Anda di halaman 1dari 4

INOKULASI VIRUS INFLUENZA PADA TELUR BEREMBRIO

Hari / Tanggal

: Kamis, 29 Desember 2011

Waktu

: Pk. 14.00 WITA

Tempat

: Lab. Virologi FKH UNUD

Dosen Pembimbing

I.
II.
III.

Tujuan
:
Untuk memperoleh antigen influenza
Metode
:
Metode yang digunakan pada pratikum adalah metode telur berembrio
Prinsip
:
Virus influenza dibiakkan dalam telur berembrio yang telah berumur 10 12 hari,
sehingga virus tersebut akan bereplikasi dalam telur

IV.

Dasar Teori :
Virus influenza
Virus influenza termasuk family Orthomyxoviridae, genom virus adalah RNA,
sense negative, terdapat 5 genera yaitu : Influenzavirus A, Influenzavirus B,
Influenzavirus C, Isavirus dan Thogotovirus.

Genus

Family : Orthomyxoviridae
Species
Serotipe atau Subtipe

Hospes

Influenzavirus A

Influenza A virus

H1N1, H1N2, H2N2,

manusia, babi,

H3N1, H3N2, H3N8,

burung, kuda

H5N1, H5N2, H5N3,


H5N8, H5N9, H7N1,
H7N2, H7N3, H7N4,
H7N7, H9N2,
H10N7
Influenzavirus B

Influenza B virus

Manusia, anjing

Influenzavirus C
Isavirus

Influenza C virus
Infeksi virus salmon

laut
manusia, babi
Salmon atlantic

Thogotovirus

anemia
Thogoto virus
Dhori virus

nyamuk, mamalia (
Batken virus, Dori

kecuali manusia)

virus

Tiga genera dari virus influenza, yang menginfeksi vertebrata adalah sebagai berikut :

Influenzavirus A : penyebab semua pandemic flu manusia, mamalia, dan burung


Influenzavirus B : menginfeksi manusia dan anjing laut
Influenzavirus C : menginfeksi manusia dan babi

Virus influenza tipe A


Virus influenza tipe A dapat menginfeksi manusia, burung, babi, kuda, anjing laut,
ikan paus, dan beberapa burung lainnya, tetapi burung liar adalah hospes alami untuk
virus influenza. Virus influenza tipe A dibagi dalam beberapa subtype berdasarkan 2 jenis
protein yang terdapat pada permukaan virus. Protein tersebut adalah hemaglutinin ( HA
atau HI) dan neuraminidase. Terdapat 16 subtypes HA atau H (H1-H16) dan 9 subtype
NA atau N (N1-N9), hal ini memungkinkan terjadinya beberapa kombinasi protein
diantara HA dan NA. Subtipe subtype tersebut ditetapkan ketika dilakukan analisis
filogenetik terhadap nukleotida dan penetapan urutan gen-gen HA dan NA melalui cara
deduksi asam amino. Terdapat 16 jenis subtype HA, dan berbagai kombinasi dari kedua
jenis protein ini dapat ditemukan. Hanya beberapa virus flu tipe A yang umumnya saat ini
2

menyerang manusia, yaitu H1N1, HIN2, H3N2. Sedangkan beberapa sub-tipe umumnya
terdapat pada hewan, misalnya H7N7 dan H3N8 yang menyebabkan penyakit flu pada
kuda. Subtype virus influenza tipe A dinamakan berdasar jenis protein HA dan NA,
misalnya H1N2 adalah virus influenza tipe A yang mempunyai jenis protein HA1 dan
protein NA2. Sehingga virus Avian Influenza H5N1 adalah virus influenza tipe A yang
mempunyai protein HA5 dan NA1.
Virus influenza tipe B
Virus influenza tipe B umumnya ditemukan di manusia. Namun tidak seperti virus
Tipe A, virus influenza tipe B tidak diklasifikasikan berdasar sub-tipe. Walaupun virus
tipe B ini dapat menyebabkan epidemic, tetapi tidak dapat menyebabkan pandemi. Virus
influenza tipe B menginfeksi manusia dan anjing laut. Virus influenza B bermutasi lebih
lambat dari virus influenza A, sehingga keragaman genetiknya sangat sedikit.
Virus influenza tipe C
Virus influenza tipe C menginfeksi manusia dan babi. Virus influenza tipe C
menyebabkan sakit ringan pada manusia dan tidak menyebabkan epidemic atau pandemi.
Virus influenza tipe C tidak digolongkan ke dalam subtype.
Inokulasi telur berembrio
Sebelum teknik kultur sel berkembang, banyak virus digandakan dengan telur
ayam berembrio. Sampai sekarang teknik ini masih digunakan untuk menumbuhkan virus
influenza dengan hasil yang baik. Teknik ini sudah digunakan secara luas pada
laboratorium penelitian dan produk vaksin. Telur ayam berembrio adalah salah satu
metode yang paling ekonomis dan mudah untuk kultivasi berbagai macam virus. Telur
ayam yang subur atau berembrio yang telah dinokulasikan selama 5 sampai 12 hari dapat
diinokulasikan melalui kulitnya secara aseptic. Lubang dapat ditutup dengan lilin paraffin
dan telurnya diinkubasikan pada 36C selama jangka waktu yang dibutuhkan untuk
pertumbuhan virus. Telur berembrio yang dapat digunakan adalah telur ayam negeri, telur
ayam kampong, telur bebek dengan syarat telur-telur tersebut berembrio. Untuk
mencegah masuknya bakteri, maka lapisan lilin diluar didnding telur hanya boleh dilap,
3

tidak boleh dicuci dengan sabun. Telur berembrio telah digunakan secara luas terutama
untuk pembiakkan virus influenza. Dibandingkan dengan hewan percobaan, telur
berembrio mempunyai beberapa kelebihan :
a. Steril
b. Belum ada perkembangan fungsi imunologis
c. Murah, mudah didapat
Struktur telur embrio
Langsung dibawah cangkang telur terdapat membrane kulit telur yang fibrinous.
Membrane membatasi seluruh permukaan dalam telur dan membentuk rongga udara pada
sisi tumpul telur. Membrane kulit telur bersama dengan cangkang telur membantu
mempertahankan integritas mikrobiologi dari telur, sementara terjadinya difusi gas ke
dalam dan keluar telur. Distribusi gas di dalam telur dibantu dengan pembentukan CAM
yang sangat bervaskuler yang berfungsi sebagai organ respirasi embrio. Pembentukan
membrane ini terjadi berdekatan dengan membrane telur sepanjang telur. Selama
pembentukan, membrane membentuk ruangan yang relative besar disebut kantong
alantois yang mengandung 5-10 ml cairan allantoic. Embrio secara langsung dikelilingi
oleh membrane amnion yang membentuk kantong amnion yang berisi 1-2 ml cairan
amnion. Embrio melekat pada kantong kuning telur yang berlokasi kira0kira ditengah
telur dan menyuplai kebutuhan nutrisi untuk perkembangan embrio.

Anda mungkin juga menyukai