Anda di halaman 1dari 11

SALEP

Menurut FI IV, Salep adalah sediaan setengah padat ditujukan untuk pemakaian topikal pada
kulit atau selaput lendir. Bahan obat harus terdispersi atau larut secara homogen ke dalam
dasar salep yang sesuai/ cocok. Basis/ dasar salep merupakan campuran lemak atau minyak.
Salep juga termasuk obat kulit, dapat mengobati penyakit kulit seperti kudis, eksema, kutu
air, biang keringat, koreng dan sebagainya
Cara Pembuatan Salep Menurut F. Van Duin::
1. Zat-zat yg larut dalam lemak/minyak, dilarutkan, bila perlu dengan pemanasan.
2. Zat yang sukar atau hanya sebagaian larut dalam lemak/minyak, dibuat serbuk dan
diayak dengan ayakan No.60.
3. Zat yg mudah larut dalam air dan stabil, serta basis salep mampu menyerap, dilarutkan
lalu ditambahkan ke dalam basis salep tersebut.
4. Basis salep yg dibuat dengan cara dilebur/dilelehkan, dicampur dalam keadaan dingin
dan dilebihkan 10 20 % untuk mencegah kekurangan bobotnya.
Syarat - Syarat Salep Menurut F III ::
1. Pemerian/ Keadaan fisik tidak boleh berbau tengik.
2. Kadar obat untuk obat keras dan narkotik 10 %, kecuali dinyatakan lain.
3. Basis/ dasar salep digunakan vaselin putih (Vaselinum Album), kecuali dinyatakan lain
tergantung bahan obatnya. Banyak faktor berpengaruh dalam pemilihan dasar salep ::
Sifat dasar obat, stabilitas, dan aksi terapi (obat yang terhidrolisis cepat lebih
stabil dalam basis hidrokarbon dibandingkan basis berair).
Karakteristik umum kulit pasien (kering atau berminyak).
Daerah kulit yang akan diterapi (berambut atau gundul).
Jenis lesi yang terjadi (kering atau serous).
Efek kimia bahan pembawa terhadap obat dan obat terhadap bahan pembawa.
Aksi bahan pembawa pada kulit.
4. Homogen,bila dioleskan pada kaca terlihat transparan.
5. Penandaan pada etiket tertulis Obat Luar
6. Bersifat plastis mudah berubah bentuk dengan adanya energi mekanis, seperti
penggosokan pada saat penggunaannya, sehingga mudah menyesuaikan dengan profil
permukaan tubuh tempat salep digunakan.
7. Memiliki struktur gel yang memungkinkan bentuknya stabil saat penyimpanan dan
setelah digosokkan pada kulit
8. Ikatan pembentukan struktur gel berupa ikatan van der walls yang bersifat reversibel
secara teknis, sehingga viskositas salep akan menurun dengan meningginya suhu. Hal
ini diharapkan terjadi pada saat salep digosokkan pada kulit.
9. Harus memiliki aliran tiksotropik agar setelah digosokkan pada kulit dapat membentuk
kembali viskositas semula, mencegah mengalirnya salep setelah digosokkan pada kulit.
Syarat Basis Salep Yang Baik ::
1. Stabil,tidak terpengaruh suhu dan kelembaban,

2. Kompatible (dapat campur dengan obatnya)


3. Halus, Lunak dan Homogen.
4. Terdistribusi secara merata.
5. Mudah dipakai.

Sediaan salep dapat digolongkan menjadi beberapa klasifikasi yaitu ::

Berdasarkan

Konsistensi ::

Unguenta ::
Salep yang mempunyai konsistensi seperti
mentega, mengandung relatif lebih sedikit
bahan dan perbedaan pokok dengan yang
lainnya pada konsistensi, tidak mencair pada
suhu biasa (suhu ruangan), tetapi mudah
dioleskan tanpa memakai tenaga.
Contoh :: Unguentum Sulfuris Salicylatum,
dan Unguentum Whitfield.

Krim (Cream) ::
Salep yang mengandung air 60 %, terdiri
dari tipe A/M atau minyak air (M/A),
diperlukan emulgator (zat pengemulsi),
memiliki konsistensi yang lebih lunak dan
mengkilat, biasanya digunakan pada daerah
yang teriritasi (sensitive), mudah diserap kulit
dan dapat dicuci dengan air. Contoh :: Krim
Hidrokortison dan Krim Gentamisin Sulfat.

Pasta ::
Salep yang mengandung lebih dari 50% zat
padat
(serbuk),
suatu
salep
tebal
(konsistensinya lebih padat), bersifat kaku,
biasanya tidak meleleh pada suhu tubuh,
membentuk dan mempertahankan lapisan
pelindung pada area yang diaplikasikan.
Contoh :: Pasta Zinc Oksida, Pasta Gigi
Triamsinolon Asetonid, dan Pasta Zinci
Salicylata Lassar.

Cerata ::
Salep berlemak yang mengandung persentase malam/ lilin (Wax) yang tinggi sehingga
konsistensinya lebih keras (Ceratum Labiale) dan titik lebur tinggi.

Contoh :: Cera Alba dan Cera Flava.

Gelones/ Spumae/ Jelly ::


Salep yang sangat tipis dan lebih halus,
umumnya cair serta sedikit mengandung
atau tanpa mukosa, sebagai pelicin atau
basisnya terdiri atas campuran sederhana
dari minyak dan lemak dengan titik lebur
rendah. Contoh :: Starch Jellies (10%
amilum dengan air mendidih).

Berdasarkan Sifat Farmakologi/


Terapetik dan Penetrasinya ::
Salep Epidermis (Epidermic Ointment, Salep Penutup) ::
Digunakan
untuk
melindungi
kulit
dimaksudkan hanya bekerja dipermukaan
kulit, menghasilkan efek Lokal,
tidak
diabsorsi (diserap) oleh tubuh, mengandung
antiseptik
(anti
kuman),
astringensia
(melebarkan pori-pori kulit dan analgetik
(pereda sakit/ rangsangan pada kulit).
Menggunakan basis senyawa hidrokarbon.
Contoh :: Golongan Hidrokarbon (Vaseline),
Golongan Wax, dan Golongan Silokon.

Salep Endodermis ::
Bahan obatnya menembus kulit, terabsorsi
sebagian, digunakan sebagai emolien,
stimulan dan lokal iritan untuk melunakan
kulit atau selaput lendir. Menggunakan basis
minyak lemak. Dasar salep terbaik yang
digunakan adalah minyak tumbuhan dan
minyak alami.
Contoh :: Golongan minyak tumbuhtumbuhan dan Lanolin.

Salep Diadermis ::
Bahan obatnya menembus tubuh melalui kulit dan menimbulkan efek konstitusi (efek terapi
yg diinginkan). Namun hal ini tidak lazim digunakan dan termasuk pemakaian khusus
obat-obat seperti senyawa raksa, iodida dan belladona. Dasar salep yang terbaik
digunakan adalah Adeps Lanae dan Oleum Cacao.

Contoh :: Golongan Polyethylene Glycol, Golongan Ester dari Alkohol Polyvalent.

Berdasarkan

Dasar

Salep ::

Salep Hidrofobik ::
Salep yang sudah menjadi emulsi air minyak, memungkinkan bercampurnya sedikit
penambahan jumlah larutan berair sukar menyerap/ menarik air, tak dapat dicuci dengan air.
Menggunakan Basis Campuran lemak (Greasy Bases), minyak dan malam.
Contoh :: Lanolin dan Cold Cream.

R/ Cetyl Esters Wax

125 g

White Wax
Mineral Oil
Sodium Borate
Aquadest

120 g
560 g
5g
190 ml

Salep Hidrofilik ::
Salep yang memungkinkan percampuran larutan
(menyerap/ menarik), hasil dari pembentukan
air dan minyak. Menggunakan basis emulsi tipe
air (M/A).

berair
emulsi
minyak

Contoh :: Hydrophilic Oinment dan Vanishing Cream.

R/ Acd. Stearin

142
100
2,5
10
750
q.s.

Glycerin
Natr. Biborat
Triaethanolamin
Aquadest
Nipagin

Berdasarkan

Formularium
(ForNas) ::

Nasional

Dasar Salep 1 (Basis Salep Hidrokarbon) ::


Dasar bersifat lemak, bebas air, preparat yang berair mungkin dapat dicampurkan hanya
dalam jumlah sedikit, bila lebi banyak minyak maka akan sukar untuk bercampur. Biasanya
dipakai untuk efek emolien, dapat bertahan pada kulit untuk waktu yang lama dan tidak
memungkinkan larinya lembab ke udara dan sukar dicuci. Kerjanya hanya sebagai bahan
penutup, tidak mengering atau tidak mengalami perubahan seiring dengan berjalannya waktu.
Contoh ::
Vaselin Putih (Vaselinum Album/ White Petroletum/ White Soft Paraffin)
Vaselin Kuning (Vaselinum Flavum)
Campuran Vaselin dg Malam Putih (Cera Alba) atau Malam Kuning (Cera Flava)
Parafin Cair (Paraffinum Liquidum)
Parafin Padat
Minyak Tumbuh-tumbuhan
Jelene (Campuran Minyak dan Malam)

Dasar Salep 2 (Basis Salep Serap) ::


Disebut juga sebagai dasar salep absorpsi yang dapat dibedakan menjadi dua klasifikasi yaitu
(1) yang memungkinkan bercampurnya sedikit penambahan jumlah larutan berair, hasil dari
pembentukan emulsi air dan minyak; dan (2) yang sudah menjadi emulsi air dan minyak,

memungkinkan bercampurnya sedikit penambahan jumlah larutan berair. Berguna sebagai


emolien, namun tidak menyediakan derajat penutupan seperti pada D.S.1.
Contoh ::
Adeps Lanae (Lemak Bulu Domba)
Unguentum Simplex (Camp. Malam Kuning
dan Minyak wijen/ Oleum Sesami 30:70 )
Hydrophilic Petrolatum :

R/ Vaselinum Album
Cera Alba
Sterayl Alcohol
Chlesterol

860 g

80 g
30 g
30 g

Dasar Salep 3 (Basis Salep Yg Dpt Dicuci dgn Air/ Emulsi


tipe M/A ::
Dasar salep ini nampaknya seperti krim dapat diencerkan dengan air atau larutan berair,
mempunyai kemampuan mengabsopsi cairan seosal yang keluar dalam kondisi dermatologi.
Contoh ::
Emulsifying Wax
Emulsifying Ointment ::

R/ Methylparaben
Propylparaben
Natriilaurylsulfat
Propylene Glycol
Stearylalcohol
Vaselinum Album
Aquadest qs ad

0,25 g
0,15 g
10 g
120 g
250 g
250 g
1000 g

Dasar Salep 4 (Basis Salep Yang Dapat Larut Dalam


Air) ::
Dasar yang larut dalam air (Greaseless) hanya mengandung komponen yang larut dalam air
sehingga dapat dicuci dengan air, sangat mudah melunak dengan penambahan air, larutan air
tidak efektif dicampurkan kedalam bahan dasar ini, namun lebih baik untuk dicampurkan
dengan bahan padat (tidak berair).
Contoh ::
Campuran P E G (Polyethyleneglycol) :

R/ P E G 4000

40 %

P E G 400
Tragacanth
P G A (Gom Arab)

LARUTAN
7

60 %

Defenisi ::
Larutan :: Sediaan cair yang mengandung satu atau lebih zat kimia yang terlarut, misalnya ::
terdispersi secara molekular dalam pelarut yang sesuai atau campuran pelarut yang saling
bercampur. Solutio itu hanya melarutkan satu jenis zat dalam pelarut yang cocok. Oleh
karena molekul-molekul dalam larutan terdispersi secara merata, maka penggunaan larutan
sebagai bentuk sediaan, umumnya memberikan jaminan keseragaman dosis dan memiliki
ketelitian yang baik jika larutan diencerkan atau dicampur. Menurut FI IV, bentuk sediaan
larutan digolongkan menjadi beberapa klasifikasi yaitu ::

Berdasarkan Cara Pemberian ::


Larutan Oral ::
Larutan Oral adalah Sediaan cair yang dibuat untuk pemberian oral, mengandung satu atau
lebih zat dengan atau tanpa bahan pengaroma, pemanis dan pemanis dan pewarna yang larut
dalam air atau campuran konsolven-air.

Sirup ::
Defenisi :: Sediaan pekat dalam air yang mengandung gula atau pengganti gula, dengan atau
tanpa penambahan bahan pewangi dan zat obat.
Contoh ::
Sirup Pseudoefedrina HCl
30mg/5mL
Sirup Dekstrometorphan HBr
15mg/5 mL
Sirup Guaifenesin
100mg/5mL
Sirup Litium Sitrat
8mEq/5mL
Sirup Ferro Sulfat
90mg/10mL

R/ Ferous Sulfate, USP


Citric Acid, USP
Sorbitol Solution, USP
Glycerin, USP
Sodium Benzoate, NF
Pemberi rasa
Purified Water, USP

135,0 g
12,0 g
350,0 mL
50,0 mL
1,0 g
q.s.
1000,0 mL

Eliksir ::
Defenisi ::
Larutan hidroalkohol yang jernih dan manis (kombinasi dari air dan Etil Alcohol) untuk
penggunaan vital dan biasanya diberi rasa untuk menambah kelezatan. Dibanding sirup,

eliksir biasanya kurang manis dan kurang kental karena mengandung kadar gula yang lebih
rendah sehingga kurang efektif dalam menutupi rasa senyawa obat, tetapi lebih mampu
mempertahankan komponen-komponen larutan yang larut dalam air dan alkohol.
Contoh ::
Eliksir Deksametason
500g/5mL
Eliksir Asetaminofen
300mg/10mL
Eliksir Bromodifenhidramin HCl
25mg/10mL
Eliksir Kalium Glukonat
20mEq(782 mg)/15Ml
Eliksir Phenobarbital
20mg/5mL

R/ Phenobarbital, USP
Orange Oil, USP
Propylene Glycol, NF
Alkohol
Sorbitol Solution, USP
Pemberi rasa
Purified Water, USP

4,00 g
0,25 mL
100,00 mL
200,00 mL
600,00 mL
q.s.
1000,00 mL

Larutan Topikal ::
Larutan yang biasanya mengandung air tetapi seringkali mengandung pelarut lain seperti
Etanol dan Poliol untuk penggunaan topikal pada kulit, atau dalam hal larutan Lidokain oral
topikal untuk penggunaan pada permukaan mukosa mulut. Istilah lotio digunakan untuk
larutan atau suspesi yang digunakan secara topikal. Sifat-sifatnya yaitu ::
1. Homogen
2. Dosis dapat diubah-ubah
3. Cocok untuk anak-anak, manula dan untuk penderita yang sukar menelan.
4. Absorpsi obatnya cepat, maka omset juga cepat
5. Dapat diberikan dalam larutan encer, untuk yang bersifat iritasi terhadap lambung.
6. Volume pemberian besar jika dibandingkan dengan tetes oral.
7. Obat-obat yang tidak stabil dalam air (missal:: Asetosal), jangan diberikan dalam
bentuk sediaancair karena obat dapat rusak.
8. Bagi obat yang rasanya pahit atau baunya tidak enak sukar ditutupi, oleh karena itu
biasanya ditambah pemanis atau perasa (Flavoring Agen)
9. Untuk obat luar mudah pemakaiannnya.

Lotio (Larutan/ Suspensi) ::


Defenisi :: Sediaan cair mengandung partikel padat yang terdispersi dalam pembawa cair
yang digunakan untuk larutan atau suspensi yang digunakan secara topikal pada kulit.
Contoh ::
Lotio Betametason Valerat
0,1%

Lotio Hidrokortison
Lotio Lindan
Lotio Metilbenzetonium Klorida
Lotio Selenium Sulfida

0,125-1%
1%
0,067%
1%

Larutan Otik ::
Defenisi :: Larutan yang mengandungair atau
Gliserin atau pelarut lain dan bahan
pendispersi, untuk penggunaan dalam telinga
luar. Contoh :: Larutan Otik Benzokain dan
Antipirin, Larutan Otik Neomisin Polimiksin
-Sulfat, Larutan Otik Hidrokortison

Berdasarkan Sistem Pelarut & Zat Terlarut ::


Spirit ::
Defenisi :: Larutan mengandung etanol/ hidroalkohol dari zat mudah menguap, umumnya
merupakan larutan tunggal atau campuran bahan. Selain untuk pengobatan, biasanya juga
digunakan untuk pengaroma yang berbau harum. Penurunan kadar etanol dalam spirit dengan
mencampurkan sediaan yang mengandung air sering menyebabkan kekeruhan. Spirit harus
disimpan dalam wadah tertutup rapat, tidak tembus cahaya untuk mencegah penguapan dan
memperkecil perubahan akibat oksidasi. Contoh :: Salicyl Spiritus 5-10%.

Tingtur ::
Defenisi :: Larutan dari unsur-unsur aktif bahan-bahan obat alam atau zat kimia yang berbau
harum dan pelarutnya mengandung alkohol atau hidroalkohol. Jumlah obat dalam tingtur
yang berbeda tidak selalu seragam tetapi bervariasi, sesuai dengan masing-masing standar
yang telah ditetapkan. Tingtur harus disimpan dalam wadah tertutup rapat, tidak tembus
cahaya, jauhkan dari cahaya matahari langsung dan panas yang berlebihan.
Contoh ::
Kalpanax Tingtur buatan Pabrik Kalbe Farma.
Radas Tingtur buatan Pabrik Prafa.
Pantox Tingtur buatan Pabrik Cendo.
Tingtur Sabun Hijau (Kalinus) 65%
Tingtur Benzoe Compositum
10%
Tingtur Iodium
2%

10

Air Aromatik ::
Defenisi :: Larutan dari unsur-unsur aktif bahan-bahan obat alam atau zat kimia yang berbau
harum dan pelarutnya mengandung air. Larutannya jernih dan jenuh dalam air, dari minyak
mudah menguap. Bau danrasanya mirip dengan obat atau senyawa mudah menguap yang
ditambahkan, dan bebas dari bau empirematik dan bau asing lain. Air aromatik dapat dibuat
secara destilasi atau dari larutan senyawa aromatik, dengan atautanpa menggunakan bahan
pendispersi. Air aromatik perlu disimpan terlindung cahaya dan panas yang berlebihan.
Contoh ::
Larutan Topikal Kalsium Hidroksida (Lime Water) 0,14%
Larutan Topikal Aluminium Subasetat
Larutan Topikal Aluminium Asetat
5%
Larutan Topikal Hidrogen Peroksida
3%
Larutan Topikal Povidon Iodium
7,5% dan 10%

11

Anda mungkin juga menyukai