PENDAHULUAN
1.1.
LATAR BELAKANG
1.3.1 PENGERTIAN
Sesuai dengan Peraturan Kepala Badan Pengkajian dan Penerapan
Teknologi Nomor 105 Tahun 2013 Tentang Petunjuk Teknis Jabatan
Fungsional Perekayasa dan Angka Kreditnya, menyatakan bahwa:
Jabatan Fungsional Perekayasa adalah jabatan fungsional yang
mempunyai ruang lingkup, tugas, tanggung jawab, dan wewenang
untuk melakukan kegiatan kerekayasaan dalam suatu kelompok
kerja fungsional pada bidang penelitian terapan, pengembangan,
perekayasaan, dan pengoperasian yang diduduki oleh Pegawai
Negeri Sipil dengan hak dan kewajiban yang diberikan secara
penuh oleh pejabat yang berwenang.
Teknologi adalah cara atau metode serta proses atau produk yang
dihasilkan dari penerapan dan pemanfaatan berbagai disiplin ilmu
pengetahuan yang menghasilkan nilai bagi pemenuhan
kebutuhan, kelangsungan dan peningkatan mutu kehidupan
manusia.
1.3.2 KEGIATAN KEREKAYASAAN
Menurut undang-undang No 18 tahun 2002 tentang Sistem
Nasional Ilmu Pengetahuan dan Teknologi, menyatakan
bahwa:Kegiatan kerekayasaan adalah pentahapan kegiatan yang
berkaitan dengan teknologi yang secara runtun meliputi Penelitian
(Research), Pengembangan (Development), Perekayasaan
(Engineering), dan Pengoperasian (Operation).
Research
Penelitian
Developmen
t
Pengembang
an
Engineering
Perekayasaa
n
Operation
Pengoperasi
an
Domain Perekayasa
Gambar 1. Tahapan tahapan kegiatan kerekayasaan
1.3.2.1
PENELITIAN
PENGEMBANGAN
PEREKAYASAAN
PENGOPERASIAN
MANFAAT OFK
1.3.4.2
KARAKTERISTIK OFK
1.3.4.3
BAB II
ISI
3.1.
Teknologi adalah cara atau metode serta proses atau produk yang
dihasilkan dari penerapan dan pemanfaatan berbagai disiplin ilmu
pengetahuan yang menghasilkan nilai bagi pemenuhan
kebutuhan, kelangsungan, dan peningkatan mutu kehidupan
manusia. Sedangkan yang dimaksud dengan perubahan teknologi
adalah perubahan fungsi produksi dalam suatu Kegiatan tertentu,
yang dapat memperbesar hasil input tertentu. Yang menyebabkan
bertambahnya produksi sama dengan jumlah sumber dan produksi
12 | MAKALAH STUDI KASUS BADAN PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN
K E LO M P O K V I I I C P N S K E M E N T E R I A N P U P R F O R M A S I TA H U N
2014
tugas
dan
fungsi
Kementerian
Pekerjaan
Umum
dan
keputusan
pembangunan
infrastruktur
keputusan
secara
yang
sosial
diambil
mendorong
sehingga
partisipasi,
outcome
untuk
meningkatnya
Pemanfaatan
IPTEK
dan
dengan
pemahaman
dan
pembuktian
kebenaran
atau
ketidakbenaran
suatu
asumsi
dan/atau
hipotesis
di
bidang
ilmu
NO
1
2
3
4
5
6
7
8
9
BALITBA
NG
SEKRETA
RIAT
BALITBAN
G
PUSLITBA
NG SDA
PUSLITB
ANG
JALAN &
JEMBATA
N
PUSLITBAN
G
PERMUKIM
AN
PUSLITBA
NG
KEBIJAKA
N&
PENERAPA
N
TEKNOLO
GI
PENELITI
UTAMA IV/e
PENELITI
UTAMA IV/d
PENELITI
MADYA IV/c
PENELITI
MADYA IV/b
PENELITI
MADYA IV/a
PENELITI MUDA
III/d
PENELITI MUDA
III/c
PENELITI
PERTAMA III/b
PENELITI
PERTAMA III/a
15
10
11
11
23
14
27
25
14
12
11
47
15
13
15
49
24
16
12
58
JUMLAH
93
53
83
34
265
JABATAN
FUNGSIONAL /
SATMINKAL
JUMLA
H
NO
JABATAN
FUNGSIONAL /
SATMINKAL
SEKRETA
RIAT
BALITBAN
G
PUSLITB
ANG SDA
PUSLITB
ANG
JALAN &
JEMBATA
N
PUSLITBAN
G
PERMUKIM
AN
PUSLITBA
NG
KEBIJAKA
N&
PENERAPA
N
TEKNOLO
GI
JUMLAH
1
2
3
PEREKAYASA UTAMA
PEREKAYASA MUDA
0
1
1
2
7
0
0
5
5
0
17
1
1
1
0
3
31
7
PEREKAYASA
PERTAMA
15
26
JUMLAH
15
25
23
67
PEREKAYASA MADYA
maksimal. Hal ini dapat dilihat dari beberapa hasil teknologi yang dihasilkan
Litbang yang bisa digunakan untuk pembangunan infrastruktur namun
belum banyak yang diketahui dan dimanfaatkan. Hal tersebut terkait dengan
produksi dan pemasaran kepada masyarakat yang masih membutuhkan
perpanjangan tangan seperti pengusaha - pengusaha. Contohnya pada
teknologi yang diciptakan oleh Puslitbang Permukiman, RISHA atau Rumah
Instan Sederhana Sehat yang diciptakan untuk mendukung kebijakan
Pemerintah untuk mengatasi permukiman kumuh. Untuk pengenalan RISHA
pada masyarakat, saat ini telah ada 46 aplikator yang mampu memproduksi
RISHA. Dan juga, pentingnya peran media massa untuk membantu
memasarkan produk Litbang kepada investor dan Pemda.
3.3.
BEST PRACTICE