FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA
Supervisor :
dr. Sultan Buraena, MS, Sp.Ok
1.
PENDAHULUAN
Keselamatan dan kesehatan kerja dewasa ini merupakan
istilah yang sangat populer. Bahkan di dalam dunia industri
istilah tersebut lebih dikenal dengan singkatan K3 yang
artinya keselamatan dan kesehatan kerja. Keselamatan kerja
dapat diartikan sebagai keadaan terhindar dari bahaya selama
melakukan pekerjaan. Dengan kata lain keselamatan kerja
merupakan salah satu faktor yang harus dilakukan selama
bekerja, karena tidak ada yang menginginkan terjadinya
kecelakaan
di
dunia
ini.
Keselamatan
kerja
sangat
suntik bekas, selang infus bekas. Membersihkan seluruh ruangan rumah sakit
dapat meningkatkan faktor terkena infeksi. Untuk itu dibutuhkan upaya K3
untuk mencegah dan mengendalikan penyakit akibat kerja di rumah sakit.2
2.
TUJUAN
1. Tujuan Umum:
Untuk mengetahui tentang bahaya faktor-faktor lingkungan di Rumah
Sakit Ibnu SIna
2. Tujuan Khusus:
a.Untuk mengetahui tentang faktor hazard di Rumah Sakit Ibnu Sina
b. Untuk mengetahui upaya K3 di di Rumah Sakit Ibnu Sina
c.Untuk mengetahui pencegahan dan pengendalian di Rumah Sakit Ibnu
Sina
3.
TINJAUAN PUSTAKA
3.1 Keselamatan dan Kesehatan Kerja
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia Keselamatan dan Kesehatan
Kerja adalah suatu kondisi kerja yang terbebas dari ancaman bahaya yang
mengganggu proses aktivitas dan mengakibatkan terjadinya cedera,
penyakit, kerusakan harta benda, sertagangguan lingkungan. OHSAS
18001:2007 mendefinisikan Keselamatan dan Kesehatan Kerja sebagai
kondisi dan faktor yang mempengaruhi atau akan mempengaruhi
keselamatan dan kesehatan pekerja, tamu atau orang lain di tempat kerja.
Dari definisi keselamatan dan kesehatan kerja di atas serta definisi
Keselamatan dan Kesehatan Kerja menurut Kamus Besar Bahasa
Indonesia dan OHSAS dapat disimpulkan bahwa Keselamatan dan
Kesehatan Kerja adalah suatuprogram yang menjamin keselamatan dan
kesehatan pegawai di tempat kerja.3
Keselamatan dan kesehatan kerja merupakan instrumen yang
memproteksi pekerja, perusahaan, lingkungan hidup, dan masyarakat
sekitar dari bahaya akibat kecelakaan kerja.Perlindungan tersebut
merupakan hak asasi yang wajib dipenuhi oleh perusahaan.K3 bertujuan
mencegah, mengurangi, bahkan menihilkan risiko kecelakaan kerja (zero
accident). Penerapan konsep ini tidak boleh dianggap sebagai upaya
pencegahan
kecelakaan
kerja
dan
penyakit
akibat
kerja
yang
radiasi,
temperatur
dan
tekanan
yang
dapat
yang
salah
dalam
melakukan
pekerjaan,
serta
(7)
bisa juga disebut alat kelengkapan yang wajib digunakan saat bekerja
sesuai bahaya dan risiko kerja untuk menjaga keselamatan pekerja itu
sendiri dan orang di sekelilingnya.
APD dipakai sebagai upaya terakhir dalam usaha melindungi tenaga
kerja apabila usaha rekayasa (engineering) dan administratif tidak dapat
dilakukan dengan baik.Namun pemakaian APD bukanlah pengganti dari
usaha tersebut, namun sebagai usaha akhir.
Alat Pelindung Diri harus mampu melindungi pemakainya dari bahayabahaya kecelakaan yang mungkin ditimbulkan, oleh karena itu, APD
dipilih secara hati-hati agar dapat memenuhi beberapa ketentuan yang
diperlukan.
3.4 Pertolongan Pertama Pada Kecelakaan (P3K) di Tempat Kerja7
Pertolongan Pertama pada Kecelakaan (P3K) adalah merupakan
pertolongan pertama yang harus segera diberikan kepada korban
yangmendapatkan kecelakaan atau penyakitmendadak dengan cepat dan
tepat sebelumkorban dibawa ke tempat rujukan.
Pertolongan Pertama pada Kecelakaan (P3K) di tempat kerja adalah
upaya memberikan pertolongan pertama secara cepat dantepat kepada
pekerja/buruh dan/atau orang lain yang beradadi tempat kerja, yang
mengalami sakit atau cidera di tempatkerja.
Pengawasan pelaksanaan P3K di tempat kerja perlu memperhatikan
faktor fasilitas dan faktor personil. Dari aspek fasilitas, terdapat kotak
P3K, isi Kotak P3K, buku Pedoman, ruang P3K, dan perlengkapan P3K
(alat perlindungan, alat darurat, alat angkut dan transportasi). Dari faktor
personil, dapat diperhatikan penanggung jawabnya: dokter pimpinan
PKK, Ahli K3, dan petugasnya yang memiliki sertifikat pelatihan P3K di
tempat kerja.
Pembinaan Pengawasan pelaksaan P3K di tempat kerja harus didukung
oleh faktor internal dan faktor eksternal perusahaan. Faktor internal
perusahaan terdiri dari Pengurus Perusahaan, Dokter Perusahaan, ahli
K3/Ahli K3 Kimia, Auditor Internal dan eksternal perusahaan yaitu
pegawai Pengawas Ketenagakerjaan dan auditor Eksternal.
4.
List:
Berfungsi
sebagai
alat
untuk
mendapatkan
data
primer
2. Cara
Dengan metode walk through survey dengan menggunakan check list.
Walk through survey mengandalkan kemampuan indra penglihatan dan indra
pendengaran sekali-sekali dilakukan wawancara dengan pekerja.6
Sebelum melakukan walk through survey perlu diperhatikan masalah
kerahasiaan perusahaan (trade secrecy) dan konfidensialitas pekerja.
Sebelum melakukan pemotretan perlu dimintakan ijin terlebih dahulu kepada
pimpinan perusahaan.Laporan walk through survey tidak cukup hanya
dengan mengisi check list, melainkan juga harus menyusun essay. Check list
hanyalah merupakan panduan saja agar tidak ada kelupaan.
5.
JADWAL SURVEY
Survei akan dilaksanakan selama 1 minggu ( 3 12 Agustus 2015)
3 Agustus 2015 : Melapor ke bagian K3 di RS. Ibnu Sina dan
diberikan pengarahan
Diskusi Penyakit Akibat Kerja dan Walk Through Survey
Membuat proposal penelitian
4 Agustus 2015 : Presentasi proposal penelitian
Membuat Walk Through Survey di lokasi penelitian
5 Agustus 2015: