
untuk digunakan sebagai flushing toilet dan urinal, dan siram taman. Sedangkan hasil
olahan black water dibuang ke drainase kota.

1. Konservasi Air Hujan


Konsep konservasi air hujan yang dilakukan yaitu memanfaatkan air hujan
sebanyak-banyaknya sehingga menghindari pengalihan air hujan kesaluran pembuang.
Konsep konservasi yang digunakan adalah dengan menggunakan panen hujan dari area
atap bangunan pada green village tersebut serta dengan bioretensi di area taman. Air
yang ditampung pada di aliri ke tangki penyimpanan.
Dalam mendesain dimensi bioretensi yang mampu memfasilitasi green village ini
untuk menampung air hujan dibutuhkan curah hujan harian maksimum dan curah hujan
tiga harian maksimum. Air pada bioretensi selain dapat mengurangi penyebab banjir
juga dapat digunakan sebagai cadangan air atau air baku.

Rain Harvesting

Tampak depan Bioretensi

Tampak samping Bioretensi

d. Sistem Drainase
Sistem drainase pada jalan digunakan sistem drainase dry swale. Dry swale adalah
struktur berupa saluran yang diberi vegetasi serta lapisan filter di dasar saluran untuk
mencegah lapisan tanah terbawa oleh aliran air. Karena kondisinya yang hampir selalu
kering, struktur ini baik untuk digunakan di daerah permukiman

Sedangkan sistem drainase yang digunakan pada daerah pemukiman, atau disekitar
perumahan serta taman adalah sistem drainase parit infiltrasi. Dimana sistem drainase
parit infiltrasi adalah struktur berupa parit yang diisi oleh agregat batu sehingga
memungkinkan penyerapan limpasan air hujan melalui dinding dan dasar parit. Air
limpasan hujan yang tertampung dalam parit ini diharapkan berangsurangsur akan
menyerap ke tanah.

e. Penghijauan
Penghijauan

adalah

segala

daya

upaya

manusia

untuk

memulihkan,

mempertahankan dan mengembangkan kondisi tanah beserta semua kelengkapannya.


Tergantung kepada kondisi dan peruntukan tanahnya. Penghijauan dilaksanakan
melalui berbagai macam bentuk pendekatan dan budidaya, seperti reboisasai di
kehutanan, penghijauan di pertanian, peremajaan di perkebunan dan perumputan di
peternakan. Semua bentuk kegiatan ini bertujuan untuk menjaga agar tanah dapat
berfungsi sebagai unsure produksi, pengatur tata air dan pelindung alam lingkungan
hubungan manusia dengan alam. Dalam lingkup perencanaan green village ini,
penghijauan dilakukan dengan penanaman pohon disekitar green village itu sendiri. Hal
ini dikhususkan untuk mengurangi serta menanggulangi polusi udara.

Anda mungkin juga menyukai