Anda di halaman 1dari 2

Sambutan Wakil Mempelai Wanita

Assalaamualaikum wr. Wb.


Audzubillahi minas syaithooni rajiim.
Bissmillaahir rahmaanir rahiimin
Yang saya hormati Sahibul Hajat, Bapak .. beserta ibu
Yang saya hormati, Keluarga Besar Bapak .. beserta rombongan
Yang saya hormati, para tokoh masyarakat serta hadirin tamu undangan yang berbahagia.
Pertama tama marilah kita sekalian menyatakan Syukur Alhamdulillahi rabbil alamiin, atas
diberikannya kepastian waktu oleh Allah, saat ini kita masih berkesempatan, berkumpul untuk
bersama sama ikut serta merasakan kebahagiaan, sebagaimana yang dirasakan oleh Bapak
.. sekeluarga, atas pelaksanaan upacara pernikahan Putri ke 5 nya yang bernama ..
dengan sdr. ..Putra ke 2 Bapak/Ibu .. yang sebentar lagi akan dilangsungkan Ijab
Qabulnya.
Sebelumnya saya selaku pribadi mohon maaf yang sebesar besarnya, karena saya harus berdiri
dihadapan segenap hadirin yang saya hormati, saya yakin ada yang lebih pantas dari saya untuk
berdiri disini, namun mengingat keadaan yang demikian, saat ini dengan segala keterbatasan,
saya berdiri dihadapan Bapak, Ibu hadirin sekalian. Di daulat untuk mewakili Bapak .., yang
saat ini baru merasakan suatu kebahagian dan kebanggaan hati yang luar biasa.
Selanjutnya, saya pribadi dan Bapak .. sekeluarga, mengucapkan Selamat Datang kepada
Bapak/Ibu .. Sekeluarga beserta Rombingan Pengantin pria hadirin serta tamu undangan
yang telah hadir di tempat ini dalam keadaan sehat walafiat.
Hadirin segenap tamu undangan yang berbahagia, dan
Bapak .yang saya hormati,
Salam hormat Bapak .. sekeluarga yang tadi telah Bapak sampaikan, kami terima dengan
penuh rasa bahagia, demikian juga, Bapak .. Sekeluarga menyampaikan salam hormat
kepada Bapak dan Ibu .. sekeluarga, dengan teriring doa, semoga Allah SWT. Selalu
memberikan keselamatan, rahmat, hidayah-Nya.
Dalam kesempatan ini perkenankanlah Bapak .. Sekeluarga menyampaikan Terimakasih
yang sebesar besarnya, yang mana Bapak .. sekeluarga berkenan ikut serta meringankan
beban Bapak sekeluarga, oleh karena itu, segala sesuatu dari pihak pengantin pria, kami
terima dengan penuh kebahagian dari lubuk hati yang paling dalam. Dan apabila segala
sesuatunya dirasa telah cukup, maka perkenankan kedua mempelai akan segera dipertemukan
dan dinikahkan dalam upacara ijab qabul.
Sekali lagi dengan tidak mengurangi rasa hormat, Bapak .. sekeluarga, sangat
mengharapkan, Keluarga besar Bapak/Ibu .. dan segenap rombongan pengantin Pria,
berkenan melanjutkan kebahagiaan ini hingga berakhirnya upacara ijab qabul dan resepsi
pernikahan.
Sebagai penutup, barang kali ada tutur kata dan tingkah laku yang kurang sopan, dan juga
tempat serta hidangan yang kurang berkenan dihati Hadirin sekalian, saya pribadi dan Bapak
.. sekeluarga mohon dibukakan pintuh maaf yang seluas luasnya.
Sekian
Wassalamualaikum wr. Wb.

Dompet Kakek Di Kamar Pengantin:


Ceritanya Madhasim sedang menghadiri pesta pernikahan cucunya yang di
luar kota. Seminggu sebelumnya Madhasim sudah berada di sana. Dia ikut
sibuk mempersiapkan pesta.
Pas hari H nya. tamu yang datang begitu banyak tak henti-hentinya
Madhasim terlihat sibuk menerima tamu yang datang. Sampai kira-kira
sehabis isya baru tamu agak jarang.
Merasa kecapean Madhasim pergi kedalam rumah mencari tempat untuk
beristirahat barang sejenak. Namun karena sempitnya rumah sang cucu
semua ruangan terpakai dan tidak cukup untuk dipakai beristirahat. Lalu
terlintas dipikirannya untuk beristirahat di kamar pengantin, "Mudahmudahan aja mereka ga cepet-cepet masuk kamar" pikirnya.
Setelah berada di kamar pengantin Madhasim merebahkan tubuhnya di
ranjang pengantin. Ia merasakan ada sesuatu yang mengganjal di belakang
tubuhnya. rupanya dompetnya yang berada di saku belakang celananya.
Kemudian dompet itu ia ambil dan menaruhnya di atas Dipan pengantin.
Baru sebentar saja ia merasakan kenyamanan ranjang pengantin, di luar
terdengar canda kedua pengantin yang hendak masuk kamar. Madhsim
kaget dan ia bergegas bersembunyi di kolong ranjang.
"Silakan Neng duluan!," terdengar pengantin pria berbicara.
"Nggak ah abang duluan "
"Eh perempuan harus didahulukan "
"Ah sama aja !"
Akhirnya pengantin pria yang mengalah sambil menuntun pengantin wanita.
Setelah pintu ditutup rapat-rapat dan yakin sudah tidak ada celah sedikitpun
lau pengantin pria mulai merayu.
"Ee.. Neng, boleh abang nanya?"
"Emang mau nanya apa?"
"Idung neng koq bagus banget ya, punya siapa?"
"ya punya neng!"
"Boleh ga buat abang?"
"Ee.. Boleh deh"
"kalo bibirmu yang manis, boleh juga buat abang"
"boleh, pokoknya sekarang semuanya milik neng abang boleh minta"
"Ooh kalo begitu, Ee.. anu... anu.."
"Anu apa bang?"
"Anu ... Ee.. itu..... dom...pet boleh buat abang juga ya?," belum sempet
pengantin waniita menjawab. "Jangan !!!! itu dompet kakek...!!!"

Anda mungkin juga menyukai