Anda di halaman 1dari 168

PSIKIATRI

ANAK DAN
REMAJA

SOESMEYKA SAVITRI
9 OKT 2014

Pendahuluan
Gangguan jiwa pada anak-anak :
hal yang banyak terjadi
tidak terdiagnosis
pengobatannya kurang adekuat.
Masalah kesehatan jiwa terjadi
pada 15% - 22% anak-anak dan
remaja
mendapatkan pengobatan
jumlahnya kurang dari 20%

Pendahuluan

Diagnosis gangguan jiwa pada anak-anak dan


remaja :
perilaku yang tidak sesuai dengan tingkat usianya,
menyimpang bila dibandingkan dengan norma
budaya
mengakibatkan kurangnya atau terganggunya
fungsi adaptasi

Dasar untuk memahami gangguan yang terjadi


pada bayi, anak-anak, dan remaja
teori
perkembangan.
Penyimpangan dari norma-norma perkembangan
merupakan tanda bahaya penting adanya suatu
masalah.

PREVALENSI
Rasio kesehatan jiwa/mental emosional pd
kelompok anak berusia 4 -15 tahun adalah
104 per 1000 anak
( Data kebijakan nasional Kesehatan Jiwa
2001 2005)
Prevalensi Gangguan jiwa anak usia 10 15
tahun
13 % remaja laki-laki Ggn Tingkah laku dan Ggn
pemusatan perhatian dan hiperaktif
10% remaja perempuan Ggn emosi(cemas dan
Depresi)

Dampak perkembangan anak


yg gagal

Gangguan perilaku dan


emosional sejak balita
Gangguan belajar sampai
dikeluarkan dari sekolah
Gangguan depresi sp
menyebabkan bunuh diri pd
anak dan remaja
terlibat narkoba, kenakalan
remaja , geng motor, tawuran
kekerasan dan kriminal, bahkan
sp pembunuhan oleh remaja dll

Gangguan Jiwa pada Anak


(kaitan dengan genetik)
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.
10.

Perkembangan Jiwa Anak


Perkembangan penalaran (kognitif)
Perkembangan emosi
Perkembangan perilaku
Perkembangan sosialisasi
Perkembangan komunikasi
Gangguan perkembangan
Retardasi Mental
ADHD
Autisme

Perkembangan
(aspek lain)
11. Perkembangan psikoseksual
12. Perkembangan perilaku seksual
13. Perkembangan moral
14. Gangguan seksual genetik
15. Terapi psikiatrik

Anak Resiko Tinggi

Risiko untuk terjadi gangguan >>>


Deteksi perkembangan terlambat / menyimpang
Perlu pengasuhan yang khusus
Padukan dengan tujuan
Contoh :
Tanpa ayah & ibu
tanpa ibu
Anak angkat
Anak orang terkenal
Anak tunggal
Anak jenis kelamin yang diharapkan
Anak tak diharapkan

Gangguan Mental
Emosional Pada
Anak dan Remaja

Ranah Perkembangan Anak


KOGNI
TIF

FISIK

MORA
LAGAM
A

EMOSI

BAHA
SA

SOSIA
L

4 Domain Penilaian Psikopatologik


pada anak yang harus diperhatikan
PIKIRAN
EMOS
I

PERILA
KU

SOSI
AL

Tahapan Tumbuh Kembang :


1) Neonatus (lahir 28 hari)
2)Bayi (1 bulan 1 tahun)
3)Toddler (1 3 tahun)
4)Pra Sekolah (3 6 tahun)
5)Usia Sekolah (6 12 tahun)
6)Remaja (12 18 tahun)

Melakukan
kontak dg
anak dan
orang
tua/keluarga

Membangun
kontak/raport
yg baik
Lakukan
wawancara

Deteksi Dini
Stimulasi
Dini
Sistim
rujukani
Intervensi
Penangan
multimodal

Proses Penanganan Gangguan Mental


Emosiional Pada anak dan Remaja

TUMBUH
KEMBANG
ANAK

TUMBUH KEMBANG
pertumbuha
n

Perkembang
an

Bertambahnya
ukuran fisik anak
Panjang / tinggi
badan, berat badan
dan pertambahan
lingkar kepala

Bertambahnya
kemampuan fungsi
fungsi individu
Rangkaian
perubahan teratur
dari tahap-tahap
perkembangan

Faktor Interna & eksternal yang


Mempengaruhi Tumbuh Kembang

Internal
Perbedaan
ras/etnik
Keluarga
Umur,jenis
kelamin
Kelainan
genetik
Kelainan
kromosom

Eksternal
Gizi,Psikologi
s,pola
asuh,Penyaki
t
kronis,kelain
an
kongenital,li
ngk fisik dan
kimia,sosial
ekonomi,oba
t-obatan

Deteksi Dini Penyimpangan Mental


emosional pada anak
Tujuan pemeriksaan
untuk menemukan secara dini
adanya masalah / gangguan mental
emosional pd anak dan remaja
seperti : Gangguan autisme,
gangguan pemusatan perhatian dan
hiperaktif(GPPH), gangguan depresi
dll pada anak dan remaja dll agar dpt
segera dilakukan tindakan stimulasi
dini dan intervensi dini.

Gangguan Mental Emosional Pada


Anak dan Remaja
Prevalensi 1020%
Depresi
Gangguan Cemas
Gangguan Perilaku
Disruptive
Penyalahgunaan Zat
Psikoaktif

Depresi pada
Anak dan Remaja

DEPRESI
menggambarkan
suatu penyakit
jiwa dengan gejala utama sedih
gejala-gejala psikologis lainnya
gangguan somatik (fisik)
gangguan psikomotor dalam kurun
waktu tertentu dan digolongkan ke dalam
gangguan afektif.

Depresi dibedakan dg
kesedihan biasa
Depresi :Gangguan jiwa, kesedihan
fenomena sosial yang dapat dialami oleh
setiap manusia
Pada depresi, episode lebih lama, gejala
lebih intensif dibandingkan dengan
kesedihan biasa
Pada depresi faktor presipitasi tidak sejelas
pada kesedihan biasa dan kualitas gejala
depresi ada yang khusus seperti halusinasi
dan pikiran bunuh diri yang tidak terdapat

Depresi Pada Anak


Hampir sama
dengan gejala
depresi pada orang
dewasa
Sukar mengutarakan
perasaannya pada
orang lain
Sering muncul
dalam bentuk
gangguan perilaku
menentang,
marah-marah

Identifikasi Depresi pada Anak


Prasekolah
Gangguan tingkah laku
berupa hiperaktivitas
dan agresivitas
Biasanya
penyebabnya:
Perpisahan dengan
pengasuh
Ketidakmampuan
menyelesaikan tugas
perkembangan (toilet
training

Perbedaan
Bayi
Anak
Remaja
Dewasa
Usia lanjut
Keterbatasan-2
kematangan kepribadian

Identifikasi Depresi pada Anak


Sekolah
Perasaan sedih yang menetap
& tidak semangat
Tidak mau makan
Gangguan tidur
Gangguan belajar
prestasi
belajar menurun
Biasanya disebabkan:
Perasaan tidak mampu
Perasaan tidak ada yang
menolong dirinya

Anak & dewasa berbeda


1. Waktu yang dibutuhkan
Anak reaksi cepat, proses cepat
2. Bentuk kesedihan
Anak rindu dan marah : ganti-ganti
Bila berlangsung lama gangguan (patologis)

Populasi :
Di Amerika : 8,2 %
Di Indonesia : di Panti Asuhan : tinggi.

Penyebab :
1.
2.
3.
4.
5.

Perpisahan yang beruntun


Kehilangan tiba-tiba
Penolakan lingkungan
Berkurangnya perhatian lingkungan
Depresi pada orang tua

1. Perpisahan yang beruntun


Orang di sekitar yang mempunyai arti besar
Orang tua
Saudara kandung
Pengasuh
Nenek & kakek
Teman sebaya

2. Kehilangan tiba-tiba
Orang terdekat :
Perceraian orang tua
Kematian
Figur pengganti tidak ada (tidak sesuai)

3. Penolakan lingkungan
Terutama oleh salah satu atau kedua orang tua
Di luar pernikahan
Jenis kelamin tidak diharapkan
Kegagalan KB
Cacat fisik / mental
Perlindungan berlebihan

4. Berkurangnya perhatian lingkungan


Datang orang baru
Kelahiran adik

5. Depresi pada orang tua


Salah satu atau keduanya
Gangguan pada pengasuhan dan
pendampingan
Kekerasan pada anak

Psikodinamika
Fase Protes
Segera setelah peristiwa
Tangisan meratap
Rasa marah
Mengharap obyek kembali
Berlangsung beberapa hari
Obyek tak kunjung datang
Ke fase putus asa

Fase putus asa

Kehilangan minat untuk bertemu


Tidak memikirkan lagi
Rindu sudah hilang
Berulang-ulang kembali ke fase protes
Akhirnya masuk fase menyerah

Fase menyerah
Sama sekali tidak memikirkan obyek yang
hilang
Tingkah laku hiperaktif, agresif, merusak
kejam

Berdasarkan efektivitas MPJ


3 fase :
1. Fase pertama
2. Fase kedua
3. Fase ketiga

Fase pertama

MPJ masih mampu mengatasi


Depresi terjadi dalam fantasi
Gambaran, tulisan, cerita
Tema : kesalahan, kehilangan, kesedihan,
kekejaman, kematian, bunuh diri
Terjadi paling awal dan paling akhir

Fase kedua

MPJ kurang efektif


Nampak dari verbal :
Tidak ada harapan
Tidak ada pertolongan
Tidak bahagia
Rasa bersalah
Tidak dicintai
Depresi berat akut, depresi ringan kronis

Fase ketiga

MPJ gagal
Keluhan fisik
Tingkah laku agresif
Sulit diatur
Prestasi sekolah menurun gagal
Depresi kronis

Gambaran Klinik
Gambaran Utama sama
Depresi bayi
Depresi anak
Depresi remaja
Depresi dewasa
Depresi usia lanjut
Trias depresi

Trias depresi
Perasaan sedih : dirasakan penderita,
dilaporkan secara verbal,diekspresikan
dlm bentuk roman muka yang sedih,
tidak mengindahkan dirinya, mudah
menangis
Tingkah laku lamban : kesulitan berpikir
Pikiran terhambat:
mudah lelah
kurang antusias
kurang energi
ragu-ragu
keluhan somatik yang yang tak menentu.

Gambaran penyerta
Berbeda-beda
Tergantung tahapan umur
Gambaran penyerta lebih menonjol
dibadingkan gambaran utama

Bayi & pra sekolah

Apatis
Cengeng
Menarik diri
Sulit tidur
Terlambat bicara
Terlambat jalan
Ketrampilan motorik rendah

Usia sekolah & pra remaja

Cemas perpisahan
Menolak sekolah
Takut dirinya meninggal
Takut orang tua meninggal

Remaja

Tingkah laku menentang


Anti sosial
Meninggalkan rumah
Perasaan tidak dimengerti OT
Perasaan tidak disayang OT
Gelisah
Tersinggung, mudah marah
Mengunci di dalam kamar

Remaja (lanjutan)

Kesulitan di sekolah
Prestasi sekolah menurun/rendah
Sering membolos
Kurang perhatian lingkungan
Minuman keras
Narkoba

Faktor yang berpengaruh


1. Kematangan dan pertumbuhan anak
2. Ingatan terhadap suatu obyek
3. Ketidakmampuan anak untuk menilai realitas
secara tepat
4. Hati nurani belum berkembang

Kematangan & pertumbuhan


Perlu untuk optimisme, kegembiraan, harapan
Dapat mengatasi kekecewaan dan putus asa

Ingatan terhadap obyek


Belum matang
Menguntungkan
Ingatan tidak terlalu dalam

Menilai realitas belum mampu


Menimbulkan perbedaan persepsi dengan
orang tua

Hati nurani belum berkembang


Rasa bersalah kurang
Rendah diri kurang

3 bentuk klinis
1. Depresi akut
2. Depresi kronis
3. Depresi tersamar

DEPRESI AKUT
ciri-ciri:
manifestasi gejala depresi jelas (nyata)
ada trauma psikologis berat yang mendadak
sebelum timbulnya gejala depresi
lamanya gejala hanya dalam waktu singkat
secara relatif mempunyai adaptasi dan fungsi
ego yang baik sebelum sakit
tidak ada psikopatologi yang berat dalam
anggota keluarganya yang terdekat

Depresi akut

Gang. Belajar
Gang. Penyesuaian sosial
Gang. Tidur
Gang. Pola makan
Perasaan tidak disayang
Tidak ada harapan
Hambatan psikomotor
Pikiran / tindakan bunuh diri

Depresi akut (lanjutan)

Perasaan sedih yang menetap


Penarikan diri
Agitasi (agresif)
Cemas berlebihan

Depresi kronis

Gambaran hampir sama


Timbul lebih lama
Berlangsung lebih lama
Penyesuaian diri sebelum sakit jelek
Ada riwayat keluarga gangguan jiwa.

Depresi tersamar
Sering tidak diketahui orang tua atau dokter
Gejala depresi tidak lengkap atau tidak
manifes
Yang menonjol keluhan fisik.

Depresi tersamar (lanjutan)

Perilaku hiperaktif
Agresif
Suka menentang
Anti sosial

Depresi tersamar yang khas


Fantasi depresi yang terus menerus ada
Sering ke dokter oleh karena keluhan fisiknya

Pengobatan
Pengobatan Menyeluruh :
Fisik
Psikologis
Sosial

3 terapi utama :
1. Lingkungan : keluarga, sekolah, teman
bermain
2. Anak : terapi bermain
3. Obat : gangguan sedang - berat

Prognosis tergantung :
1.
2.
3.
4.
5.

Penyebabnya : dapat dikoreksi?


Bentuk : akut, kronis, tersamar?
Pikiran bunuh diri?
Penyesuaian diri sebelum sakit?
Keluarga sakit jiwa?

Gangguan
perpisahan
Mutisme selektif

Fobia spesifik
Gangguan
cemas
(Fobia sosial

cemas

sosial

Gangguan
panik
dan
Serangan panik spesifik
Agorafobia
Gangguan Cemas Menyeluruh

Sangat ketakutan dan cemas akan


perpisahan dengan figur attachment
yang
tidak
sesuai
dengan
perkembangannya
Perasaan takut dan kecemasan
menetap
Takut dan cemas akan bahaya yang
mengancam figur attachment
Prevalensi 0,9-1,9%
Paling banyak usia < 12 th
Masa kanak > remaja

MUTISME SELEKTIF
Prevalensi: 0,03-1% (anak >
remaja > dewasa)
Kegagalan yang konsisten untuk
bicara dalam situasi sosial yang
seharusnya mereka bisa bicara
(di sekolah)
Anak dapat bicara dalam situasi
lain
Kegagalan dalam bicara tsb
mengakibatkan
terganggunya
prestasi akademik dan pekerjaan
Kegagalan dalam bicara tsb
mengakibatkan
terganggunya
prestasi akademik dan pekerjaan
Komunikasi sosial yang normal
juga terganggu

Karakteristik dari gangguan ini


adalah perilaku kekerasan yang
melanggar hak azasi orang lain.
Misalnya:
agresivitas,
dan
merusak barang
Konflik dengan norma masyarakat
dan figur otoritas

Latar
belakang
yang
mendasari: tidak mampu untuk
self-control emosi dan perilaku

GANGGUAN MENENTANG
&
GANGGUAN PERILAKU

Pola Perilaku

Menentang figur
otoritas orang tua

Menentang figur
otorotas guru

Karakteristik Gangguan
Menentang
Pola perilaku
meenentang ( 4)
paling sedikit 6 bl:
Marah tidak terkontrol
Argumentatif
Tidak mau ikut aturan
Sengaja mengganggu
orang
Menyalahkan orang
Mudah terganggu
Mudah marah
Pendendam

Penyebab Gangguan
Menentang
Teori perkembangan
fiksasi fase anal
ggn perkembangan otonomi
proses individuation-separation

Teori belajar penguatan negatif


Usaha mencapai kepatuhan
Orangtua mengingatkan, mengajari,
menghukum
Perilaku menentang semakin

Penatalaksanaan Gangguan
Menentang
Medikasi untuk
komorbid GPPH,
depresi
Nonmedikasi
Psikoterapi keluarga

Psikodinamik dan
perkembangan
Psikoterapi individual

GANGGUAN TINGKAH LAKU


Perilaku melanggar hak orang lain(
3) selama paling sedikit 12 bulan

Perilaku agresif terhadap orang


dan hewan
Bullying, mengancam,
intimidasi
Berkelahi fisik
Menggunakan senjata
Kejam terhadap orang
Kejam pada hewan
Menjambret
Memaksa melakukan
aktivitas seksual

Perilaku Merusak Barang

Berlaku Curang dan Mencuri

Melanggar Aturan : kabur dari


rumah, bolos sekolah

Faktor Risiko Gangguan Tingkah


Laku
Anak
Tempramen difficult, GPPH, agresivitas,IQ
rendah, toksisitas logam berat

Orangtua (Keluarga)
Kepribadian antisosial
PGZ dan ibu hamil perokok
Tidak bekerja

Pola asuh orangtua


Supervisi kurang, kurang komunikasi
Hukuman fisik, neglect
Ibu depresi, ibu usia muda

Faktor Risiko Gangguan Tingkah Laku

Sekolah
prestasi akademik rendah
motivasi sekolah rendah

Teman sebaya
penolakan dari teman sebaya
berteman dengan anak dengan
gangguan tingkah laku

Lingkungan sekitar
lingkungan yang miskin
media dengan kekerasan

Penatalaksanaan Gangguan
Tingkah Laku
Preventif
Orangtua: meningkatkan kemampuan
orangtua mengasuh anak secara efektif
Anak: cognitive behavior therapy (CBT)
sedini mungkin

Intervensi
Medikasi (Obat)
Non-medikasi

Intervensi Non-Medikasi
Gangguan Perilaku
Memperbaiki fungsi keluarga
Parenting-skills
Communication-skills
Kasih sayang (attachment)

Child-Focused Programs
Psikoterapi individual
Psikoterapi kelompok

Banyak metode terapi untuk


memperbaiki fungsi keluarga tapi
sering tidak berhasil karena orangtua
tidak mau berubah

1. Parenting Skills

Apa yang perlu diperbaiki :


Waktu untuk bersama
Pendidikan spiritual
Monitoring
Rasa percaya & otonomi
(kemandirian)
Negosiasi (perundingan)
Konsistensi
Hukuman
Resolusi konflik antara orangtua dan anak
Pembukaan rahasia (disclosure)

2. Communication Skills

Apa yang perlu


diperbaiki?
Berlatih mendengar
Berkomunikasi
bukan perintah
berempati

Menjadi role-model
dicontoh anak

3. Kasih sayang

Apa yang perlu diperbaiki?


Menjadi teman bagi anak
Perbanyak sentuhan fisik (pelukan)
Berikan pujian
perilaku yang diinginkan
(tidak bolos, berbagi)
prestasi
(naik kelas, masuk Perguruan
Tinggi)
Kasih sayang (kelekatan):
memengaruhi otak (dasar biologik)
memperbaiki kenakalan remaja

Psikoterapi
Individual dan Kelompok

Apa tujuan terapi pada anak?

Kemampuan problem-solving
Ketahanan mengatasi stres
(tidak mudah frustasi)
Keterampilan mengontrol diri
-impulsivitas
-marah

Deteksi Dini Anak dengan Risiko Adiksi


(Penyalahgunaan Zat Psikoaktif)

Pengertian Istilah Gangguan


Adiksi
Pola perilaku maladaptif hendaya klinis secara
signifikan atau distres, ditandai dengan 3
kondisi berikut selama periode 12 bulan:
Toleransi
Withdrawal
Perilaku yang dilakukan dalam waktu lama, kuantitas
dan intensitas tinggi
Keinginan menetap atau tidak bisa mengontrol perilaku
Menghabiskan banyak waktu untuk perilaku tersebut
Aktivitas sosial, pekerjaan dan rekreasi berkurang
Perilaku tetap berlanjut meskipun tahu akan
menyebabkan masalah fisik/psikologik yang berulang

Gangguan Adiksi
Zat/ Narkotik
Nikotin
Alkohol
Marijuana
Heroin
Amphetamine

Non Drugs
Video games/internet
Shopping
Gambling
Seks

Etiologi Gangguan Adiksi


Multifaktor
Kerentanan genetik
Stresor lingkungan
Tekanan sosial
Masalah psikiatrik
Karakteristik
kepribadian individual

Faktor biopsikososial

Faktor Biologi
Predisposisi komponen genetik
kuat
Gangguan adiksi >> pada keluarga
adiksi
Predisposisi genetik berinteraksi
dengan faktor lingkungan
kerentanan terhadap faktor
lingkungan

Peran monoamine oksidase,


serotonin, dan endogenous opioid
Reseptor dopamin D2
adiksi
alkohol

Faktor Psikologik
Kecenderungan perilaku
Sikap membangkang
/pemberontak
Prestasi akademik rendah

Kecenderungan
kepribadian
Tempramen difficult child
Harga diri rendah
Kontrol-diri rendah
Tidak sabar

Faktor Sosial
Orangtua dengan
gangguan adiksi
Poor role model
Poor parenting
Pergaulan dengan teman
sebaya yang gangguan
adiksi

Komorbiditas Psikiatri Gangguan


Adiksi
Gangguan Tingkah
Laku (44-62%)
Gangguan Depresi
(18-30%)
GPPH
Gangguan Cemas
Gangguan Bipolar

Ciri Anak dan Remaja Berisiko


Gangguan Adiksi
Mudah kecewa
mengatasi
kekecewaan dengan agresif dan
destruktif (merusak)
Mudah bosan, tidak sabar, sulit
menunda keinginana
Merasa tertekan, rendah diri,
murung, merasa kurang mampu
Pemalu, takut mendekati atau
didekati lawan jenis, masturbasi
berlebihan/tidak pernah

Ciri Anak dan Remaja Berisiko


Gangguan Adiksi
Menyendiri, kurang bergaul, dan menolak
persaingan
Mencari sensasi, melakukan hal berbahaya
dan berisiko
Tidur larut malam, kurang olah raga, makan
berlebihan, merokok usia dini
Mengabaikan disiplin, norma dan aturan
Perilaku menyimpang
putus sekolah,
perilaku antisosial, kekerasan, agresivitas,
mencuri, berbohong

Ciri Anak dan Remaja Berisiko


Gangguan Adiksi
Kurang motivasi untuk mencapai
keberhasilan
Prestasi belajar rendah dan kurang aktif
dalam ekstrakurikuler
Persepsi hubungan keluarga kurang dekat
Kehidupan keluarga dan pribadi kurang
religius
Keterbelakangan mental
IQ borderline
(70-90)
cemas, rendah diri, curiga, malu,
kurang mampu problem-solving

Ciri Anak dan Remaja Berisiko


Gangguan Adiksi
Kemampuan menghadapi stres
rendah
Gangguan psikiatrik:
Gangguan cemas
Obsesif
Apatis
Depresi
Menarik diri
GPPH

Berteman dengan teman


gangguan adiksi

Deteksi Awal Gangguan


Adiksi
Perubahan fisik (adiksi
drugs)
Penurunan berat badan
Iritasi hidung
Batuk kronis
Needle tracks

Kebiasaan personal
Perubahan pola tidur
Perubahan gaya pakaian
Teman atau minat baru

Deteksi Awal Gangguan


Adiksi
Gejala psikologis
Kontrol emosi
Berani ambil risiko
Mencuri

Akademik
Nilai akademik
Bolos sekolah
Sering dihukum

Skrining dan Penilaian Gangguan


Adiksi
Skrining toksikologi
Apabila deteksi awal
diduga
ada
gangguan adiksi
rujuk ke psikiater
Perlu pendekatan khusus
dan pemeriksaan
psikiatrik komprehensif

Sindroma Tourret
Pada anak dan remaja
Terutama laki-laki
Secara spontan bicara kotor,
terutama alat kelamin
Pasien tidak dapat menghentikan
Identik dengan gangguan tic
Dgn terapi Haloperidol 0,5 mg, 1 3
X /hari berhasil memuaskan.

GANGGUAN AUTISME
Gangguan Autisme adalah salah satu
defisit perkembangan pervasif pada awal
kehidupan anak (sebelum 3 tahun) yg
disebabkan oleh gangguan perkembangan
pd otak yg ditandai dg ciri pokok yaitu :
1. Terganggunya perkembangan interaksi sosial,
2. Terganggunya perkembangan bahasa dan
bicara
3. Munculnya perilaku yg bersifat repetitif,
stereotipik dan obsesif.

Deteksi Dini
Muncul sebelum usia 3 bulan tapi ortu menyadari usia 12-18
bulan karena anak belum bicara terlambat
Keluhan orang tua
Anamnesa
Pengamatan kepada anak
Tes skrining

Anamnesa
Terlambat bicar
Tidak ada kontak mata.
Tidak mau menengok bila dipanggil.
Bicaranya aneh/bahasa planet.
Sering mengepak-ngepakkan tangan.
Memutar-mutar roda mobil
Dll.

GAMBARAN KLINIK
1.
Kegagalan
dlm
interaksi
sosial
2.
Kegagalan
komunikasi
verbal dan
non verbal

3.
Perilaku
repetitif,
stereotipi
k, obsesif

Bayi risiko tinggi :


tak peduli thd ibu dan
orang sekitar
tak mau tatap mata

Ciri ciri pd bayi :


Ekspresi emosi kurang
Tak peduli dan respon kurang thd
perilaku ibu
Tak dapat ditenangkan dengan
bertemu dan digendong ibu
Tak mampu mempertahankan kontak
dgn sesuatu yang asing
.Tidak tersenyum saat bertemu ibu
Tak dapat bermain interaktif dengan
ibu atau orang lain
Tidak dapat atau tidak mau
menggunakan ibu sebagai tempat
pelindung

Ciri anak 2 tahun risiko tinggi


Tidak ada :
1.
2.
3.
4.
5.

Bermain pura-pura
Menunjukkan & menyebutkan
Minat sosial
Permainan sosial
Gabungan perhatian dan non
verbal

Ciri-ciri anak 3 th risiko tinggi :


Gangguan :
1. Komunikasi verbal dan non
verbal
2. Interaksi sosial
3. Perilaku
4. Perasaan & emosi
5. Persepsi sensorik

Winter (2003) menggambarkan psikopatologi yang


ditemui pada autisme:
ADHD/ADD: tidak mampu berkonsentrasi
Dysgraphia: sulit untuk menterjemahkan pikiran
kedalam tulisan
Dyslexia: sulit mengkodingkan kata-kata
Dyspraxia: sulit mengorganisasikan gerakan
Echolalia:
Obsessive Compulsive Disorder: obsesi dan kompulsif
pada situasi yg tidak nyaman
Tourette Syndrome; gerakan flapping, suara yg
tidak biasa dan ucapan atau perkataan atau vocal yg
tiba-tiba involunter & perilaku yg repetitif.

Aggression

tantru
m

Irritabili
ty
autistic
sympto
m

Self
injury

Rapidly
changing
moods
122

KRITERIA DIAGNOSTIK
DSM-V - A
Defisit hubungan yg menetap dlm komunikasi sosial
& interaksi sosial :
1. Defisit dlm hubungan timbal- balik sosial
emosional yg berkisar antara pendekatan sosial
yg abnormal dan kegagalan dlm percakapan
maju-mundur yaitu kegagalan dalam mulai atau
berespons terhadap interaksi sosial
2. Defisit dlm komunikasi non-verbal yg digunakan
dlm interasi sosial
3. Defisit dlm mengembangkan, mempertahankan &
mengerti hubungan dgn orang lain

KRITERIA DIAGNOSTIK
DSM V - B
Perilaku yg berulang dan terbatas, juga dlm
minat & aktivitas, harus ada sekurangkurangnya 2 gejala sbb.:
1. Kegiatan motorik yg stereotipik & berulang
2. Keinginan untuk kesamaan misalnya ritual
makan , memberi salam dsb.
3. Minat yang sangat terbatas, kelekatan
terhadap atau preokupasi terhadap bendabenda yg tidak biasa
4. Hiper atau hipo-sensitif ter hadap rangsang

KRITERIA DIAGNOSTIK DSM V


C,D& E
1) Gejala harus terjadi pd awal
perkembangan dini tapi mungkin belum
jelas karena tuntutan sosial belum ada
2) D. Gejala menimbulkan gangguan yg
bermakna dalam keadaan sosial,
okupasional atau bidang fungsional lain
3) E. Gangguan ini tidak dapat
diterangkan karena perkembangan
disabilitas intelektual (misalnya RM)

Derajat Keparahan
Ditentukan oleh :
1. Komunikasi sosial
2. Perlaku yang berulang-ulang dan terbatas
(restricted)
Terdapat 3 tingkatan yang ditentukan oleh
CARS (Childhood Autistic Rating Scale)
Derajat 1 : skor 0 -15
Derajat 2 : skor 15 -30
Derajat 3 : skor 30 -45

ETIOLOGI & PATHOGENESIS


(Penyebab & perjalanan penyakit)
Faktor yang berpengaruh adalah :

Faktor genetik

Faktor biologik

Faktor perinatal

Faktor nero-anatomi

Faktor biokimia

Faktor psikososial & keluarga


Pada dasarnya dianggap bahwa GG. Autisme
merupakan gangguan yang landasannya
adalah ORGANIK

Etiologi & Pathogenesis


1
Penyebab yang pasti belum diketahui tetapi
kelainan yang ditemukan sangat luas
Faktor genetik : saudara dari pasien dgn
gg.autistik mempunyai kemungkinan 50 200
kali untuk juga menderita gg ini.
Pada kembar monozygotik 96% anak yg
satunya juga akan menderita gg yg sama.
Pada penelitian kembar dizygotik bila yg
satunya menderita gg maka kemungkinan anak
satunya juga menderita gg hanya 27%.
1% anak yg menderita fragile X syndrome
juga menderita gg. autistik
Kromosom yg terkena : no 2, 7, 16 & 17

Etiologi & Pathogenesis


2
Faktor biologik :
70% menderita Retardasi Mental. Dari jumlah ini 1/3
menderita RM ringan & sedang
4 32% pernah mendapat serangan epilepsi grand
mal, 20 25% menunjukkan pelebaran ventrikel
1/3 telah terjadi gangguan dlm trimester pertama
kehamilan
Kelainan lain yg sering ditemukan adalah :
abnormalitas saluran pencernaan, polusi lingkungan,
disfungsi imunologi & gangguan metabolisme

Faktor perinatal :
Pd masa kehamilan dan neonatal komplikasi yg terjadi
lebih banyak, a.l,: gg,pernapasan & anemia neonatal

Etiologi & Pathogenesis


3
Faktor nero-anatomi :
terdapat pembesaran volume otak : lobus
parietalis, 0ccipitalis & temporalis
Faktor biokimia : terdapat konsentrasi
serotonin plasma yg tinggi. Konsentrasi tinggi
asam homovanilik dlm cairan liqour cerebro
spinalismenarik diri & stereotipi
Faktor psikososial & keluarga : terjadi
eksaserbasi gejala bila terjadi masalah
keluarga, lahirnya saudara baru, perpindahan
keluarga dsb

Evaluasi pada gg Autisme


Berhubung kelainan yg ditemukan sangat luas
maka evaluasi yang dilakukan harus bersifat
komprehensif yaitu meliputi pelbagai aspek antara
lain : fisik oleh dr.anak / nerologi anak, psikologi
untuk menilai aspek kognitif, penilaian oleh terapis
bicara & okupasional
Terdapat variasi yg sangat luas dari defisit pada
anak
Terapi yg diberikan harus sesuai dgn etiologi yang
ditemukan, dapat berupa obat yg dikombinasi
dengan terapi wicara, terapi edukasional serta
psikoterapi keluarga / orangtua

Tujuan Penatalaksanaan
Menurunkan gejala perilaku yg aneh
Meningkatkan komunikasi verbal & nonverbal
Mengurangi perilaku yg disruptif
Meningkatkan kemampuan untuk sekolah
Meningkatkan sosialisasi & perilaku
prososial, mengembangkan hubungan dgn
teman sebaya
Meningkatkan kemampuan untuk
independen saat dewasa

PENATALAKSANAAN KOMPREHENSIF
UNTUK GG.AUTISM 1
UMPAN BALIK UNTUK KELUARGA : membahas
diagnosis, prognosis, terapi & konseling
genetik supaya mereka dapat menerima
kehadiran anak yg menderita gg ini.
PERAWATAN MEDIS TERDIRI DARI: perawatan
kondisi medis bila ada, juga gg pd
penglihatan, pendengaran dll
MEMBERIKAN PENDIDIKAN KHUSUS : mencari
kelas / sekolah khusus atau kelas inklusif,
dukungan atau pelatihan vokasional,
perencanaan untuk masa depan

PENATALAKSANAAN KOMPREHENSIF
UNTUK GG.AUTISM 2

TERAPI UNTUK DEFISIT / MASALAH


ANAK: terapi perilaku & wicara,
sosialisasi serta terapi psikologis lain
bila dibutuhkan
BANTUAN UNTUK KELUARGA: terapi
keluarga, konseling & bantuan
praktis, psikoterapi & farmakoterapi
untuk anggota keluarga yg
membutuhkan, membentuk
perhimpunan ortu anak dgn Gg

Penatalaksanaan oleh
keluarga
Orangtua merupakan tokoh kunci (key person) dan
tugasnya cukup berat baik secara psikologis maupun
secara finansial. Anak mungkin perlu obat dan terapi
khusus lainnya yg memerlukan tambahan biaya yg
bersifat rutin.
Orangtua sangat membutuhkan informasi mengenai
penyakit anaknya & bagaimana menghadapi gejala
penyakit itu.
Yg paling berat adalah menjaga anak selama 24 jam
supaya tidak membahayakan diri sendiri & lingkungan.
Anak sendiri tidak mengerti akan bahaya. Sering juga
dibutuhkan bantuan dari orang lain (saudara kandung,
pembantu dsb.) untuk melaksanakannya.

PENATALAKSANAAN OLEH
KELUARGA 2
Yg terbaik adalah konsultasi secara rutin dgn
para profesional mengenai keadaan anak &
apa yg dpt dilakukan ortu.
Orangtua juga tetap harus memperhatikan
anak lain dlm keluarga, juga suami / Isteri
Perhimpunan ortu dgn anak yg menderita
Gg.Autism dpt sangat membantu sebagai
lembaga untuk saling membantu & berbagi
rasa.
Terapi dgn psikofarmaka untuk orangtua
hanya dibutuhkan bila gg menurunkan fungsi
dan kemampuannya untuk menghadapi anak
dgn gg autisme

PERAN KALANGAN MEDIS


Yang pertama dibutuhkan adalah pengertian mengenai
GG.Autisme, gejala, penyebab dan penatalaksaannya
Supaya kalangan medis dapat melakukan deteksi dini dari
gg ini dibutuhkan pengetahuan yang komprehensif mengenai
proses tumbuh kembang anak dapat membedakan
yang normal dengan yang terlambat / menyimpang
Bila memungkinkan anak harus dirujuk ke fasilitas kesehatan
jiwa terdekat
Bila tidak mungkin dirujuk dapat dipertimbangkan untuk
memberi farmakoterapi dan dicari bantuan dari npsikolog atau
guru dari SLB
Berhubung penyebab yang pasti belum diketahui maka upaya
preventif yang dapat dilakukan merupakan prevensi yang
bersifat medis umum saja

Diagnosis Banding
Gangguan Pemusatan Perhatian /
Hiperaktivitas (GPP/H)
Keterlambatan Bicara

Persamaam AU & GPP


1. Gangguan
konsentrasi
2. Tak mampu
menunggu giliran
3. Meminta sesuatu
dengan cara non
verbal
4. Kurang peduli
dengan lingkungan
5. Bila marah, sulit
ditenangkan

6. Sulit bermain interaktif


7. Ibu bukan satusatunya tempat
berlindung
8. Respon emosi kurang
atau berlebih
9. Minat sosialisasi
rendah
10. Gangguan dalam
persepsi sensorik

Perbedaan GPP & Autisme


1. Hasil Stimulasi

GPP

AUTISME

Maju bertahap

Maju lambat & sulit

2. Ganti ganti Mainan Ingin terus ganti

Ingin terus sama

3. Diarahkan

Sulit diarahkan

Sangat sulit

4. Respon Reaksi

Kadang kadang
aneh

Sering aneh

5. Emosi marah

Sulit diredakan

Sangat sulit
diredakan

6. sosialisai

Ingin-ditolak
teman

Tidak mau

7. Penyimpangan
perilaku

Kadang kadang

Sering
menyimpang

8. Persepsi sensorik

Kadang mau
dibelai

Sering menolak

9. Pengobatan

Psikostimulansia

Anti psikotik

Gangguan pemusatan perhatian dan


hiperaktif (GPPH)

DEFINISI
Anak dg GPPH adl anak yg menunjukkan
perilaku hiperaktif, impulsif, sulit
memusatkan perhatian yg timbulnya lebih
sering, lebih persisten dg tingkat yg lebih
berat jika dibandingkan dg anak - anak
lain seusianya.
GPPH adalah kondisi neurodevelopmental
khronik yang banyak didapatkan pada
usia anak, dan dapat berlangsung sampai
usia dewasa.

GAMBARAN KLINIS GPPH :


KURANG
KONSENT
RASI
(Inattensi
on)
HIPERAK
TIF

IMPULSIF

In-attensi
Tidak memperhatikan
Gagal menyelesaikan
tugas
Tidak rapi
Menghindari usaha
yang berkepanjangan
Kehilangan, pelupa
Perhatian mudah
beralih

Hiperaktivitas
Kjhkjsahdjs
Ashdkjhsjas
hjashkjsajsa

Gelisah
Meninggalkan kursi di
kelas
Berlari / memanjat
berlebihan
Tidak dapat diam dalam
bermain/berkerja
Selalu dalam keadaan
tergesa-gesa
Bicara berlebihan

Impulsivit
as
Si pengganggu
datang

Malas
main
sama
kamu

Tergesa-gesa
menjawab
Tidak bisa
menunggu
giliran
Menginterupsi
orang lain
Mengganggu
orang lain

Macam-macam tipe GPPH


Terutama in-attentive (kurang
perhatian)
Terutama hiperaktifimpulsif
Mixed/kombinasi
Dalam remisi parsial
Tak tergolongkan

TABEL 1 : Kriteria Diagnostik ADHD (GPPH) menurut DSM IV

A.

Salah satu atau keduanya (1) atau (2)

6 / > gejala tidak mampu memusatkan perhatian


seperti di bawah ini menetap min.6 bulan pada
derajat maladaptif dan tidak sesuai dg tk.
perkembangannya :
a. Sering gagal memusatkan perhatian pada hal
kecil /membuat
kesalahan yang ceroboh (tidak hati-hati) dalam
pekerjaan sekolah,
pekerjaan / kegiatan lain.
b. Sering sulit mempertahankan perhatian saat
melaksanakan
tugas / kegiatan bermain
c.Sering seperti tidak mendengarkan saat diajak bicara
langsung
d. Sering tidak mengikuti petunjuk dan gagal
menyelesaikan
pekerjaan sekolah dan tugas (tidak disebabkan oleh
perilaku
menentang atau kegagalan memahami petunjuk)
e. Sering sulit mengatur tugas dan kegiatan
f. Sering menghindar, tidak suka/enggan terlibat dalam
1.

6 / > gejala hiperaktivitas dan


impulsivitas seperti dibawah ini
menetap min.6 bulan pada derajat
maladaptif dan tidak sesuai dg tk
perkembangannya.
a.Sering tangan dan kakinya tidak
bisa diam,
tidak bisa duduk diam.
b. Sering meninggalkan tempat duduk
di dalam
kelas / di situasi lain dimana
diharapkan
untuk tetap diam.
c.Sering berlari-lari / memanjat
berlebihan
dalam situasi yang tidak sesuai
untuk hal
tersebut.
d.Sering mengalami kesulitan bermain
/
mengikuti kegiatan waktu senggang
dengan
tenang.
e. Sering dalam keadaan siap gerak
(atau
bertindak seperti digerakkan mesin)
2.

B.

Gejala
tersebut
yang
menimbulkan masalah terjadi
sebelum usia 7 tahun.

C. Kegagalan yang ditimbulkan


oleh
gejala-gejala
tersebut
tampak pada 2/> tempat (di
sekolah
atau
di
tempat
bermain dan di rumah)
D. Ada kegagalan yang bermakna
secara klinis pada fungsi sosial,
akademik, dan okupasional
E.

Gejala-gejala tersebut tidak


disebabkan
oleh
gangguan
yang lain : perkembangan
pervasif, skizofrenia / psikotik
dan
tidak
diakibatkan
gangguan
mental
lain
(misalnya : gangguan alam
perasaan, gangguan cemas,
gangguan
dissosiatif,

Penyebab GPPH
Penyebab pasti belum diketahui
Ditemukan ada kekurangan zat
kimiawi yang menyampaikan
pesan-pesan di otak
Kekurangan Norepinefrin inattensi
Kekurangan Dopamin
hiperaktif & impulsifPre-frontal
kortex

Tujuan terapi
Perilaku yang mengganggu berkurang
Perbaikan dalam prestasi sekolah
Memperbaiki hubungan dengan teman,
saudara, orangtua dan guru
Lebih mandiri di rumah maupun
disekolah
Meningkatkan kepercayaan diri anak
Perilaku yang lebih aman di komunitas
(menyeberang jalan dlsb)

Terapi GPPH
Terapi yang terbaik adalah
kombinasi :
Farmakologi/medikasi
Terapi perilaku
Edukasi pasien dan
keluarga
mengenai GPPH

Tujuan terapi
Perilaku yang mengganggu berkurang
Perbaikan dalam prestasi sekolah
Memperbaiki hubungan dengan teman,
saudara, orangtua dan guru
Lebih mandiri di rumah maupun
disekolah
Meningkatkan kepercayaan diri anak
Perilaku yang lebih aman di komunitas
(menyeberang jalan dlsb)

Peranan dokter
Sebagai dokter, edukator
dan konsultan
Merencanakan terapi
bagi anak
Memberikan
pengetahuan pada
orangtua dan guru
tentang GPPH
Memberikan
pengetahuan pada anak
sesuai usianya
Bekerjasama dengan
pihak guru-sekolah

Terapi Farmakologi
Terapi farmakologis penting karena GPPH
adalah gangguan yang sifatnya biologis
- aktivitas otak bagian tertentu yang
mengontrol level attensi dan aktivitas
kurang
- berhubungan dengan neurotransmitter (zat
kimia yang menghantarkan pesan-pesan di
otak)
Terapi farmakologi pilihan utama adalah
golongan psikostimulan yaitu methylphenidate

Kapan obat diberikan ?


Bila gejala cukup mengganggu
Hambatan fungsi sosial, edukasi
(prestasi sekolah) dan emosional
Pengobatan akan mempermudah
kesuksesan program terapi lain

Terapi Perilaku
untuk GPPH
Strategi spesifik :
Hadiah dan hukuman
Di strap
Diberi kesempatan yang disukai
Diberi bintang dikumpulkan
Dukungan bagi orang tua
Edukasi dan pelatihan pasien
Edukasi pada keluarga

Terapi Remidial
Dibutuhkan untuk anak GPPH +
Kesulitan belajar spesifik gangguan
membaca
Keterlambatan bicara

Persamaan GPPH dg GTL


1. Aktivitas berlebihan
2. Sikap menentang aturan
3. Keras kepala, sulit ditaklukkan
4. Tidak patuh, di rumah, di sekolah
5. Memukul, melukai, tindak kekerasan
6. Tidak merasa salah dgn tindakannya
7. Tidak menyesal dgn tindakannya.
8. Tidak disiplin
9. Suka ngambek bila tak terpenuhi
10.Perlu pengawasan lebih

Perbedaan GPPH dg GTL


GPPH

GTL

1. Kemampuan
Konsentrasi

Tidak mampu

Mampu, tidak
mau

2. Tujuan Aktivitas

Tidak dipikir, impulsif

Jelas & runtut

3. Lama Aktivitas

tak lelah, seperti


didorong mesin

Lamakelelahan

4. Sosialiasasi

Tak bisa diterima

bisa diterima,
bisa memimpin

5. Kondisi tidur

posisi berubah, sering


jatuh

mengigau,
berteriak, jalan2

6. Patologi otak

myelinisasi axon tak


sempurna

kondisi otak
normal

7. Arah perkembangan
perilaku

Keterlambatan

Penyimpangan

8. Terapi

Medik, bermain &


keluarga

Bermain &
keluarga

PROGNOSIS GPPH
Prognosis GPPH : dubia
GPPH biasanya berlanjut pada usia
dewasa (gejala hiperaktif kurang
jelas).
Tanpa pemahaman diri, dewasa
ADHD cenderung:
- Perilaku resiko tinggi : merugikan
diri dan
orang di lingkungan
- angka perceraian, PHK,

Sikap Negatif GPPH :


Dituduh gila,
malas,bodoh
Percaya diri rendah
Sulit mengikuti
peraturan
Sering berganti
pekerjaan dan dipecat
Banyak kesulitan
disekolah
Mudah addiksi

Sikap positif GPPH :


Kreatif
Artistik
Intuitif
Sensitif
Inventif
Unik
Peduli
Penyayang
Entustiastik
Visioner

KETERLAMBATA
N BICARA

Perkembangan bicara :
1. Mampu menerima bahasa isyarat
2. Mampu melakukan bahasa isyarat
3. Mampu menerima bahasa verbal
4. Mampu bahasa verbal

Terlambat bicara :

Pada usia seharusnya belum mampu


Normal : mulai jelas usia 2 tahun
Mampu berkomunikasi
Dapat disebabkan oleh :
1. Gang Pemusatan Perhatian
2. Gang fungsi pendengaran
3. Retardasi mental
4. Kurang stimulasi lingkungan

Perbedaan Austisme & Terlambat


Bicara
Autisme

Terlambat Bicara

1. Hasil Stimulasi

Sulit maju

Maju Bertahap

2. Ganti ganti
Mainan

Sulit ganti

Ingin ganti bila


sudah bisa

3. Perhatian

Sulit diarahkan

Mudah diarahkan

4. Respon Reaksi

aneh

Wajar

5. Emosi marah

Sulit diredakan

Mudah diredakan

6. sosialisai

Tidak mau

Menolak

7. perilaku

Berlebihan

Dapat dikendalikan

8. Persepsi
sensorik

Tidak mau disentuh,


belai

Merasa senang

9. Pengobatan

Anti psikotik

Tanpa obat

Terima kasih

Anda mungkin juga menyukai