Anda di halaman 1dari 14

A.

JUDUL PENELITIAN PTK


PENINGKATAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA SISWA KELAS VI SD MELALUI
PENGGUNAAN MEDIA BANGUN RUANG
PENDAHULUAN
Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses
pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya. Untuk memiliki
kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta
keterampilan yang diperlukan dalam masyarakat, bangsa dan negara.
Berbagai usaha pembaharuan kurikulum, perbaikan sistem pengajaran, peningkatan kualitas
kemampuan guru, dan lain sebagainya, merupakan suatu upaya ke arah peningkatan mutu
pembelajaran. Banyak hal yang dapat ditempuh untuk mencapai tujuan tersebut, salah satunya
adalah bagaimana cara menciptakan suasana belajar yang baik, mengetahui kebiasaan dan
kesenangan belajar siswa agar siswa bergairah dan berkembang sepenuhnya selama proses
belajar berlangsung. Untuk itu seharusnya guru mencari informasi tentang kondisi mana yang
dapat meningkatkan pembelajara di sekolah dasar.
Permasalahan yang umum terjadi di SD adalah rendahnya hasil belajar matematika siswa. Hal ini
terbukti bila diadakan ulangan harian per pokok bahasan selalu hasil belajar matematika di
bawah rata-rata mata pelajaran lainnya. Hasil belajar matematika siswa lebih rendah lagi pada
pokok bahasan luas permukaan bangun ruang. Luas permukaan bangun ruang adalah jumlah luas
seluruh sisi-sisi bangun ruang. Materi ini merupakan materi yang sulit bagi siswa.
Beberapa kemungkinan penyebab rendahnya hasil belajar siswa dalam materi luas permukaan
bangun ruang adalah:
a. Materi luas permukaan bangun ruang bersifat abstrak. Siswa sukar membedakan antara sisi
pada bangun datar dengan sisi pada bangun ruang.
b. Tidak mantapnya konsep tentang luas bangun datar.
c. Penggunaan media yang kurang tepat atau tidak menggunakan media sama sekali yang dapat
meningkatkan hasil belajar siswa. Padahal media amat penting dalam pembelajaran matematika.
Higgis dalam Ruseffendi (1993: 144) mengatakan bahwa keberhasilan 60 % lawan 10 % bila
menggunakan media dibandingkan dengan tidak menggunakan media.
Untuk mengatasi permasalaha di atas, langkah yang perlu dilaksanakan adalah dengan
menggunakan media. Media tersebut bernama media bangun ruang yang dapat membelajarkan
siswa secara optimal.
Penggunaan media dapat dimanipulasikan, media merupakan lingkungan belajar yang sangat
menunjang untuk tercapainya optimalisasi dalam pembelajaran, karena media merupakan
jembatan belajar yang awalnya terdapat benda-benda konkret seperti pengalaman anak. Pada
jembatan selanjutnya terdapat semi konkret seperti benda-benda tiruan. Berikutnya lagi terdapat
semi abstrak berupa gambar-gambar, dan selanjutnya terdapat abstrak berupa kata-kata.

Melalui media bangun ruang materi yang bersifat abstrak dapat menjadi konkret. Siswa akan
mengetahui dan melihat komponen komponen bangun ruang Dengan perantara media inilah
siswa dapat membedakan antara sisi pada bangun datar dan sisi pada bangun ruang. Selain itu
dengan media siswa dapat melihat secara langsung bentuk bentuk sisi dan sekaligus mengingat
kembali tentang luas luas bangun datar .
Selanjutnya Rahmanelli (2005:237) menyatakn apabila anak terlibat dan mengalami sendiri serta
ikut serta dalam proses pembelajaran maka hasil belajar siswa akan lebih baik , disamping itu
pelajaran akan lebih lama diserap dalam ingatan siswa.
D. PERMASALAHAN
1. Perumusan Masalah
Berdasarkan permasalahan di atas maka perumusan masalah yang akan dikemukakan a
dalah : Bagaimana hasil belajar siswa SD kelas VI setelah setelah menggunakan media ba
ngun ruang ?
2. Pemecahan masalah
Untuk meningkatkan hasil belajar matematika siswa dapat digunakan media sehingga anak
terlibat secara langsung dan pelajaran akan lebih lama diserap dalam ingatan anak.
E. TUJUAN
1. Tujuan Umum
Agar dapat mengkongkritkan pembelajaran dan dapat melibat siswa dalam pembelajaran
matematika sehingga pembelajaran lebih bermakna bagi siswa.
2. Tujuan Khusus
Untuk mengetahui apakah dengan menggunakan media dalam pembelajaran matematika dapat
meningkatkan hasil belajar siswa.
F. MANFAAT PENELITIAN
1. Bagi siswa
Meningkatkan pemahaman siswa dalam pembelajaran matematika sehingga hasil belajarnya
juaga meningkat
2. Bagi Guru
Sebagai pedoman untuk melaksanakan pembelajarandan dapat menoptimalkan penggunaan
media dalam pembalajaran metematika.
3. Bagi Sekolah
Meningkatkan hasil belajar matematika akan meningkatkan juga citra sekolah di mata
masyarakat.
4. Bagi penulis
Pengalaman yang berharga untuk melaksankan tugas di masa yang akan datang
G. KAJIAN TEORI PUSTAKA
A. Hasil Belajar

Darmansyah (2006:13) menyatakan bahwa hasil belajar adalah hasil penilaian terhadap
kemampuan siswa yang ditentukan dalam bentuk angka. Dari pendapat di atas dapat disimpulkan
bahwa yang dimaksud dengan hasil belajar adalah hasil penilaian terhadap kemampuan siswa
setelah menjalani proses pembelajaran. Cece Rahmat ( dalam Zainal Abidin. 2004:1 )
mengatakan bahwa hasil belajar adalah Penggunaan angka pada hasil tes atau prosedur
penilaian sesuai dengan aturan tertentu, atau dengan kata lain untuk mengetahui daya serap siswa
setelah menguasai materi pelajaran yang telah diberikan. Nana Sujana ( 1989:9 ) belajar
didefinisikan sebagai proses interaksional dimana pribadi menjangkau wawasan wawasan baru
atau merubah sesuatu yang lama.
Selanjutnya peranan hasil belajar menurut Nasrun Harahab ( dalam Zainal Abidin. 2004:2 ) yaitu
:
a. Hasil belajar berperann memberikan informasi tentang kemajuan belajar siswa setelah
mengikuti PBM dalam jangka waktu tertentu. b. Untuk mengetahui keberhasilan komponen
komponen pengajaran dalam rangka mencapai tujuan. c. hasil belajar memberikan bahan
pertimbangan apakah siswa diberikan program perbaikan, pengayaan atau melanjutkan pada
program pengajaran berikutnya. d. Untuk keperluan bimbingan dan penyuluhan bagi siswa yang
mengalami kegagalan dalam suatu program bahan pembelajaran. e. Untuk keperluan supervise
bagi kepala sekolah dan penilik agar guru lebih berkompeten. f. Sebagai bahan dalam
memberikan informasi kepada orang tua siswa dan sebagai bahan dalam mengambil berbagai
keputusan dalam pengajaran .
B. Pengertian Matematika
Matematika adalah ilmu logika tentang bentuk susunan, besaran dan konsepkonsep yang saling
berhubungan satu sama lainnya, matematika dapat dibagi kedalam tiga bidang, yaitu aljabar,
analisis dan geometri. James & James ( dalam Ruseffendi. 27:1993 ) menyatakan bahwa
matematika bukanlah pengetahuan menyendiri yang dapat sempurna karena dirinya sendiri,
tetapi adanya matematika untuk membantu masalah social, ekonomi dan alam.
C. Pengertiam Media
Di dalam pengajaran dikenal beberapa istilah seperi peragaan atau keperagaan. Tetapi dewasa ini
istilah keperagaan ini telah mulai dipopulerkan dengan istilah media. Kata media berasal dari
bahasa latin dan secara harfiah berarti perantara atau pengantar. Media adalah perantara atau
pengantar pesan dari pengirim kepenerima pesan.
Arif. S. Sadiman ( 6:1999 ) yang mengutip pendapat Gagne menyebut media berbagai jenis
komponen dalam lingkungan siswa yang dapat merangsangnya untuk belajar. National
Education Association ( NEA ) dalam abdul halim ( 11:2002 ) mendefinisikan media sebagai
benda yang dapat dimanipulasi, dilihat, didengar, dibaca atau dibicarakan dan dipergunakan
dalam kegiatan belajar mengajar . Senada dengan itu Ruseffendi ( 141:1993 ) menyatakan
bahwa :
Media merupakan alat bantu untuk mempermudah siswa memahami konsep matematika. Alat
bantu itu dapat berwujud benda kongkrit, seperti : batu-batuan, dan kacang-kacangan. Untuk
menerapkan konsep bilangan, kubus ( bendanya ) untuk memperjelas konsep titik, ruas garis,
daerah bujur sangkar dan wujud dari kubus itu sendiri, serta benda-benda bidang beraturan untuk
menerangkan konsep bangun datar dan bangun ruang .
Pendapat-pendapat di atas memiliki kesamaan yaitu media adalah segala sesuatu yang dapat
digunakan untuk menyalurkan pesan dari pengirim ke penerima, sehingga dapat merangsang
pikiran, perasaan, perhatian, dan minat siswa, diharapkan hasil siswa belajar dapat ditingkatkan
setelah menggunakan media.

1. Jenis-jenis Media
Media yang dapat digunakan dalam pembelajaran matematika pada tingkat sekolah dasar
meliputu berbagai macam bentuk. Adapun jenis-jenis dari media adalah sebagai berikut :
(a) benda asli yang berada dilingkungan siswa. (b) papan planel. (c) lambing bilangan. (d) dekakdekak. (e) model bangun datar. (f) papan berpaku. (g) model bangun ruang. Menurut Wina
Sanjaya ( 2006:171) media yang digunakan harus sesuai dengan materi pembelajaran.
Agar penulisan laporan ini lebih terarah nantinya maka penulis akan membatasi tentang jenis
media bangun ruang.
2. Pengertian Media Bangun Ruang
Bangun ruang adalah sejenis benda ruang beraturan yang memiliki rusuk, sisi dan titik sudut.
Media bangun ruang menyerupai kotak, dengan bentuk massif, berongga, dan kerangka. Bentuk
bentuk bangun ruang sudah dikenal siswa dikelas V adalah kubus, balok, tabung, prisma,
kerucut, limas, dan bola. Bentuk-bentuk tersebut akan dipelajari kembali di kelas VI dengan
pembahasannya dititik beratkan pada penentuan luas pemukaan bangun ruang, seperti : kubus,
balok dan tabung.
Untuk lebih jelasnya penulis akan menjelaskan pengertian bnagun ruan satu persatu
Sartono Wirodikromo (2:2003) mendefinisikan kubus, balok, dan tabung sebagai berikut : (a)
Kubus yaitu sebuah benda ruang yang dibatasi oleh 6 bidang datar yang masing-masing
berbentuk persegi yang sama dan sebangun atau kongruen. Yang mempunyai 6 sisi 12 rusuk dan
8 titik sudut serta diagonalnya sama panjang. (b) Balok yaitu sebuah benda ruang yang dibatasi
oleh 6 sisi datar yang masing-masing berbentuk persegi panjang yang terdiri dari mempunyai 6
sisi 12 rusuk dan 8 titik sudut. (c) Tabung yaitu sebuah benda ruang yang dibatasi oleh 2 sisi
datar yang berbentuk lingkaran dan 1 sisi lengkung yang berbentuk persegi panjang.
3. Peranan Media Bangun Ruang di Dalam Pembelajaran Matematika
Selain untuk mengkongkritkan konsep yang terdapat dalam pembelajaran, media bangun ruang
dapat berperanan untuk memudahkan siswa dalam menerima materi luas permukaan bangun
ruang. Penggunaan media bangun ruang ini diharapkan dapat membangkitkan motivasi siswa
dalam belajar. Dengan kata lain, penggunaan media bangun ruang dalam pembelajaran
matematika dapat memperbesar minat dan perhatian siswa.
Arnis Kamar ( ( 2002:18 ) fungsi media bangun ruang dalam pembelajaran matematika adalah
sebagai berikut :
(a) Dengan adanya media siswa akan lebih banyak mengikuti pembelajaran matematika dengan
gembira sehingga minatnta dalam mempelajari matematika semakin besar. Anak akan senang,
terangsang, tertarik dan bersikap positif terhadap pembelajaran matematika. (b) dengan
menyajikan konsep abstrak matematika dalam bentuk kongkrit, maka siswa pada tingkat yang
lebih rendah akan lebih mudah memahami dan mengerti. (c) Media dapat membantu daya titik
ruang, karena tidak membayangkan bentuk-bentuk geometri terutama bentuk geometri ruang,
sehingga dengan melalui gambar dan benda-benda nyata akan terbantu daya pikirnya agar lebih
berhasil dalam belajar. (d) Siswa akan menyadari hubungan antara pengajaran dengan bendabenda yang ada disekitarnya. (e) Konsep abstrak yang tersaji dalam bentuk konkrit berupa model
matematika dapat dijadikan objek penilaian.
Bedasarkan kutipan di atas maka dapat disimpulkan bahwa penggunaan media bangun ruang
dalam pembelajaran matematika dapat membantu guru menjelaskan hal yang bersifat abstrak
menjadi lebih konkrit sehingga siswa mudah belajar matematika.
Namun dalam pelaksanaan guru hendaknya memilih dan menggunakan media yang cocok untuk
menyampaikan materi pembelajaran kepada siswa, sehingga siswa dapat terlibat secara fisik,

mental dan social, dalam pembelajara. Sejalan dengan pendapat para ahli diatas penulis, penulis
akan menggunakan bangun ruang dalam kegiatan pembelajaran luas pemukaan adalah sebagai
berikut.: (a) Mengamati model bangun ruang berongga, dan mode kerangka. (b) Memberi nama
bangun ruang, dan mengguankan media bangun ruang berongga untuk menunjukkan sisi. (c)
Menggunakan model kerangka untuk menunjukkan rusuk. (d) menghitung sisi, rusuk, dan titik
sudut. (e) Mengukur pada model bangun ruang pada : rusuk, panjang, lebar, tinggi, jari-jari dan
diameter. (f) mencari luas sisi bangun ruang. (g) Menemukan rumus luas permukaan kubus,
balok, dan tabung, dan (h) Membimbing siswa menggunakan rumus-rumus debgab memberikan
latihan-latihan. Dengan menggunakan media siswa dapat termotivasi sebagaimana Ivas K.
Davles ( 1991:215 ) jika seseorang telah termotivasi maka ia siap untuk melakukan hal-hal yang
diperlukan sesuai dengan yang dikehendaki.
H. Prosedur Penelitian
Proses penelitian tindakan merupakan kerja berulang atau (siklus), sehingga diperoleh
pembelajaran dapat membantu siswa dalam menyelesaikan soal tentang luas pemukaan bangun
ruang di kls VI. Penelitian ini dilaksanakan dengan 2 siklus. Tipa sikslus dilakukan 3 kali
pertemuan. Pada setiap siklus terdapat rencana . tindakan, observasi dan refleksi.
Menurut Wardani ( 2002:1.4) PTK adalah Penelitian yang dilakukan guru dalam kelasnya dan
berkolaboratif antara peneliti dengan praktisi ( guru dan kepala sekolah ).
Alur penelitian dapat dilihat di bawah ini :
Siklus 1 :
Langkah-langkah yang digunakan adalah :
a. mengamati aneka bangun ruang
b. membri nama bangun ruang
c. menggunakan media bangun ruang untuk menunjukkan sisi. Rusuk, dan titik sudut.
d. Menghitung sis, rusuk, dan titik sudut
e. Megukur panjang, lebar, tinggi, diameter, dan jari-jari bnagun ruang.
f. Memberi nama sisi, rusuk dan titik sudut.
g. Mencari luas sisi-sisi bangun ruang.
h. Menemukan rumus luas pemukaan bnagun ruang
i. Latihan.
Siklus 2 :
Langkah-langkah yang digunakan adalah :
a. mengamati jarring-jaring bangun ruang
b. mengukur panjang masing-masing rusuk
c. memberi nama sisi pada jarring-jaring bangun ruang
d. menggunting jarring-jaring bangun ruang
e. membentuk beberapa macam model jarring bangun ruang
f. mengelompokkan sisi-sisi yang sebangun
g. mencari luas masing-masing sisi
h. menjumlahkan semua sisi
i. menggunakan rumus pencari luas pemukaan bangun ruang untuk menyelesaikan latihan .
Langkah-langkah PTK dapat diuraikan sebagai berikut:
a. Siklus I

1. Rencana
Menyediakan perangkat penelitian meliputi:
- Rencana pembelajaran yang berisikan tentang : (a). Pokok Bahasan, Sub Poko Bahasan (b).
Tujuan Pembelajaran Khusus (TPK) (c). Kegiatan Belajar Mengajar (KBM) (d). Sumber / Alat /
Metode (e). Penilaian
- Lembar Observasi murid
- Lembar Kerja Siswa
2. Pelaksanaan Tindakan
- Meragakan aneka bangun ruang
- Menggunakan model bangun ruang berongga untuk menunjukkan sisi, dan titik sudut. Model
kerangka untuk menunjukkan rusuk.
- Lima orang siswa kelas bergantian menghitung sisi, rusuk dan titik sudut dari model-model
bangn ruang.
- Lima orang siswa kedepan kelas bergantian untuk menunjukkan rusuk, panjang, lebar, tinggi,
jari-jari, dan diameter dari masing-masing bangun ruang.
- Lima orang siswa kedepan kelas mengukur rusuk, panjang, lebar, tinggi, jari-jari, dan diameter
bangun ruang.
- Siswa mencari luas permukaan sisi bangun ruang.
- Melalui bimbingan guru siswa menemukan rumus luas permukaan kubus, balok dan tabung.
- Mengerjakan latihan dengan menggunakan rumus luas permukaan kubus, balok dan tabung.
3. Observasi
Pengamatan yang dilakukan pada siswa dalam menggunakan media bangun ruang adalah dengan
menyediakan lembar pengamatan tentang :
Kegiatan Siswa, pada :
1. pendahuluan
meliputi : (a) Melengkapi alat tulis
(b) mengerjakan PR
2. Kegiatan inti
Meliputi : (a) Memperhatikan uraian guru
(b) Mengerjakan latihan tepat waktu
(c) Mengerjakan latihan dengan memahami rumus
(d) Berani bertanya
(e) Berani menjawab pertanyaan guru
(f) Kurang memperhatikan seperti bercanda, minta izin.
3. Penutup
Meliputi : merangkum pelajaran.
4. Hasil Belajar
Observasi yang dilakukan terhadap hasil belajar siswa adalah :
Memdata hasil belajar siswa yang sudah mencapai hasil 6,5 dan yang belum mencapai 6,5.
Menemukan kesulitan siswa dalam memahami dan menggunakan rumus luas pemukaan bangun
ruang.
5. Analisa

Bedasarkan kegiatan siswa dan hasil belajar siswa, maka hasil analisa peneliti dapat
digambarkan pada refleksi.
4 . Refleksi
Berkaitan dengan hasil observasi tentang kegiatan dan hasil belajar
siswa di atas maka penelitian berkolaborasi dengan pengamat dan
menetapkan :
Apa yang telah dicapai siswa dalam menggunakan rumus luas pemukaan bangun ruang.
Apa yang belum dicapai siswa dalam menggunakn rumus-rumus bangun ruang.
Apa yang perllu diperbaiki dalam pembelajaran dalam sikslus berikutnya.
b. Siklus II
1. Rencana
Menyediakan perangkat penelitian meliputi:
- Rencana pembelajaran yang berisikan tentang : (a). Pokok Bahasan, Sub Poko Bahasan (b).
Tujuan Pembelajaran Khusus (TPK) (c). Kegiatan Belajar Mengajar (KBM) (d). Sumber / Alat /
Metode (e). Penilaian
- Lembar Observasi murid
- Lembar Kerja Siswa
2. Pelaksanakan Tindakan
- Siswa meletakkan jarring-jaring bangun ruang yang dibawa dari rumah masing-masing
- Siswa menukar jarring-jaringnya dengan teman sebangku
- Memperhatikan jarring-jaring bangun ruang yang dipajang guru didepan
- Masing-masing siswa mengukur panjang masing-masing rusuk bangun ruang
- Siswa menggunting jarring-jaring bangun ruang
- Siswa mampu menbentuk model jarring-jaring bangun ruang
- Siswa mengelompokan sisi-sisi yang sama dan sebangun
- Siswa mengerjakan perintah guru
- Guru membimbing siswa menggunakan rumus.
3. Observasi
Pengamatan yang dilakukan pada siswa dalam menggunakan media bangun ruang adalah dengan
menyediakan lembar pengamatan tentang :
Kegiatan Siswa, pada :
2. pendahuluan
meliputi : (a) Melengkapi alat tulis
(b) mengerjakan PR
2. Kegiatan inti
Meliputi : (a) Memperhatikan uraian guru
(b) Mengerjakan latihan tepat waktu
(c) Mengerjakan latihan dengan memahami rumus
(d) Berani bertanya
(e) Berani menjawab pertanyaan guru
(f) Kurang memperhatikan seperti bercanda, minta izin.
3. Penutup
Meliputi : merangkum pelajaran.
4. Refleksi
Melalui hasil kolaborasi peneliti dengan pengamat serta hasil observasi maka peneliti

menetapkan langkah berikutnya.


I.
DAFTAR PUSTAKA
Darmansyah. 2006. Penelitian Tindakan Kelas. UNP
Depdiknas. 2004. Pedoman Penulisan Karya Ilmiah. Cetakan Edisi Ke empat. Malang Pers
Ivor. K.Davies. 1991. Pengelolaan Belajar. Jakarta CV Rajawali
Nana Sujana. 1989. Teori-teori Belajar Untuk Pengajaran. Bandung Ekonomi UI
Ruseffendi. 1996. Pendidikan Matematka 3. Jakarta: Depdikbud
Rahmanelli. 2005. Skolar Jurnal Kependidikan. Vol 6. Nomor 2. Padang. UNP
Sukahar. 1995. Matematika SD kelas VI. Jakarta. Depdikbud
Sulardi. 1996. Luas Bangun Datar. Jakarta. Erlangga
Tim Penulis. 1994. GBPP Kelas VI. Jakarta. Dirjen Pendidikan Dasar.
Tim Penulis. 1999. Suplemen GBPP Kelas VI. Jakarta. Pusat Penerbit UT
Wina Sanjaya. 2006. Strategi Pembelajaran. Jakarta. Kencana
Wiradikromo Sartono. 2003. Dimensi Tiga. Jakarta. Erlangga
Zainal Abidin. 2004. Evaluasi Pengajaran. Padang. UNP
Demikian Contoh Proposal PTK MATEMATIKA SISWA KELAS VI SD : Penelitian Tindakan
Kelas sumber:remenmaos.blogspot.com

Proposal Penelitian Tindakan Kelas Matematika :


PENGGUNAAN METODE DRILL UNTUK
MENINGKATKAN PEMBELAJARAN MATEMATIKA
PADA KONSEP PENGURANGAN DENGAN MEMINJAM
DI KELAS II SD 2 LENGKONG KECAMATAN GARUNG
KABUPATEN WONOSOBO
November 8, 2009 hadisetyo Leave a comment Go to comments
IN ENGLISH VERSION CLIK HERE
PENDAHULUAN
Latar Belakang
Matematika merupakan salah satu ilmu pengetahuan yang sudah berkembang pesat pada saat
sekarang ini, baik materi maupun kegunaannya. Dengan menguasai pengetahuan Matematika
khususnya siswa di sekolah, memungkinkan siswa akan lebih mudah dalam menerima
pengetahuan ini. Ilmu pengetahuan dan teknologi yang berkembang semakin pesat, baik
langsung ataupun tidak langsung akan berpengaruh terhadap perkembangan pendidikan. Oleh

karena itu mutu pendidikan harus ditingkatkan terutama ilmu berhitung atau Matematika,
peranan Matematika dalam kehidupan telah membawa kehidupan manusia ke zaman teknologi
modern.
Begitu pentingnya peranan Matematika terhadap masa depan bangsa, maka pemerintah telah
berusaha untuk meningkatkan mutu pelajaran Matematika dengan berbagai upaya misalnya
dengan pemberian alat peraga, buku paket, olympiade Matematika, serta penyempurnaan
kurikulum, siswa atau anak didik sebagai individu yang potensial tidak dapat berkembang
banyak tanpa bantuan sebagai pembimbing berkaitan dengan peningkatan mutu pendidikan maka
perlu adanya perbaikan, pembaharuan, serta perubahan dalam segala aspek diantaranya
kurikulum, sarana dan prasarana, guru, siswa serta metode pengajaran.
Pembelajaran Matematika di SD N 2 Lengkong khususnya di kelas II, sering mengalami
hambatan dan kesulitan terutama dalam pencapaian hasil belajar yang diharapkan, hal itu
disebabkan oleh beberapa hal, diantaranya adalah sebagai berikut :
1. Banyak siswa yang berpendapat bahwa Matematika adalah pelajaran yang sulit, sehingga
sebagian besar siswa kurang menyenangi pelajaran Matematika, sehingga minat belajar mereka
rendah, sehingga hasil belajar yang diinginkan kadang tidak tercapai.
2. Pelajaran Matematika identik dengan kegiatan hitung-menghitung yang menurut sebagian
siswa membuat pusing.
3. Adanya keterbatasan media membuat guru kesulitan menerangkan materi tertentu dalam
pembelajaran Matematika.
Karena adanya faktor yang menghambat pencapaian hasil belajar dilihat membuat prestasi
belajar yang diukur dengan analisis hasil evaluasi pada materi pengurangan dengan meminjam
menunjukan dari 100% siswa yang ada di kelas dengan nilai kriteria ketuntasan belajar minimal
(KKM) ditingkat satuan pendidikan adalah 6,0 sejumlah 30% siswa atau sekitar sepertiga dari
jumlah siswa tidak mencapai KKM tersebut.
Dengan diadakan penelitian ditentukan bahwa siswa kurang memahami materi karena siswa
berpatokan kepada apa yang dijelaskan guru saja tanpa mempunyai pemikiran yang inovatif.
Dengan adanya beberapa hal yang kadang menjadi penghambat dalam kelancaran proses
pembelajaran matematika diatas, maka kami berusaha membuat kondisi dan pola pikir siswa
kelas II SD N 2 Lengkong, khususnya dalam membelajaran Matematika pada materi
pengurangan dengan meminjam, dengan menerapkan metode drill yaitu suatu metode
pembelajaran dengan memberikan latihan-latihan soal secara berulang-ulang.
Adanya perubahan ini diharapkan membuat proses pembelajaran Matematika berjalan secara
aktif, kreatif dan menyenangkan sehingga terjadi peningkatan hasil belajar siswa yang dapat
diidentifikasikan dari peningkatan hasil evaluasi yang dilakukan.
Oleh sebab itu dalam penelitian tindakan kelas, penulis mengambil judul : Penggunaan Metode
Drill untuk Meningkatkan Membelajaran Matematika pada Konsep Pengurangan dengan
Meminjam di Kelas II SD N 2 Lengkong
Indentifikasi Masalah
Pemahaman konsep Matematika merupakan produk dan proses Matematika. Keberhasilan proses
Matematika dipengaruhi oleh banyak faktor, antara lain pemahaman guru terhadap materi,

tersedianya materi pelajaran dan alat peraga, etos kerja guru, pemanfaatan sumber belajar dan
kemampuan guru dalam proses pengajaran juga dipengaruhi oleh kesiapan dan kemampuan
siswa yang mana masing-masing siswa memiliki keterampilan yang berbeda-beda, oleh karena
itu guru ditutut untuk dapat memilih dan menggunakan metode yang cocok dan sesuai, juga
berusaha menghilangkan anggapan siswa bahwa Matematika adalah pelajaran yang sulit dan
menakutkan. Berganti menjadi pelajaran Matematika yang mudah dan menyenangkan.
Dengan demikian dapat dinyatakan bahwa dengan metode drill dapat meningkatkan pemahaman
siswa terhadap konsep Matematika.
Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang diatas, permasalahan dalam penelitian ini adalah Apakah, dengan
menggunakan metode drill dapat meningkatkan pelajaran Matematika di kelas II SD ?
Tujuan Masalah
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui apakah dengan menggunakan ketode drill
dapat meningkatkan pembelajaran Matematika di kelas II SD.
Manfaat
Manfaat dari penelitian ini adalah sebagai berikut :
a. Bagi peneliti, dapat untuk dijadikan bekal untuk dapat ditukar kepada rekan guru SD yang lain
sebagai pengetahuan yang diharapkan dapat bermanfaat nantinya.
b. Bagi guru, dapat memperbaiki pembelajaran yang dikelolanya sehingga kegiatan belajar
mengajar dapat berlangsung dengan baik dan mencapai tujuan pembelajaran seperti apa yang
diharapkan.
c. Bagi siswa, dapat membuat siswa lebih tertarik dan antusias dalam belajar Matematika karena
adanya perubahan pemikiran tentang pelajaran Matematika yang sebelumnya merupakan hal
yang kurang disukai menjadi pelajaran yang disukai.
d. Bagi sekolah, dengan adanya kegiatan yang dilakukan serta hasil yang diberikan membawa
dampak positif terhadap perkembangan sekolah yang nampak pada peningkatan hasil belajar
sehingga dapat tercapainya ketuntasan belajar minimal yang telah ditetapkan oleh sekolah, yaitu
peningkatan prestasi siswa, dengan meningkatkan keberhasilan siswa berarti meningkatkan mutu
bagi sekolah tersebut.
KAJIAN PUSTAKA
Analisis Teoritis
1. Karakteristik siswa SD kelas II dalam belajar Matematika :
1) Ciriciri anak usia kelas II SD
Siswa kelas IV SD adalah siswa yang duduk dibangku kelas II SD yang rata-rata umurnya 7
tahun.
2) Perkembangan jiwa anak kelas II SD
Anak usia 7 tahun atau anakanak kelas II SD adalah suka bermain, terutama bermain benda
benda disekitarnya.
3) Menurut piaget anakanak rata-rata usia 7 tahun termasuk usia operasional konkrit (umur 7-12
tahun). Pada masa ini perkembangan anak kelas II SD adalah rasa ingin tahu dan pada masa ini

sudah dapat melakukan tugas-tugas konkret.


Meningat perkembangan anak kelas II seperti diatas yaitu motivasi belajar sangat tinggi karena
ingin tahunya. Untuk itu guru harus bisa memilih metode yang tepat, sangatlah tepat bila guru
menggunakan metode drill dalam pembelajaran Matematika di kelas II SD, sehingga belajar
siswa tidak jenuh.
2. Pengertian Metode Drill
Metode yaitu cara yang teratur dan terpikir baik-baik untuk mencapai maksud (dalam
pengetahuan), atau cara yang digunakan untuk menyampaikan materi pelajaran drill yaitu
melatih kecakapan, ketangkasan, dan sebagainya dengan cara mengulang-ulang.
Jadi metode drill artinya cara yang teratur dan terpikir baik-baik untuk mencapai maksud dalam
ilmu pengetahuan tertentu untuk melatih kecakapan, ketangksan dan sebagainya dengan cara
mengulangulang.
3. Pengertian belajar dan hasil belajar
Belajar adalah suatu usaha yang dilakukan dengan sengaja untuk memperoleh perubahan tingkah
laku yang diharapkan. Hal ini dapat dilihat dari perubahan tidak tahu menjadi tahu dari tidak
paham menjadi paham. Dalam belajar muncul adanya keterkaitan antara unsur yang satu dengan
yang lain untuk menunjang keberhasilan dalam belajar, belajar dikatakan berhasil jika dengan
usahanya sendiri dapat memecahkan masalah yang sedang dihadapi, sehingga mengakibatkan
perubahan tingkah laku.
Dan hasil belajar merupakan sesuatu yang didapat dari pada kegiatan belajar yang nampak
setelah kegiatan itu dilakukan dan dapat diukur dengan nilai dan tolak ukur yang lain, adanya
penetapan kriteria berhasil atau tidaknya pembelajaran membuat adanya usaha untuk mencapai
hasil belajar yang maksimal sesuai dengan apa yang diharapkan.
Pengertian yang Relevan
Tugas guru antara lain memahami dengan baik materi yang akan diajarkan, memahami dan
memanfatkan dengan baik cara peserta didik belajar Matematika untuk pembelajaran yang
dilaksanakan, memahami cara mengajarkan Matematika yang efektif dan menggunakan caracara mengajar Matematika. Siswa melakukan belajar untuk memperoleh konsep dan infomasi
baru tentang Matematika. Untuk itu sebelum dibahas lebih lanjut tentang pengajaran Matematika
di kelas II SD akan dikemukakan lebih dahulu definisi belajar, belajar berhubungan dengan
perubahan tingkah laku seorang terhadap situasi tertentu yang disebabkan oleh pengalaman yang
berulang-ulang dalam situasi itu.
Mengingat pada umumnya, prestasi belajar Matematika rendah, karena adanya berbagai
kesulitan dalam belajar Matematika, untuk itu guru harus memahami kesulitan-kesulitan dalam
Matematika sehingga bisa memilih metode yang tepat.
Bahwa untuk memperoleh dan memahami konsep Matematika SD perlu diusahakan suatu cara
yang memberi kemungkinan kepada siswa untuk menguasai pelajaran, salah satu diantaranya
dengan menggunakan metode driil.
Kerangka Pemikiran
Dalam pembelajaran siswa mengalami dan melakukan belajar pada pembelajaran Matematika
siswa belajar untuk mengembangkan kemampuan berkomunikasi dengan menggunakan bilangan
dan symbol-symbol ketajaman penalaran yang dapat memperjelaskan dan menyelesaikan
permasalahan dalam kehidupan sehari-hari dalam aktifitas belajar tersebut akan menghasilkan
perubahan yang bersifat kualitatif.

Kualitas tersebut sangat dipengaruhi oleh pendekatan pembelajaran yang dilakukan guru. Dalam
pembelajaran Matematika anak akan memahami konsep dengan baik bila anak sudah merasa
tertarik dan berminal untuk belajar Matematika. Selain itu agar hasil belajar lebih bermakna dan
memuaskan dalam hal ini menggunakan salah satu metode yang mengaktifkan siswa untuk
berpikir lewat metode drill dan menemukan konsep sendiri maupun dibimbing guru.
Hipotesis
Berdasarkan analisis teoritis, beberapa hasil penelitian yang relevan dan kerangka pemikiran
seperti diungkapkan diatas, maka dalam penelitian ini dapat diajukan rumusan hipotesa yang
berbunyi Penggunaan Metode Drill untuk Meningkatkan pembelajaran Matematika pada
Konsep Pengurangan dengan Meminjam di Kelas II SD N 2 Lengkong Kecamatan Garung
Kabupaten Wonosobo
METODOLOGI PENELITIAN
Desain Penelitian
a. Jenis Penelitian
Jenis penelitian ini adalah penelitian tindakan kelas classroom actions research, dengan
penjelasan sebagai berikut :
1) Tempat Penelitian
Penelitian ini dilakukan di SD N 2 Lengkong
2) Waktu Penelitian
Penelitian ini dilakukan pada semester ganjil tahun pelajaran 2009
3) Subjek Penelitian
Subjek penelitian adalah kelas II SD N 2 Lengkong
4) Teknik Pengumpulan data
Data dalam penelitian ini diperoleh melalui :
a. Lembar observasi kinerja siswa dalam melakukan penelitian data ini ditentukan berdasarkan
skala penilaian (amat kurang sampai dengan amat baik).
b. Laporan tertulis dari kegiatan penelitian yang dilakukan oleh siswa akan dinilai dengan
rentang skor 0-100
c. Angket sikap siswa terhadap pelaksanaan pembelajaran dengan menggunakan metode drill.
b. Perencanaan Tindakan
Langkah-langkah yang dilaksanakan pada tahap ini adalah
1. Merancang pembelajaran dengan menggunakan metode driil
2. Menyusun alat test penjajagan sebagai evaluasi awal
3. Membuat lembar kegiatan siswa
4. Membuat instrumen observasi siswa dalam penelitian dan kinerja guru dalam proses
pembelajaran.
5. Membuat lembar evaluasi untuk menilai laporan hasil penelitian siswa
6. Menyusun soal evaluasi hasil belajar
7. Membuat angket sikap siswa terhadap pembelajaran Matematika menggunakan metode drill.
c. Pelaksanaan Tindakan
Pelaksanaan tindakan dalam penelitian ini yaitu guru melaksanakan pembelajaran dengan
menggunakan perangkat pembelajaran yang telah dibuat.
d. Observasi

Mengamati pelaksanaan pembelajaran atau mengobservasi dilakukan saat pelaksanaan


pembelajaran dan diskusi prestasi hasil penelitian oleh siswa.
e. Refleksi
Peneliti melakukan pembelajaran dengan mempertimbangkan hal-hal sebagai berikut :
1. Kesesuaian pelaksanaan dengan perencanaan
2. Kendala atau kesulitan yang dialami
3. Kemajuan yang telah dicapai siswa
4. Rencana pembelajaran selanjutnya
f. Jadwal Penelitian
Terlampir
DAFTAR PUSTAKA
Wardhani, I.G.A.K, dkk, 2008. Penelitian Tindakan Kelas, Pusat Penerbit Universitas Terbuka :
Jakarta
Mustoha. Amin, dkk, 2009. Senang Matematika, Pusat Perbukuan Departemen Pendidikan
Nasional.
About these ads

Cacing Pita dan Manusia


Dari hubungan 2 makhluk hidup ini cacing pita yang dihidup dalam usus manusia memperoleh
keuntungan karena memperoleh makanan. Sedangkan manusia memperoleh kerugian karena
makanannya di makan oleh cacing pita.
2.Tali Putri dan Inangnya
Tali putri adalah salah satu tumbuhan yang tidak punya klorofil sehingga tidak bisa
berfotosintesis. Oleh karena itu ia memperoleh zat organik dari tumbuhan inangnya. Pada
interaksi ini tumbuhan inangnya dirugikan karena zat organiknya diambil oleh tali putri
3.Benalu dan Tumbuhan Inangnya
Interaksi yang dilakuka benalu dengan inangnya sedikit berbeda dengan interaksi antara tali putri
dengan inangnya Benalu punya klorofil sehingga ia bisa melakukan proses fotosintesis. Oleh
karena itu ia mengambil air dan mineral dari inangnya. Sedangkan tumbuhan inangnya
mengalami kerugian karena air dan mineralnya diambil oleh tumbuhan benalu. Tapi parasit
seperti ini yang memiliki klorofil disebut semiparasit.
4.Cacing Tambang dan Manusia

Cacing tambang hidup dalam usus manusia berbeda dengan cacing pita cacing tambang ini
sangat merugikan karena dapat menyebabkan penyakit. Dalam interaksi ini cacing tambang
menyerap darah manusia untuk makanannya tapi disisi lain manusia bisa terserang penyakit
anemia karena kekurangan darah.
5.Kutu dan Hewan ia tinggal
Kutu menghisap dari hewan tempat ia tinggal. Sedangkan hewan tempat ia tingga merasakan
gatal tidak nyaman.
6.Rafflesia Arnoldi dan Tumbuhan Inangnya
Bungan Rafflesia Arnoldi ini tidak punya akar, batang dan daun. Oleh karena itu dalam upaya
memperoleh makanannya ia mengambil makanan dari tumbuhan inangnya. Sedangkan tumbuhan
inangnya dirugikan karena makanannya diambil oleh rafflesia arnoldi
7.Tikus dan Petani
Tikus memperoleh makanan dari tumbuhan petani di sawah. Di sisi lain petani mengalami
kerugian karena tanamannya dimakan oleh tikus sehingga hasil panennya berkurang.

Anda mungkin juga menyukai