III.1 Pembahasan
Industri farmasi sebagai produsen obat-obatan harus dapat menjamin bahwa
produk yang dihasilkan memenuhi persyaratan mutu dan terus menjaga konsistensi
mutunya dalam setiap pembuatan. Adapun salah satu produk industri farmasi yang
penting untuk dijamin kualitasnya adalah produk yang berasal dari bahan alam,
seperti jamu dan fitofarmaka. Produk ini karena berasal dari bahan alam, maka
penting untuk diberi perhatian terhadap proses pembuatannya pada skala industri
agar dihasilkan produk berkualitas yang sesuai CPOTB dan CPOB.
Pada PT.Kimia Farma Plant Bandung, selain memproduksi produk obat sintetis,
juga memproduksi produk berbahan dasar dari alam, yaitu jamu. Produk Jamu
PT.Kimia Farma Plant Bandung contohnya adalah Obat Kumur Enkasari. Kandungan
produk ini salah satunya adalah ekstrak Daun Saga ( Abrus Precatorius Folia ). Daun
Saga secara empiris mampu meredakan dan mengurangi sariawan.
Adapun salah satu proses yang penting pada proses produksi Jamu dalam skala
industri adalah proses pembuatan ekstrak, dimana contohnya pada pembuatan ekstrak
daun Saga (Abrus Precatorius Folia ) untuk produk Jamu PT. Kimia Farma Plant
Bandung. Pada proses pembuatan ekstrak ini harus memenuhi beberapa ketentuan
sesuai CPOTB yaitu dari segi personalia, bangunan, peralatan, sanitasi dan hygiene,
pengolahan dan pengemasan, pengawasan mutu, inspeksi diri dan dokumentasi.
90 o
2. Air yang digunakan dalam proses produksi adalah Purified Water yang diproses
dari raw water yang berasal dari PDAM.
3. Sitem Tata Udara atau AHU (Air Handling Unit) pada ruang produksi hormon
dan sediaan beta laktam menggunakan HEPA filter dengan efisiensi saringan
99,997%.
4. Penandaan pada setiap dus kemasan obat generik baik sirup, tablet, dan kapsul
telah mengikuti ketentuan dari BPOM dengan warna garis yang berbeda-beda.
5. Adanya audit mutu yang dilakukan oleh BPOM tiap 6 bulan sekali melalui
dokumen-dokumen yang dimiliki oleh PT. Kimia Farma.
Sistem pengawasan mutu adalah seluruh proses pengawasan terencana yang
dilakukan mulai dari awal sampai obat jadi dan dirancang untuk menjamin
keseragaman produk obat, yang memenuhi spesifikasi identitas, kekuatan, kemurnian,
dan karakteristik lain yang telah ditetapkan atau disyaratkan.
Tanggung jawab dari Quality Control di PT Kimia Farma (persero) Tbk. Yaitu
melakukan pengawasan terhadap mutu obat, pengawasan di PT Kimia Farma
(persero) Tbk. Dilakukan melalui pemeriksaan analisa mulai dari bahan awal (bahan
baku dan bahan kemas), selama proses IPC (in process control), dan produk akhir
(obat jadi).
c. Sediaan
sirup,
setelah
dilakukan
pencampuran
kemudian
pengujian
organoleptis, viskositas, pH, dan bobot jenis. Uji kebocoran dan keutuhan
segel penutup dilakukan pada pasca pengemasan primer.
d. Sediaan suspensi, meliputi pengujian organoleptis, ukuran partikel, pH, laju
sedimentasi.
3. Pengawasan setelah proses produksi
Obat jadi yang dihasilkan dari proses produksi dilakukan pengembalian
contoh untuk pengujian akhir. Selama dilakukan pengujian, obat jadi di karantina
terlebih dahulu. Setelah dinyatakan lulus uji, maka obat disimpan di bagian
penyimpanan obat jadi atau gudang obat jadi dan siap untuk didistribusikan.
III.2. Kesimpulan
Berdasarkan hasil pelaksanaan praktek kerja profesi Apoteker di PT Kimia
Farma (persero) Tbk. Plant. Bandung dapat di simpulkan bahwa:
a. PT Kimia Farma (persero) Tbk. telah menerapkan pedoman CPOB terkini
2012 (c-GMP).
b. Proses Pembuatan ekstrak pada PT. Kimia Farma plant Bandung, sesuai
dengan CPOTB dimana proses produksi telah mengikuti prosedur
CPOTB.
III.3. Saran
Berdasarkan kegiatan Praktek Kerja Profesi yang telah di lakukan di beberapa
Industri Farmasi, di harapkan agar lebih terbuka untuk memberikan ilmu yang
berkaitan dengan pekerjaan apoteker di Industri Farmasi.