BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Penelitian
Seiring dengan meningkatnya perekonomian yang saat ini mengarah pada
globalisasi,
maka
kebutuhan
akan
laporan
keuangan
yang
dapat
Page 1
AKUNTANSI FORENSIK
ANALISIS LAPORAN KEUANGAN PADA KASUS ENRON
(mark
up)
pendapatannya
US$
600
juta
dan
DR.WAGIMIN SENDJAJA,AK.,CFE.,CA.,CPA
Page 2
AKUNTANSI FORENSIK
ANALISIS LAPORAN KEUANGAN PADA KASUS ENRON
DR.WAGIMIN SENDJAJA,AK.,CFE.,CA.,CPA
Page 3
AKUNTANSI FORENSIK
ANALISIS LAPORAN KEUANGAN PADA KASUS ENRON
c. Bagi perusahaan
Sebagai acuan pertimbangan bagi perusahaan lain untuk membenahi
kecurangan dan masalah yang telah terjadi pada perusahaan Enron agar tidak
terjadi kasus yang serupa di kemudian hari.
DR.WAGIMIN SENDJAJA,AK.,CFE.,CA.,CPA
Page 4
AKUNTANSI FORENSIK
ANALISIS LAPORAN KEUANGAN PADA KASUS ENRON
BAB II
LANDASAN TEORI
2.1 Fraud
Kecurangan adalah penipuan kriminal yang bermaksud untuk memberi manfaat
keuangan kepada si penipu. Kriminal disini berarti setiap tindakan kesalahan serius
yang dilakukan dengan maksud jahat. Dan dari tindakan jahat tersebut ia memperoleh
manfaat dan merugikan korbannya secara finansial.
Pada umumnya fraud terjadi karena tiga hal yang mendasarinya terjadi secara
bersama, yaitu:
Insentif atau tekanan untuk melakukan fraud (pressure)
Peluang untuk melakukan fraud (opportunity)
Sikap untuk membenarkan tindakan fraud (rationalization)
The Association of Certified Fraud Examiners (ACFE) atau Asosiasi Pemeriksa
Kecurangan Bersertifikat, merupakan organisasi professional bergerak di bidang
pemeriksaan atas kecurangan di AS memiliki tujuan untuk memberantas kecurangan,
mengklasifikasikan fraud (kecurangan) dalam beberapa klasifikasi, dan dikenal
dengan istilah Fraud Tree yaitu Sistem Klasifikasi Mengenai Hal-Hal yang
ditimbulkan oleh Kecurangan yang sama (Uniform Occuptional Fraud Classification
System) membagi Fraud menjadi 3 jenis sebagai berikut :
DR.WAGIMIN SENDJAJA,AK.,CFE.,CA.,CPA
Page 5
AKUNTANSI FORENSIK
ANALISIS LAPORAN KEUANGAN PADA KASUS ENRON
Korupsi (Corruption)
Jenis fraud ini yang paling sulit dideteksi karena menyangkut kerjasama
dengan pihak lain seperti suap dan korupsi, dimana hal ini yang merupakan
jenis yang terbanyak di negara-negara berkembang yang penegakan
hukumnya lemah dan masih kurang kesadaran akan tata kelola yang baik
sehingga faktor integritasnya masih dipertanyakan. Fraud jenis ini sering kali
tidak dapat dideteksi karena para pihak yang bekerja sama menikmati
keuntungan (simbiosis
penyalahgunaan
mutualisme).
wewenang/konflik
Termasuk
didalamnya
kepentingan (conflict
of
adalah
interest),
DR.WAGIMIN SENDJAJA,AK.,CFE.,CA.,CPA
Page 6
AKUNTANSI FORENSIK
ANALISIS LAPORAN KEUANGAN PADA KASUS ENRON
DR.WAGIMIN SENDJAJA,AK.,CFE.,CA.,CPA
Page 7
AKUNTANSI FORENSIK
ANALISIS LAPORAN KEUANGAN PADA KASUS ENRON
BAB III
HASIL DAN PEMBAHASAN
3.1 Gambaran Umum Kasus
Kasus Enron yang melibatkan akuntansi publik Arthur Andersen, manajemen Enron
telah melakukan window dressing dengan cara menaikkan pendapatannya senilai US
$ 600 juta dan menyembunyikan utangnya sebesar US $ 1,2 miliar dengan teknik offbalance sheet. Auditor Enron, Arthur Andersen dipersalahkan karena ikut membantu
proses rekayasa laporan keuangan selama bertahun-tahun. Akhirnya pada waktu yang
singkat, Enron melaporkan kebangkrutannya kepada otoritas pasar modal. Arthur
Andersen juga dipersalahkan karena telah melakukan pemusnahan ribuan surat
elektronik dan dokumen lainnya yang berhubungan dengan audit Enron. Perbuatan
yang dilakukan oleh Arthur Andersen tidak sesuai dengan Generally Accepted
Accounting Principles (GAAP) dan Generally Accepted Auditing Standard (GAAS).
3.2 Kronologi Kasus Perusahaan Enron
Adapun Kronologis yang didasarkan pada fakta, data dan informasi dari berbagai
sumber yang berkaitan dengan hancurnya Enron, dapat dijelaskan sebagai berikut :
kepentingan
dan
mengijinkan
terjadinya
transaksi-transaksi
berdasarkan informasi yang hanya bisa di akses oleh Pihak dalam perusahaan
(insider trading), termasuk praktek akuntansi dan bisnis tidak sehat sebelum
hal tersebut terungkap kepada publik.
DR.WAGIMIN SENDJAJA,AK.,CFE.,CA.,CPA
Page 8
AKUNTANSI FORENSIK
ANALISIS LAPORAN KEUANGAN PADA KASUS ENRON
Mantan Chief Audit Executif Enron (Kepala internal audit) semula adalah
partner KAP Andersen yang di tunjuk sebagai akuntan publik perusahaan.
Direktur keuangan Enron berasal dari KAP Andersen. Sebagian besar Staf
memperkenankan
penasehat
hukum
untuk
mempertanyakan
charge/expense)
sebesar
$1
miliar
yang
sesungguhnya
menyebabkan hasil aktual pada periode tersebut menjadi rugi $644 juta. Para
analis dan reporter kemudian mencari tahu lebih jauh mengenai beban $1
miliar tersebut, dan ternyata berasal dari transaksi yang dilakukan oleh
DR.WAGIMIN SENDJAJA,AK.,CFE.,CA.,CPA
Page 9
AKUNTANSI FORENSIK
ANALISIS LAPORAN KEUANGAN PADA KASUS ENRON
milyar dolar. Dengan pengungkapan ini nilai investasi dan laba yang di tahan
(penghambatan
terhadap
proses
peradilan.
KAP
Andersen
DR.WAGIMIN SENDJAJA,AK.,CFE.,CA.,CPA
Page 10
AKUNTANSI FORENSIK
ANALISIS LAPORAN KEUANGAN PADA KASUS ENRON
DR.WAGIMIN SENDJAJA,AK.,CFE.,CA.,CPA
Page 11
AKUNTANSI FORENSIK
ANALISIS LAPORAN KEUANGAN PADA KASUS ENRON
Tinjauan Hukum
Berdasarkan pembahasan diatas, dapat disimpulkan bahwa sanksi
hukum yang diterapkan atas kejahatan manipulasi atas laporan keuangan oleh
akuntan publik di pasar modal adalah sanksi hukum yang diatur dalam pasal
107 Undang- 5 Undang Nomor 8 Tahun 1995 Tentang Pasar Modal yaitu
berupa ancaman hukuman berupa pidana penjara paling lama 3 (tiga) tahun
dan denda paling banyak Rp 5.000.0000.000 (lima milyar rupiah). Dimana
Arthur Andersen, merupakan kantor akuntan publik tidak hanya melakukan
manipulasi laporan keuangan, Andersen juga telah melakukan tindakan yang
tidak etis, dalam kasus Enron adalah dengan menghancurkan dokumendokumen penting yang berkaitan dengan kasus Enron. Arthur Andersen
memusnahkan dokumen pada periode sejak kasus Enron mulai mencuat ke
permukaan, sampai dengan munculnya panggilan pengadilan. Walaupun
penghancuran dokumen tersebut sesuai kebijakan internal Andersen, tetapi
kasus ini dianggap melanggar hukum dan menyebabkan kredibilitas Arthur
Andersen hancur. Disini Andersen telah ingkar dari sikap profesionallisme
sebagai akuntan independen dengan melakukan tindakan menerbitkan laporan
audit yang salah dan meyesatkan.
DR.WAGIMIN SENDJAJA,AK.,CFE.,CA.,CPA
Page 12
AKUNTANSI FORENSIK
ANALISIS LAPORAN KEUANGAN PADA KASUS ENRON
BAB IV
KESIMPULAN
Berdasarkan analisis yang dilakukan, maka kesimpulan yang diperoleh, yaitu :
1. Bentuk fraud scheme pada kasus Enron berupa skema Fraudulent Statement
dimana KAP Andersen mempertahankan Enron sebagai klien perusahaan,
dengan memanipulasi laporan keuangan dan penghancuran dokumen atas
kebangkrutan Enron.
2. Bentuk fraud detection pada kasus kasus Enron diawali dari pernyataan
kebangkrutan Enron tiba-tiba yang di curigai telah melakukan praktek
window dressing.
3. Bentuk fraud investigation pada kasus Enron yaitu dengan cara melakukan
pengamatan pada pencatatan laporan keuangan.
4. Bentuk fraud prevention pada kasus Enron adalah dengan :
5. Bentuk tinjauan hukum dalam kasus Enron adalah pelanggaran pasal 107
Undang- 5 Undang Nomor 8 Tahun 1995 Tentang Pasar Modal.
DAFTAR PUSTAKA
DR.WAGIMIN SENDJAJA,AK.,CFE.,CA.,CPA
Page 13
AKUNTANSI FORENSIK
ANALISIS LAPORAN KEUANGAN PADA KASUS ENRON
https://uwiiii.wordpress.com/2009/11/14/kasus-enron-dan-kap-arthur-andersen/
http://download.portalgaruda.org/article.php?article=83118&val=907
http://ryzmelinda-ryzmelinda.blogspot.com/2014/12/kasus-enron-dan-kap-arthurandersen.html
http://hertidiana.blogspot.com/2014/11/kasus-pelanggaran-etika-profesi.html
http://4ndr345-adi.blogspot.com/2012/10/perusahaan-enron_9828.html
DR.WAGIMIN SENDJAJA,AK.,CFE.,CA.,CPA
Page 14