Kasus
Anamnesis
Home
Visit
Konselling
Pemeriksaan
Fisik
Anamnesis
Lanjutan ..
Keluhan utama: Sering lemas
Riwayat penyakit sekarang:
Sering makan, sering minum, sering
haus, sering kencing, frekuensi kencing
banyak, sering terbangun pada malam
hari karena ingin kencing, mudah capek,
sering pegal, sering ngantuk, gejala
timbul setelah 1 bulan yang lalu.
Lanjutan ..
Riwayat pengobatan:
Pernah diperiksa ke dokter sebelumnya
dan dilakukan pemeriksaan gula darah
puasa dan gula darah sewaktu.
- Gula darah puasa: 288
- Gula darah sewaktu: 497
Pemeriksaan fisik
Kesadaran
: Composmentis
Keadaan umum
: Tampak sakit ringan
Suhu
: 36C
Tekanan darah
: 130/80
Nadi
: 100x/menit
Frekuensi pernapasan : 20x/menit
Kepala dan leher
: Dalam batas normal
Thoraks
: Dalam batas normal
Abdomen
: Dalam batas normal
Ekstremitas
: Dalam batas normal.
Komplikasi: (-)
Diagnosis banding:
Diabetes Mellitus
Myalgia
TOILET
4 Cares for self at toilet completely, no incontinence
Value
4
FEEDING
4 Eats without assistance
3 Eats with minor assistance at meal times, with help preparing food or
with help in cleaning up after meals
2 Feeds self with moderate assistance and is untidy
1 Requires extensive assistance for all meals
0 Does not feed self at all and resists efforts of others to feed him
DRESSING
4 Dresses, undressed and selects clothes from own wardrobe
3 Dresses and undresses self, with minor assistance
2 Needs moderate assistance in dressing or selection of clothes
1 Needs major assistance in dressing but cooperated with
efforts of other to help
0 Completely unable to dress self and resists efforts of others to help
DRESSING
4 Dresses, undressed and selects clothes from own wardrobe
GROOMING
4 Always neatly dressed and well-groomed, without assistance
PHYSICAL AMBULATION
4 Goes about .grounds or city
3 Ambulates within residence or about one block distant
2 Ambulates with assistance of (check one): another person, railing, cane, walker,or wheelchair: gets in and out without help
needs help in getting in and out
1 Sits unsupported in chair or wheelchair, but cannot propel self
without help
0 Bedridden more than half the time
BATHING
SCORE
26
Activity
Value
SHOPPING
FOOD PREPARATION
3 Plans, prepares and serves adequate meals independently
2 Prepares adequate meals if supplied with ingredients
1 Heats and serves prepared meals, or prepares meals but does
not maintain adequate diet
0 Needs to have meals prepared and served
HOUSE KEEPING
4 Maintains house alone or with occasional assistance (e.g., heavy-work domestic help)`
3 Performs light daily tasks such as dish-washing and bed-making
2 Performs light daily tasks but cannot maintain acceptable \ level
of cleanliness
1 Needs help with all home maintenance tasks
0 Does not participate in any housekeeping tasks
5
LAUNDRY
MODE OF TRANSPORTATION
4 Travels independently on public transportation or drives own car
3 Arranges own travel via taxi, but does not otherwise use public
transportation
2 Travels on public transportation when assisted or accompanied by
another
1 Travel limited to taxi or automobile, with assistance of another
0 Does not travel at all
score
22
Definisi
Menurut American Diabetes Association (ADA)
2005, diabetes melitus merupakan suatu
kelompok penyakit metabolik dengan
karakteristik hiperglikemia yang terjadi karena
kelainan sekresi insulin, kerja insulin atau keduaduanya.
Epidemiologi
Hasil riset kesehatan dasar (RISKESDAS) pada
tahun 2007, menunjukkan bahwa prevalensi DM
secara nasional berdasarkan diagnosis tenaga
kesehatan dan gejala adalah 1.1%, sedangkan
prevalensi DM berdasarkan pemeriksaan kadar
gula darah pada penduduk berumur >15 tahun
yang bertempat tinggal di perkotaan adalah 5.7%.
Riset ini juga menghasilkan angka Toleransi
Glukosa Terganggu (TGT) secara nasional
berdasarkan pemeriksaan kadar gula darah pada
penduduk berumur >15 tahun yang bertempat
tinggal di perkotaan adalah 10.2% (Depkes, 2008).
Etiologi
Insulin Dependent Diabetes Mellitus
(IDDM) atau Diabetes Melitus Tergantung
Insulin (DMTI) disebabkan oleh destruksi
sel pulau Langerhans akibat proses
autoimun. Sedangkan Non Insulin
Dependent Diabetes Melitus (NIDDM)
atau Diabetes Melitus Tidak Tergantung
Insulin (DMTTI) disebabkan kegagalan
relatif sel dan resistensi insulin
Klasifikasi
Klasifikasi etiologis diabetes melitus menurut PERKENI
(ADA,1997):
Diabetes melitus tipe I
Diabetes melitus tipe II
Diabetes melitus tipe lain
Defek genetik fungsi sel beta
Defek genetik kerja insulin
Penyakit eksokrin pankreas
Endokrinopati
Obat atau zat kimia: vacor, pentamidin, asam nikotinat, lukokortikoid,
hormon tiroid, tiazid, dilantin, interferon-alfa, dll
Infeksi
Sebab imunologi yang jarang
Sindrom genetik lain yang berkaitan dengan DM
Jika konsentrasi glukosa dalam darah cukup tinggi, ginjal tidak dapat
menyerap kembali semua glukosa yang tersaring keluar akibatnya
glukosa tersebut diekskresikan dalam urin (glukosuria).
Ekskresi ini akan disertai oleh pengeluaran cairan dan elektrolit yang
berlebihan, keadaan ini dinamakan diuresis osmotik. Pasien mengalami
peningkatan dalam berkemih (poliuria) dan rasa haus (polidipsi).
Diabetes Tipe II
Resistensi insulin pada diabetes tipe II disertai
dengan penurunan reaksi intrasel, dengan
demikian insulin menjadi tidak efektif untuk
menstimulasi pengambilan glukosa oleh jaringan.
Diabetes Gestasional
Terjadi pada wanita yang tidak menderita diabetes
sebelum kehamilannya. Hiperglikemia terjadi
selama kehamilan akibat sekresi hormonehormon plasenta. Sesudah melahirkan bayi,
kadar glukosa darah pada wanita yang menderita
diabetes gestasional akan kembali normal.
Anamnesis
Kecurigaan adanya DM perlu dipikirkan
apabila terdapat keluhan klasik seperti
tersebut dibawah ini:
Keluhan khas DM berupa: poliuria,
polidipsia, polifagia, penurunan berat badan
yang tidak dapat dijelaskan sebabnya.
Keluhan tidak khas DM: lemah badan,
kesemutan, gatal, mata kabur, dan disfungsi
ereksi pada pria, serta pruritus vulva pada
wanita.
Pemeriksaan
Pemeriksaan penyaring dikerjakan pada kelompok
dengan salah satu risiko DM sebagai berikut:
a. Usia >45 tahun
b. Berat badan lebih >110% BB ideal atau IMT
>23 kg/m2
c. Hipertensi (>140/90 mmHg)
d. Riwayat DM dalam garis keturunan
e. Riwayat abortus berulang, melahirkan bayi
cacat atau BB lahir bayi >4000 gram
f. Kolesterol HDL 35 mg/dl dan atau trigliserida
150 mg/dl
Puasa
Bukan DM
Belum pasti
DM
< 110
DM
110 199
200
90 199
200
Plasma Vena
110 125
126
90 109
110
Plasma Vena
< 110
Penatalaksanaan
Pilar Pengelolaan DM
Edukasi
Terapi Gizi Medis
Latihan Jasmani
Prinsip latihan jasmani yang dilakukan:
Continous
Rhytmical
Interval
Progresive
Endurance
Intervensi Farmakologis
Indikasi pemakaian obat hiperglikemik
oral:
Diabetes setelah umur 40 tahun
Diabetes kurang dari 5 tahun
Memerlukan insulin dengan dosis <40
unit sehari
DM tipe II, berat normal atau lebih
Pencegahan
Pencegahan Primer
Pencegahan primer adalah upaya yang ditujukan
pada orang-orang yang termasuk kelompok risiko
tinggi, yakni mereka yang belum menderita, tetapi
berpotensi untuk menderita DM
Pencegahan Sekunder
Upaya mencegah atau menghambat timbulnya
penyulit dengan tindakan deteksi dini dan
memberikan pengobatan sejak awal penyakit.
Pencegahan Tersier
Berusaha mencegah terjadinya kecacatan lebih
lanjut dan merehabilitasi pasien sedini mungkin,
Komplikasi
Kompilkasi Akut
- Ketoasidosis diabetik
- Hiperosmolar non ketotik
- Hipoglikemia
Komplikasi Kronis
Makroangiopati
Pembuluh darah jantung
Pembuluh darah tepi
Pembuluh darah otak
Mikroangiopati:
Retinopati diabetik
Nefropati diabetik
Neuropati
Prognosis
Pada kebanyakan penderita, diabetes bisa
dikontrol oleh diet, olahraga, dan injeksi
insulin. Namun jika tak diobati, komplikasi
serius dapat terjadi.
Misalnya, kebutaan, penyakit ginjal,
amputasi pada ekstremitas.
Dan juga menggandakan resiko
seseorang akan penyakit jantung stroke,
dan kemungkinan meninggal lebih
Kesimpulan