Anda di halaman 1dari 14

INTELEGENSI, BAKAT, DAN KREATIVITAS

Definisi
Claparde & Stem: kemampuan untuk menyesuaikan dengan kondisi baru secara mental.
K.Buhler: perbuatan yang disertai dengan pemahaman
David Wechler:
a) kapasitas untuk memahami lingkungan dan kemampuan akal untuk mencari jalan keluar.
b) kemampuan untuk bertindak secara terarah, berpikir rasional, dan menghadapi lingkungan
secara efektif.
Ciri-ciri Intelegensi
1) kemampuan mental yang melibatkan proses berpikir secara rasional. Maka, intelegensi tidak
dapat dilihat langsung, melainkan diamati dari hasil-hasil proses berpikir rasional tsb.
2) Intelegensi tercermin dari kemampuan terarah kita untuk menyesuaikan diri dengan lingkungan
dan masalah yang timbul darinya.
1)
a.
2)
a.
b.

Faktor yang Mempengaruhi Intelegensi


Pengaruh bawaan (nature)
Korelasi antara saudara kembar sangat tinggi dan memiliki tingkat yamg tinggi dimana
mempunyai posisi kekerabatan.
Pengaruh Lingkungan (nurture)
Pemberian makanan bergizi mempengaruhi perkembangan organic otak.
Rangsangan bersifat kognitif emosional. Hal ini dibuktikan dengan penelitian longitudinal
skeels & skodak dan zazonc
Stabilitas Intelegensi dan IQ
Stabilitas intelegensi terpengaruh perkembangan organic otak. Menurut David Wechler,
otak dapat terus tumbuh hingga umur 20 thn. Setelah itu terjadi masa stabil, kemudian terjadi
penurunan organis otak. Namun, stabilitas intelegensi tidak hanya berdasarkan fisik saja, namun
sudah mengacu pada norma kelompok, sehingga menghasilkan hasil yang relative sama dan
stabil.
Intelegensi dan IQ
Intelegensi dengan IQ berbeda. Intelegesi adalah konsep umum tentang kemampuan
individu. Sedangkan IQ skor yang diperolah dari alat pengukur kecerdasan yang tidak
menggambarkan kecerdasan seseorang secara utuh.
Pada masa sebelumnya, IQ dihitung dengan membandingkan mental age dengan
cronological age. Namun, setelah pertambahan umur juga menyebabkan penurunan IQ
dibandingkan masa sebelumnya sehingga digunakan acuan baru yaitu dibandingkan dengan usia
kelompok tertentu yang sudah menjadi patokan.

Intelegensi dan Bakat


a) Intelegensi merupakan konsep mengenai kemampuan umum individu dalam mengatasi masalah.
Namun didalam kemampuan umum tersebut juga terdapat kemampuan yang amat spesifik.
b) Bakat adalah kemampuan spesifik yang memberikan individu kondisi yang memadai dalam
mencapai pengetahuan, kecakapan, dan keterampilan melallui suatu latihan.
c) Alat yang digunakan adalah aptitude test yag dirancang untuk mengungkap bakat.

d) Tes bakat untuk prestasi belajar yang digunakan adalah scholastic aptitude test dan untuk
pekerjaan menggunakan vocational aptitude test & interest inventory
e) Contoh scholastic adalah TPA atau grade record Examination (UAN)
f) Contoh vocational adalah Differential aptitude test atau kuder occupational interest survey
Intelegensi dan Kreativitas
Kreativitas merupakan salah satu perilaku intelegensi yang juga merupakan manifestasi
kogntif. Sedangkan menurut J.P.Guilford, kreativitas bersifat divergen, yaitu mempunyai
kebebasan alternative jawaban berdasar informasi yang ada. S.C.U. Munandar kreatifitas
menggambarkan kemampuan menggambarkan kelancaran, keluwesan, originalitas, dan
mengolah apa yang ada.
Intelegensi dengan kreativitas belum mempunyai hasil yang sama dengan penelitianpenelitian sebelumnya sehingga masih menimbulkan perdebatan. Skor IQ rendah selalu diikuti
dengan kreativitas yang rendah, namun pada IQ yang tinggi tidak selalu diikuti tingkat
kreativitas yang tinggi pula, bahkan dengan level IQ yang lebih tinggi lagi, tidak adanya korelasi
antara IQ dan kreativitas.
Pendapat para ahli:
a) J.P Guilford menjelaskan bahwa kreativitas adalah proses yang divergen, sedangkan tes IQ
hanya memberikan gambaran atas proses konvergen dimana hanya ada satu solusi, jika selain itu
maka dinyatakan salah.
b) Para ahli berpendapat bahwa tidak ada batasan yang jelas tentang kreativitas. Contohnya S.C.U
Munandar.

BAB I
PENDAHULUAN
A.

Latar belakang masalah

Bakat adalah anugrah yang tidak boleh disia siakan dan harus dikembangkan
secara maksimal. Setiap manusia terlahir dengan memiliki bakat tertentu. Bakat
adalah sesuatu yang sudah dimiliki secara alamiah, yang mutlak memerlukan
latihan untuk membangkitkan dan mengembangkannya Seperti halnya bakat,
kreativitas yang dimiliki oleh seseorang juga anugrah yang harus dipergunakan
secara tepat sasaran.
Kreativitas, disamping bermakna baik untuk pengembangan diri maupun untuk
pembangunan masyarakat , juga merupakan salah satu kebutuhan pokok manusia.
Kreativitas erat kaitannya dengan kehidupan manusia. Kreativitas selalu berada
dibelakang sebuah penemuan besar.
Kreativitas dan bakat sangat dibutuhkan individu untuk bisa melewati seleksi alam.
Perpaduan keduanya juga sangat diperlukan untuk menghasilkan produk kreativitas
yang bermanfaat. Maka dari itu, Pemakalah mengangkat tema kreativitas dan
keberbakatan.
B.

Rumusan Masalah

1.

Pengertian kreativitas,

2.

Pengertian intelegensi

3.

Hubungan antara kreativitas dan intelegensi

C.

Tujuan Makalah

Untuk memenuhi tugas Mata Kuliah Psikologi Kreativitas dan untuk menambah
pengetahuan dan wawasan tentang kreativitas

BAB II
PEMBAHASAN
A.

Pengertian Kreativitas

Salah satu masalah yang kritis dalam meneliti, mengidentifikasi, dan


mengembangkan kreativitas ialah bahwa ada begitu banyak definisi tentang
kreativitas, tetapi tidak ada satu definisi pun yang dapat diterima secara universal.
Mengingat kompleksitas dari konsep kreativitas, agaknya hal ini tidak mungkin dan
tidak perlu, karena kreativitas dapat ditinjau dari berbagai aspek, yang kendatipun
saling berkaitan tetapi penekanannya berbeda beda. Rodhes (1961, dalam
Isaksen, 1987) dalam menganalisis lebih dari 40 definisi tentang kreativitas,
menyimpulkan bahwa pada umumnya kreativitas dirumuskan dalam istilah pribadi
(person), proses, dan produk.
Kreativitas dapat pula ditinjau dari kondisi pribadi dan lingkungan yang mendorong
( press) individu ke perilaku kreatif. Rodhes menyebut keempat jenis definisi tentang
kreativitas ini sebagai four ps of creativity ,yaitu dimensi Person,Proses, Press dan
Product. Kebanyakan definisi kreativitas berfokus pada salah satu dari empat P ini
atau kombinasinya. Keempat P ini saling berkaitan: pribadi kreatif yang melibatkan
diri dalam menghasilkan produk kreatif, dan dengan dukungan dan dorongan
( press) dari lingkungan menghasilkan produk kreatif. Torrance ( 1988) yang memilih
definisi proses tentang kreativitas, menjelaskan hubungan antara keempat P
tersebut sebagai berikut : dengan berfokus pada proses kreatif, dapat ditanyakan
jenis pribadi yang bagaimanakah akan berhasil dalam proses tersebut, macam
lingkungan yang bagaimanakah akan memudahkan proses kreatif, dan produk yang
bagaimanakah yang dihasilkan dari proses kreatif?
Berikut ini adalah pendapat beberapa ahli psikologi tentang pengertian Kreativitas
yaitu sebagai berikut :
a)

David Campbell, Ph.D menyatakan bahwa kreativitas adalah kegiatan yang

mendatangkan hasil dengan kandungan ciri ;


Inovatif : belum pernah ada, segar, menarik, aneh, mengejutkan dan teobosan baru.
Berguna : lebih enak, lebih baik, lebih praktis, mempermudah, mendorong,
memecahkan masalah, mengurangi hambatan.
Dapat dimengerti : hasil yang sama dapat dibuat pada waktu yang lain.

b)

James R Evan, menyatakan kreativitas adalah keterampilan untuk membentuk

kombinasi-kombinasi baru dari dua atau lebih konsep yang telah ada dalam pikiran.
Setiap kreasi merupakan kombinasi baru dari ide-ide dan produk yang inovatif, seni
dalam pemenuhan kebutuhan manusia.
c)

Michael A.West, menyatakan bahwa kreativitas merupakan penyatuan

pengetahuan berbagai bidang pengalaman yang berlainan untuk menghasilkan ideide baru yang lebih baik. Kreativitas merupakan salah satu bagian dasar dari usaha
manusia. Kreativitas melibatkan kita dalam penemuan-penemuan terus-menerus
cara baru dan baik dalam mengerjakan berbagai hal. Atau dalam pengertian yang
lebih luas, kreativitas terkait dengan penggunaan berbagai potensi yang dimiliki,
baik pengetahuan, intuisi maupun imajinasi sedemikian rupa sehingga dapat
menghasilkan ide-ide baru yang lebih baik dan bermanfaat.
d)

Rawlinson (1979:9) mengemukakan Kreativitas merupakan kemampuan

seseorang untuk melahirkan sesuatu gagasan baru maupun karya nyata baru yang
merupakan kombinasi dengan hal-hal yang sudah ada sehingga relatif berbeda
dengan yang telah ada.
Marilah kita melihat beberapa definisi tentang kreativitas berdasarkan empat P,
menurut para pakar.
a.

pribadi

Menurut Hulbeck (1945) tindakan kreatif muncul dari keunikan keseluruhan


kepribadian dalam interaksi dengan lingkungannya. Fokus pada segi pribadi jelas
dalam definisi ini.
Definisi yang lebih baru tentang kreativitas diberikan dalam three-facet model of
creativity oleh Sternberg (1988), yaitu kreativitas merupakan titik pertemuan
yang khas antara tiga atribut psikologis : inteligensi, gaya kognitif, dan kepribadian/
motivasi. Bersama sama ketiga segi dari alam pikiran ini membantu memahami
apa yang melatarbelakangi individu yang kreatif .
Inteligensi meliputi terutama kemampuan verbal, pemikiran lancar, pengetahuan,
perencanaan, perumusan masalah, penyusunan strategi, representasi mental,
ketrampilan pengambilan keputusan, keseimbangan serta integrasi intelektual
secara umum.
Gaya kognitif atau intelektual dari pribadi yang kreatif menunjukkan kelonggaran
dari keterikatan pada konvensi menciptakan aturan sendiri, melakukan hal dengan

caranya sendiri, menyukai masalah yang tidak terlau terstruktur, senang menulis,
merancang, lebih tertarik pada jabatan yang kreatif, seperti pengarang, saintis,
artis, atau arsitek.
Dimensi kepribadian/ motivasi meliputi cirri ciri seperti fleksibilitas, toleransi
terhadap kedwiartian, dorongan untuk berprestasi dan mendapat pengakuan,
keuletan dalam menghadapi rintangan, dan pengambilan risiko yang moderat.
b.

proses

Definisi pada dimensi proses upaya mendefinisikan kreativitas yang berfokus pada
proses berpikir sehingga memunculkan ide-ide unik atau kreatif.
Utami Munandar menerangkan bahwa kreativitas adalah sebuah proses atau
kemampuan yang mencerminkan kelancaran, keluwesan (fleksibititas), dan
orisinalitas dalam berpikir, serta kemampuan untuk mengelaborasi
(mengembangkan, memperkaya, memperinci), suatu gagasan. Pada definisi ini
lebih menekankan pada aspek proses perubahan (inovasi dan variasi). Selain
pendapat yang diuraikan diatas ada pendapat lain yang menyebutkan proses
terbentuknya kreativitas sebagai berikut :
Wallas (1976) dalam Reni Akbar-Hawadi dkk, 2001 mengemukakan empat tahap
dalam proses kreatif yaitu :
Tahap Persiapan; adalah tahap pengumpulan informasi atau data sebagai bahan
untuk memecahkan masalah. Dalam tahap ini terjadi percobaan-percobaan atas
dasar berbagai pemikiran kemungkinan pemecahan masalah yang dialami.
Inkubasi; adalah tahap dieraminya proses pemecahan masalah dalam alam
prasadar. Tahap ini berlangsung dalan waktu yang tidak menentu, bisa lama
(berhari-hari, berbulan-bulan, bertahun-tahun), dan bisa juga hanya sebentar
(hanya beberapa jam, menit bahkan detik). Dalam tahap ini ada kemungkinan
terjadi proses pelupaan terhadap konteksnya, dan akan teringat kembali pada akhir
tahap pengeraman dan munculnya tahap berikutnya.
1.

Tahap Iluminasi; adalah tahap munculnya inspirasi atau gagasan-gagasan

untuk memecahkan masalah. Dalam tahap ini muncul bentuk-bentuk cetusan


spontan, seperti dilukiskan oleh Kohler dengan kata-kata now, I see itu yang kurang
lebihnya berarti oh ya.
Tahap Verifikasi; adalah tahap munculnya aktivitas evaluasi tarhadap gagasan
secara kritis, yang sudah mulai dicocokkan dengan keadaan nyata atau kondisi
realita.

Dari dua pendapat ahli diatas memandang kreativitas sebagai sebuah proses yang
terjadi didalam otak manusia dalam menemukan dan mengembangkan sebuah
gagasan baru yang lebih inovatif dan variatif (divergensi berpikir).

c.

produk

Barron ( 1969) menyatakan bahwa kreativitas adalah kemampuan untuk


menghasilkan / menciptakan sesuatu yang baru . Begitu pula menurut Haefele
( 1962) kreativitas adalah kemampuan untuk membuat kombinasi kombinasi
baru yang mempunyai makna sosial . Definisi Haefele ini menunjukkan bahwa
tidak keseluruhan produk itu harus baru, tetapi kombinasinya. Unsur unsurnya
bisa saja sudah ada lama sebelumnya. Definisi Haefele menekankan pula bahwa
suatu produk kreatif tidak hanya harus baru tetapi juga diakui sebagai bermakna.
d.

Press

Definisi dan pendekatan kreativitas yang menekankan faktor press atau dorongan,
baik dorongan internal (diri sendiri) berupa keinginan dan hasrat untuk mencipta
atau bersibuk diri secara kreatif, maupun dorongan eksternal (dari lingkungan sosial
dan psikologis). Definisi Simpson (1982) dalam S. C. U. Munandar 1999, merujuk
pada aspek dorongan internal dengan rumusannya sebagai The initiative that one
manifests by his power to break away from the usual sequence of thought.
Mengenai press dari lingkungan, ada lingkungan yang menghargai imajinasi dan
fantasi, dan menekankan kreativitas serta inovasi. Kreativitas juga kurang
berkembang dalam kebudayaan yang terlalu menekankan tradisi, dan kurang
terbukanya terhadap perubahan atau perkembangan baru.
Pelatihan pemecahan masalah secara kreatif
Grossman dan wiseman (1993) mengusulkan beberapa perubahan terhadap model
pelatihan yang selama ini digunakan orang-orang di dalam pelatihan-pelatihan
pemecahan masalah secara kreatif. Perubahan ini dimaksudkan untuk
meningkatkan evektivitas pelatihan pemecahan masalah secara kreatif. Perubahan
ini dimaksudkan untuk meningkatkan evektifitas pelatihan pemecahan masalah
secara kreatif (creative problem solving training). Prinsip-prinsip ini didasarkan atas
penelitian dan pengalaman mereka terlibat di dalam lembaga pelatihan pemecahan
masalah secara kreatif di buffalo, new york, AS dan sebagai konsultan di bidang

bisnis.
1.

diciptakan situasi di depan (future state) untuk membangkitkan dan menarik

pemikiran kreatif.
2.

penemuan fakta di awal proses hendaknya diabaikan untuk sementara waktu.

3.

redefinisi masalah dering merupakan kejadian yang bersifat retrospektif.

4.

kiasan dan analogi merupakan bahan baker proses kreatif.

5.

pemaksaan hubungan-hubungan merupakan factor kunci proses kreatif.

6.

konverjensi adalah sebagai proses kreatif yang sangat potensial, namun sering

diabaikan.
7.

tugas-tugas latihan hendaknya mengambil masalah-masalah yang dihadapi

oleh peserta.
B.

Pengertian Intelektual / Intelegensi

Intelegensi bukanlah suatu yang bersifat kebendaan, melainkan suatu fiksi ilmiah
untuk mendiskripsikan perilaku individu yang berkaitan dengan kemampuan
intelektual. Dalam mengartikan intelegensi (kecerdasan) ini, para ahli mempunyai
pengertian yang beragam.
Deskripsi perkembangan fungsi-fungsi kognitif secara kuantitatif dapat
dikembangkan berdasarkan hasil laporan berbagai studi pengukuran dengan
menggunakan tes inteligensi sebagai alat ukurnya, yang dilakukan secara
longitudinal terhadap sekelompok subjek dari dan sampai ketingkatan usia tertentu
secara test-retest yang alat ukurnya disusun secara sekuensial
Dengan menggunakan hasil pengukuran test inteligensi yang mencakup general
(Infomation and Verbal Analogies, Jones and Conrad telah mengembangkan sebuah
kurva perkembangan Inteligensi, yang dapat di tafsirkan anatara lain sebagai
berikut :
1)

Laju perkembangan Inteligensi pada masa anak-anak berlangsung sangat

pesat,
2)

Terdapat variasi dalam saatnya dan laju kecepatan deklinasi menurut jenis-jenis

kecakapan khusus tertentu


Bloom melukiskan berdasarkan hasil studi longitudinal, bahwa dengan
berpatokankepada hasil test IQ dari masa-masa sebelumnya yang di tempuh oleh
subyek yang sama, kita akan dapat melihat perkembangan prosentase taraf
kematangan dan kemamppuannya sebagai berikut :

a.

Usia 1 tahun berkembang sampai sekitar 20%-nya

b.

Usia 4 tahun sekitar 50%-nya

c.

Usia 8 tahun sekitar 80%-nya

d.

Usia 13 tahun sekitar 92%-nya

Hasil studi Bloom ini tampaknya juga menugaskan bahwa laju perkembangan IQ itu
bersifat proposional.
Berikut ini adalah pendapat beberapa ahli psikologi tentang pengertian Intelegensi
yaitu sebagai berikut :
a)

Claparde dan Stern mengatakan bahwa intelegensi adalah kemampuan untuk

menyesuaikan diri secara mental terhadap situasi atau kondisi baru.


b)

K. Buhler mengatakan bahwa intelegensi adalah perbuatan yang disertai

dengan pemahaman atau pengertian.


c)

David Wechster (1986). Definisinya mengenai intelegensi mula-mula sebagai

kapasitas untuk mengerti ungkapan dan kemauan akal budi untuk mengatasi
tantangan-tantangannya. Namun di lain kesempatan ia mengatakan bahwa
intelegensi adalah kemampuan untuk bertindak secara terarah, berfikir secara
rasional dan menghadapi lingkungannya secara efektif.
d)

William Stern mengemukakan batasan sebagai berikut: intelegensi ialah

kesanggupan untuk menyesuaikan diri kepada kebutuhan baru, dengan


menggunakan alat-alat berfikir yang sesuai dengan tujuannya. William Stern
berpendapat bahwa intelegensi sebagian besar tergantung dengan dasar dan
turunan, pendidikan atau lingkungan tidak begitu berpengaruh kepada intelegensi
seseorang.
Dalam dunia pendidikan dan pengajaran masalah inteligensi merupakan salah satu
masalah pokok; karenanya tidak mengherankan kalau masalah tersebut banyak di
kupas orang, baik secara khusus maupun secara sambil lalu dalam pertautan
dengan pengupasan yang lain. Tentang peran inteligensi itu dalam proses
pendidikan ada yang menganggap demikian pentingnya sehingga di pandang
menentukan dalam hal berhasil dan tidaknya seseorang dalam hal belajar; sedang
pada sisi lain ada juga yang menganggap bahwa inteligensi tidak lebih
mempengaruhi soal tersebut. Tetapi pada umumnya orang berpendapat, bahwa
inteligensi merupakan salah satu faktor penting yang ikut menentukan berhasil atau
gagalnya belajar seseorang; terlebih-lebih pada waktu anak masih sangat muda,
inteligensi sangat besar pengaruhnya.

Adapun pembahasan mengenai inteligensi itu secara teknis pada pokoknya dapat
dibedakan menjadi dua golongan yaitu :
1)

Pembahasan mengenai sifat hakekat inteligensi, dan

2)

Pembahasan mengenai penyelidikan inteligensi itu

Hal yang sama lebih bersifat teoritis-konsepsional, sadang hal yang kedua lebih
bersifat teknis metodologisnya. Dalam pada itu harus diingat bahwa penggolongan
seperti yang dikemukakan itu hanyalah bersifat teknis bukan prinsip. Sebab kedua
hal itu pada hakekatnya tidak dapat di pisah-pisahkandengan tajam.
Inti persoalan daripada sifat hakikat inteligensi itu dirumuskan dengan pertanyaan :
Apakah inteligensa itu ? Pertanyaan ini justru dalam bentuknya yang demikian itu,
menjadi obyek diskusi yang hangat bagi banyak ahli-ahli psikologi, terutama
disekitar tahun-tahun 1900-1925. Persoalannya sendiri sudah tua sekali, lebih dari
padaitu psikologi itu sendiri, karena hal tersebut telah di bahas oleh ahli-ahli filsafat
dan kemudian ahli-ahli biologi sebelum psikologi sebagai ilmu pengetahuan yang
berdiri sendiri ahli.
Menurut konsepsi iniinteligensi ini adalah persatuan (kumpulan yang di persatukan)
daripada daya-daya jiwa yang khusus. Karenna itu pengukuran mengenai inteligensi
juga dapat di tempuh dengan cara mengukur daya-daya jiw khusus itu, misalnya
daya mengamati, daya mereproduksi, daya berfikir dan sebagainya.
Konsep-konsep yang timbul dari keyakinan, bahwa apa yang di selidiki (di test)
dengan testinteligensi itu adalah inteligensi umum. Jadi inteligensi di beri defenisi
sebagai taraf umum yang mewakili daya-daya khusus.
Piaget menemukan tahap berfikir praoprasional, suatu tahap yang berlangsung dari
usia dua atau tiga tahun sampai tujuh atau delapan tahun .
C.

Hubungan antara intelegensi dengan kreativitas

Kreativitas merupakan salah satu ciri dari perilaku yang inteligen karena kreativitas
juga merupakan manifestasi dari suatu proses kognitif. Meskipun demikian,
hubungan antara kreativitas dan inteligensi tidak selalu menunjukkan bukti-bukti
yang memuaskan. Walau ada anggapan bahwa kreativitas mempunyai hubungan
yang bersifat kurva linear dengan inteligensi, tapi bukti-bukti yang diperoleh dari
berbagai penelitian tidak mendukung hal itu. Skor IQ yang rendah memang diikuti
oleh tingkat kreativitas yang rendah pula. Namun semakin tinggi skor IQ, tidak

selalu diikuti tingkat kreativitas yang tinggi pula. Sampai pada skor IQ tertentu,
masih terdapat korelasi yang cukup berarti. Tetapi lebih tinggi lagi, ternyata tidak
ditemukan adanya hubungan antara IQ dengan tingkat kreativitas.
Para ahli telah berusaha mencari tahu mengapa ini terjadi. J. P. Guilford menjelaskan
bahwa kreativitas adalah suatu proses berpikir yang bersifat divergen, yaitu
kemampuan untuk memberikan berbagai alternatif jawaban berdasarkan informasi
yang diberikan. Sebaliknya, tes inteligensi hanya dirancang untuk mengukur proses
berpikir yang bersifat konvergen, yaitu kemampuan untuk memberikan satu
jawaban atau kesimpulan yang logis berdasarkan informasi yang diberikan. Ini
merupakan akibat dari pola pendidikan tradisional yang memang kurang
memperhatikan pengembangan proses berpikir divergen walau kemampuan ini
terbukti sangat berperan dalam berbagai kemajuan yang dicapai oleh ilmu
pengetahuan.
Secara global hakekat intelegensi bisa diilustrasikan sebagai berikut:
a.

Kemampuan memahami sesuatu

Makin tinggi intelegensi seseorang, maka makin cepatlah ia memahami sesuatu


yang dihadapi.
b.

Kemampuan berpendapat

Makin cerdas seseorang, makin cepat pula mengambil ide,langkah penyelesaian


masalah, memilih cara-cara yang tepat diantara sekian alternatif penyelesaian
segera dipilih mana yang paling ringan dan kecil resikonya dan besar manfaatnya.
c.

Kemampuan kontrol dan kritik

Makin cerdas seseorang makin tinggi pula daya kontrol dan kritiknya terhadap apa
yang diperbuat, sehingga tidak diulangi lagi, paling tidak frekuensi pengulangan
kesalahan kecil.
Hubungan inteligensi dengan kehidupan
Memang kecerdasan/intelijensi seseorang memainkan peranan yang penting dalam
kehidupannya. Akan tetapi kehidupan adalah sangat kompleks, intelejensi bukan
satu-satunya faktor yang menentukan sukses tidaknya kehidupan seseorang.
Banyak lagi faktor yang lain, seperti faktor kesehatan dan ada tidaknya
kesempatan. Orang yang sakit-sakitan saja meskipun intelejensinya tinggi dapat
gagal dalam usaha mengembangkan dirinya dalam kehidupannya. Demikian pula
meskipun cerdas jika tidak ada kesempatan mengembangkan dirirnya dapat gagal

pula.
Juga watak (pribadi) seseorang sangat berpengaruh dan turut menentukan. Banyak
di antara orang-orang yang sebenarnya memiliki intelejensi yang cukup tinggi,
tetapi tidak mendapat kemajuan dalam kehidupannya. Ini disebabkan/karena
misalnya, kekurangan-mampuan bergaul dengan orang-orang lain dalam
masyarakat,atau kurang memiliki cita-cita yang tinggi, sehingga tidak/kurang
adanya usaha untuk mencapainya.
Sebaliknya, ada pula seorang yang sebenarnya memiliki intelejensi yang sedang
saja, dapat lebih maju dan mendapat kehidupan yang lebih layak berkat ketekunan
dan keuletannya dan tidak banyak faktor-faktor yang menggagu atau yang
merintanginya. Akan tetapi intelejensi yang rendah menghambat pula usaha
seseorang untuk maju dan berkembang, meskipun orang itu ulet dan bertekun
dalam usahanya. Sebagai kesimpulan dapat kita katakan: Kecerdasan atau
intelejensi seseorang memberi kemungkinan bergerak dan berkembang dalam
bidang tertentu dalam kehidupannya. Sampai di mana kemungkinan tadi dapat
direalisasikan, tergantung pula kepada kehendak dan pribadi serta kesempatan
yang ada.
Jelaslah sekarang bahwa tidak terdapat korelasi yang tetap antara tingkatan
intelegensi dengan tingkat kehidupan seseorang.

BAB III
KESIMPULAN
Kreativitas, disamping bermakna untuk pengembangan diri maupun pembangunan
masyarakat, juga merupakan salah satu kebutuhan pokok manusia, yaitu kebutuhan
akan perwujudan diri sebagai salah satu kebutuhan paling tinggi manusia ( Maslow,
1968 ).
Kreativitas dalam perkembangannya sangat terkait dengan empat aspek, yaitu
aspek pribadi, pendorong, proses, dan produk. Ditinjau dari aspek pribadi,
kreativitas muncul dari interaksi pribadi yang unik dengan lingkungannya. Ditinjau
dari proses, menurut Torrance ( 1988), kreativitas adalah proses merasakan dan

mengamati adanya masalah, membuat dugaan tentang kekurangan ( masalah ) ini,


menilai dan menguji dugaan atau hipotesis, kemudian mengubah dan mengujinya
lagi, dan akhirnya menyampaikan hasil hasilnya. Proses kreatif meliputi beberapa
tahap, yaitu persiapan, inkubasi, iluminasi, dan verifikasi. Definisi mengenai produk
kreativitas menekankan bahwa apa yang dihasilkan dari proses kreativitas, ialah
sesuatu yang baru, orisinalitas, dan bermakna. Ditinjau dari aspek pendorong
kreativitas dalam perwujudannya memerlukan dorongan internal maupun eksternal
dari lingkungannya.
Jadi peranan Intelegensi / kecerdasan setiap orang sangat mempengaruhi
kreativitas, bakat , dan prestasi belajarnya. Seseorang yang Tingkat intelegensinya
(IQ) tinggi belum tentu memiliki kreativitas, bakat, dan prestasi belajarnya tinggi
pula karena setiap individu memiliki motivasi yang berbeda. Tetapi individu yang
memiliki IQ lebih tinggi akan lebih mudah berkreativitas dan meraih prestasi belajar
yang tinggi dibandingkan dengan yang memiliki IQ rendah.

DAFTAR PUSTAKA
Munandar, Utami.2009. Pengembangan Kreativitas Anak Berbakat. Jakarta : PT
RINEKA CIPTA.
http://sunartombs.wordpress.com/2009/08/09/pengertian-kreativitaskreativitas;;pengertian kreativitas2010-2011/.com
http://www.indosiar.com/ragam/21364/anak-berbakat-dalam-pendidikan
http://books.google.co.id/books?id
Gardner, H. (2003). Kecerdasan majemuk; teori dalam praktek. Alih bahasa oleh
Alexander sindoro dan lyndon saputra: batam: interaksara.

Suharnan (1998). Pengaruh platihan imajei dan penalaran terhadap kreativitas


menurut prespektif perbedaan individu. Disrtasi (tidak diterbitkan), program
pascasarjana UGM Yogyakarta.
Suharnan (2005). Psikologi kognitif. Surabaya. Srikandi

Anda mungkin juga menyukai