Anda di halaman 1dari 19

BAB I

PENDAHULUAN
1.1.

LATAR BELAKANG

Infrastruktur memiliki peran yang sangat penting dalam


pembangunan Dan pengembangan suatu wilayah, terutama
mendukung pertumbuhan ekonomi nasional dan daya saing global.
Infrastruktur Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat sebagai
bagian dari bidang infrastruktur berkewajiban untuk mendukung
hal tersebut melalui pelaksanaan pembangunan yang terpadu dan
berkelanjutan. Dalam rangka mendukung keberlanjutan tersebut,
Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat memiliki
fungsi melaksanakan penelitian Dan pengembangan teknologi
dibidang infrastruktur.
Penelitian dan Pengembangan memiliki peran sebagai scientific
backbone dan leader yang bertanggung jawab untuk memberikan
masukan dalam perumusan kebijakan dan penyelesaian masalah
infrastruktur ke-PUPR-an. Berdasarkan Renstra 2015-2019, kinerja
Penelitian dan Pengembangan selama kurun waktu 2010-2014
telah menghasilkan berbagai teknologi, kebijakan penelitian dan
pengembangan, melayani advis teknik Dan pengujian, serta
melakukan join cooperation program dimana beberapa dari hal
produk litbang aplikatif tersebut telah dapat diterapkan Dan
diadopsi oleh berbagai pihak.
Kegiatan penelitian dan pengembangan suatu instansi
pemerintahan dilakukan oleh seorang jabatan fungsional baik
peneliti atau perekayasa. Pada dasarnya kegiatan penelitian dan
Pengembangan merupakan kegiatan yang berbeda, berdasarkan
UU No. 18 Tahun 2002 Penelitian adalah kegiatan yang dilakukan
menurut kaidah dan metode ilmiah secara sistematis untuk
memperoleh informasi, data, dan keterangan yang berkaitan
1 | MAKALAH STUDI KASUS BADAN PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN
K E LO M P O K V I I I C P N S K E M E N T E R I A N P U P R F O R M A S I TA H U N
2014

dengan pemahaman dan pembuktian kebenaran atau


ketidakbenaran suatu asumsi dan/atau hipotesis di bidang ilmu
pengetahuan dan teknologi serta menarik kesimpulan ilmiah bagi
keperluan kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi yang
dilakukan oleh jabatan fungsional peneliti sedangkan
Pengembangan adalah kegiatan ilmu pengetahuan dan teknologi
yang bertujuan memanfaatkan kaidah dan teori ilmu pengetahuan
yang telah terbukti kebenarannya untuk meningkatkan fungsi,
manfaat, dan aplikasi ilmu pengetahuan dan teknologi yang telah
ada, atau menghasilkan teknologi baru yang dilakukan oleh
jabatan fungsional perekayasa, dan pada kesempatan kali ini akan
dibahas mengenai Jabatan Fungsional Perekayasa.
Berdasarkan Peraturan Kepala BPPT No. 105 tahun 2013 tentang
Petunjuk Teknis Jabatan Fungsional Perekayasa dan Angka
Kreditnya disebutkan bahwa Jabatan Fungsional Perekayasa adalah
jabatan fungsional yang mempunyai ruang lingkup, tugas,
tanggung jawab, Dan wewenang untuj melakukan perekayasaan
dalam suatu kelompok kerja fungsional pada bidang penelitian
terapan,pengembangan,perekayasaan,Dan pengoperasian yang
diduduki oleh Pegawai Negeri Sipil dengan hak Dan kewajiban
yang diberikan secara penuh oleh pejabat yang berwenang. Hal ini
menunjukan bahwa peran jabatan fungsional perekayasa memiliki
peranan yang cukup penting dalam pengembangan ilmu
pengetahuan dan teknologi.
Pada tahun 2014, jumlah PNS dengan jabatan fungsional
perekayasa di Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan
Rakyat adalah 67 orang dengan rincian 3 Perekayasa Utama, 31
Perekayasa Madya, 7 Perekayasa Muda, dan 26 Perekayasa Utama.
Angka ini masih termasuk rendah jika dibandingkan dengan
jabatan fungsional peneliti yang mencapai 265 orang. Rendahnya
jumlah jabatan fungsional perekayasa ini berimbas terhadap
2 | MAKALAH STUDI KASUS BADAN PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN
K E LO M P O K V I I I C P N S K E M E N T E R I A N P U P R F O R M A S I TA H U N
2014

jumlah dan pemanfaatan produk hasil pengembangan sehingga


produk infrastruktur ke-PU-an yang dihasilkan pun belum dapat
dimanfaatkan secara optimal. Ada beberapa hal yang
menyebabkan rendahnya jumlah jabatan fungsional perekayasa
seperti terbatasnya fasilitas yang tersedia hingga reward yang
diberikan. Oleh karena itu, pada makalah ini akan dibahas lebih
mendetail mengenai peran strategis jabatan fungsional
perekayasa dalam menghasilkan IPTEK infrastruktur ke-PUPR-an
dan permasalahan yang dihadapi serta solusi terhadap
permasalahan tersebut.
1.2 TUJUAN
Tujuan dari penulisan makalah ini yaitu:
Mengetahui peran Jabatan Fungsional Perekayasa dalam
menghasilkan IPTEK di lingkungan Kementerian Pekerjaan
Umum dan Perumahan Rakyat.
Mengidentifikasi masalah yang dihadapi oleh Jabatan
Fungsional Perekayasa dalam menjalankan tugas dan
fungsinya.
Mengidentifikasi kondisi ideal yang seharusnya dimiliki
Jabatan Fungsional Perekayasa agar dapat menjalankan
perannya dalam menghasilkan IPTEK dengan lebih optimal.
1.3 LANDASAN TEORI
Landasan teori yang dipakai dalam penulisan makalah ini didasari
oleh peraturan perundang-undangan yang mengatur Jabatan
Fungsional Perekayasa, diantaranya:
1. Undang-Undang Republik Indonesia No. 18 Tahun 2002 tentang
Sistem Nasional Penelitian, Pengembangan Dan Penerapan Ilmu
Pengetahuan Dan Teknologi
2. Undang-Undang Republik Indonesia No. 20 Tahun 2014 tentang
Standardisasi dan Penilaian Kesesuaian

3 | MAKALAH STUDI KASUS BADAN PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN


K E LO M P O K V I I I C P N S K E M E N T E R I A N P U P R F O R M A S I TA H U N
2014

3. Peraturan Presiden No. 15 Tahun 2015 tentang Kementerian


Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat
4. Peraturan Kepala Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi
No. 105 Tahun 2013 tentang Petunjuk Teknis Jabatan Fungsional
Perekayasa dan Angka Kreditnya

1.3.1 PENGERTIAN
Sesuai dengan Peraturan Kepala Badan Pengkajian dan Penerapan
Teknologi Nomor 105 Tahun 2013 Tentang Petunjuk Teknis Jabatan
Fungsional Perekayasa dan Angka Kreditnya, menyatakan bahwa:
Jabatan Fungsional Perekayasa adalah jabatan fungsional yang
mempunyai ruang lingkup, tugas, tanggung jawab, dan wewenang
untuk melakukan kegiatan kerekayasaan dalam suatu kelompok
kerja fungsional pada bidang penelitian terapan, pengembangan,
perekayasaan, dan pengoperasian yang diduduki oleh Pegawai
Negeri Sipil dengan hak dan kewajiban yang diberikan secara
penuh oleh pejabat yang berwenang.
Teknologi adalah cara atau metode serta proses atau produk yang
dihasilkan dari penerapan dan pemanfaatan berbagai disiplin ilmu
pengetahuan yang menghasilkan nilai bagi pemenuhan
kebutuhan, kelangsungan dan peningkatan mutu kehidupan
manusia.
1.3.2 KEGIATAN KEREKAYASAAN
Menurut undang-undang No 18 tahun 2002 tentang Sistem
Nasional Ilmu Pengetahuan dan Teknologi, menyatakan
bahwa:Kegiatan kerekayasaan adalah pentahapan kegiatan yang
berkaitan dengan teknologi yang secara runtun meliputi Penelitian
(Research), Pengembangan (Development), Perekayasaan
(Engineering), dan Pengoperasian (Operation).

4 | MAKALAH STUDI KASUS BADAN PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN


K E LO M P O K V I I I C P N S K E M E N T E R I A N P U P R F O R M A S I TA H U N
2014

Research
Penelitian

Developmen
t
Pengembang
an

Engineering
Perekayasaa
n

Operation
Pengoperasi
an

Domain Perekayasa
Gambar 1. Tahapan tahapan kegiatan kerekayasaan
1.3.2.1

PENELITIAN

Penelitian (Research/R) adalah kegiatan yang dilakukan menurut


kaidah dan metode ilmiah secara sistematis untuk memperoleh
informasi, data, dan keterangan yang berkaitan dengan
pemahaman dan pembuktian kebenaran atau ketidakbenaran suatu
asumsi dan/atau hipotesis di bidang ilmu pengetahuan dan
teknologi serta menarik kesimpulan ilmiah bagi keperluan
kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi
Penelitian dapat dilaksanakan secara teoritik melalui model
matematika dan eksperimental melalui percobaan laboratorium,
eksplorasi, observasi, survey. Penelitian dilaksanakan secara
bertahap, mulai dengan pengumpulan data, pengolahan data,
interpretasi hasil pengolahan data dan penarikan kesimpulan.
Penelitian terapan merupakan kegiatan penelitian dimana subjek
yang diteliti bisa dikembangkan menjadi produk teknologi yang
bermanfaat.
1.3.2.2

PENGEMBANGAN

Pengembangan (Development/D) adalah kegiatan ilmu


pengetahuan dan teknologi yang bertujuan memanfaatkan kaidah
dan teori ilmu pengetahuan yang telah terbukti kebenarannya
untuk meningkatkan fungsi, manfaat dan aplikasi ilmu
5 | MAKALAH STUDI KASUS BADAN PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN
K E LO M P O K V I I I C P N S K E M E N T E R I A N P U P R F O R M A S I TA H U N
2014

pengetahuan dan teknologi yang telah ada atau menghasilkan


teknologi baru
Kegiatan pengembangan suatu hasil penelitian, secara
eksperimental maupun teoritik, untuk menarik manfaat yang bisa
diterapkan melalui proses:
a. Desain konseptual suatu produk perekayasaan (Engineering
Product) yang berkaitan dengan hasil penelitian sebelumnya,
dan
b. Desain konseptual suatu sistem perekayasaan (Engineering
Systems) dari gejala alami yang berkaitan dengan subjek
hasil penelitian sebelumnya
Pengembangan dilaksanakan secara bertahap, mulai dari desain
konseptual, desain awal, uji simulasi sub skala serta
komponenkomponennya di laboratorium hingga penetapan hasil
desain.
1.3.2.3

PEREKAYASAAN

Perekayasaan (Engineering/E) adalah kegiatan penerapan ilmu


pengetahuan dan teknologi dalam bentuk desain dan rancang
bangun untuk menghasilkan nilai, produk, dan/atau proses produksi
dengan mempertimbangkan keterpaduan sudut pandang, dan atau
konteks teknikal, fungsional, bisnis, sosial budaya, dan estetika
Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam kegiatan perekayasaan
adalah sebagai berikut :
a. Produk Desain adalah produk perekayasaan ataupun sistem
perekayasaan yang dapat berupa perangkat keras ataupun
perangkat lunak.
b. Uji Standardisasi dari suatu produk desain adalah uji
persyaratan keselamatan dan keandalannya menurut
standard minimal yang ditetapkan oleh lembaga negara yang
berwenang.

6 | MAKALAH STUDI KASUS BADAN PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN


K E LO M P O K V I I I C P N S K E M E N T E R I A N P U P R F O R M A S I TA H U N
2014

c. Uji Sertifikasi dari suatu produk Desain adalah uji kinerja


dengan penekanan pada terpenuhinya standard sertifikasi
yang telah ditentukan, yang dilaksanakan oleh lembaga
resmi pemerintah atau lembaga di luar negeri yang
berwenang dalam bidang produk desain tersebut. Uji
sertifikasi dapat dilengkapi dengan hasil uji sertifikasi lainnya
yang relevan.
1.3.2.4

PENGOPERASIAN

Pengoperasian (Operation/O) suatu produk perekayasaan adalah


kegiatan yang meliputi uji operasional & evaluasi, produksi,
pemasaran, penjualan serta pelayanan purna jual, modifikasi &
perawatan untuk tujuan non komersial maupun komersial.
Produk Perekayasaan yang dioperasikan dapat berupa produk yang
diadakan dari luar institusi yang bersangkutan atau produk sebagai
hasil Perekayasaan sendiri. Pengoperasian dilaksanakan secara
bersamasama antara lembaga Perekayasaan dengan Industri
dalam arti luas, untuk mengevaluasi hasil produk perekayasaan
tersebut.
1.3.3 KEGIATAN KEREKAYASAAN
Sesuai dengan penahapan kegiatan, maka kegiatan kerekayasaan
dikategorikan sebagai berikut:
Penelitian Terapan, meliputi:
a. Eksplorasi, Survei, Observasi
b. Penelitian lanjut teoritikal, eksperimental
c. Studi Kelayakan Sistem Teknologi
d. Studi Banding Sistem Teknologi
Pengembangan, meliputi:
a. Pengembangan Kebijakan Teknologi
b. Pengembangan Parametrik Kajian Teknologi
c. Desain Konseptual Software (SW)/Hardware (HW)
7 | MAKALAH STUDI KASUS BADAN PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN
K E LO M P O K V I I I C P N S K E M E N T E R I A N P U P R F O R M A S I TA H U N
2014

d. Desain Awal SW/HW


e. Uji laboratorium (sub scale) & Simulasi
Perekayasaan, meliputi:
a. Desain Rinci SW/HW
b. Produksi, Perakitan & Integrasi Prototip SW/HW
c. Uji Kinerja Prototip atau Produk Tersertifikasi SW/HW
d. Audit Teknologi SW/HW
e. Uji Standardisasi SW/HW
f. Uji Sertifikasi SW/HW
Pengoperasian, meliputi:
a. Uji Operasional & Evaluasi Produk SW/HW
b. Produksi, Perakitan & Integrasi Produk tersertifikasi SW/HW
c. Jasa Teknologi (Engineering Services) SW/HW
d. Pemasaran dan Penjualan (Marketing/Sales) SW/HW
e. Pengoperasian Rutin (Routine Operation) SW/HW
f. Modifikasi & Perawatan (Maintenance & Modification)SW/HW
Produk perangkat lunak (software/SW) adalah produk teknologi
yang berwujud maya dan diwujudkan dalam bentuk dokumen,
seperti: model/ perumusan matematik, konsepsi teknologi/
kebijakan teknologi, algoritma (algorithm), konsepsi strategi bisnis,
penyelenggaraan pendidikan & pelatihan; konsepsi perencanaan
program.
Produk perangkat keras (hardware/HW) adalah produk teknologi
yang berwujud benda fisik, seperti: unsur (article), komponen,
benda kerja lengkap terpadu, model, prototipe, produk tersertifikasi
serta produk komersial.
1.3.4 ORGANISASI FUNGSIONAL KEREKAYASAAN (OFK)
OFK merupakan organisasi kerja yang memiliki hirarki untuk
mewadahi pelaksanaan pekerjaan perekayasa yang bersifat kerja
kelompok (Team Work) dengan pola matriks antara bidang
8 | MAKALAH STUDI KASUS BADAN PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN
K E LO M P O K V I I I C P N S K E M E N T E R I A N P U P R F O R M A S I TA H U N
2014

keilmuan/keahlian dengan tahapan kegiatan. Organisasi ini


mendeskripsikan secara jelas peran dan tugas seorang perekayasa
dalam struktur pekerjaan yang terbagi menjadi beberapa bagian
menurut bidang keilmuan atau tahapan kegiatan yang berbeda.
1.3.4.1

MANFAAT OFK

Melalui OFK ini, peran dan tugas Perekayasa akan memberikan


manfaat sebagai
berikut:

Pertanggungjawaban (accountability) jelas, karena peran dan


tugas setiap Perekayasa terdefinisi dengan jelas.

Ketertelusuran (traceability), jika terdapat permasalahan


yang timbul dalam program, maka dapat dilakukan secara
sistematik baik dalam pengevaluasian kinerja maupun dalam
penggunaan dana.

Kesempatan (opportunity) untuk pembinaan dan


penjenjangan karir Perekayasa secara sistematik dan
terprogram.

Memberikan informasi tentang ketersediaan sumberdaya


manusia yang terlibat dalam kegiatan program secara riil.

1.3.4.2

KARAKTERISTIK OFK

Bersifat non permanen (ad hoc), khusus untuk menjalankan


suatu program/kegiatan tertentu, dibentuk saat
program/kegiatan dipersiapkan dan dibubarkan saat
program/kegiatan dinyatakan selesai.

Dilaksanakan oleh personil-personil dari satu atau beberapa


lembaga atau kementerian dan dapat pula mengikutsertakan
personil khusus karena pertimbangan keahliannya.

9 | MAKALAH STUDI KASUS BADAN PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN


K E LO M P O K V I I I C P N S K E M E N T E R I A N P U P R F O R M A S I TA H U N
2014

Dipimpin oleh seorang Kepala Program yang bertanggung


jawab penuh kepada Kepala Unit Organisasi Struktural yang
memberikan program/kegiatan tersebut.

Dapat diubah-ubah bentuk dan pelakunya tergantung kepada


kebutuhan program/kegiatan.

1.3.4.3

PERAN PEREKAYASA DALAM OFK

Peran Perekayasa dalam OFK dapat dirincikan dari jenjang


perekayasa yang paling rendah hingga jenjang perekayasa yang
paling tinggi, sebagai berikut:
a. Enjinir/ES (Engineering Staf)
Melaksanakan kegiatan penelitian terapan, pengembangan,
perekayasaan dan pengoperasian seperti diinstruksikan dalam
Program Manual, di bawah koordinasi L.
b. Ketua Sub Kelompok/L (Leader)
Memimpin ES dalam pelaksanaan kegiatan penelitian terapan,
pengembangan, perekayasaan dan pengoperasian seperti
diinstruksikan dalam Program Manual.
c. Ketua Kelompok/GL (Group Leader)
Mengkoordinasikan L dalam pelaksanaan kegiatan penelitian
terapan, pengembangan, perekayasaan dan pengoperasian seperti
diinstruksikan dalam Program Manual yang mengintegrasikan
beberapa WP dalam satu kelompok yang dipimpinnya.
d. Manajer Program/PM (Program Manager)
Melaksanakan tugas manajemen program yang meliputi
perencanaan program termasuk jadwal pencapaian sasaran serta
aliran pendanaan. PM bertanggung jawab kepada KP. Untuk OFK
tipe A, PM dapat mempunyai asisten PM dalam program maksimal
4 orang asisten.
e. Insinyur Kepala/CE (Chief Engineer)

10 | MAKALAH STUDI KASUS BADAN PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN


K E LO M P O K V I I I C P N S K E M E N T E R I A N P U P R F O R M A S I TA H U N
2014

Melaksanakan pemantauan kualitas hasil program dari segi teknis


seperti pemenuhan persyaratan desain, penetapan SDM yang
kompeten dan berkualitas untuk program. CE bertanggung jawab
kepada KP dan dapat mempunyai asisten sejumlah maksimal 4
orang.
f. Kepala Program/KP (Program Director)
KP biasanya adalah Program Inisiator yang memberikan arahan
tentang garis-garis besar kegiatan termasuk: state of the art
technology, strategi keuangan program, maupun eksekusinya.
g. APM (Assistant Program Manager) dan ACE (Assistant Chief
Engineer)
PM dan CE bila diperlukan dapat didampingi oleh beberapa asisten
yang disebut sebagai Assistant Program Manager dan Assistant
Chief Engineer.
1.3.5 Jenjang Jabatan
Jenjang Jabatan Fungsional Perekayasa yaitu:

11 | MAKALAH STUDI KASUS BADAN PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN


K E LO M P O K V I I I C P N S K E M E N T E R I A N P U P R F O R M A S I TA H U N
2014

BAB II
ISI
3.1.

PERAN JABATAN FUNGSIONAL PEREKAYASA

Teknologi adalah cara atau metode serta proses atau produk yang
dihasilkan dari penerapan dan pemanfaatan berbagai disiplin ilmu
pengetahuan yang menghasilkan nilai bagi pemenuhan
kebutuhan, kelangsungan, dan peningkatan mutu kehidupan
manusia. Sedangkan yang dimaksud dengan perubahan teknologi
adalah perubahan fungsi produksi dalam suatu Kegiatan tertentu,
yang dapat memperbesar hasil input tertentu. Yang menyebabkan
bertambahnya produksi sama dengan jumlah sumber dan produksi
12 | MAKALAH STUDI KASUS BADAN PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN
K E LO M P O K V I I I C P N S K E M E N T E R I A N P U P R F O R M A S I TA H U N
2014

tetapi jumlah sumber lebih sedikit, sehingga teknologi merupakan


upaya menciptakan barang cara baru untuk menghasilkan barang
dan jasa. Untuk menghasilkan nilai bagi pemenuhan kebutuhan,
kelangsungan dan peningkatan mutu kehidupan manusia, kegiatan
teknologi harus dilakukan melalui suatu tahapan yang runtun yang
didefinisikan sebagai kerekayasaan.
Kerekayasaan sendiri adalah kegiatan bertahap yang secara runtun meliputi
Penelitian Terapan (Research), Pengembangan (Development),
Perekayasaan (Engineering), dan Pengoperasian (Operation) dari suatu
teknologi. Tahapan tahapan kegiatan kerekayasaan dapat dilihat pada
Gambar 2.1.

Berdasarkan UU No. 18 Tahun 2002, Penelitian adalah kegiatan


yang dilakukan menurut kaidah dan metode ilmiah secara
sistematis untuk memperoleh informasi, data, dan keterangan
yang berkaitan dengan pemahaman dan pembuktian kebenaran
atau ketidakbenaran suatu asumsi dan/atau hipotesis di bidang
ilmu pengetahuan dan teknologi serta menarik kesimpulan ilmiah
bagi keperluan kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi.
Penelitian dapat dilaksanakan secara teoritik melalui model
matematika dan eksperimental melalui percobaan laboratorium,
eksplorasi, observasi, survey. Penelitian dilaksanakan secara
bertahap, mulai dengan pengumpulan data, pengolahan data,
interpretasi hasil pengolahan data dan penarikan kesimpulan.
Penelitian terapan merupakan kegiatan penelitian dimana subjek
yang diteliti bisa dikembangkan menjadi produk teknologi yang
bermanfaat.
Pengembangan adalah kegiatan imu pengetahuan dan teknologi
yang bertujuan memanfaatkan kaidah dan teori ilmu pengetahuan
yang telah terbukti kebenarannya untuk meningkatan fungsi,
13 | MAKALAH STUDI KASUS BADAN PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN
K E LO M P O K V I I I C P N S K E M E N T E R I A N P U P R F O R M A S I TA H U N
2014

manfaat, dan aplikasi ilmu pengetahuan dan teknologi yang telah


ada, atau menghasilkan teknologi baru. Kegiatan pengembangan
suatu hasil penelitian, secara eksperimental maupun teoritik,
untuk menarik manfaat yang bisa diterapkan melalui proses:
Desain konseptual suatu produk perekayasaan (Engineering
Product) yang berkaitan dengan hasil penelitian sebelumnya, dan
Desain konseptual suatu sistem perekayasaan (Engineering
Systems) dari gejala alami yang berkaitan dengan subjek hasil
penelitian sebelumnya. Pengembangan dilaksanakan secara
bertahap, mulai dari desain konseptual, desain awal, uji simulasi
sub skala serta komponen komponennya di laboratorium hingga
penetapan hasil desain.
Perekayasaan yaitu kegiatan penerapan ilmu pengetahuan dan
teknologi dalam bentuk desain dan rancang bangun untuk
menghasilkan nilai, produk, serta proses produksi dengan
mempertimbangkan keterpaduan sudut pandang dan konteks
teknikal, fungsional, bisnis, sosial budaya, dan estetika.
Perekayasaan tersebut merupakan bagian dari penerapan atau
pemanfaatan hasil penelitian, pengembangan dari ilmu
pengetahuan dan teknologi yang telah ada. Perekayasaan, meliputi:
a. Desain Rinci Software/ Hardware
b. Produksi, Perakitan & Integrasi Prototip Software/ Hardware
c. Uji Kinerja Prototip atau Produk Tersertifikasi Software/ Hardware
d. Audit Teknologi Software/ Hardware
e. Uji Standardisasi Software/ Hardware
f. Uji Sertifikasi Software/ Hardware
Produk perangkat lunak (software) adalah produk teknologi yang
berwujud maya dan diwujudkan dalam bentuk dokumen, seperti:
model/ perumusan matematik, konsepsi teknologi/ kebijakan
teknologi, algoritma (algorithm), konsepsi strategi bisnis,
penyelenggaraan pendidikan & pelatihan; konsepsi perencanaan
14 | MAKALAH STUDI KASUS BADAN PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN
K E LO M P O K V I I I C P N S K E M E N T E R I A N P U P R F O R M A S I TA H U N
2014

program. Produk perangkat keras (hardware) adalah produk


teknologi yang berwujud benda fisik, seperti: unsur (artiikel),
komponen, benda kerja lengkap terpadu, model, prototipe, produk
tersertifikasi serta produk komersial.
Pengoperasian suatu produk perekayasaan adalah kegiatan yang
meliputi uji operasional & evaluasi, produksi, pemasaran,
penjualan serta pelayanan purna jual, modifikasi & perawatan
untuk tujuan non komersial maupun komersial. Produk
Perekayasaan yang dioperasikan dapat berupa produk yang
diadakan dari luar institusi yang bersangkutan atau produk
sebagai hasil Perekayasaan sendiri. Pengoperasian dilaksanakan
secara bersamasama antara lembaga Perekayasaan dengan
Industri dalam arti luas, untuk mengevaluasi hasil produk
perekayasaan tersebut.
3.2.

KONDISI KEKINIAN JABATAN FUNGSIONAL PEREKAYASA

Untuk jabatan fungsional Perekayasa berdasarkan Peraturan


Bersama Kepala BPPT dan Kepala BKN No. 15 tahun 2009 adalah
jabatan yang mempunyai ruang lingkup, tugas, tanggung jawab, dan
wewenang untuk melakukan kegiatan teknologi dalam suatu kelompok kerja
fungsional pada bidang penelitian terapan, pengembangan, perekayasaan,
dan pengoperasian yang diduduki oleh Pegawai Negeri Sipil dengan hak
dan kewajiban yang diberikan secara penuh oleh pejabat yang berwenang.
Untuk menjadi perekayasa dibutuhkan pendidikan minimal Sarjana (S1) /
Diploma IV sesuai dengan tugas pokok dan fungsi unit kerja, telah mengikuti
Pendidikan dan Pelatihan (Diklat) kegiatan kerekayasaan dan memperoleh
Surat Tanda Tamat Pendidikan dan Pelatihan (STTPP), Pendidikan dan
pelatihan prajabatan.
Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat mempunyai tugas
untuk menyelenggarakan urusan di bidang pekerjaan umum dalam
pemerintahan untuk membantu Presiden, yang diantaranya dengan
15 | MAKALAH STUDI KASUS BADAN PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN
K E LO M P O K V I I I C P N S K E M E N T E R I A N P U P R F O R M A S I TA H U N
2014

menyediakan infrastruktur dan pemukiman yang handal bagi rakyat,


memiliki Badan Penelitian dan Pengembangan yang merupakan unsur
pendukung

tugas

dan

fungsi

Kementerian

Pekerjaan

Umum

dan

Perumahan Rakyat di bidang penelitian dan pengembangan yang berada di


bawah dan bertanggungjawab pada Menteri.
Peran Badan Penelitian dan Pengembangan sangat penting untuk
menciptakan teknologi teknologi yang akan memudahkan pembangunan
infrastruktur. Badan Penelitian dan Pengembangan dapat memberikan
metode dan teknologi serta inovasi terhadap masalah kekinian di bidang
infrastruktur yang ditangani Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan
Rakyat. Selain itu, dengan adanya teknologi teknologi yang dihasilkan
Badan Penelitian dan Pengembangan juga membantu mengefisienkan dan
mengefektifkan

keputusan

pembangunan

infrastruktur

keputusan

secara

yang

sosial

diambil

mendorong

sehingga
partisipasi,

meningkatkan kesiapan dan penerimaan masyarakat sehingga secara


sosial juga membantu mendorong pertumbuhan ekonomi.
Badan Penelitian dan Pengembangan sebagai yang melaksanakan program
penelitian dan pengembangan di lingkup PUPR menyelenggarakan fungsi
diantaranya pelaksanaan pengkajian kebijakan, strategi pengembangan
infrastruktur, dan penerapan teknologi hasil penelitian dan pengembangan
dengan

outcome

untuk

meningkatnya

Pemanfaatan

IPTEK

dan

rekomendasi kebijakan. Untuk itu program penelitian dan pengembangan di


bidang PUPR tersebut dilaksanakan oleh dua jabatan fungsional yaitu
Jabatan Fungsional Peneliti dan Jabatan Fungsional Perekayasa.
Berbeda dengan jabatan fungsional peneliti yang mempunyai tugas,
tanggung jawab, dan wewenang dalam melakukan kegiatan penelitian
berupa kegiatan yang dilakukan menurut kaidah dan metode ilmiah secara
sistematis untuk memperoleh informasi, data, dan keterangan yang
berkaitan

dengan

pemahaman

dan

pembuktian

kebenaran

atau

16 | MAKALAH STUDI KASUS BADAN PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN


K E LO M P O K V I I I C P N S K E M E N T E R I A N P U P R F O R M A S I TA H U N
2014

ketidakbenaran

suatu

asumsi

dan/atau

hipotesis

di

bidang

ilmu

pengetahuan dan teknologi serta menarik kesimpulan ilmiah bagi keperluan


kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi (Pasal 1.4 UU No. 18 Tahun
2002). Perekayasa mempunyai tugas, tanggung jawab, dan wewenang
untuk melakukan kegiatan teknologi dalam suatu kelompok kerja fungsional
pada bidang penelitian terapan, pengembangan, perekayasaan, dan
pengoperasian di lingkup PUPR.
Di Balitbang Kementerian PUPR sendiri, saat ini memiliki 265 Peneliti dan
67 Perekayasa yang dapat dilihat pada tabel berikut;

NO

1
2
3
4
5
6
7
8
9

BALITBA
NG

SEKRETA
RIAT
BALITBAN
G

PUSLITBA
NG SDA

PUSLITB
ANG
JALAN &
JEMBATA
N

PUSLITBAN
G
PERMUKIM
AN

PUSLITBA
NG
KEBIJAKA
N&
PENERAPA
N
TEKNOLO
GI

PENELITI
UTAMA IV/e
PENELITI
UTAMA IV/d
PENELITI
MADYA IV/c
PENELITI
MADYA IV/b
PENELITI
MADYA IV/a
PENELITI MUDA
III/d
PENELITI MUDA
III/c
PENELITI
PERTAMA III/b
PENELITI
PERTAMA III/a

15

10

11

11

23

14

27

25

14

12

11

47

15

13

15

49

24

16

12

58

JUMLAH

93

53

83

34

265

JABATAN
FUNGSIONAL /
SATMINKAL

JUMLA
H

Tabel 2.1 Jumlah Jabatan Fungsional Peneliti berdasarkan satminkal,


Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat

NO

JABATAN
FUNGSIONAL /
SATMINKAL

SEKRETA
RIAT
BALITBAN
G

PUSLITB
ANG SDA

PUSLITB
ANG
JALAN &
JEMBATA
N

PUSLITBAN
G
PERMUKIM
AN

PUSLITBA
NG
KEBIJAKA
N&
PENERAPA
N
TEKNOLO
GI

17 | MAKALAH STUDI KASUS BADAN PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN


K E LO M P O K V I I I C P N S K E M E N T E R I A N P U P R F O R M A S I TA H U N
2014

JUMLAH

1
2
3

PEREKAYASA UTAMA

PEREKAYASA MUDA

0
1
1

2
7
0

0
5
5

0
17
1

1
1
0

3
31
7

PEREKAYASA
PERTAMA

15

26

JUMLAH

15

25

23

67

PEREKAYASA MADYA

Tabel 2.2 Jumlah Jabatan Fungsional Perekayasa berdasarkan satminkal,


Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat

Untuk saat ini perbandingan antara Jabatan Fungsional Peneliti dan


Jabatan Fungsional Perekayasa dapat dilihat adanya gap yang cukup
signifikan. Perbedaan jumlah SDM tersebut yang kemudian menjadi salah
satu masalah dalam optimalisasi peran Perekayasa dalam menghasilkan
IPTEK. Hal tersebut diantaranya diasumsikan karena kurang diminatinya
jabatan fungsional Perekayasa dibanding Peneliti karena beberapa hal
seperti adanya perbedaan untuk reward berupa tunjangan untuk Jabatan
Fungsional Perekayasa yang belum sebesar Jabatan Fungsional Peneliti,
penilaian angka kredit yang didasarkan unsur dan hasil kerja dengan bobot
yang lebih kecil sehingga mempengaruhi lama waktu untuk penilaiannya,
dan belum adanya regulasi yang jelas mengenai hak cipta dan royalti yang
diperoleh Perekayasa terhadap teknologi yang diciptakannya.
Selain hal tersebut yang menjadi kekurangan dari Jabatan Fungsional
Perekayasa, Perekayasa sendiri mengalami hambatan hambatan dalam
menghasilkan teknologi itu sendiri, seperti: belum terciptanya kultur
penelitian yang baik di Indonesia yang terlihat dari kurangnya dukungan
fasilitas untuk penelitian dan pengembangan; masih rendahnya anggaran
kegiatan penelitian, baik terkait dengan sistem atau mekanisme anggaran,
maupun rendahnya alokasi dukungan dana untuk kegiatan penelitian; dan
sistem administrasi yang terkadang rumit.
Untuk hasil teknologi yang dihasilkan peneliti dan perekayasa sendiri dalam
penyebaran dan pengenalan ke masyarakatnya hingga saat ini belum
18 | MAKALAH STUDI KASUS BADAN PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN
K E LO M P O K V I I I C P N S K E M E N T E R I A N P U P R F O R M A S I TA H U N
2014

maksimal. Hal ini dapat dilihat dari beberapa hasil teknologi yang dihasilkan
Litbang yang bisa digunakan untuk pembangunan infrastruktur namun
belum banyak yang diketahui dan dimanfaatkan. Hal tersebut terkait dengan
produksi dan pemasaran kepada masyarakat yang masih membutuhkan
perpanjangan tangan seperti pengusaha - pengusaha. Contohnya pada
teknologi yang diciptakan oleh Puslitbang Permukiman, RISHA atau Rumah
Instan Sederhana Sehat yang diciptakan untuk mendukung kebijakan
Pemerintah untuk mengatasi permukiman kumuh. Untuk pengenalan RISHA
pada masyarakat, saat ini telah ada 46 aplikator yang mampu memproduksi
RISHA. Dan juga, pentingnya peran media massa untuk membantu
memasarkan produk Litbang kepada investor dan Pemda.

3.3.

BEST PRACTICE

19 | MAKALAH STUDI KASUS BADAN PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN


K E LO M P O K V I I I C P N S K E M E N T E R I A N P U P R F O R M A S I TA H U N
2014

Anda mungkin juga menyukai