Makalah Periklanan Dan Etika Dalam Bisnis
Makalah Periklanan Dan Etika Dalam Bisnis
Iklan adalah pemberitahuan kepada khalayak mengenai barang atau jasa yang dijual,
dipasang di dalam media massa (surat kabar atau majalah) atau ditempat umum. (Kamus
Besar Bahasa Indonesia, Balai Pustaka : 2000)
Etika Bisnis adalah penerapan prinsip-prinsip etika yang umum pada suatu wilayah prilaku
manusia yang khusus, yaitu kegiatan ekonomi dan bisnis.
Pemasaran adalah proses sosial yang memberikan kepada individu dan kelompok apa yang
mereka butuhkan dan inginkan dengan menciptakan dan mempertukarkan produk-produk dan
nilai dengan individu dan kelompok lainnya. (Philip Kotler)
Secara sederhana pemasaran dapat diartikan sebagai pelaksanaan kegiatan perusahaan yang
menyarankan atau mengendalikan arus barang dan jasa dari produsen ke konsumen atau
pemakai.
B. PEMBAHASAN
Dunia periklanan memang merupakan dunia glamour dalam bisnis modern saat ini, selain
sebagai alat promosi kepada konsumen, iklan merupakan salah satu alat komunikasi interaktif
antara konsumen dan produsen. Iklan-iklan yang tayangkan secara massal dan intensif kepada
masyarakat pada umumnya tidak mendidik, selain itu periklanan memamerkan suatu suasana
hedonis dan meterialistis yang pada akhirnya menumbuhkan ideologi konsumerisme. Etika
bisnis merupakan penjabaran etika dalam artian seseorang/individu atau kelompok organisasi
bertindak secara benar sesuai dengan moral yang dimilikinya.
Penayangan suatu iklan pada ruang publik seharusnya menyandarkan diri pada prinsip utama
serta fungsi utama sebuah iklan. Tentunya kita telah mafhum bahwa iklan berfungsi sebagai
alat informatif dan persuasif. Iklan yang sesuai dengan etika binis adalah iklan yang
penyampaiannya kepada masyarakat sesuai dengan kebenaran, artinya apa-apa yang
diinformasikan melalui iklan tersebut memang pada kenyataannya adalah benar. Jika suatu
produk memiliki kelemahan-kelemahan tertentu, namun dalam pengiklanan kepada
masyarakat di manipulasi sehinga seolah terlihat sempurna, maka jenis iklan seperti ini
adalah iklan yang tidak etis.
Selain itu, manipulasi dalam periklanan juga merupakan hal yang cukup merugikan bagi
konsumen. Manipulasi disini diartikan sebagi tindakan yang dilakukan oleh si pengiklan
terhadap si konsumen untuk membeli produk yang dihasilkan tanpa si konsumen itu hendak
membelinya. Contoh riil pada kasus ini adalah apa yang dinamakan subliminal advertising.
Subliminal advertising adalah teknik periklanan yang secara sekilas menyampaikan suatu
pesan dengan begitu cepat, sehingga tidak dipersepsikan dengan sadar, tapi tinggal dibawah
ambang kesadaran. Teknik ini dipakai dibidang visual maupun audio.
Dalam dunia visual, suatu pesan dimasukkan sebentar saja dalam film, sehingga penonton
tidak melihatnya dengan sadar pada layar, namun demikian pesan tersebut akan diingat oleh
penonton. Subliminal advertise yang lain adalah mempengaruhi konsumen melalui iklan
dengan memanfaatkan faktor-faktor psikologis seperti status, gengsi, seks dan lainnya. Kedua
jenis advertise subliminal tersebut secara etis telah mempengaruhi keindependenan
konsumen, walau tidak dipungkiri bahwa fungsi sebuah iklan adalah untuk mengajak
sebanyak mungkin konsumen untuk membeli suatu produk.
Beberapa permasalahan yang telah disebutkan dimuka terkait periklanan oleh dunia bisnis
yang bersinggungan dengan nilai-nilai dan etika, dapat kita perinci sebagai berikut :
Iklan yang ditampilkan tidak mendidik
Dari sisi content, suatu iklan terkadang malah sering menampilkan sisi-sisi yang sama sekali
tidak mendidik terhadap konsumen, taruhlah iklan tersebut secara isi adalah benar, namun
dalam visualisasi terhadap konsumen dapat tidak mendidik. Kita dapat
melihat beberapa tayangan iklan ditelevisi seperti iklan mobil kijang yang menggunakan
anak-anak sebagai model, sekilas penulis tangkap sebagai didikan kepada anak untuk bergaya
hidup konsumeris.
Iklan-iklan yang tidak logis seperti seorang anak dapat tumbuh besar serta pintar karena
mengkonsumsi produk-produk tertentu dan sebagainya. Belum, lagi iklan-iklan yang
menonjolkan kekerasan serta sensualitas dalam penayangannya, secara etis iklan-iklan seperti
ini tidak layak untuk ditampilkan. Jika boleh penulis merekomendasikan iklan internet
masuk desa sera telepon masuk desa sebagai contoh iklan yang mendidik baik secara
content maupun visualisasi terhadap masyarakat.
Iklan yang ditampilkan cenderung menyerang produk lain
Selain beberapa iklan yang kurang atau bahkan tidak mendidik, terdapat pula seberapa iklam
yang dalam pengiklanannya saling menjatuhkan produk yang lain, tentunya ini secara etis
merupakan suatu bentuk persaingan yang tidak dibenarkan, karena tindakan tersebut
merugikan pihak lain.
Seperti contohnya, iklan provider kartu as menyidir kartu xl dengan menyerang Awalnya Sule
digunakan sebagai model dalam iklan XL. Dipasangkan dengan Baim dan Putri Titian. Dalam
iklan tersebut, ketika Baim ditanya oleh Sule apakah dia ganteng? Lalu Baim menjawab
bahwa Sule jelek. Menurut saya, tidak seharusnya ada dialog seperti itu. Karena sama saja
mengajarkan untuk menghina orang lain. Padahal maksud dalam iklan itu, anak kecil tidak
pernah berbohong jika ditanya.
Mungkin maksud XL disini ingin mencerminkan kejujuran. Sama seperti tarif yang
ditawarkan XL yang jujur murahnya. Belum lama Sule menjadi icon dari provider XL,
provider AS membuat perang semakin meruncing dengan menggunakan Sule sebagai icon
providernya. Tentu saja dalam iklan yang dibuat menggunakan Sule, provider AS menyindir
provider XL. Dengan kata-kata dalam iklannya, saya kapok dibohongi anak kecil. Menurut
kelompok kita, tidak sepantasnya berkata seperti itu. Karena kita tahu, anak kecil tidak
pernah berbohong. Karena mereka masih polos. Mungkin provider AS ingin agar konsumen
men-cap provider XL sebagai pembohong, dalam arti tarif yang ditawarkan tidak sesuai
dengan kenyataannya. Sehingga konsumen akan beralih pada provider AS.
BAB III
PENUTUP
A. KESIMPULAN
Berdasarkan uraian mengenai masalah periklanan dan etika bisnis, dapat penulis kemukakan
bebreapa kesimpulan yakni :
1. pemasaran adalah suatu proses sosial dan manajerial yang mana di dalamnya terdapat
individu dan kelompok untuk mendapatkan apa saja yang mereka inginkan dan butuhkan
dengan cara menciptakan, menawarkan dan mempertukarkan produk yang bernilai dengan
pihak lain
2. Iklan adalah pemberitahuan kepada khalayak mengenai barang atau jasa yang dijual,
dipasang di dalam media massa (surat kabar atau majalah) atau ditempat umum.
3. Etika Bisnis adalah penerapan prinsip-prinsip etika yang umum pada suatu wilayah prilaku
manusia yang khusus, yaitu kegiatan ekonomi dan bisnis
4. di Indonesia khususnya terdapat permasalahan-permasalahan dalam dunia periklanan
terutama menyangkut iklan yang tidak mendidik, iklan yang cenderung menjelek-jelekan
produk lain.
B. SARAN
Berdasarkan uraian mengenai periklanan dan etika bisnis dapat penulis kemukakan beberapa
saran antara lain sebagai berikut :
1. Sebaiknya pemerintah menerapkan peraturan atau perundangan yang secara tegas
mengatur segala yang berkaitan dengan etika dan periklanan
2. Produsen seharusnya tidak hanya memikirkan untuk mendapat keuntungan yang maksimal
tanpa melihat dari kepentingan produsen untuk mendapatkan sesuatu yang lebih dari sekedar
produk yang diiklankan.
3. Pemerintah serta masyarakat berperan aktif dalam menyaring serta sebagai kontrol sosial
bagi pengiklanan produk-produk yang telah keluar dari jalur etika.
DAFTAR PUSTAKA
Bertens. K, Pengantar Etika Bisnis, Kanisius, Jakarta, 2000
Zimmerrer, Pengantar Kewirausahaan dan Manajemen Bisnis Kecil, PT. Indeks Jakarta, 1986
Kompas Cyber Media, online diakses 2 oktober 2011 (http://www.kompas.com)