Haemmorrhoid, Fisura Ani, Fistula Ani
Haemmorrhoid, Fisura Ani, Fistula Ani
PENDAHULUAN
banyak
penyakit
yang
gejalanya
menyerupai
wasir.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.2. HAEMORRHOID
2.2.1. Pengertian Haemorrhoid
Haemorrhoid atau wasir/piles bukanlah suatu penyakit melainkan
suatu perubahan pada bantalan pembuluh-pembuluh darah di dubur
(dalam bahasa latin disebut corpus cavernosa recti), berupa pelebaran
dan pembengkakan pembuluh darah dan jaringan sekitarnya. Fungsi
bantalan ini sebagai klep/katup yang membantu otot-otot dubur untuk
menahan faeces. Ada tiga pembuluh darah (vena) didaerah dubur. Bila
oleh salah satu sebab terjadi gangguan (bendungan) aliran darah, maka
pembuluh darah ini akan melebar dan membengkak, keadaan ini disebut
wasir. Pelebaran varises satu segmen / lebih pembuluh darah vena
haemorrhoidales pada poros usus dan anus ini disebabkan karena otot &
pembuluh darah sekitar anus / dubur kurang elastis sehingga cairan darah
terhambat dan membesar. Jaringan haemorrhoid ini dapat ditemukan
pada ujung distal rectum di dalam kanalis analis, biasanya ditemukan
pada aterolateral kanan (arah jam 11), posterolateral kanan (jam 7), dan
posisi lateral kiri (arah jam 3) pada posisi lithotomic. Kita mengenal wasir
dalam (haemorrhoid interna) seperti yang tertulis diatas, dan wasir luar
dimana kulit luar sekitar dubur membengkak karena pelebaran pembuluh
darah balik / bantalan vaskular yang normal di bawah kulit ditemukan di
sekitar poros usus dan anus. (1,2)
(3,7)
pada vena rectalis akibat sikap tubuh yang buruk. Faktor tambahan yang
bisa menjadi penyebab haemorrhoids (biasanya karena peningkatan
tekanan vena rectalis), sering terjadi
(3,7)
(3)
Selain itu berbagai kebiasaan yang tidak baik seperti terlalu banyak
mengedan saat buang air besar , kebiasaan mengangkat beban terlalu
berat, hubungan seks peranal juga bisa menjadi pencetus terjadinya
haemorrhoids. (3)
2.2.3. Insidensi
Haemorrhoids merupakan penyakit yang umum dan banyak
diderita. Di Amerika Serikat prevalensi sekitar 4,4 %, dan diperkirakan
sekitar setengah penduduk Amerika akan menderita haemorrhoids pada
usia 50 tahunan . Sekitar 50-85% dari seluruh penduduk dunia akan
terkena haemorrhoids dalam hidupnya. Namun, hanya sedikit yang
mencari pertolongan medis. Setiap tahun hanya sekitar 500.000 orang di
Amerika Serikat yang mendapat perwatan untuk haemorrhoids, dan
kurang lebih 10-20% dari mereka membutuhkan operasi.
(3)
10
(3)
2.2.4. Patogenesis
Keterlibatan vaskular cushion pada defekasi normal belum
sepenuhnya dimengerti, tetapi tekanan yang ditimbulkan pada proses
defekasi diduga berperan dalam timbulnya haemorrhoid. Bantalan
vaskuler merupakan organ yang elastis yang akan terganggu fungsinya
dan berdilatasi dan menjadi benjolan yang menonjol keluar melewati batas
anus. Bantalan tersebut membesar karena pembuluh darah vena
didalamnya terisi oleh darah dalam jumlah yang melebihi normal,
sehingga tekanan hidrostatik di dalam pembuluh meningkat dan
menimbulkan oedem , yang selanjutnya bantalan yang melebar akan
terlihat membengkak. Keadaan tersebut disebabkan secara lengsung oleh
venous return dari plexus haemorrhoidales yang terganggu akibat sikap
mengedan (repeated episodes of prolonged straining) berlebihan dan
yang dilakukan secara berulang-ulang, sehingga merusak seluruh struktur
bantalan dan jaringan penyokongnya. Selanjutnya lama kelamaan
bantalan tersebut akan merosot ke distal dan menonjol keluar dari anus.
Sikap mengedan yang terlalu kuat tersebut adalah faktor presipitasi
terjadinya dilatasi haemorrhoid. Sedangkan yang berlaku sebagai faktor
predisposisi terdiri atas banyak faktor, seperti faktor usia, faktor kebiasaan
atau gaya hidup, dan sebagainya. (3, 8)
Hipertensi, khususnya pada vena porta, juga dapat menyebabkan
haemorrhoid karena hubungan antara vena porta dan vena cava yang
terjadi di dinding rectum , yang dikenal sebagai anastomosis portocaval.
Sehingga dapat dipahami pada penderita sirosis hepatis, dimana terjadi
peninggian tekanan vena porta mudah terjadi haemorrhoid. Hal ini
disebabkan adanya peninggian tekanan vena porta menyebabkan
11
(3, 8)
interna
diklasifikasikan
lagi
berdasarkan
perkembangannya :
dapat masuk
12
Tingkat 1
Tingkat 2
Tingkat 3
Tingkat 4
13
b. Haemorrhoid eksterna
haemorrhoid ini terjadi karena adanya dilatasi (pelebaran
pembuluh darah) vena haemorrhoidales inferior, terletak dibawah
garis anorektal dan ditutupi oleh mukosa usus. Haemorrhoid ini
keluar dari anus (wasir luar).
Haemorrhoid yang tidak diobati
14
(a)
(b)
(c)
(9)
15
maka
fungsi
penutup
dari
otot-otot
dubur
dapat
terganggu
ini
(gumpalan
darah
yang
menyumbat
pembuluh
darah)
umumnya terjadi pada wasir luar atau inkarserasi dimana wasir yang
keluar terjepit. (1,3)
Jadi,
gejala
yang
timbul
dan
dicurigai
merupakan
suatu
(7)
Rasa sakit atau nyeri di sekitar dubur (rasa sakit timbul karena
prolaps haemorrhoid (benjolan tidak dapat kembali) dari anus
terjepit karena adanya thrombus)
Perih
Perasaan tidak nyaman (duduk terlalu lama dan berjalan tidak kuat
lama)
16
Seperti
penyakit-penyakit
lain,
sebelum
dapat
menegakkan
(5,6)
A. Anal Tags
Banyak pasien yang salah mengira anal tags sebagai suatu
haemorrhoid, dan memang bagian anodermal yang terganggu ini
mempunyai penampilan yang mirip dengan haemorrhoid. Anal tags adlah
tonjolan kutaneus di daerah pebatasan antara anodermal dan kulit
perianal. Asalnya tidak diketahui tapi kemungkinan berasal dari aliran
lymph lokal yang terganggu, mengingat terjadinya anal taga biasanya
17
(5)
C. Sentinel Pile
Sebenarnya penamaan ini tidak benar, karena disebut sebenarnya
merupakan skin tag, biasanya ditemukan di midline posterior, sebelah
distal fissure ani.
18
D. Fissure ani
Pasien yang datang dengan gejala nyeri dan gatal pada anus
mungkin menderita fissure ani, yang sering bersamaan dengan adanya
sentinel tag, sehingga salah kira dengan haemorrhoid. Ada perasan
seperti terbakar pada fissura ani saat BAB dan setelah BAB. Gatal sendiri
sebenarnya bukan gejala dari haemorrhoid.. Biasanya nyeri fissure ani
dimulai 30 menit sebelum defekasi dan berlanjut sampai kira-kira 2 jam
kemudian.
2.2.9. Terapi
Terapi untuk menangani haemorrhoid bisa berupa terapi secara
farmakolgis (dengan pemberian obat-obtan), nonfarmakologis ( dengan
perubahan gaya hidup), ataupun dengan terapi secara minimal invasive
maupun konvensional operative.
19
(7)
dua
bentuk
yaitu
dalam
bentuk
supositoria
untuk
20
21
dengan pita karet. Lama kelamaan haemorrhoid akan mengecil dan layu
dalam waktu kurang lebih satu minggu. (12)
(13)
(12)
(12)
22
Nyeri hebat karena ligasi yang terlalu dekat dengan anal canal
yang memiliki bayak sensor nyeri
Retensi urin
darah
dengan
gelombang
ultrasonic,
Hemorrhoid
Artery
23
24
pasien akan merasakan perasaan sering ingin buang air besar yang
berlangsung 24-48 jam. (14)
operasi
(haemorrrhoidectomy).
Tapi
pasien
seringkali
menghindari pilihan operasi, karena selain biaya yang mahal, rasa nyeri
post operasi dan juga masa penyembuhan yang lama.
Prosedur ini ditemukan oleh Dr. Antonio Longo, dari Department of
Surgery, University of Palermo pada tahun 1993. Prosedur ini
menggunakan alat stapler yang yang berbetuk sirkuler, yang digunakan
untuk mengurangi derajat prolaps dengan mengeksisi mukosa dari lubang
anus proksimal secara sirkumferensial. Dengan mengkoreksi prolaps
mukosa rectum, maka dengan sendirinya perdarahan pun akan berkurang
atau berhenti. (9)
PPH di indikasikan untuk kasus yang berat yaitu haemorrhoid
grade 3 dan 4. juga diindikasikan untuk haemorrhoid dengan grade
rendah yang tidak berhasil dengan terapi konservatif. PPH akan menarik
jaringan yang prolaps ke dalam alat dan
mendilatasi
lubang
anus
untuk
memasukan
instrument,
25
selama 20-30 menit. Tapi banyak kasus juga yang menggunakan anastesi
lokal. (9)
Kontra indikasi dari prosedur ini bila hanya ditemukan satu
haemorrhoid yang prolaps atau ditemukan haemorrhoid yang fibrotik yang
tidak bisa di reposisi. Setelah operasi pasien akan merasakan rasa nyeri
yang minimal dan dapat hilang dengan analgesik. Komplikasi paling sering
adalah retensi urin.
26
(9)
Bisa timbul nyeri menetap dan urgensi fecal setelah prosedus PPH,
namun jarang terjadi (9)
27
(9)
"atomizing hemorrhoids"
28
29
Milligan Morgan
2.
2.2.10. Komplikasi
Berbagai komplikasi bisa terjadi akibat penyakit haemorrhoid
atupun akibat operasi yang dilkukan untuk penanganan haeomorrhoid itu
sendiri. Komplikasi yang bisa tejadi akibat haemorrhoid misalnya anemia,
terjadi akibat perdarahan kronis yang keluar tiap kali buang air besar.
Trombosis haemorrhoid adalah kejadian yang lazim dan dapat timbul
dalam plexus analis ekternus di bawah tunika mukosa epitel gepeng, di
dalam plexus haemorrhoidales utama dalam submukosa kanalis ani atau
keduanya. Thrombosis analis eksternus pada haemorrhoid sering terjadi
pada pasien yang tidak memiliki tanda haemorrhoid yang lain. Sebabnya
tidak diketahui namun mungkin karena tekanan vena yang tinggi, yang
timbul selama usaha mengedan yang berlebihan, yang mengakibatkan
distensi dan stasis dalam vena. Penderita biasanya memperlihatkan
pembengkakan akut pada pinggir anus yang sangat nyeri. Nyeri bisa terus
menerus berlangsung selama bebeerapa hari dan kemudian secara
bertahap mereda spontan: tetapi oedem bisa menetap sampai 3-4
minggu. Kadang-kadang bekuan terlihat melalui kulit di bawahnya dan
menonjol. Terapi biasanya secara simptomatik, karena keadaan ini
sembuh dalam waktu relative singkat. Tetapi jika nyeri parah maka
30
(16,17)
mempunyai
efek
terapi,
yang
menghilangkan
seluruh
gejala
(16,17)
31
haemorrhoid
sendiri
dapat
menimbulkan
berbagai
(7)
perlunya
dilakukan
kateterisasi
(sekitar
4%
berdasarkan penelitian).
Komplikasi lanjut, berupa: (7)
1. Anal stenosis.
2. Pembentukan skin tags.
3. Rekurensi.
4. Fissura ani.
5. Inkontinensia minor.
6. Impaksi fecal setelah haemorrhoidectomy berhubungan dengan
nyeri postoperative dan pemakaian anestsesi.
Dapat diberikan
32
untuk
mengatasi
komplikasi
ini
namun
biasanya
(4)
Minum dalam jumlah yang cukup, sedikitnya 1,5 liter dalam sehari.
Hindari
menggosok-gosok
daerah
dubur
agar
tidak
terjadi
perlukaan.
sambil
membaca,
karena
kebiasaan
ini
akan
33
34
fistula
dengan
otot
sphincter,
yaitu:
intersphincteric,
35
2.3.3. Etiologi
Diarrhea khronik
Penggunaan cathartic
disease,
khususnya
Crohn
disease.
Insidensi
Sekitar
30%
penderita
HIV
dapat
mengalami
abses
36
Mucoid discharge
Pruritus
37
Pemeriksaan
rektum
pada
penderita
fistula
ani
dapat
Perianal(60%)
Ischiorectal(20%)
Intersphincteric(5%)
38
Supralevator(4%)
Submucosal(1%)
2.3.4. Terapi
Tindakan yang dapat dilakukan :
39
Fissura ani berat dapat sembuh dalam 2-4 minggu dengan terapi
suportif.
Fissura
ani
khronik
sering
memerlukan
tindakan
pembedahan.
yang
sering
dilakukan
adalah
lateral
internal
Terapi fistula ani tergantung pada (1) keadaan penderita, (2) ada
sepsis atau abses yang besar, atau (3) tidak ditemukan hal yang
membahayakan pada pemeriksaan fisik.
o
Dapat
diberikan
antibiotik
intravena,
antipyretic,
dan
analgesic.
Obat-Obatan :
Untuk terapi fissura ani, tidak ada obat lain selain untuk melunakan
feses untuk mengurangi rasa sakit yang terjadi.
40
Muscle relaxant
Diazepam (Valium)
5 mg/kg/d PO tid prn
spasm 5-10 mg slow IV/IM
Antibiotics
Metronidazole (Flagyl)
Loading dose 1 g atau 15 mg/kg IV, kemudian 500 mg atau 7.5
mg/kg IV/PO q6h
41
BAB III
KESIMPULAN
42
DAFTAR PUSTAKA
1.
2.
3.
2004.
5.
6.
7.
Jeffrey A., Randal R., Alfred E,. 2001. Colo, Rectum, and Anus.
Surgery, Basic Science and Clinical Evidence.Springer-verlag. New
York inc. Page 726 - 734
8.
9.
10.
11.
43