Anamnesis
1. Identitas
Nama : Rina
Umur : 23 tahun
Jenis kelamin : perempuan
Alamat :
Pekerjaan :
2. Keluhan utama
Haid dan rasa nyeri pada perut bawah, awalnya nyeri di perut dan menjalar
ke bagian pinggang, rasa mual, muntah dan sakit kepala.
3. Riwayat penyakit dahulu
a. Riwayat medis, tanyakan mengenai adanya diabetes, hipertensi, asma, hepatitis, HIV,
dan informasi riwayat opname.
b. Riwayat operasi, tanyakan mengenai waktu, indikasi, dan jenis operasi yang dilakukan
c. Riwayat ginekologis, tanyakan mengenai riwayat obstetrik, riwayat menstruasi,
keluarga berencana, dan fungsi seksual
d. Riwayat Psikiatrik, tanyakan mengenai waktu, diagnosis, riwayat opname, dan
pengobatan yang dijalani
4. Riwayat keluarga
Dalam memperoleh informasi ini, tanyakan mengenai usia, penyebab kematian, atau penyakit
yang dialami oleh keluarga terdekat pasien seperti orang tua, kakek-nenek, saudara, anak, atau
cucu.
5. Kepribadian dan Riwayat Sosial
Hal ini mencakup kepribadian pasien dan minat, sumber dukungan, cara mengatasi masalah,
kekuatan, dan ketakutan. Sebaiknya ditanyakan mengenai: pekerjaan dan tingkat pendidikan;
sumber stress, baik yang baru muncul atau yang telah kronik; pengalaman hidup penting;
kegiatan pengisi waktu, dan aktivitas hidup sehari-hari (activities of daily living/ADL). Fungsi
dasar minimal harus ditanyakan, terutama pada pasien lansia dan orang cacat. Kepribadian dan
riwayat sosial juga melingkupi kebiasaan hidup yang sehat atau menciptakan resiko, seperti
olahraga atau pola makan, tanyakan frekuensi olahraga, pola makan harian, suplemene,
konsumsi kopi atau teh. Anda dapat pula menanyakan riwayat pengobatan alternatif yang pernah
diikuti pasien.
Dibawah ini merupakan daftar pertanyaan untuk tiap sistem. Jika anda telah berpengalaman,
menanyakan hal-hal dibawah ini tidak memerlukan banyak waktu :
a. Keadaan umum, berat badan sebelum keluhan, perubahan berat badan. Kelemahan,
kelelahan, demam
b. Kulit, gatal, bercak, benjolan, kering, perubahan warna, perubahan rambut dan kuku
c. Telinga-Hidung-Tenggorok-Mata-Kepala, Kepala: Sakit kepala, cedera kepala, pusing,
merasa kepala ringan; Mata: tajam pandangan, penggunaan kaca mata, pemeriksaan terakhir,
nyeri, kemerahan, air mata berlebih, penglihatan ganda, penglihatan kabur, katarak, dll; Telinga:
pendengaran, suara mendengung, vertigo, nyeri, infeksi, cairan keluar dari telinga; Hidung dan
sinus: riwayat flu, sumbatan hidung, hingus, gatal, hidung berdarah, dan masalah
sinus;Tenggorok (atau mulut dan faring): keadaan gigi, gusi, riwayat nyeri tenggorokan, sakit
menelan, dan suara parau.
d. Leher, benjolan, pembesaran kelenjar, gondok, nyeri, atau kekakuan pada leher.
e. Payudara, benjolan, nyeri, cairan puting, riwayat pemeriksaan mandiri (Sadari)
f. Respiratorik, batuk, sputum, batuk darah, sesak napas, mengik. Anda dapat pula menanyakan
ada tidaknya riwayat tuberkulosis, pneumonia, emphisema, asma, dan bronkhitis.
g. Kardiovaskuler, permasalahan jantung, tekanan darah tinggi, demam rematik, nyeri dada atau
rasa tidak nyaman, palpitasi, sesak pada saat baring, paroxismal nocturnal dispnea, edema,
riwayat EKG atau pemeriksaan jantung lainnya.
h. Gastrointestinal, sulit menelan, nyeri perut dan lokasinya, nafsu makan, mual, muntah, warna
dan konsistensi feses, perdarahan anus, hemorrhoid, konstipasi, diare. Nyeri perut, intoleransi
makanan, sendawa berlebihan.
i. Urinarius, frekuensi berkemih, poliuria, nokturia, urgensi, nyeri pada saat berkemih, batu
ginjal, inkontinensi.
j. Genitalia, Pria: hernia, cairan dari penis, nyeri penis atau testis, riwayat penyakit menular
seksual, kebiasaan seksual, kepuasan, metode KB, penggunaan kondom. Wanita: usia menarke;
keteraturan, frekuensi dan durasi haid; jumlah darah, perdarahan diantara masa haid atau
setelah berhubungan seksual; dismenore, gangguan pre-menstruasi; usia menopause, gejala
menopause, perdarahan post-menapuse; sekret vagina, gatal, perih, benjolan, riwayat penyakit
menular seksual dan pengobatannya; jumlah kehamilan dan kelahiran, metode KB, riwayat
keguguran, komplikasi kehamilan; preferensi seksual, fungsi, kepuasan, permasalahan lain
seperti dispareunia; terpapar dengan infeksi HIV.
k. Vaskuler perifer, klaudikasio intermitten, keram, varises.
l. Muskuloskeletal, nyeri otot dan sendi, kekakuan, arthritis, riwayat gout, dan nyeri punggung.
Jika dirasakan, tanyakan lokasi dari otot atau sendi yang mengalaminya, ada tidaknya bengkak,
kemerahan, nyeri, kekakuan, kelemahan, atau pergerakan yang terbatas; termasuk waktu gejala
tersebut terjadi, durasi, dan riwayat trauma
m. Neurologik, pingsan, kejang, kelemahan, paralisis, rasa baal, kesemutan, tremor atau
pergerakan involunter lainnya.
n. Hematologik, anemia, gusi mudah berdarah, riwayat reaksi post transfusi
o. Endokrin, masalah thyroid, intoleransi panas dan dingin, keringat berlebih, haus dan lapar
berlebih, poliuria, perubahan ukuran sepatu yang mendadak
p. Psikiatrik, kecemasan, ketegangan, mood termasuk deresi, gangguan memori, percobaan
bunuh diri jika ada.
6. riwayat haid
banyaknya darah yang keluar selama haid, lamanya haid, disertai nyeri/tdk.
2. PF ku : tnrs
Pemeriksaan fisik untuk dismenorea adalah dengan pemeriksaan panggul. Pemeriksaan panggul
adalah pemeriksaan fisik organ panggul wanita oleh seorang profesional kesehatan.
Pemeriksaan panggul membantu mengevaluasi ukuran dan posisi dari vagina, leher rahim,rahim
dan ovarium.
4. Pp
Pemeriksaan penunjang yang dapat dilakukan pada kasus seperti pasien adalah :
USG
Laparoskopi atau histeroskopi
Pada pemeriksaan ini dinilai ukuran, bentuk uterus; ukuran dan struktur adnexa; serta
nodul atau fibrosis ligamentum uterosakral atau septum retrovaginal (Berek & Jonathan,
2007).
Pemeriksaan penunjang pertama yang dapat dilakukan adalah USG karena
pertimbangan biaya yang lebih terjangkau. Pada pemeriksaan laparoskopi harus
dimasukkan lewat abdomen dan ini menimbulkan daerah perlukaan. Pada Histeroskopi
tidak dianjurkan karena harus memasukkan alat lewat pada serviks padahal pasien
belum menikah. Kemungkinan hasil pemeriksaan penunjang pada pasien adalah tidak
terdapat kelainan.
Pemeriksaan tambahan :
4. Du
Sesuai kasus nyeri perut bagian bawah menjalar ke pinggang, merasa
mual, muntah dan sakit kepala, cepat marah dan mudah tersinggung.
Nyeri kram di perut bawah dan menjalar ke arah paha dan daerah
pinggang merupakan gejala yang tersering. Sakit kepala, mual, konstipasi
atau diare, dan muntah kadang dapat terjadi. Karakteristik nyeri dijumpai
pada hari pertama dari menstruasi, bersamaan dengan keluarnya darah
menstruasi.
a. Dismenore Primer
Nyeri haid primer didefinisikan sebagai nyeri kram yang berulang yang terjadi
saat menstruasi tanpa ada kelainan patologik pada pelvis. Nyeri haid sekunder
adalah nyeri saat haid yang didasari oleh adanya kelainan patologik pada pelvis,
contohnya endometriosis. Nyeri haid primer mulai saat usia remaja, saat dimana
siklus ovulasi mulai teratur. Penyebab nyeri haid primer sampai saat ini masih belum
jelas, tetapi beberapa teori menyebutkan bahwa kontraksi miometrium akan
menyebabkan iskemia pada uterus sehingga menyebabkan rasa nyeri. Kontraksi
miometrium tersebut disebabkan oleh sintesis prostaglandin. Prostaglandin disebut
dapat mengurangi atau menghambat sementara suplai darah ke uterus yang
menyebabkan uterus mengalami kekurangan oksigen sehingga menyebabkan
kontraksi miometrium dan terasa nyeri.
Gejala dari nyeri haid primer berupa rasa nyeri di perut bagian bawah,
menjalar ke daerah pinggang dan paha. Kadang-kadang disertai mual, muntah,
diare, sakit kepala dan emosi yang labil. Nyeri timbul sebelum haid dan berangsur
hilang setelah darah haid keluar.
Dismenore primer didefinisikan sebagai rasa sakit berupa kram mentruasi
tanpa ada bukti patologis. Bila kita merujuk dari persentase nyeri selama menstruasi
maka persentasenya adalah 510% dari remaja akhir atau usia 20 tahun yang
menderita dismenore primer dalam waktu singkat setiap bulannya. Nyerinya bisa
rendah, menengah, berturut-turut, kram pelviks, dan nyerinya menjalar ke belakang
atau sebelah dalam paha. Kram dapat terjadi dalam satu atau beberapa hari disertai
mual, diare, sakit kepala dan kemerahan pada wajah. Uterus mengalami
vasokontriksi, anoreksia kontraksi terus menerus karena prostaglandin PGF2 dan
PGF2. Pada sebagian wanita dengan dismenore primer, terjadi peningkatan
sekresi endometrial dari menstruasi dari prostaglandin F2 (PGF2) selama fase
menstruasi.
Pelepasan
prostaglandin
ke
cairan
menstruasi
tejadi
secara
sebagai spasmodik pada perut bagian bawah yang menyebar ke bagian belakang
(punggung) atau anterior dan/atau medial paha.
DD
1. Dismenore Sekunder
Dismenore sekunder adalah nyeri haid yang disertai kelainan anatomis
genitalis. Tanda tanda klinik dari dismenore sekunder adalah endometriosis,
radang pelvis, fibroid, adenomiosis, kista ovarium dan kongesti pelvis. Umumnya,
dismenore sekunder tidak terbatas pada haid, kurang berhubungan dengan hari
pertama haid, terjadi pada perempuan yang lebih tua (tiga puluhan atau empat
puluhan tahun) dan dapat disertai dengan gejala yang lain (dispareunia, kemandulan
dan perdarahan yang abnormal).
2. Endometriosis
Definisi
Endometriosis adalah satu keadaan dimana jaringan endometrium yang masih
berfungsi terdapat di luar kavum uteri. Menurut urutan yang tersering
endometrium ditemukan ditempat-tempat sebagai berikut : 1) ovarium; 2)
peritoneum dan ligamentum sakrouterinum, kavum Douglasi, dinding belakang
uterus, tuba fallopi, plika fesiko uterina, ligamentum rotundum dan sigmoid; 3)
septum rekto vaginal; 4) kanalis inguinalis; 5) apendiks; 6) umbilikus; 7) serviks
uteri; 8) parut laparotomi; 9) kelenjar limfe; 10) lengan , paha, pleura dan
perikardium. ( Prawirohardjo,2009)
Etiologi
Teori histogenesis dari endometriosis yang paling banyak penganutnya adalah
teori dari Sampson. Menurut teori ini, endometriosis terjadi karena darah haid
yang mengalir kembali (regurgitasi) melalui tuba kedalam rongga pelvis. Sudah
dibuktikan bahwa dalam darah haid didapati sel-sel endometrium yang masih
hidup. Sel-sel endometrium yang masih hidup ini kemudian mengadakan
implantasi di pelvis. (Prawirohardjo,2009)
Sekali jaringan endometrium melekat pada lokasi ektopik, masih harus dijelaskan
mengapa jaringan dapat terus hidup dan tumbuh di lokasi tersebut, bukan
dihilangkan oleh makrofag. Teori baru menyatakan bahwa pada suatu defek
imunitas seluler yang memungkinkan jaringan endometrium tetap dapat hidup.
Agar dapat tumbuh pada tempat-tempat ektopik ini jaringan endometrium harus
3.