Anda di halaman 1dari 17

BAB 2

TINJAUAN PUSTAKA

2.1.

Pengertian Hydrocephalus
Hydrocephalus

adalah

keadaan

patologi

otak

yang

mengakibatkan

bertambahnya Cairan Serebrospinalis (CSS) dengan tekanan intrakarnial yang


meninggi sehingga

terdapat pelebaran ruangan

tempat

mengalirnya CSS.

Hydrocephalus Kongenital umumnya terjadi sekunder akibat malformasi susunan


saraf pusat atau stenosis aquaduktus. Hydrocephalus biasanya timbul selama periode
neonatus atau pada awal masa bayi. Harus dibedakan dengan pengumpulan cairan
lokal tanpa tekanan intrakarnial yang meninggi seperti pada kista porensefali atau
pelebaran ruangan CSS akibat tertimbunnya CSS yang menempati ruangan, sesudah
terjadinya atrofi otak. Hydrocephalus yang tampak jelas dengan tanda tanda klinis
yang khas disebut hydrocephalus yang manifes. Sementara itu, hydrocephalus
dengan ukuran kepala yang normal disebut sebagai hydrocephalus yang tersembunyi.
Dikenal Hydrocephalus Kongenital dan Hydrocephalus Akuisita.13,14,15

2.2.

Anatomi dan Fisiologi


Ruangan CSS mulai terbentuk pada minggu kelima masa embrio, terdiri dari

sistem ventrikel, sistem magna pada dasar otak dan ruangan subaraknoid yang
meliputi seluruh susunan syaraf. CSS yang dibentuk dalam sistem ventrikel oleh
pleksus koroidalis kembali ke dalam peredaran darah melalui kapiler dalam piamater
dan araknoid yang meliputi seluruh susunan syaraf pusat (SSP). Hubungan antara
sistem ventrikel dan ruang subaraknoid adalah melalui foramen Magendie di median

Universitas Sumatera Utara

dan foramen Luschka di sebelah lateral ventrikel IV. Aliran CSS yang normal ialah
dari ventrikel lateralis melalui foramen Monroi ke ventrikel III, dari tempat ini
melalui saluran yang sempit akuaduktus Sylvii ke ventrikel IV dan melalui foramen
Luscha dan Magendie ke dalam ruang subaranoid melalui sisterna magna. Penutupan
sisterna basalis menyebabkan gangguan kecepatan resorpsi CSS oleh sistem kapiler.13
Secara rinci anatomi otak dapat dilihat pada gambar berikut ini:

Gambar 2.1. Anatomi Otak

2.3.

Etiologi
Kasus hydrocephalus terjadi 2 per 1.000 kelahiran. Kondisi ini bisa dideteksi

sejak masih dalam kandungan (Congenital Hydrocephalus) sehingga tindakan lanjut


dari kondisi ini sudah bisa disiapkan sejak sebelum persalinan.16

Universitas Sumatera Utara

Hydrocephalus terjadi bila terdapat penyumbatan aliran CSS pada salah satu
tempat antara tempat pembentukan CSS dalam sistem ventrikel dan tempat absorpsi
dalam ruang subarachnoid. Akibat penyumbatan terjadi dilatasi ruangan CSS di
atasnya. Penyebab penyumbatan aliran CSS yang sering terdapat pada bayi dan anak
ialah:
2.3.1.

Kelainan bawaan
a. Stenosis aquaduktus sylvii
Adalah penyumbatan aliran CSS pada tingkat saluran air dari sylvii (antara

ventrikel ketiga dan keempat di otak). Merupakan penyebab yang terbanyak pada
hydrocephalus bayi dan anak (60-90%). Akuaduktus dapat merupakan saluran buntu
sama sekali atau abnormal lebih sempit dari biasa. Umumnya gejala hydrocephalus
terlihat sejak lahir atau progresif dengan cepat pada bulan-bulan pertama setelah
lahir. Stenosis aquaduktus juga merupakan penyebab yang sangat umum dari
hydrocephalus kongenital. Dengan kejadian hydrocephalus 5 sampai 10 per 10.000
kelahiran hidup,

stenosis aquaduktus menyumbang sekitar 20% dari kasus

hydrocephalus.13,17,18
b. Spina bifida dan kranium bifida
Hydrocephalus pada kelainan ini biasanya berhubungan dengan sindrom
Arnold-Chiari akibat tertariknya medula spinalis dengan medula oblongata dan
serebelum letaknya lebih rendah dan menutupi foramen magnum sehingga terjadi
penyumbatan sebagian atau total. Kasus hydrocephalus karena spina bifida terjadi
pada 20 50 per 10.000 kelahiran hidup.13,19

Universitas Sumatera Utara

c. Sindrom Dandy-Walker
Dandy-Walker juga merupakan penyebab penting Hydrocephalus Kongenital,
meskipun terjadi lebih jarang. Merupakan atresia kongenital foramen Luschka dan
Magendie dengan akibat Hydrocephalus Obstruktif dengan pelebaran sistem ventrikel
terutama ventrikel IV yang dapat sedemikian besarnya hingga merupakan suatu kista
yang besar di daerah fosa posterior. Sindrom tersebut terjadi pada sekitar 1 per
30.000 kelahiran hidup. Meskipun cacat yang hadir pada saat lahir, hydrocephalus
tidak selalu hadir dalam periode neonatal. Sekitar 80% dari semua Dandy-Walker
akan di diagnosis pada usia satu tahun, meskipun beberapa diagnosa mungkin
tertunda hingga remaja atau dewasa.13,19
d. Kista araknoid
Dapat terjadi kongenital tetapi dapat juga timbul akibat trauma sekunder suatu
hematoma.13
e. Anomali Pembuluh Darah
Dalam kepustakaan dilaporkan terjadinya hydrocephalus akibat aneurisma
arterio-vena yang mengenai arteria serebralis posterior dengan vena Galeni atau sinus
transversus dengan akibat obstruksi akuaduktus.13
2.3.2. Infeksi16,18
Infeksi pada selaput meningen dapat menimbulkan perlekatan meningen
sehingga dapat terjadi obliterasi ruang subarachnoid. Pelebaran ventrikel pada fase
akut meningitis purulenta terjadi bila aliran CSS terganggu oleh obstruksi mekanik
eksudat purulenta di aquaduktus silvii sisterna basalis.

Universitas Sumatera Utara

Selain itu, ibu hamil sering menderita beberapa infeksi, infeksi ini dapat
berpengaruh pada perkembangan normal otak bayi. Seperti:
a. CMV (Cytomegalovirus)
Merupakan virus yang menginfeksi lebih dari 50% orang dewasa
Amerika pada saat mereka berusia 40 tahun. Juga dikenal sebagai virus yang paling
sering ditularkan ke anak sebelum kelahiran. Virus ini bertanggung jawab untuk
demam kelenjar.
b. Campak Jerman (rubella)
Merupakan suatu penyakit menular yang disebabkan oleh virus rubella.
Virus ditularkan dari orang ke orang melalui udara yang ditularkan ketika orang
terinfeksi batuk atau bersin, virus juga dapat ditemukan dalam air seni, kotoran dan
pada kulit. Ciri gejala dari beberapa rubella merupakan suhu tubuh tinggi dan ruam
merah muda.
c. Mumps
Merupakan sebuah virus (jangka pendek) infeksi akut di mana kelenjar
ludah, terutama kelenjar parotis (yang terbesar dari tiga kelenjar ludah utama)
membengkak.
d. Sifilis
Merupakan PMS (Penyakit Menular Seksual) yang disebabkan oleh
bakteri Treponema pallidum.
e. Toksoplasmosis merupakan infeksi yang disebabkan oleh parasit berseltunggal yaitu Toxoplasma gondii.

Universitas Sumatera Utara

2.3.3. Neoplasma
Hydrocephalus oleh obstruksi mekanis yang dapat terjadi di setiap tempat
aliran CSS. Pengobatan dalam hal ini ditujukan kepada penyebabnya dan apabila
tumor tidak mungkin dioperasi, maka dapat dilakukan tindakan paliatif dengan
mengalirkan CSS melalui saluran buatan atau pirau. Pada anak yang terbanyak
menyebabkan penyumbatan ventrikel IV atau akuaduktus sylvii bagian terakhir
biasanya suatu glioma yang berasal dari serebelum, sedangkan penyumbatan bagian
depan ventrikel III biasanya disebabkan suatu kraniofaringioma.13
2.3.4. Perdarahan
Telah banyak dibuktikan bahwa perdarahan sebelum dan sesudah lahir dalam
otak, dapat menyebabkan fibrosis leptomeningen terutama pada daerah basal otak,
selain penyumbatan yang terjadi akibat organisasi dari darah itu sendiri.10
Meskipun banyak ditemukan pada bayi dan anak, sebenarnya hydrocephalus
juga bisa terjadi pada dewasa. Hanya saja, pada bayi gejala klinisnya tampak lebih
jelas, sehingga lebih mudah dideteksi dan didiagnosis. Hal ini dikarenakan pada bayi
ubun-ubunnya masih terbuka, sehingga adanya penumpukan cairan otak dapat
dikompensasi dengan melebarnya tulang-tulang tengkorak. Terlihat pembesaran
diameter kepala yang makin lama makin membesar seiring bertambahnya tumpukan
CSS. Sedangkan pada orang dewasa, tulang tengkorak tidak lagi mampu melebar.
Akibatnya berapapun banyaknya CSS yang tertumpuk, tidak akan mampu menambah
besar diameter kepala.16

Universitas Sumatera Utara

2.4. Epidemiologi
2.4.4. Distribusi dan Frekuensi
a. Orang
Hydrocephalus internus atau penumpukan cairan serebrospinalis yang
berlebihan dalam ventrikel otak dengan akibat pembesaran kranium, terjadi pada satu
diantara 2.000 janin dan merupakan 12% diantara malformasi berat yang ditemukan
pada waktu lahir. Cacat yang sering terjadi bersamaan adalah spina bifida yang
ditemukan pada sepertiga kasus. Seringkali lingkaran kepala melampaui 50 cm, dan
terkadang mencapai 80 cm. Volume cairan biasanya antara 500 dan 1500 ml, tetapi
dapat mencapai 5 liter. Presentasi sungsang ditemukan pada sepertiga kasus. Apapun
presentasinya, biasanya akan terjadi disproporsi sephalopelvik, dan biasanya
mengakibatkan distosia yang berat.20
Pada umumnya, kejadian hydrocephalus sama pada laki-laki dan perempuan.
Insiden hydrocephalus menyajikan kurva usia bimodal. Satu puncak terjadi pada
masa bayi dan terkait dengan berbagai bentuk cacat bawaan. Dipuncak lain terjadi di
masa dewasa yaitu mewakili sekitar 40% dari total kasus hydrocephalus.10
Dalam sebuah penelitian (1968 - 1976) yang berbasis rumah sakit di Amerika
Serikat dengan total 174.000 kelahiran, peneliti menemukan kejadian hydrocephalus
bawaan sebesar 6,6 kasus per 10.000 kelahiran. Tidak ada perbedaan yang signifikan
dalam insiden antara kulit putih dan kulit hitam.21

Universitas Sumatera Utara

b. Tempat dan Waktu


Hydrocephalus dapat mempengaruhi kesehatan baik pasien anak dan dewasa.
Menurut situs NIH pada tahun 2008, diperkirakan 700.000 anak-anak dan orang
dewasa yang hidup dengan hydrocephalus. Hydrocephalus Pediatric mempengaruhi
satu di setiap 500 kelahiran hidup, membuatnya menjadi salah satu yang paling
umum cacat perkembangan , lebih umum dari sindrom Down atau tuli. Ini adalah
penyebab utama operasi otak untuk anak-anak di Amerika Serikat. Ada lebih dari 180
penyebab yang berbeda kondisi tersebut, salah satu etiologi diperoleh paling umum
adalah

perdarahan

otak

yang

berhubungan

dengan

kelahiran

prematur.

Hydrocephalus dapat terdeteksi selama pemeriksaan USG.22


Raveley (1973) dan Cit Yasa (1983) di Inggris melaporkan bahwa insidensi
Hydrocephalus Kongenital sebesar 5-10,8 pada setiap 10.000 kelahiran dan 11%43% disebabkan oleh stenosis aqueductus serebri. Menurut Harsoso (1996),
Hydrocephalus Infantil ditemukan 46% diantaranya adalah akibat abnormalitas
perkembangan otak, 50% karena perdarahan subaraknoid dan meningitis, dan kurang
dari 4% akibat tumor fossa posterior.23
Insiden Hydrocephalus Kongenital bervariasi pada populasi berbeda, terutama
hydrocephalus dengan meningomielokel, pada tahun 1992 yaitu antara 4 per 1.000
kelahiran di beberapa bagian Wales dan Irlandia Utara dan sekitar 2 per 10.000
kelahiran di Jepang. Insidens bentuk hydrocephalus lainnya sekitar 1 per 1.000
kelahiran hidup. Sedangkan di Indonesia mencapai 10 per 1.000 kelahiran.9

Universitas Sumatera Utara

2.4.5. Faktor Faktor yang Mempengaruhi18,24


Berikut ini adalah hal hal yang mempengaruhi terjadinya hydrocephalus:
a.

Lahir prematur, bayi yang lahir prematur memiliki risiko yang lebih
tinggi perdarahan intraventricular (perdarahan dalam ventrikel otak),
yang dapat menyebabkan hydrocephalus.

b.

Masalah selama kehamilan infeksi pada rahim selama kehamilan dapat


meningkatkan risiko hydrocephalus pada bayi berkembang. Akibat
infeksi dapat timbul perlekatan meningen. secara patologis terlihat
penebalan jaringan piameter dan arakhnoid sekitar sisterna basalis dan
daerah lain, penyebab infeksi adalah toksoplasmosis.

c.

Masalah dengan perkembangan janin seperti penutupan yang tidak


lengkap dari kolom tulang belakang. Beberapa cacat bawaan mungkin
tidak terdeteksi saat lahir, tetapi peningkatan risiko hydrocephalus akan
tampak saat usia bayi lebih tua (masih masa anak - anak).

d.

Lesi dan tumor sumsum tulang belakang atau otak. Pada anak yang
menyebabkan penyumbatan ventrikel IV / akuaduktus sylvii bagian
terakhir

biasanya

suatu

glioma

yang

berasal

dari

cerebelum,

penyumbatan bagian depan ventrikel III disebabkan kraniofaringioma.


Hydrocephalus Infantil, 4% adalah karena tumor fossa fosterior.
e.

Infeksi pada sistem saraf.

f.

Perdarahan di otak. Hydrocephalus Infantil, 50% adalah karena


perdarahan dan meningitis.

g.

Memiliki cedera kepala berat.

Universitas Sumatera Utara

2.5.

Klasifikasi Hydrocephalus
Terdapat berbagai macam klasifikasi hydrocephalus yang bergantung pada

faktor yang terkait. Klasifikasi hydrocephalus berdasarkan :


2.5.1. Gambaran Klinis
a. Hydrocephalus

yang

manifes

(overt

hydrocephalus)

merupakan

hydrocephalus yang tampak jelas dengan tanda tanda klinis yang khas.
b. Hydrocephalus yang tersembunyi (occult hydrocephalus) merupakan
hydrocephalus dengan ukuran kepala yang normal.8
2.5.2. Waktu pembentukan
a. Hydrocephalus Kongenital merupakan hydrocephalus yang terjadi pada
neonatus atau yang berkembang selama intrauterine.
b. Hydrocephalus Infantil merupakan hydrocephalus yang terjadi karena
cedera kepala selama proses kelahiran.
c. Hydrocephalus Akuisita merupakan hydrocephalus yang terjadi selama
masa neonatus atau disebabkan oleh faktor faktor lain setelah masa
neonatus.2
2.5.3. Proses terbentuknya
a.

Hydrocephalus Akut adalah hydrocephalus yang terjadi secara mendadak


sebagai akibat obstruksi atau gangguan absorbsi CSS.

b.

Hydrocephalus Kronik adalah hydrocephalus yang terjadi setelah aliran


serebrospinal mengalami obstruksi beberapa minggu atau bulan atau
tahun.

Universitas Sumatera Utara

c.

Hydrocephalus Subakut adalah hydrocephalus yang terjadi diantara


waktu hydrocephalus akut dan kronik.2

2.5.4. Sirkulasi cairan serebrospinal


a.

Hydrocephalus Komunikans adalah hydrocephalus yang memperlihatkan


adanya hubungan antara CSS system ventrikulus dan CSS dari ruang
subaraknoid.

b.

Hydrocephalus non - Komunikans berarti terdapat hambatan sirkulasi


cairan serebrospinal dalam sistem ventrikel sendiri.8,20

2.6.

Gambaran Klinis8
Gambaran klinik hydrocephalus dipengaruhi oleh umur penderita, penyebab,

dan lokasi obstruksi. Gejala gejala yang menonjol merupakan refleksi hipertensi
intrakranial. Rincian gambaran klinik adalah sebagai berikut:
2.6.1. Neonatus
Gejala hydrocephalus yang paling umum dijumpai pada neonatus adalah
iritabilitas. Sering kali anak tidak mau makan dan minum, kadang kadang
kesadaran menurun ke arah letargi. Anak kadang kadang muntah, jarang yang
bersifat proyektil. Pada masa neonatus ini gejala gejala lainnya belum tampak,
sehingga apabila dijumpai gejala gejala seperti tersebut di atas, perlu dicurigai
adanya kemungkinan hydrocephalus. Dengan demikian dapat dilakukan pemantauan
secara teratur dan sistematik.
Pada anak di bawah 6 tahun, termasuk neonatus, akan tampak pembesaran
kepala karena sutura belum menutup secara sempurna. Pembesaran kepala ini harus

Universitas Sumatera Utara

dipantau dari waktu ke waktu, dengan mengukur lingkar kepala. Fontanela anterior
tampak menonjol, pada palpasi terasa tegang dan padat. Pemeriksaan fontanela ini
harus dalam situasi yang santai, tenang, dan penderita dalam posisi berdiri atau duduk
tegak. Tidak ditemukannya fontanela yang menonjol bukan berarti bahwa tidak ada
hydrocephalus. Pada umur 1 tahun, fontanela anterior sudah menutup atau oleh
karena rongga tengkorak yang melebar maka tekanan intrakranial secara relatif akan
mengalami dekompresi.
Vena vena di kulit kepala dapat sangat menonjol, terutama apabila bayi
menangis. Peningkatan tekanan intrakranial akan mendesak darah vena dari alur
normal di basis otak menuju ke sistem kolateral dan saluran saluran yang tidak
mempunyai klep. Mata penderita hydrocephalus memperlihatkan gambaran yang
khas, yang disebut sebagai setting-sun sign, skera yang berwarna putih akan tampak
di atas iris. Paralisis nervus abdusens, yang sebenarnya tidak menunjukkan lokasi
lesi, sering dijumpai pada anak yang berumur lebih tua dan pada dewasa. Kadang
kadang terlihat adanya nistagmus dan strabismus. Pada hydrocephalus yang sudah
lanjut dapat terjadi edema papil atau atrofi papil. Tidak adanya pulsasi vena retina
merupakan tanda awal hipertensi intrakranial yang khas.
2.6.2. Dewasa
Gejala yang paling sering dijumpai adalah nyeri kepala. Sementara itu,
gangguan visus, gangguan motorik/berjalan, dan kejang terjadi pada 1/3 kasus
hydrocephalus pada usia dewasa. Pemeriksaan neurologik pada umumnya tidak
menunjukkan kelainan, kecuali adanya edema papil dan/atau paralisis nervus
abdusens.

Universitas Sumatera Utara

Gambar 2.2.

Gambar 2.2. Hydrocephalus

Gambar 2.2. Hydrocephalus

2.7.

Pencegahan

2.7.1. Pencegahan Primer18,25


Pencegahan primer adalah upaya memodifikasi faktor risiko atau mencegah
berkembangnya faktor risiko, sebelum dimulainya perubahan patologis, dilakukan
pada tahap suseptibel dan induksi penyakit, dengan tujuan mencegah atau menunda
terjadinya kasus baru penyakit. Pada kasus hydrocephalus pencegahan dapat
dilakukan dengan:
a. Pada kehamilan perawatan prenatal yang teratur secara signifikan dapat
mengurangi risiko memiliki bayi prematur, yang mengurangi risiko bayi
mengalami hydrocephalus.

Universitas Sumatera Utara

b. Untuk penyakit infeksi, setiap individu hendaknya memiliki semua


vaksinasi dan melakukan pengulangan vaksinasi yang direkomendasikan.
c. Meningitis merupakan salah satu penyebab terjadinya hydrocephalus.
Untuk itu perlu dilakukan penyuluhan tentang pentingnya vaksin
meningitis bagi orang orang yang berisiko menderita meningitis.
Vaksinasi dianjurkan untuk individu yang berpergian ke luar negeri, orang
dengan gangguan sistem imun dan pasien yang menderita gangguan
limpa.
d. Mencegah cedera kepala.
2.7.2. Pencegahan Sekunder
a.

Diagnosis
Hydrocephalus merupakan salah satu dari kelainan kongenital. Untuk

mewaspadai adanya kelainan kongenital maka diperlukan pemeriksaan fisik,


radiologik, dan laboratorium untuk menegakkan diagnosa kelainan kongenital setelah
bayi lahir. Disamping itu, dengan kemajuan teknologi kedokteran suatu kelainan
kongenital kemungkinan telah diketahui selama kehidupan janin seperti adanya
diagnosa prenatal atau antenatal.2
Pada hydrocephalus, diagnosa biasanya mudah dibuat secara klinis. Pada anak
yang lebih besar kemungkinan hydrocephalus diduga bila terdapat gejala dan tanda
tekanan intrakranial yang meninggi. Tindakan yang dapat membantu dalam
menegakkan diagnosis ialah transluminasi kepala, ultrasonogafi kepala bila ubunubun besar belum menutup, foto Rontgen kepala dan tomografi komputer (CT Scan).
Pemeriksaan untuk menentukan lokalisasi penyumbatan ialah dengan menyuntikkan

Universitas Sumatera Utara

zat warna PSP ke dalam ventrikel lateralis dan menampung pengeluarannya dari
fungsi lumbal untuk mengetahui penyumbatan ruang subaraknoid. Sebelum
melakukan uji PSP ventrikel ini, dilakukan dahulu uji PSP ginjal untuk menentukan
fungsi ginjal. Ventrikulografi dapat dilakukan untuk melengkapi pemeriksaan.
Namun dengan adanya pemeriksaan CT Scan kepala, uji PSP ini tidak dikerjakan
lagi.2
b. Pengobatan
Penanganan hydrocephalus telah semakin baik dalam tahun-tahun terakhir ini,
tetapi terus menghadapi banyak persoalan. Idealnya bertujuan memulihkan
keseimbangan antara produksi dan resorpsi CSF. Beberapa cara dalam pengobatan
hydrocephalus yaitu:
1.

Terapi Medikamentosa
Hydrocephalus dengan progresivitas rendah dan tanpa obstruksi pada
umumnya tidak memerlukan tindakan operasi. Dapat diberi asetazolamid dengan
dosis 25-50 mg/kg BB. Asetazolamid dalam dosis 40-75 mg/kg 24 jam
mengurangi sekitar sepertiga produksi CSF, dan terkadang efektif pada
hydrocephalus ringan yang berkembang lambat. Pada keadaan akut dapat
diberikan manitol. Diuretika dan kortikosteroid dapat diberikan, meskipun
hasilnya kurang memuaskan.8

2.

Operasi
Operasi berupa upaya menghubungkan ventrikulus otak dengan rongga
peritoneal, yang disebut ventriculo-peritoneal shunt. Tindakan ini pada
umumnya ditujukan untuk hydrocephalus non-komunikans dan hydrocephalus

Universitas Sumatera Utara

yang progresif. Setiap tindakan pemirauan (shunting) memerlukan pemantauan


yang berkesinambungan oleh dokter spesialis bedah saraf.8
Pada Hydrocephalus Obstruktif, tempat obstruksi terkadang dapat dipintas
(bypass).

Pada operasi Torkildsen dibuat pintas stenosis

akuaduktus

menggunakan tabung plastik yang menghubungkan tabung plastik yang


menghubungkan 1 ventrikel lateralis dengan sistem magna dan ruang
subaraknoid medula spinalis; operasi tidak berhasil pada bayi karena ruanganruangan ini belum berkembang dengan baik.6
2.7.3. Pencegahan Tersier
Pencegahan tersier adalah upaya pencegahan progresi penyakit ke arah
berbagai akibat penyakit yang lebih buruk, dengan tujuan memperbaiki kualitas hidup
pasien. Pada penderita hydrocephalus pencegahan tersier yang dapat dilakukan yaitu
dengan pemeliharaan luka kulit terhadap kontaminasi infeksi dan pemantauan
kelancaran dan fungsi alat shunt yang dipasang. Tindakan ini dilakukan pada periode
pasca operasi. Hal ini dilakukan untuk mencegah terjadinya komplikasi shunt seperti
infeksi, kegagalan mekanis, dan kegagalan fungsional yang disebabkan oleh jumlah
aliran yang tidak adekuat.25
Infeksi pada shunt meningkatkan resiko akan kerusakan intelektual, lokulasi
ventrikel dan bahkan kematian. Kegagalan mekanis mencakup komplikasikomplikasi seperti: oklusi aliran di dalam shunt (proksimal, katup atau bagian distal),
diskoneksi atau putusnya shunt, migrasi dari tempat semula, tempat pemasangan yang
tidak tepat. Kegagalan fungsional dapat berupa drainase yang berlebihan atau malah
kurang lancarnya drainase. Drainase yang terlalu banyak dapat menimbulkan

Universitas Sumatera Utara

komplikasi lanjut seperti terjadinya efusi subdural, kraniosinostosis, lokulasi


ventrikel, hipotensi ortostatik.15

Universitas Sumatera Utara

Anda mungkin juga menyukai