Anda di halaman 1dari 6

PEMBAHASAN

2.1.1 ABS (Anti-Lock Brake System )


ABS merupakan sistem pengereman yang didesain untuk menghindari terjadinya
selip (skidding) karena roda terkunci (locked) pada saat pengereman yang mana hal ini
akan dapat menimbulkan bahaya karena roda yang selip akan menyebabkan kendaraan
tidak dapat dikendalikan. Roda yang selip juga akan dapat memperpanjang jarak
pengereman, karena koefisien gesek ban yang selip lebih kecil daripada ban yang
menggelinding. Tujuan serta kelebihan dari sistem ABS adalah antara lain: memaksimalkan
daya pengereman; menjaga agar kendaraan dapat tetap terkontrol dengan mencegah roda
terkunci atau selip; memperpendek jarak pengereman pada kebanyakan kondisi.
ABS memungkinkan pengemudi untuk mempertahankan kontrol kemudi kendaraan
sementara dalam situasi pengereman keras.

Komputerisasi ABS dirancang untuk menjaga roda dari penguncian sebagai rem
diterapkan. Sebuah roda terkunci memberikan kontrol yang sangat sedikit atau tidak
terarah.

2.1.2 KOMPONEN ABS


Komponen utama dari sistem rem anti-lock terdiri dari:
1. Brake kontrol modul,
2. Solenoid valve perakitan,
3. Speed sensor Kabel,
4. lampu rem ABS tanda peringatan.
5. Valves

Brake Control Module:

Modul kontrol rem adalah menghitung yang menerima informasi dari sensor
kecepatan dan membandingkannya dengan kecepatan roda lainnya.
Ketika satu roda adalah mendekati kunci-up tekanan dapat vent memungkinkan roda
hampir mengunci-up untuk mempercepat.

Valves

Terdapat sebuah valve pada openmasing-masing rem yang dikontrol oleh ABS,
valve ini memiliki tiga posisi:
1. Valve terbuka(open), tekanan dari master cylinder diteruskan langsung ke rem.
2. Valve menutup jalur dan mengisolasi rem roda yang bersangkutan sehingga mencegah
tekanan terus meningkat pada saat rem ditekan lebih kuat.
3. Valve melepaskan (release) tekanan pada rem.

Speed sensor

berfungsi untuk memperoleh informasi tentang kecepatan masing-masing roda,


3

informasi ini diperlukan agar sistem dapat mengetahui roda mana yang sedang akan
terkunci. Speed sensor ini dapat terpasang terpasang pada setiap roda, atau ada juga yang
dipasang pada diferensial.

2.1.3 Cara Kerja ABS


Salah satu algoritma cara kerja dari sistem ABS secara sederhana adalah dengan
memonitor speed sensor pada roda sepanjang waktu untuk mencari terjadinya perlambatan
(deceleration) yang tidak wajar. Tepat sebelum terkunci, roda akan mengalami perlambatan
yang sangat cepat. Apabila dibiarkan, roda akan berhenti jauh lebih cepat dari mobil,
misalnya mobil yang bergerak dengan kecepatan 60 mil per jam akan berhenti dalam 5
detik, namun roda yang terkunci akan berhenti berputar dalam waktu kurang dari 1 detik.
ABS Controller kemudian membaca perubahan yang tidak mungkin ini dan mengurangi
tekanan (release) pada rem tersebut sampai kembali terjadiakselerasi dan kemudian
meningkatkan tekanan (pumping) lagi sehingga menimbulkan deselerasi lagi. Sistem ABS
dapat bekerja dengan sangat cepat dalam melakukan siklus tersebut, sebelum roda
mengalami perubahan kecepatan yang signifikan. Hal ini menyebabkan roda melambat
4

dengan perlambatan yang sama dengan mobil, dengan rem menjaga roda sangat dekat
dengan titik dimana roda akan mulai terkunci (lock up). Kondisi ini menghasilkan daya
pengereman yang maksimum pada sistem, begitu juga hal ini dapat menjaga roda terus
berputar sehingga tetap dapat dikendalikan.
2.1.4 Jenis-Jenis ABS
ABS menggunakan beberapa macam skema, yang dapat dibedakan menurut jumlah
channel (berapa banyak valve yang dikontrol secara individual) dan jumlah dari speed
sensor.
1. 4-channel, 4-sensor ABS Terdapat satu buahn speed sensor pada masing-masing keempat
roda dan sebuah valve terpisah untuk masing-masing keempat roda. Controller memonitor
tiap-tiap roda untuk memastikan roda tersebut memperoleh gaya pengereman yang
maksimum.
2. 3-channel, 3-sensor ABS Pada skema ini, masing masing roda depan memiliki sebuah
sensor dan valve, namun hanya satu valve dan satu sensor untuk kedua roda belakang.
Sistem ini memberikan kontrol secara mandiri pada tiap-tiap roda depan namun tidak pada
roda belakang. Pada sistem ini roda belakang harus mulai terkunci lebih dulu baru ABS
bekerja, sehingga masih dapat memungkinkan salah satu roda belakang mengalami selip
pada saat pengereman.
3. 1-channel, 1-sensor ABS Pada sistem ini, hanya ada 1 valve yang mengontrol kedua roda
belakang dan 1 sonsor kecepatan pada poros belakang.

PENUTUP
3.1.1 KESIMPULAN
ABS belum bekerja pada kondisi pengereman normal. Pada pengereman mendadak dimana
roda akan berdeselerasi dengan cepat, sesaat sebelum locking ABS control module akan
mengirimkan sinyal ke solenoid valve untuk menutup aliran oli dari master cylinder. Dalam
kondisi ini tekanan hidrolik di rem menjadi konstan. Apabila roda masih cenderung untuk locking,
control module segera memerintahkan solenoid valve untuk mengurangi tekanan hidrolik rem
dengan membuka aliran oli ke arah reservoir. Selanjutnya oli akan dipompa kembali menuju
master cylinder. Selama pompa ini bekerja, pedal rem akan sedikit bergerak naik turun. Beberapa
kendaraan juga dilengkapi dengan ABS yang dapat menaikkan tekanan hidrolik rem.

Anda mungkin juga menyukai