Anda di halaman 1dari 4

BAB I

PENDAHULUAN
A.Latar Belakang
Otak adalah organ tubuh terpenting karena merupakan pusat dari semua proses yang
terjadi pada tubuh manusia. Otak terletak pada rongga kranium,memiliki dua hemisfer dan terdiri
dari tiga lobus yaitu lobus frontalis, lobus temporalis dan lobus occipital. Otak dilapisi oleh
selaput yang disebut juga dengan meningen yang membungkus otak yang memiliki fungsi untuk
melindungi struktur saraf hingga ke medulla spinalis dan diikuti oleh tiga lapisan yaitu
Duramater yang merupakan selaput keras yang berasala dari jaringan ikat kuat, Arachnoid yang
merupakan lapisan halus yang memiliki banyak jaringan vaskular dan serabut saraf dan dan Pia
mater yang merupakan lapisan tipis pada jaringan permukaan otak.1
Perdarahan subarachnoid merupakan gangguan mekanikal sistem vaskuler pada
intrakranial yang menyebabkan masuknya darh ke dalam ruang subarachnoid.

Sekitar 80 %

perdarahan subarachnoid disebabkan oleh ruptur aneurisma vaskular intrakranial dan 20%
disebabkan oleh trauma kepala, malformasi anteriovenosa atau ruptur aneurisma mikoteik.
Aneurisma terjadi apabila terdapat gangguan pada lamina elastis interna atau dinding arterial
yang bisa menyebabkan ruptur. Aneurisma sering terjadi pada bifurcatio arteri serebri atau
cabangnya. 85% aneurisma terletak pada sirkulasi anterior dan 15% aneurisma terletak pada
sirkulasi posterior. Aneurisma multiel di identifikasi pada 15 hingga 20% pasien. 3,4 Kebanyakan
pasien yang mengalami ruptur berusia di antara 35 hingga 65 tahun. Insiden perdarahan
subarachnoid lebih inggi pada pria dibanding pada wanita bagi usia dibawah 40 tahun tetapi pada
usia lebih dari 40 tahun perbandingan wanita : pria adalah 3:2.5
Diperkirakan 10-15% pasien meninggal sebelum akhirnya sampai di rumah sakit. Angka
mortalitas meningkat sebesar 40% dalam minggu pertama. Sekitar setengahnya meninggal dalam
6 bulan pertama. Angka mortalitas dan morbiditas meningkat dan perburukan keseluruhan
kesehatan pasien dan komplikasi yang timbul. Kemajuan dalam manajemen perdarahan
subarachnoid telah menghasilkan pengurangan relaitf pada angka mortalitas yang melebih 25%.6
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A.Anatomi

Otak memiliki selaput pelindung yaitu meningen. Meningen terdiri dari 3 lapisan
membran penghubung yang memproteksi otak dan medulla spinalis. Dura mater adalah membran
yang paling superfisical dan tebal. Dura mater meliputi falx cerebri, tentorium sewrebelli dan
falx serebelli. Duramater membantu memfiksasi otak di dalam rongga cranium. Membran
meningea seterusnya adalah sangat tipis yang dinamakan arachnoid mater. Ruang antara
membran ini dengan duramater dinamakan ruang subdural dan mempunyai sangat sedikit cairan
seorsa. Lapisan meningea yang ketiga adalah pia mater yang melapisi n[ermukaan otak. Antara
arachnoid mater dan pia mater mempunya ruang yang dinamakan subarachnoid dimana terdapat
banyak pembuluh darah dan cairan serebrospinal.5

Gambar 1 : Lapisan Membran pada otak

Gambar 2 : Potongan Melintang lapisan meningen

Otak menerima pasokan darah melalui arteri carotis interna dan arteri vertebralis. Arteri
vertebralis bergabung membentuk ateri basilaris yang berada pada ventral batang otak. Arteri
basilaris dan arteri carotis interna membentuk sirkulus willisi. Cabang-cabang dari sirkulus
willisi dan arteri basilaris mensuplai darah ke otak.5
Korteks cerebri pada otak kiri dan kanan disuplai dengan darah oleh tiga cabang arteri
dari sirkulus willisi yaitu arteri cerebri anterior,arteri cerebri medai dan arteri cerebri posterior.

Arteri cerebri media mensuplai darah pada bagian permukaan lateral otak. Arteri serebri anterior
mensuplai darah pada bagian medial lobus parietalis dan fontalis. Arteri serebri posterior
mensuplai darah pada lobus occipital dan permukaan lobus temporal. Arteriserebri terletak dalam
ruang subarachnoid. Cabang arteri meninggalkan ruang subarachnoid dan memasuki pia
mater.cabang pre kapiler meninggalkan pia mater dan memasuki otak.5

Gambar 3 : Arteri-arteri intakranial

Daftar Pustaka
1. Pearce, Evelyn C.1993. Anatomi dan Fisiologi untuk Paramedis. Jakarta: Gramedia
2. Gruenthal M. Subarachnoid Hemorrage. In: Ferri FF, Editor. Ferris Clinical advisor
2004: instant diagnosis and treatment. 6th edition. United states of america : mosby, inc;
2004
3. Bernstein RA. Cerebrovascular disease: Hemorragic stroke. In: brust JCM, editor.
Current diagnosis and treatment in neurology. United States Of America: The McGrawHill companies,inc 2007.
4. Lycette CA DobersteinC, Rodts GE, Jr.,McBride DQ. Neurosurgical critical care.
In:Bongard FS, Sue DY,Editor.current critical care diagnosis and treatment . 2nd edition.
United State of America. The McGraw-Hill companies,inc 2003.
5. Ningrumwahyuni.wordpress.com/2009/08/06subarachnoid-hemorrage/
6. Zebian RC. Subarachnoid Hemorrage : Overview. Last updated 25 February 2009.
Available from emedicine.medscape.com/article/794076-overview
7.

Anda mungkin juga menyukai