putus obat
Pebriyanti Salipadang
102013241
Skenario
Seorang laki-laki berusia 35 tahun datang untuk mengetahui
kondisi penyakit TB paru nya. Pasien mempunyai riwayat
pengobatan TB 2x. Pertama kali berobat pasien hanya minum
obat selama sekitar 3 bulan kemudian tidak melanjutkan
pengobatannya lagi. Saat ini pasien menjalani pengobatan TB
yang ke-2 kalinya, pasien mengatakan ia mendapatkan obat
suntik kali ini, dan sudah berjalan selama 6 bulan.
Rumusan Masalah
Laki-laki berusia 35 tahun dengan
riwayat putus obat, pada pengobatan
ke 2 dengan streptomycin sudah 6
bulan.
Anamnesis
Identitas
Keluhan utama
Riwayat penyakit sekarang
Riwayat pengobatan
Riwayat penyakit dahulu
Riwayat keluarga
Riwayat sosial
Pemeriksaan fisik
Keadaan umum dan TTV
Inspeksi : bentuk dada terlihat adanya penurunan
proporsi diameter antero-posterior banding proporsi
diameter lateral.
Palpasi
Palpasi trakea: pergeseran (lobus atas paru)
Gerakan dinding toraks anterior (normal, kecuali
ada komplikasi)
Vocal fremitus (penurunan jika ada komplikasi)
Perkusi sonor pada seluruh lapang paru
Auskultasi suara vesikuler melemah, kalau ada
kavitas (amforik)
Pemeriksaan penunjang
Darah
Sputum
Radiologi
Fokus Gohn (pembesaran
hilus mediastinum)
Konsolidasi yang kecil,
lobaris, atau luas hingga
seluruh lapangan paru
Penebalan pleura
(pleuritis), massa cairan
(efusi/empiema),
radiolusen di pinggir paru
(pneumotoraks)
Tuberkulin tes
Darah
Saat TB mulai aktif :
leukosit sedikit
meninggi, limfosit
masih dibawah normal,
dan LED mulai
meningkat.
Bila mulai sembuh,
leukosit normal,
limfosit masih tinggi
dan LED normal .
Tes
tuberkulin
Sputum
melihat adanya kuman
BTA jika memang pasien
menderita TB.
Pemeriksaan tahan Asam
-> Ziehl Neelsen ->
badan sel merah
Skala IUATLD
( International Union
Against Tuberculosis
and Lung Disease)
Radiologi
Fokus Gohn
(pembesaran hilus
mediastinum)
Konsolidasi yang
kecil, lobaris, atau
luas hingga seluruh
lapangan paru
Working diagnosis
TB paru putus obat
Different diagnosis
Multi
drugs
resistanc
e
isoniazid
dan
rifampisi
n
Resisten
golongan
fluorokuinolo
n
Kanker paru
Biasanya ditemukan penurunan
berat badan yang tidak terencana
Lemas dan tidak nafsu makan
Nyeri pada tulang menunjukan
adanya metastasis
Riwayat keluarga ada riwayat
keganasan
Kesadaran menurun
Gejala klinis dari keganasan paru
Gejala umum
Berat badan turun, ga nafsu makan, lemas, cepat lelah
Sindrom paraneoplasic
Kanker paru
Merupakan suatu pertumbuhan sel yang tidak terkontrol
pada organ paru, maupun bronkus dan bronkiolus
Dikarenakan paparan berulang dari zat karsinogenik
yang menyebabkan replikasi abnromal pada sel
Sehinga terjadi hiperplasi dan displasia abnormal dan
membentuk suatu massa pada paru
Prognosis buruk
Angka kematian besar, lebih besar bahkan di
bandingkan jika kanker mamae dan prostat di
gabungkan
Banyak di negara-negara yang jumlah perokoknya tinggi
Bronkiektasis
Bronkiektasis bukanlah penyakit yang umum dan
sering ditemui. Penyakit ini seringkali disebabkan
oleh infeksi yang berakibat pada distorsi
abnormal permanen pada bronkus. Gejala klinik
yang timbul antara lain batuk dengan sputum
mukopurulen yang kronis, dispnea, nyeri dada,
bunyi napas mengi, dan demam.
Etiologi
Mycobacterium tuberculosis
Ordo: Actinomisetales
Family: Mycobacteriaceae
Bakteri batang , tidak bergerak,
tidak berspora
Aerob
Mengandung gliserol (sumber
karbon) dan garam amonium
(sumber nitrogen)
Tumbuh baik 37-410C,
Dinding sel kaya lipid
menimbulkan resistensi
terhadap daya bakterisid
antibody dan komplemen
Tumbuh lambat
Epidemiologi
Walaupun pengobatan TB yang efektif sudah
tersedia tapi sampai saat ini TB masih tetap
menjadi problem kesehatan dunia yang utama.
Sebagian besar dari kasus TB ini (95%) dan
kematiannya (98%) terjadi di negara-negara yang
sedang berkembang. Di antara mereka 75%
berada pada usia produktif yaitu 20-49 tahun.
Karena penduduk yang padat dan tingginya
prevalensi maka lebih dari 65% kasus-kasus TB
yang baru dan kematian yang muncul terjadi di
Asia.
Gejala klinik
Demam (subfebril)
Batuk/batuk berdarah
Sesak napas
Nyeri dada
Malaise
Anoreksia
BB turun
Sakit kepala,
Meriang
Nyeri otot
Keringat malam,
Patogenesis (primer)
droplet
infeksius di
udara
terhirup oleh
orang sehat
Jd kompleks
primer (Ranke)
menempel pd sal.
napas/jaringan
paru.
partikel < 5 m
msk ke alveolar.
kuman
menetap di
jar.paru
membentuk sarang
primer/sarang Ghon
Kuman mati/
dibersihkan
keluar dg gerakan
silia brsama
sekretnya
Patogenesis
(sekunder)
Patogenesis (sekunder)
Penatalaksanaan
Isoniasid(H)
Obat ini sangat efektifterhadap kuman dalam keadaan metabolik aktif yaitu kuman yang sedang
berkembang.
Dosis harian yang dianjurkan 5 mg/kg BB, sedangkan untuk pengobatan intermiten 3 kali
seminggu diberikan dengan dosis 10 mg/kg BB. Obat ini memiliki efek samping hepatotoksik.
Rifampisin (R)
dosis 10 mg/kg BB diberikan samauntuk mengobatan harian maupun intermiten 3 kali seminggu.
Efek sampinganoreksia, mual, nyeri perut, hepatotoksik, anemia hemolitik, urin berwarna merah.
Pirazinamid (Z)
Bersifat bakterisid dapat membunuh kuman yang berada dalam seldengan suasana asam. Dosis
harian yang dianjurkan 25mg/kg BB ,sedangkanuntuk pengobatan intermiten 3 kali seminggu
diberikan dengan dosis 35 mg/kgBB. Efek samping nyeri sendi, hepatotoksik, anoreksia, nausea,
gastritis.
Streptomisin (S)
Dosis harian yang dianjurkan 15 mg/kg BBsedangkan untuk pengobatan intermiten 3 kali
seminggu digunakan dosis yangsama penderita berumur sampai 60 tahun dasisnya 0,75gr/hari
sedangkan unukberumur 60 tahun atau lebih diberikan 0,50gr/hari.
Etambutol (E)
Dosis harian yang dianjurkan 15 mg/kgBB sedangkan untuk pengobatan intermiten 3 kali
seminggu digunakan dosis30 mg/kg/BB. Efek samping hepatotoksik, penurunan visus.
Komplikasi
Komplikasi dini meliputi:
Pleuritis
Efusi pleura
Emfisema
Laringitis
Menjalar ke organ lain seperti usus, tulang dan otak.
Komplikasi lanjut meliputi:
Obstruksi jalan nafas atau SPOT
Kerusakan parenkim berat seperti fibrosis paru, kor pulmonal
Karsinoma paru
Sindrom gagal nafas dewasa
Prognosis
Tanpa pengobatan yang adekuat,
tuberkulosis bisa menjadi fatal.
Kesimpulan