Anda di halaman 1dari 4

BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang


Keausan pahat adalah suatu problem yang tidak bisa dihindari dalam suatu
proses manufaktur. Keausan pahat terjadi karena naiknya temperatur kontak
antara pahat dengan benda kerja. Kenaikan temperatur akibat gesekan ini bahkan
bisa menyebabkan kegagalan pahat. Salah satu usaha untuk mengurangi laju
keausan pahat adalah pemberian coolant yang dapat mengurangi temperatur
pahat. Tetapi usaha ini masih menyisakan permasalahan karena menyebabkan
limbah industri yang sulit ditangani (EPA, 2005). Coolant yang dibuang
sembarangan dapat menyebabkan kematian bagi mahluk-mahluk sekitarnya dan
juga membahayakan bagi operator karena memiliki sifat racun jika terjadi kontak
secara terus-menerus atau bahkan jika sampai tertelan. Beberapa negara maju
bahkan sudah mengeluarkan peraturan yang membatasi penggunaan coolant ini
dalam kaitannya terhadap kerusakan lingkungan dan kesehatan manusia. Dalam
permesinan,

penggunaan fluida permesinan menyumbang 7-17% dari biaya

permesinan, sedangkan biaya pahat 2-4% dari biaya permesinan (Klocke, 2011),
dapat disimpulkan bahwa penggunaan coolant sangat mempengaruhi biaya total
produksi. Permesinan secara dry juga seakan-akan menawarkan solusi untuk
ini, tetapi kenyataannya cara ini tidak efektif saat dituntut pada efisiensi mesin
tinggi, kualitas hasil akhir permukaannya tidak memuaskan. Oleh karena itu mulai
digagas permesinan semi-dry yang memerlukan sedikit fluida permesinan dengan
fluida yang ramah lingkungan.
Salah satu teknik semi-dry ini adalah minimum quantity lubrication (MQL).
Dalam MQL proses lubrikasi merupakan fungsi utama. Lubrikasi ini akan
mengurangi gesekan antara pahat dan benda kerja yang akan mengurangi laju
kenaikan temperatur pahat sehingga menaikan umur pahat. Dalam MQL
penggunaan fluida lubrikasi sangat kecil yaitu kurang dari 500 mL/jam sehingga
benda kerja, pahat, mesin, tatal, dan lingkungannya tetap relatif kering (Klocke,
2011).

Fluida lubrikasi MQL yang digunakan pada umumnya berbahan dasar fatty
alcohols (CH3-(CH2)n-CH2OH) dan ester oil (C17H33CO2CH3), fluida ini bersifat
biodegradable yaitu suatu limbah yang dalam jangka waktu tertentu dapat terurai
dengan sendirinya menjadi mikro organisme. Dalam beberapa penelitian lubricant
ini terbukti menunjukkan hasil permesinan yang baik. Dari semua keunggulannya
tersebut, ternyata lubricant ini masih memiliki kekurangan yaitu membahayakan
kesehatan manusia walau dalam skala yang tidak membahayakan. Lubricant
memiliki racun akut rendah yang menyebabkan iritasi rendah sampai menengah
pada mata dan kulit untuk penggunaan yang lama atau kontak berulang-ulang
(EPA, 1977, 2010). Hal ini tentu berbahaya untuk kesehatan operator mesin.
Penelitian tentang lubricant pengganti fatty alcohols dan ester oil sekarang
banyak dilakukan. Salah satu alternatif adalah penggunaan minyak nabati dalam
permesinan MQL. Minyak nabati tidak beracun bagi lingkungan dan tidak
menghasilkan penyakit organik signifikan dan efek keracunan dan menurut
Krahenbuhl (2005) tidak terdapatnya tanda-tanda dan gejala buruk bagi manusia
akibat kabut minyak nabati.
Beberapa peneliti sudah meneliti penggunaan minyak nabati yaitu minyak
kelapa sawit sebagai lubricant-nya. Dari segi permesinan minyak kelapa sawit
menawarkan alternatif yang sama baiknya dibanding lubricant MQL yang umum
dan tanpa membahayakan manusia disekitarnya, tetapi belum ada peneliti yang
menggunakan minyak nabati lain seperti minyak jagung, minyak kedelai untuk
diteliti karakteristiknya dalam proses permesinan sebagai lubricant MQL.
Dalam penelitian ini akan dilakukan proses pembubutan menggunakan teknik
MQL dengan variasi lubricant minyak nabati yang ada dipasaran dan variasi laju
aliran MQL terhadap umur pahat pada proses pembubutan material mild steel,
yang merupakan material yang paling banyak digunakan dalam berbagai aplikasi.
Penelitian juga akan dilakukan dalam lingkungan dry, flood dan MQL dengan
lubricant yang umum digunakan sebagai kontrol.

1.2. Perumusan Masalah


Perlu dilakukan penelitian untuk mencari alternatif lubricant MQL yang lebih
ramah lingkungan dan aman bagi operator.

1.3. Batasan Masalah


Untuk memfokuskan penelitian ini maka diambil sejumlah batasan masalah
sebagai berikut:
1. Proses pembubutan menggunakan pahat insert carbide merk Sumitomo
seri DCMT070204N-SU dan sebagai material kerjanya adalah mild steel.
2. Pengujian dilakukan dengan metode permesinan secara dry, flood, dan
MQL.
3. Proses MQL dilakukan secara external 2- channels supply.
4. Nozzle MQL akan diarahkan pada sisi flank dari pahat bubut
5. Minyak nabati yang digunakan minyak kelapa, minyak kelapa sawit,
minyak kedelai, dan minyak jagung.

1.4. Keaslian Penelitian


Penelitian yang berkaitan dengan teknik MQL pada dasarnya telah banyak
dilakukan, penelitian dengan minyak nabati berupa minyak kelapa sawit telah
dilakukan oleh peneliti lain seperti Sharif (2009) dan Rahim (2009), tetapi belum
pernah dilakukan dengan minyak nabati lain. Oleh karena itu, penelitian pengaruh
variasi media minyak nabati MQL terhadap umur pahat dan kekasaran permukaan
benda kerja belum pernah dilakukan sehingga penelitian ini perlu dilakukan dan
keaslian penelitian ini dapat dipertanggungjawabkan.

1.5. Tujuan Penelitian


Adapun tujuan dari penelitian ini adalah sebagai berikut:
1. Mengetahui pengaruh variasi jenis fluida minyak nabati MQL dan
pengaruh variasi aliran fluida MQL terhadap umur pahat.
2. Mengetahui pengaruh teknik MQL dibanding dry dan wet terhadap
kekasaran permukaan hasil akhir benda kerja.

3. Mengetahui pengaruh teknik MQL dibanding dry dan wet terhadap


keausan pahat.

1.6. Manfaat Penelitian


Dari hasil penelitian ini, diharapkan dapat memberikan manfaat antara lain
sebagai berikut:
1. Dikembangkannya

alternatif

metode

lubrikasi

pahat

sehingga

dapat

meningkatkan umur pahat dan kualitas hasil akhir permesinan.


2. Teknik MQL ini juga diharapkan mampu mendorong perkembangan usaha
industri bengkel teknik lokal dengan kemampuan bersaing secara kualitas dan
harga dan menjadi salah satu komoditas unggulan, sehingga dapat
meningkatkan

Pendapatan

Asli

Daerah

khususnya

Daerah

Istimewa

Yogyakarta.
3. Dilihat dari sisi ilmu pengetahuan dan teknologi, maka teknik pendinginan
MQL ini dapat memberikan nilai tambah pada pengembangan dan penerapan
IPTEK itu sendiri, yaitu ditemukannya suatu teknik lain dalam pendinginan
untuk mengurangi laju keausan pahat.

Anda mungkin juga menyukai