Anda di halaman 1dari 1

IBUKOTA KABUPATEN MALUKU TENGAH DI PULAU SERAM

Pembangunan kota MASOHI pada hakikatnya merupakan realisasi dari cita-cita

yang bersendikan

pengakuan etnologis yang hidup dalam hati nurani penduduk daerah tingkat II maluku tengah, cita-cita
untuk kembali ke seram nusa ina pulau ibu
Nusa ina pulau ibu, pulau harapan untuk maluku dimasa depan, pulau pujaan bagi penduduk pulau-pulau
Ambon Lease, Buru dan Banda, menjadi tempat berdirinya ibukota kabupaten maluku tengah. Hal mana
sesuai dengan cetusan jiwa yang nampak dalam kapatah : Nunusaku Sama ite, Sama Ite Waele Telu yang
merupakan getaran jiwa yang sudah lama terpendam, kini bangun kembali.
Seram diwaktu VOC dimasa hongi dan perang huamual, digambarkan seperti sudah dimusnahkan habis.
Betapa kejamnya si penjajah dapat dibaca dalam buku De Ambonche Histories karangan rumphius.
Dalam bukunya dikatakan bahwa Huamual Taman Eden dibumi telah dibakar dan diratakan dengan
tanah, sehingga dikala fajar pagi menyingsing, tuan tidak dapat lagi mendengar ayam jantan berkokok.
Kejayaan seram telah dimusnahkan oleh penjajah dan penduduk Maluku Tengah menghasratkan kembali
pemulihan kejayaan itu.
Tetapi apa daya, mudah dikata sulit dikerjakan. Baru sesudah kemerdekaan bangsa dan negara hasrat
tersebut baru bisa diwujudkan.
Setelah Daerah Tingkat II dibentuk dengan peraturan pemerintah No 35 Tahun 1952 (LN No. 49 Tahun
1952) pusat pemerintahan daerah sementara di ambon sudah harus mempunyai tempat kedudukan yang
permanen didalam wilayahnya sendiri. Atas desakan yang menyerukan agar Ibukota Kabupaten Maluku
Tengah secepatnya dapat dibangun di pulau seram, maka Dewan Pemerintah Daerah (DPD) Maluku
Tengah mengusahakan agar tindakan-tindakan kearah pembangunan ibukota dimaksud dipercepat.
Pada tahun 1953

Anda mungkin juga menyukai