Anda di halaman 1dari 2

Mengembalikan Kejayaan Nelayan Indonesia

(Aksi Kreatif Memperingati Hari Nelayan Nasional)


Memperingati hari nelayan nasional, Badan Eksekutif Mahasiswa Fakultas Perikanan dan Ilmu
Kelautan Universitas Diponegoro (BEM FPIK Undip) mengadakan aksi kreatif di Car Free Day
simpang lima Semarang, hari minggu (5/4) kemarin. Aksi tersebut merupakan salah satu
rangkaian kegiatan peringatan hari nelayan nasional yang bertepatan pada hari senin 6 April
2015. Selain Aksi, BEM FPIK Undip juga merencanakan audiensi dan advokasi ke Departemen
Kelautan Perikanan (DKP) Provinsi Jawa Tengah dan DKP Semarang terkait isu-isu di bidang
kelautan dan perikanan yang sedang terjadi.
Pada aksi kemarin, dilakukan aksi teatrikal yang menggambarkan kondisi nelayan di Jawa
Tengah. Dalam aksi teatrikal tersebut, digambarkan bahwa pelarangan cantrang tanpa dibarengi
dengan solusi konkret, serta kartu nelayan yang tidak jelas nasibnya, menjadikan kondisi nelayan
semakin tidak menentu. Harga bahan bakar yang terus naik dibarengi dengan harga ikan yang
tidak stabil menjadi dilemma tersendiri yang harus dirasakan nelayan saat ini. Selain aksi
teatrikal, dilaksanakan juga penggalangan dana untuk membantu keberlangsungan program
Komunitas Nelayan di Tambak Lorok, Semarang.
Dua hari sebelum melakukan aksi, perwakilan dari BEM FPIK Undip juga mendatangi nelayan
di Tambak Lorok untuk mengetahui pendapat nelayan terkait program pemerintah seperti
pelarangan cantrang dan kartu nelayan. Selain itu, kunjungan ke desa Tambak Lorok juga
dilakukan dalam rangka pembuatan video profile nelayan. Video tersebut nantinya akan disebar
secara lebih luas di dunia maya sebagai gambaran bagaimana kondisi nelayan di Indonesia
terutama di Semarang.
Sementara itu, terkait kajian issue, BEM FPIK membawa issue pelarangan cantrang dan
pengadaan kartu nelayan di Jawa Tengah. Dampak dari pelarangan cantrang tersebut sangat
mempengaruhi kondisi nelayan di Jawa Tengah, karena tidak kurang dari 200.000 nelayan di
Jawa Tengah masih menggunakan cantrang sebagai alat penangkapannya. Sementara itu, kartu
nelayan merupakan salah satu janji dari Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo, yang
keuntungan dari kartu tersebut salah satunya ialah subsidi solar bagi nelayan. Namun program
tersebut masih perlu dipertanyakan keberlangsungannya, karena di beberapa daerah belum jelas
teknis dan juga realisasi dari kartu nelayan tersebut.
Dalam memperingati hari nelayan kali ini, BEM FPIK Undip membawa jargon
#RestorasiNelayan. Restorasi yang berarti membangun kembali merupakan sebuah harapan,
bahwa kedepannya kondisi nelayan akan lebih baik lagi dibandingkan saat ini. Indonesia yang
memiliki garis pantai terpanjang di dunia, dengan luas wilayah laut mencapai 3,2 Juta Km 2
memiliki potensi lestari sumberdaya perikanan laut sebesar 6,7 juta ton/tahun, 60 % cekungan
minyak dan potensi kelautan serta perikanan lainnya. Dengan potensi kelautan dan perikanan

yang sangat melimpah tersebut, diharapkan di masa yang akan datang, nelayan dapat berada
dalam kondisi yang lebih baik dibandingkan saat ini. Semoga saja.
Fawaz Muhammad Sidiqi
Kepala Departemen Sosial Politik BEM FPIK Undip 2015

Anda mungkin juga menyukai