Moti Vasi
Moti Vasi
111
Kepercayaan
Diri
Kerja
Sama
Kurang
Baik
Costumer
Inovasi
Service
Baik
Baik
Leader
Tes
Type AQ
Type
DISC
Deserter
Climber
2. Anda harus Fokus. Anda memiliki prioritas hidup dan manajemen waktu yang baik. Tidak
semua keinginan bisa dipenuhi maka lakukan skala prioritas untuk itu. Jangan terlalu terpaku
pada parameter-parameter eksternal. Lebih baik menjadikan diri sendiri sebagai alat ukur
ketimbang membandingkan dengan orang lain. Dan, untuk bisa fokus maka Anda harus tahu
jalan sukses Anda. Tahu kekuatan Anda, keunikan Anda dan asahlah terus itu.
3. Anda harus fleksible, selalu ingin belajar, spontan, inovatif dan sangat senang dalam
menghadapi perubahan.
4. Anda harus selalu disiplin karena semua tidak akan terjadi tanpa kedisiplinan. Berikan
komitmen Anda karena melakukan perubahan itu tidak bisa cepat untuk itu jangan pernah
menyerah.
5. Anda harus Percaya diri, yakin dan tetaplah rendah hati kepada siapapun.
Hal lain yang juga harus Anda perhatikan dalam memimpin diri sendiri dan kenapa itu menjadi
berat adalah adanya kompromi (self excuse) dan tidak pernah ada hukuman (self punishment) pada
suatu pelanggaran dalam memimpin diri sendiri. Berbeda dengan memimpin orang lain Anda akan
tidak kenal kompromi dan selalu ada hukuman terhadap suatu pelanggaran.
Ternyata selama ini, kita hanya mengikuti nafsu kita saja. Lebih reaktif daripada proaktif. Padahal
untuk bisa memimpin diri sendiri Anda harus bisa membedakan mana diri Anda dan mana nafsu
Anda.
Pembahasan menarik perihal tersebut bisa kita pelajari dari kutipan tulisan Pak Muhammad Syafii
Antonio dalam bukunya yang berjudul Muhammad SAW: The Super Leader Super Manager, bagi
Anda yang belum pernah baca bukunya segeralah memilikinya. Berikut ini kutipan pembahasannya:
Setiap orang, merupakan pemilik sekaligus pengelola, pengamat sekaligus yang
mengalami tubuh, pikiran dan emosinya. Hal ini dapat digambarkan sebagai sebuah
kursi. Ketika Anda duduk di kursi itu (tubuh, pikiran dan emosi), Anda tidak dapat
mengamati kursi itu secara keseluruhan, juga tidak dapat mengatur kursi itu.
Sebaliknya, kursi itulah yang mengatur Anda! Untuk mengamati kursi itu, Anda harus
berdiri dari kursi itu. Artinya, Anda harus meyakinkan bahwa Anda bukanlah kursi itu.
Ketika Anda telah menyadari ini, dapat terpisah dari kursi itu, dan kemudian Anda dapat
mengaturnya, memindahkan, dan mempimpin kursi itu kearah yang diinginkan, dengan
demikian Anda menjadi penguasa dan pemimpin kursi itu.
Hal ini akan membuat orang tersebut dapat memfokuskan diri pada pengembangan
dimensi fungsioner dirinya, yaitu menjaga agar tubuhnya sehat dan energik, membuat
pikirannya lebih terbuka dan kreatif serta mencegahnya dari emosi negatif
Berarti disamping usaha dan prinsip pengelolaan diri diatas, kita juga harus bisa mengendalikan
nafsu kita. Inilah yang terpenting.
Bagaimanakah caranya?
Banyak orang melakukan meditasi, yoga dan kontemplasi. Namun, bagi sahabat-sahabat muslim
tentu sudah punya caranya yakni banyak berzikir, tafakur, shaum dan tentu saja mendirikan sholat.
Lebih lanjut Pak Syafii Antonio mengatakan bahwa latihan tersebut tidak hanya merelaksasi, tetapi
juga menimbulkan perasaan positif dan senang. Dengan cara tersebut, seseorang akan dapat
memfungsikan diri yang riang dan proaktif.
Kembali kepada kesimpulan akhir bahwa memimpin diri sendiri harus tahu apa yang dipimpin, kita
buat rencana, kita kelola, tetapi semuanya itu tidak boleh lepas dari rahmat Allah sebab semua
berada dalam gengaman-Nya.
Demikian para sahabat semua semoga berkenan dan semoga saya dan Anda bisa segera
mempraktekkannya.
Memiliki kemampuan atau pun tidak kini bukan menjadi penyebab kurangnya rasa percaya diri.
Ada sesuatu atau bisa kita katakan faktor tertentu yang kadang membuat kita tidak percaya diri
bukan? Memang benar kemampuan, pengalaman dan pengetahuan diperlukan. Anda yang belum
memilikinya harus membangun itu semua agar lebih percaya diri. Namun, kita harus mengetahui
bahwa ternyata ada 2 musuh utama yang membuat kita tidak percaya diri. Apa sajakan itu?
Musuh nomor satu : Pikiran Anda sendiri.
Pikiran Anda harus diwaspadai karena dia yang kerap kali berbicara bahwa Anda tidak layak dan
sangat kuatir terhadap tindakan Anda.
Benar sekali, suara pertama yang kita dengar saat hendak bertindak pasti adalah suara di pikiran.
Kita harus waspada terhadap pikiran negatif kita sendiri.
Apakah saya sudah yakin bisa melakukannya?
Saya tidak memiliki kemampuan untuk itu sebelumnya. Ini sesuatu yang baru. Saya belum tahu
apa-apa. Jadi saya pasti gagal!
Jangan coba-coba untuk berbicara nanti kamu hanya akan jadi tertawaan saja.
Banyak lagi suara-suara negatif yang biasanya berbisik di telinga Anda. Itu dari sahabat karib Anda
yang selalu menemani dimana pun Anda berada karena dia adalah pikiran Anda. Berhati-hati karena
terkadang kita lebih sering mendapatkan suara negatif darinya.
Musuh nomor dua : Faktor Suara-Suara di luar anda.
Suara di luar Anda bisa berupa standar, ukuran ataupun pendapat dari orang-orang terdekat Anda
seperti: orang tua, istri, saudara, teman, atasan dan lain sebagainya yang selalu membuat
pernyataan-pernyataan yang terkadang meragukan Anda.
Apakah kamu sudah yakin dengan keputusan kamu?
Apakah sudah dipikirkan baik-baik? Si fulan saja sudah mencobanya berkali-kali tetapi tidak
berhasil juga tuh.
Semoga kamu menang agar kita semua senang.
Standar orang lain ini terkadang berguna untuk memacu semangat kita, tetapi terkadang malah
membuat beban buat Anda dan menimbulkan rasa tidak percaya diri.
Kedua musuh itu terkadang berkolaborasi. Misalkan, Anda hendak maju sebagai ketua panitia acara
kantor. Kemudian musuh pertama Anda akan berkata,Saya belum punya pengalaman, bisa tidak
ya? Kali pertama mungkin, Anda akan tetap berpikiran positif bahwa Anda bisa dan Anda bisa
belajar dari teman Anda yang periode lalu sudah sukses menjadi ketua panitia. Sayangnya, atasan
Anda berkata bahwa Anda harus lebih sukses daripada teman Anda itu. Nah jadilah Anda tidak
percaya diri karena standar atasan Anda. Pada gilirannya musuh nomor satu lagi yang akan masuk
Sama ketika saya mencalonkan diri sebagai gubernur semua orang berkata saya tidak layak. Saya
seharusnya saya menjadi walikota dulu, kemudian anggota parlemen, kemudian wakil gubernur dan
baru kemudian menjadi gubernur. Itulah cara kerja dalam karir politik menurut mereka.
Saya berkata, Saya tidak tertarik pada karir politik karena saya ingin menjadi pelayan masyarakat.
Saya ingin memperbaiki masalah California.
Jadi, saya memutuskan maju. Saya tidak memperhatikan aturan mereka dan saya berhasil.
3. Dont Be Afraid to Fail (Jangan Takut Gagal)
Apa pun yang pernah saya coba maka saya selalu siap untuk gagal. Coba lihat bahwa tidak semua
film-film saya sukses di pasar. Tapi itu bukan masalah buat saya. Pada saat yang lain saya mampu
membuat film-film saya lainnya meraih box office seperti Terminator, Conan, True Lies, Predator
dan Twins.
Jadi, Anda tidak bisa selalu menang, tapi janganlah takut membuat keputusan. Kata gagal jangan
sampai menghalangi niat Anda. Bila Anda tahu bahwa itu adalah hal yang benar untuk dilakukan
maka kesuksesan akan datang. Jadi jangan takut untuk gagal.
4. Ignore the naysayers (Jangan Dengarkan Para Penentang)
Berapa kali Anda mendengar bahwa Anda tidak dapat melakukan ini dan Anda tidak bisa
melakukan itu karena tidak pernah ada orang melakukan sebelumnya? Saya justru menyukai ketika
seseorang berkata bahwa tak seorang pun pernah melakukannya karena itu berarti saya adalah orang
pertama yang melakukannya.
Hal yang sama terjadi ketika Anda melihat Barack Obama. Jika dia hanya mendengarkan para
penentangnya maka dia tidak akan pernah mencalonkan diri sebagai presiden. Orang-orang
mengatakan bahwa dia tidak bisa melakukannya, bahwa ia tidak bisa terpilih, bahwa ia tidak bisa
mengalahkan Hillary Clinton. Namun, dia lebih suka untuk mengikuti kata hatinya sampai akhirnya
dia mengubah jalannya sejarah Amerika.
Jika saya mendengarkan para penentang maka saya masih hanya akan berada di Pegunungan Alpen
Austria. Saya tidak akan pernah datang ke Amerika. Saya tidak akan pernah bertemu dengan istri
saya dan saya tidak akan memiliki empat anak yang baik.
Bila saya mendengarkan para penentang maka saya tidak akan pernah menjadi aktor dalam film,
saya tidak akan berdiri di sini di depan Anda hari ini sebagai gubernur negara bagian terbesar dari
Negara yang terbesar di dunia. Saya tidak pernah mau mendengar bahwa, Kamu tidak bisa. Saya
selalu mendengarkan diri sendiri dan berkata, Ya, Anda bisa.