Anda di halaman 1dari 43

CASE

Preeklampsia Berat
Dipresentasikan oleh:
Juniawati (0915088)
Prita Sukma Rani (1015064)
Hans Natanael (1015129)
Janette Andriani (1015139)
Matthew (1015162)
Pembimbing:
dr. D. Dian Indahwati, SpOG
Bagian Ilmu Kandungan dan Kebidanan
Fakultas Kedokteran Universitas Kristen Maranatha
Rumah Sakit Immanuel
Bandung
2015

Identitas Pasien

Tgl Masuk
: 2 Juni 2015
Pukul
: 10.00
Usia : 29 tahun
Nama Pasien : Ny. TN
Usia : 30 tahun
Nama Suami : Tn. N
Pekerjaan Pasien
: Ibu Rumah Pekerjaan
Suami:
Tangga
Alamat : Leuwi Anyar
Pegawai Swasta
Pendidikan
: D3
Tinggi Badan : 150 cm
Berat Badan
: 51 kg
BMI: 22,6
Rujukan : Poliklinik dr. A, SpOG
DPJP
: dr. A, Sp.OG

Anamnesis
Keluhan utama : janin letak lintang
Riwayat
penyakit
sekarang:
(autoanamnesis)
Seorang G2P1A0 mengaku hamil 9 bulan
datang dengan rujukan dari poliklinik dr. A,
Sp.OG dengan keluhan janin letak lintang.
Keadaan ini sudah didapati pasien sejak kontrol
sebelumnya. Mules dirasakan jarang sekitar 1
2 kali dalam 10 menit, selama 15 detik. Mules
dirasakan
timbul
sejak
4
jam
SMRS,
sebelumnya terasa lebih jarang dibandingkan
sekarang. Pasien tidak ada keluar cairan, lendir,
maupun darah dari jalan lahir.

Anamnesis
Pasien masih merasakan adanya
pergerakan janin, sekitar 5 kali dalam 20
menit. Pertama kali merasakan gerakan
janin saat umur kehamilan 4 bulan.
HPHT pasien adalah sekitar akhir
Agustus 2014. Pasien memiliki riwayat
haid yang teratur dengan siklus 28 hari
dan lama haid berkisar 4 6 hari.

Riwayat Obstetri
Perkawin
an

Lama
Kehamila
n

9 bulan

Hamil Ini

Penolon
g

dokter

Persalina
n

SC

JK

BBL

Usia

Keadaa
n

Laki-Laki

3200
gram

5
tahu
n

sehat

Anamnesis
Riwayat PNC
: dr Sp.OG, teratur
Riwayat KB
: RPD
: Hipertensi (-), DM (-),
asma (-)
RPK
: Hipertensi (-), DM
(-), asma (-)
Riwayat Operasi
: Gol. Darah
:B
Lama pernikahan
: 6 tahun
Alergi
: ()
Merokok (-), alkohol (-)

Pemeriksaan Fisik
Keadaan Umum
: Baik
Kesadaran
: Compos Mentis
Tanda tanda vital:

Tensi
: 110/80 mmHg
Nadi
: 88 x/m
R
espirasi
: 18 x/m
Suhu
: 36,4 o C

Berat Badan
Tinggi Badan
BMI
Status gizi

: 51 kg
: 150 cm
: 22,67
: Lebih

Pemeriksaan Fisik
Status Generalis
Kepala
: Bentuk dan ukuran simetris
Mata : conjuctiva anemis -/- , sklera Ikterik
-/ Leher
: KGB tidak teraba
Thoraks : Bentuk dan pergerakan simetris
Pulmo : VBS kanan = kiri, Rh -/-, Wh -/ Cor
: BJM, S1=S2, reguler, murmur (-)
Abdomen
: cembung gravid, soepel, BU
(+) normal
Ekstremitas : akral hangat, CRT < 2 , oedem -/-

Status Obstetrikus
Pemeriksaan Luar
TFU
Lingkar kepala
Letak janin
His
BJA
(144x/menit)
TBBJ

: 35 cm
: 101 cm
: Oblique
: 1 2 x 10 @ 15
: 12-12-12
: 3410 gram

Status Obstetrikus
Pemeriksaan Dalam
Vulva/vagina
: tidak ada kelainan
Portio
: tebal, lunak
Ketuban
:+
Pembukaan
: 1 cm
Presentasi : tidak dapat ditentukan
Hodge
:I

Diagnosis
G2P1A0 parturien 40 41 minggu +
bekas SC + letak lintang

Usul Pemeriksaan
Hematologi rutin
Bleeding time, clotting time
CTG / NST

Pemeriksaan Penunjang

Hb
: 10,8 gr/dL
Ht
: 31,6 %
Leukosit
: 11.790/ mm3
Trombosit : 158.000 / mm3
BT = 2.00 menit
CT = 8.00 menit

Tindakan
Observasi TTV dan DJJ
Persiapan persalinan SC
Puasa
Pemasangan kateter

Data Persalinan
SC pada tanggal 4 Juni 2015
Lahir bayi / 2950 gram / 50cm
1 Menit

5 Menit

Warna

FDJ

Refleks

Tonus Otot

Pernafasan

Total 7

10

Follow Up di ruangan
2 jam post SC
TTV dalam batas normal
TFU 2 jari dibawah umbilikus, kontraksi baik
Terpasang kateter

6 jam post SC

TTV dalam batas normal


TFU 2 jari dibawah umbilikus, kontraksi baik
Terpasang kateter urin
Mobilisasi (-)
Perdarahan dari jalan lahir (+)
ASI keluar sedikit

Tindakan di Ruangan

O2 nasal 4 lpm
Kalmethasone 3 amp kortikosteroid
Torasic 4 x 30 mg IV
Clopedine 4x25mg IV
analgesik
Paracetamol 500mg 4x1 tab PO
Granon 1x1 IV anti mual dan muntah

Ceftriaxone 3x1g IV antibiotik

Malposisi Janin

Pendahuluan
Letak janin (situs) di dalam rahim
dapat dalam letak memanjang atau
melintang terhadap sumbu rahim
Presentasi
menunjukan
bagian
terbawah janin yang dapat diraba
dengan pemeriksaan dalam vagina
(presentasi
kepala,
presentasi
bokong atau presentasi bahu)

19

JENIS MALPOSISI DAN


MALPRESENTASI
Malposisi
Posisi oksipitslis transveralis persisten
(POTP)
Posisi oksipitalis posterior persisten (POPP)
Malpresentasi
Presentasi os parietalis
Presentasi puncak kepala
Presentasi dahi
Pressentasi muka
Presentasi bokong (letak sungsang)
Presentasi bahu (letak lintang)
20

Letak Lintang

Definisi
Keadaan dimana sumbu panjang
janin melintang terhadap sumbu
panjang rahim ibu

22

Insidensi
Angka kejadian letak lintang berkisar
antara 0,5 2 %
Dari beberapa rumah sakit pendidikan
di Indonesia dilaporkan :
Medan 0,6 %
Jakarta 0,1 %
Bandung 1,9 %

23

Etiologi
Fiksasi kepala tidak ada, karena panggul sempit,
hidrosefalus, anensefalus, plasenta previa, dan tumor
tumor pelvis
Janin sudah bergerak pada hidramnion, multiparitas,
anak kecil, atau sudah mati
Gemelli (kehamilan ganda)
Kelainan uterus: uterus arkuatus, bikornu, atau
septum
Lumbar skoliosis
Pelvis ginjal, kandung kemih, atau rektum yang penuh
Sebab terpenting terjadinya letak lintang adalah
multiparitas disertai dinding uterus dan perut yang
lembek
24

Diagnosis
Inspeksi
Perut membuncit ke samping, melintang

Palpasi
Fundus uteri lebih rendah dari seharusnya tua
kehamilan
Fundus uteri kosong dan bagian bawah kosong,
kecuali kalau bahu sudah masuk ke dalam pintu
atas panggul
Kepala (ballotement) teraba di kanan atau di
kiri

Auskultasi
Denyut jantung janin setinggi pusat kanan atau
kiri

25

Diagnosis
Pemeriksaan dalam (vaginal toucher)
Teraba tulang iga, skapula, dan kalau tangan
menumbung teraba tangan. Untuk menentukan
tangan kanan atau kiri lakukan dengan cara
bersalaman
Teraba bahu dan ketiak yang bisa menutup ke
kanan atau ke kiri. Bila kepala terletak di kiri,
ketiak menutup ke kiri
Letak punggung ditentukan dengan adanya
skapula, letak dada dengan klavikula
Pemeriksaan dalam agak sukar dilakukan bila
pembukaan kecil dan ketuban intak, namun
pada letak lintang biasanya ketuban cepat pecah
26

27

Mekanisme persalinan
spontan
Beberapa cara janin lahir spontan
a. Evolutio spontanea
Menurut DENMAN
Setelah bahu lahir kemudian diikuti bokong,
perut, dada, dan akhirnya kepala

Menurut DOUGLAS
Bahu diikuti oleh dada, perut, bokong dan
akhirnya kepala

b. Conduplicatio corpore
28

Saat persalinan pada letak


lintang sering terjadi:

ketuban cepat pecah


pembukaan berjalan lambat
partus jadi lebih lama
tangan menumbung (20-50%)
tali pusat menumbung (10%)

29

Manajemen
Pada kehamilan
Pada primigravida umur kehamilan kurang dari 28
minggu dianjurkan posisi lutut dada
Jika lebih dari 28 minggu dilakukan versi luar,
kalau gagal dianjurkan posisi lutut dada sampai
persalinan
Pada multigravida umur kehamilan kurang dari 32
minggu posisi lutut dada
Jika lebih dari 32 minggu dilakukan versi luar,
kalau gagal posisi lutut dada sampai persalinan
30

Versi : adalah prosedur untuk melakukan


perubahan
presentasi
janin
melalui
manipulasi fisik dari satu kutub ke kutub lain
yang
lebih
menguntungkan
bagi
berlangsungnya
proses
persalinan
pervaginam dengan baik

Klasifikasi:
Berdasarkan arah pemutaran
Versi Sepalik : merubah bagian terendah janin
menjadi presentasi kepala
Versi Podalik : merubah bagian terendah janin
menjadi presentasi bokong

Berdasarkan cara pemutaran


Versi luar (external version)
Versi internal ( internal version)
Versi Bipolar ( Braxton Hicks version)

31

Versi luar
Batasan :
Proses pemutaran kutub tubuh janin dimana
proses manipulasi seluruhnya dilakukan
diluar cavum uteri
Indikasi :
Letak bokong/ sungsang
Letak lintang
Letak kepala dengan tali
tangan terkemuka

pusat

atau

32

Syarat versi luar


Janin dapat lahir pervaginam atau diperkenankan untuk
lahir pervaginam (tak ada kontraindikasi)
Bagian terendah janin masih dapat dikeluarkan dari
pintu atas panggul (belum engage)
Dinding perut ibu cukup tipis dan lentur sehingga
bagian-bagian tubuh janin dapat dikenali (terutama
kepala) dan dapat dirasakan dari luar dengan baik
Selaput ketuban utuh
Pada parturien yang sudah inpartu : dilatasi servik
kurang dari 4 cm dengan selaput ketuban yang masih
utuh
Pada ibu yang belum inpartu :
Pada primigravida : usia kehamilan 34 36 minggu.
Pada multigravida : usia kehamilan lebih dari 38
minggu.
33

Kontraindikasi versi
luar
Perdarahan antepartum
Pada plasenta praevia atau plasenta letak rendah,
usaha
memutar
janin
dikhawatirkan
akan
menyebabkan plasenta lepas dari insersionya
sehingga akan menambah perdarahan
Hipertensi
Pada penderita hipertensi pada umumnya sudah
terjadi perubahan pembuluh arteriole plasenta
sehingga manipulasi eksternal dapat semakin
merusak pembuluh darah tersebut sehingga terjadi
solusio plasenta
34

Kontraindikasi versi
luar
Cacat uterus
Jaringan parut akibat sectio caesar atau
miomektomi
pada
mioma
intramural
merupakan locus minoris resistancea yang
mudah mengalami ruptura uteri
Kehamilan kembar
Primi tua, nilai sosial anak yang tinggi atau
riwayat infertilitas
Insufisiensi plasenta atau gawat janin

35

Faktor yang
mempengaruhi

Keberhasilan:

Paritas
Presentasi janin
Jumlah air ketuban

Kegagalan
Bagian terendah janin sudah engage
Bagian janin sulit diidentifikasi (terutama
kepala)
Kontraksi uterus yang sangat sering
terjadi
Hidramnion
Talipusat pendek

36

Tehnik versi luar


1. Versi Luar harus dilakukan di rumah sakit dengan
fasilitas
tindakan SC emergensi dan dilakukan
atas persetujuan penderita setelah mendapatkan
informasi yang memadai dari
dokter
2. Sebelum
melakukan
tindakan
VL,
lakukan
pemeriksaan
ultrasonografi untuk:
Memastikan jenis presentasi
Jumlah cairan amnion
Kelainan kongenital
Lokasi plasenta
Ada tidaknya lilitan tali pusat
37

Tehnik versi luar


3.
Sebelum melakukan tindakan VL, harus
dilakukan pemeriksaan kardiotokografi (non-stress
test) untuk memantau keadaan
janin
4.
Pasang intravenous line sambil dilakukan
pengambilan darah
darah untuk pemeriksaan
darah lengkap (persiapan bilamana
harus
segera dilakukan tindakan sectio caesar)
5.
Pasien diminta untuk mengosongkan kandung
kemih
6.
Berikan terbutaline 0.25 mg subcutan sebagai
tokolitik
38

Kriteria Versi Luar dianggap gagal:


Ibu mengeluh nyeri saat dilakukan pemutaran
Terjadi
gawat
janin
atau
hasil
NST
memperlihatkan adanya gangguan terhadap
kondisi janin
Bagian janin tidak dapat diidentifikasi dengan
baik oleh karena sering terjadi kontraksi uterus
saat dilakukan palpasi
Terasa hambatan yang kuat saat melakukan
rotasi

39

Komplikasi versi luar


Solusio plasenta
Ruptura uteri
Emboli air ketuban
Hemorrhagia fetomaternal
Isoimunisasi
Persalinan Preterm
Gawat janin dan IUFD

40

Manajemen dalam persalinan

41

Prognosis
Bagi ibu
Bahaya yang mengancam adalah ruptura uteri,
baik spontan, atau sewaktu versi dan ekstraksi.
Partus lama, ketuban pecah dini infeksi
intrapartum
Bagi janin
Angka kematian tinggi (25 49 %), yang dapat
disebabkan oleh:
(1) Prolasus funiculi
(2) Trauma partus
(3) Hipoksia karena kontraksi uterus terus
menerus
42
(4) Ketuban pecah dini

Anda mungkin juga menyukai