Awalnya pasien mengeluh bercak merah bersisik timbul di kedua lutut, menyebar
ke kedua telapak tangan , dada, punggung, perut, lengan, tungkai hingga kelamin.
Kulit terasa menebal, panas dan gatal. Pada regio generalisata tampak eritema
difus ditutupi skuama halus sampai kasar, berlapis, berwarna keputihan, dan
kering.
Pasien didiagnosis
eritroderma e.c. psoriasis dan diberikan terapi cetirizin 1x10mg, methotrexate 3x2,5mg,
eritromisin 3x500mg dan salep lanolin 10%.
Kata kunci: eritroderma, psoriasis
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Eritroderma bukan merupakan kasus yang sering ditemukan, namun masalah
yang ditimbulkannya cukup parah. Beberapa penelitian menunjukkan insiden
eritroderma mencapai 71 per 100.000 pasien. Kejadian pada pria lebih sering
dibanding wanita yaitu 2:1 sampai 4:1, dengan rata-rata onset usia 41-61 tahun.
Eritroderma jarang terjadi pada anak-anak.1
Kulit adalah organ tubuh yang terletak paling luar dan membatasi dari
lingkungan hidup manusia. Kulit merupakan organ yang esensial dan vital serta
merupakan cermin kesehatan dan kehidupan. Salah satu kelainan kulit adalah
eritroderma.1
Eritroderma berasal dari bahasa Yunani, yaitu erythro- (red = merah) dan
derma, dermatos (skin = kulit), merupakan keradangan kulit yang mengenai
90% atau lebih pada permukaan kulit yang biasanya disertai skuama. Pada
beberapa kasus, skuama tidak selalu ditemukan, misalnya pada eritroderma
yang disebabkan oleh alergi obat secara sistemik, pada mulanya tidak disertai
skuama. Pada eritroderma yang kronik, eritema tidak begitu jelas karena
bercampur dengan hiperpigmentasi.1
Diagnosis eritroderma ditegakkan berdasarkan anamnesis, gambaran klinis,
dan pemeriksaan laboratorium, pemeriksaan histopatologi dapat membantu
menentukan penyakit yang mendasarinya. Diagnosis yang akurat dari penyakit
ini merupakan suatu proses yang sistematis di mana dibutuhkan pengamatan
yang seksama, evaluasi serta pengetahuan tentang terminology, dermatologi,
morfologi serta diagnosis banding.1
BAB II
2
LAPORAN KASUS
I.
IDENTITAS PASIEN
Nama
: Tn. W
Jenis Kelamin
: Pria
Usia
: 64 tahun
Pendidikan
: SD
Suku bangsa
: Jawa
Agama
: Islam
Status
: Menikah
Alamat
dengan menggunakan sabun kamay atau lifebouy dan air berasal dari
pegunungan.
Pasien memiliki riwayat alergi makanan berupa ikan laut, telur dan ayam
ras
Riwayat Penyakit Dahulu:
Riwayat keluhan yang sama sebelumnya tidak ada.
Riwayat asma dan rhinitis alergi tidak ada.
Riwayat alergi makanan berupa ikan laut, telur dan ayam ras.
4
: Baik
Kesadaran
: Compos mentis
Keadaan gizi
: Cukup
Vital sign
Tekanan darah
: 130/80 mmhg
Nadi
: 80 x/menit
Pernafasan
: 20 x/menit
Suhu
: 37,4 0C
Kepala
Mata
Leher
Thorax
Abdomen
Genitalia
Ekstremitas
2. Status Dermatologikus
IV. Resume
Pasien laki-laki usia 64 tahun datang dengan keluhan bercak merah
bersisik di hampir seluruh tubuh.
Awalnya pasien mengeluh bercak merah bersisik timbul di kedua lutut.
Bercak merah terasa gatal dan panas. Pasien menggaruknya hingga kulit
10
mengelupas. Pasien berobat ke puskesmas dan diberi obat CTM dan krim
betametason. Setelah minum obat, pasien hanya merasa keluhan gatal
berkurang sementara kemudian kambuh kembali dan tidak pernah sembuh
total.
Enam bulan SMRS bercak merah bersisik menyebar ke kedua telapak
tangan dan terasa sangat gatal.
Diagnosis Kerja
Eritroderma e.c psoriasis vulgaris
Informasi
Khusus:
Sistemik :
Antihistamin oral
Sitostatik
Antibiotik
Topikal :
Pelembab
IX.
Prognosis
Quo ad vitam
: ad bonam
Quo ad functionam
: ad bonam
Quo ad sanationam
: dubia
12
BAB III
TINJAUAN PUSTAKA
A. Definisi
Eritroderma adalah kelainan kulit yang ditandai dengan adanya kemerahan
atau eritema yang bersifat generalisata yang mencakup 90% permukaan tubuh
yang berlangsung dalam beberapa hari sampai beberapa minggu. Dermatitis
eksfoliativa dianggap sinonim dengan eritroderma. Bagaimanapun, itu tidak
dapat mendefinisikan, karena pada gambaran klinik dapat menghasilkan
penyakit yang berbeda. Pada banyak kasus, eritroderma umumnya kelainan
kulit yang ada sebelumnya misalnya psoriasis atau dermatitis atopik.
Meskipun peningkatan 50% pasien mempunyai riwayat lesi pada kulit
sebelumnya untuk onset eritroderma, identifikasi penyakit yang menyertai
menggambarkan satu dari sekian banyak kelainan kulit.2
Pada eritroderma yang kronik, eritema tidak begitu jelas karena bercampur
dengan hiperpigmentasi. Sedangkan skuama adalah lapisan stratum korneum
yang terlepas dari kulit. Skuama mulai dari halus sampai kasar. Pada
eritroderma, skuama tidak selalu terdapat, misalnya eritroderma karena alergi
obat sistemik, pada mulanya tidak disertai skuama. Skuama kemudian timbul
pada stadium penyembuhan timbul. Bila eritemanya antara 50%-90%
dinamakan pre-eritroderma.1
B. Epidemiologi
Insidens eritroderma sangat bervariasi. Penyakit ini dapat mengenai pria
ataupun wanita, namun paling sering pada pria dengan rasio 2 : 1 sampai 4 :
1, dengan onset usia rata-rata > 40 tahun, meskipun eritroderma dapat terjadi
pada semua usia. Insiden eritroderma makin bertambah. Penyebab utamanya
adalah psoriasis. Hal tersebut seiring dengan meningkatnya insiden psoriasis.3
13
Penyakit kulit yang sedang diderita memegang peranan lebih dari setengah
kasus dari eritroderma. Identifikasi psoriasis mendasari penyakit kulit lebih
dari seperempat kasus. Didapatkan laporan bahwa terdapat 87 dari 160 kasus
adalah psoriasis berat.4
Anak-anak bisa menderita eritroderma diakibatkan alergi terhadap obat.
Alergi terhadap obat bisa karena pengobatan yang dilakukan sendiri ataupun
penggunaan obat secara tradisional.2
C. Etiologi
Eritroderma dapat disebabkan oleh akibat alergi obat secara sistemik,
perluasan penyakit kulit, penyakit sistemik termasuk keganasan. Penyakit
kulit yang dapat menimbulkan eritroderma di antaranya adalah psoriasis,
dermatitis seboroik, alergi obat, CTCL atau Sindrom Sezary.1
a. Eritroderma yang disebabkan oleh alergi obat secara sistemik
Keadaan ini banyak ditemukan pada dewasa muda. Obat yang dapat
menyebabkan eritroderma adalah arsenik organik, emas, merkuri (jarang),
penisilin, barbiturate. Pada beberapa masyarakat, eritroderma mungkin lebih
tinggi karena pengobatan sendiri dan pengobatan secara tradisional. Waktu
mulainya obat ke dalam tubuh hingga timbul penyakit bervariasi, dapat segera
sampai 2 minggu. Gambaran klinisnya adalah eritema universal. Bila ada obat
yang masuk lebih dari satu yang masuk ke dalam tubuh, diduga sebagai
penyebabnya ialah obat yang paling sering menyebabkan alergi.1
b. Eritroderma yang disebabkan oleh perluasan penyakit kulit
Eritroderma et causa psoriasis, merupakan eritroderma yang paling banyak
ditemukan dan dapat disebabkan oleh penyakit psoriasis maupun akibat
pengobatan psoriasis yang terlalu kuat. Dermatitis seboroik pada baik juga
dapat menyebabkan eritroderma yang juga dikenal sebagai penyakit Leiner.
Etiologinya belum diketahui pasti. Usia penderita berkisar 4-20 minggu.
14
Ptiriasis rubra pilaris yang berlangsung selama beberapa minggu dapat pula
menjadi eritroderma. Selain itu yang dapat menyebabkan eritroderma adalah
pemfigus foliaseus, dermatitis atopic dan liken planus.1
c. Eritroderma akibat penyakit sistemik
Berbagai penyakit atau kelainan alat dalam termasuk infeksi fokal dapat
member kelainan kulit berupa eritroderma. Jadi setiap kasus eritroderma yang
tidak termasuk akibat alergi obat dan akibat perluasan penyakit kulit harus
dicari penyebabnya, yang berarti perlu pemeriksaan menyeluruh (termasuk
pemeriksaan laboratorium dan foto toraks), untuk melihat adanya infeksi
penyakit pada alat dalam dan infeksi fokal. Ada kalanya terdapat leukositosis
namun tidak ditemukan penyebabnya, jadi terdapat infeksi bacterial yang
tersembunyi (occult infection) yang perlu diobati.1
Harus lebih diperhatikan komplikasi sistemik akibat eritroderma seperti
hipotermia, edema perifer, dan kehilangan cairan dan albumin, dengan
takikardia dan kelainan jantung harus mendapatkan perawatan yang serius.
Pada eritroderma kronik dapat mengakibatkan kakesia, alopesia, palmoplantar
keratoderma, kelainan pada kuku dan ektropion.
Tabel 1. Proses yang Berkaitan dengan Timbulnya Eritroderma
Penyakit Kulit
Dermatitis atopik
Dermatitis kontak
Dermatofitosis
Penyakit Leiner
Liken planus
Mikosis fungoides
Pemfigus foliaceus
Pitiriasis rubra
Psoriasis
Sindrom Reiter
Dermatitis seboroik
Dermatitis statis
Penyakit Sistemik
Mikosis fungoides
Penyakit Hodgkin
Limfoma
Leukemia akut dan
kronis
Multipel mieloma
Karsinoma paru
Karsinoma rektum
Karsinoma tuba falopii
Dermatitis
papuloskuamosa pada
AIDS
Obat-obatan
Sulfonamid
Antimalaria
Penisilin
Sefalosporin
Arsen
Merkuri
Barbiturat
Aspirin
Kodein
Difenilhidantoin
Yodium
Isoniazid
Kuinidin
Kaptopril
Sumber: Fitzpatrick et all. Fitzpatricks dermatology in general medicine.
D. Patofisiologi
15
Mekanisme
terjadinya
eritroderma
belum
diketahui
dengan
jelas.
panas
menyebabkan
hipermetabolisme
kompensator
dan
18
Ptiriasis rubra pilaris yang berlangsung selama beberapa minggu dapat pula
menjadi eritroderma. Mula-mula terdapat skuama moderat pada kulit kepala
diikuti perluasan ke dahi dan telinga; pada saat ini akan menyerupai
gambaran
dermatitis
seboroik.
Kemudian
timbul
hiperkeratosis
limfadenopati
superfisial,
alopesia,
hiperpigmentasi,
F. Pemeriksaan Penunjang
Pemeriksaan Laboratorium
Pada pemeriksaan darah didapatkan albumin serum yang rendah dan
peningkatan gammaglobulin, ketidakseimbangan elektrolit, protein fase akut
meningkat, leukositosis, maupun anemia ringan.2
Histopatologi
Pada kebanyakan pasien dengan eritroderma histopatologi dapat membantu
mengidentifikasi penyebab eritroderma pada sampai dengan 50% kasus,
biopsi kulit dapat menunjukkan gambaran yang bervariasi, tergantung berat
dan durasi proses inflamasi. Pada tahap akut, spongiosis dan parakeratosis
menonjol, terjadi edema. Pada stadium kronis, akantosis dan perpanjangan
rete ridge lebih dominan.2
Eritroderma akibat limfoma, yang infiltrasi bisa menjadi semakin pleomorfik,
dan mungkin akhirnya memperoleh fitur diagnostik spesifik, seperti bandlike
limfoid infiltrate di dermis-epidermis, dengan sel cerebriform mononuclear
atipikal dan Pautriers microabscesses. Pada pasien dengan Sindrom Sezary
ditemukan limfosit atipik yang disebut sel Sezary. Biopsi pada kulit juga
memberi kelainan yang agak khas, yakni terdapat infiltrat pada dermis bagian
atas dan terdapatnya sel Sezary. Disebut sindrom Sezary, jika jumlah sel
Sezary yang beredar 1000/mm3 atau lebih atau melebihi 10% sel-sel yang
beredar. Bila jumlah sel tersebut di bawah 1000/mm3 dinamai sindrom preSezary.1
Pemeriksaan
menyelesaikan
immunofenotipe
infiltrate
permasalahan
karena
limfoid
juga
pemeriksaan
mungkin
ini
sulit
umumnya
Dermatitis atopik
Dermatitis atopik adalah peradangan kulit kronis yang terjadi di lapisan
epidermis dan dermis, sering berhubungan dengan riwayat atopik pada
keluarga asma bronkial, rhinitis alergi, konjungtivitis. Atopik terjadi di
antara 15-25% populasi, berkembang dari satu menjadi banyak kelainan
dan memproduksi sirkulasi antibodi IgE yang tinggi, lebih banyak karena
alergi inhalasi.(8) Dermatitis atopik adalah penyakit kulit yang mungkin
terjadi pada usia berapapun, tetapi biasanya timbul sebelum usia 5 tahun.
Biasanya ada tiga tahap: balita, anak-anak, dan dewasa. Dermatitis atopik
merupakan salah satu penyebab eritroderma pada orang dewasa di mana
didapatkan gambaran klinisnya terdapat lesi pra-existing, pruritus yang
parah, likenifikasi dan prurigo nodularis, sendangkan pada gambaran
histologi terdapat akantosis ringan, spongiosis variabel, derma eosinofil
dan parakeratosis.4
23
Psoriasis
Eritroderma psoriasis dapat disebabkan oleh karena pengobatan topikal
yang terlalu kuat atau oleh penyakitnya sendiri yang meluas. Ketika
psoriasis menjadi eritroderma biasanya lesi yang khas untuk psoriasi tidak
tampak lagi karena dapat menghilang, plak-plak psoriasis menyatu,
eritema dan skuama tebal universal.(2) Psoriasis mungkin menjadi
eritroderma dalam proses yang berlangsung lambat dan tidak dapat
dihambat atau sangat cepat. Faktor genetic berperan. Bila orangtuanya
tidak menderita psoriasi, resiko mendapat psoriasi 12%, sedangkan jika
salah seorang orang tuanya menderita psoriasis, resikonya mencapai 3439%.4
Psoriasis ditandai dengan adanya bercak-bercak, eritema berbatas tegas
dengan skuama yang kasar, berlapis-lapis dan transparan disertai fenomena
tetesan lilin, Auspitz, dan Koebner.1
3.
Gambar 9. Psoriasis
Dermatitis seboroik
Dermatitis seboroik adalah peradangan kulit yang kronis ditandai dengan
plak eritema yang sering terdapat pada daerah tubuh yang banyak
24
25
Abses
Furunkulosis
Konjungtivitis
Stomatitis
Bronkitis
Limfadenopati
26
7.
8.
9.
Hepatomegali
Rhinitis
Kolitis3
K. Prognosis
Prognosis eritroderma tergantung pada proses penyakit yang mendasarinya.
Kasus karena penyebab obat dapat membaik setelah penggunaan obat
dihentikan dan diberi terapi yang sesuai. Penyembuhan golongan ini ialah yang
tercepat dibandingkan dengan golongan yang lain.1
Pada eritroderma yang belum diketahui sebabnya, pengobatan dengan
kortikosteroid
hanya
mengurangi
gejalanya,
pasien
akan
mengalami
BAB IV
PEMBAHASAN
A. Apakah diagnosa pada kasus sudah tepat?
Eritroderma adalah kelainan kulit yang ditandai dengan adanya kemerahan atau
eritema yang bersifat generalisata yang mencakup 90% permukaan tubuh yang
berlangsung dalam beberapa hari sampai beberapa minggu. Mula-mula timbul
bercak eritema yang dapat meluas ke seluruh tubuh dalam waktu 12-48 jam.
Deskuamasi yang difus dimulai dari daerah lipatan, kemudian menyeluruh. Dapat
juga mengenai membrane mukosa, terutama yang disebabkan oleh obat. Bila kulit
kepala sudah terkena, dapat terjadi alopesia, perubahan kuku, dan kuku dapat
27
terlepas. Dapat terjadi limfadenopati dan hepatomegali. Skuama timbul setelah 26 hari, sering mulai di daerah lipatan. Skuamanya besar pada keadaan akut, dan
kecil pada keadaan kronis. Warnanya bervariasi dari putih sampai kuning. Kulit
merah terang, panas, kering dan kalau diraba tebal. Pasien mengeluh kedinginan.1
Pada anamnesis, pasien laki-laki usia 64 tahun datang dengan keluhan bercak
merah bersisik di hampir seluruh tubuh. Awalnya pasien mengeluh bercak merah
bersisik timbul di kedua lutut,
punggung, perut, lengan, tungkai hingga kelamin. Kulit terasa menebal, panas
dan gatal.
Eritroderma dapat disebabkan oleh akibat alergi obat secara sistemik, perluasan
penyakit kulit, penyakit sistemik termasuk keganasan.
Diagnosa banding
28
Eritroderma yang disebabkan oleh alergi obat secara sistemik timbul dalam waktu
yang bervariasi, dapat segera sampai 2 minggu. Gambaran klinisnya adalah
eritema universal.1
Pada kasus ini, pasien tidak memiliki riwayat alergi obat dan penggunaan obat
dalam jangka waktu lama. Sehingga diagnosis eritroderma yang disebabkan oleh
alergi obat dapat disingkirkan.
Eritroderma et causa psoriasis, merupakan eritroderma yang paling banyak
ditemukan dan dapat disebabkan oleh penyakit psoriasis maupun akibat
pengobatan psoriasis yang terlalu kuat.
Psoriasis
ditandai dengan adanya bercak-bercak disertai gatal ringan, eritema berbatas tegas
dengan skuama yang kasar, berlapis-lapis dan transparan disertai fenomena
tetesan lilin, Auspitz, dan Koebner.
Psoriasis juga
sementara kemudian kambuh kembali dan tidak pernah sembuh total. Enam bulan
SMRS bercak merah bersisik menyebar ke kedua telapak tangan dan terasa sangat
gatal. Pasien masih melanjutkan minum obat CTM dan krim betametason namun
tidak ada perbaikan. Dua minggu SMRS bercak merah bersisik menyebar ke
dada, punggung, perut, lengan, tungkai hingga kelamin. Kulit terasa menebal,
panas dan gatal. Keluhan disertai nyeri pada sendi jari-jari kaki terutama saat
gatal. Pasien tidak mengeluh demam dan menggigil. Keluhan kuku menjadi
kuning dan keruh disangkal oleh pasien.
Pada status dermatologis, regio generalisata tampak eritema difus ditutupi skuama
halus sampai kasar, berlapis, berwarna keputihan, dan kering. Disertai ekskoriasi,
multipel, miliar,lentikular.
Pada kasus ini Eritroderma psoriasis dapat disebabkan oleh karena pengobatan
topikal yang terlalu kuat yaitu penggunaan krim betametason.
Betametason
Pasien umumnya
berbatas tidak jelas kemudian diikuti edema, papulovesikel, vesikel atau bula yang
dapat pecah menimbulkan erosi dan eksudasi. Pada yang kronis terlihat kulit
kering, berskuama, papul, likenifikasi dan mungkin juga fisur, batasnya tidak
jelas.1
30
Pada kasus ini, sejak 40 tahun, pasien bekerja sebagai tukang besi dan tidak
pernah menggunakan sarung tangan selama bekerja.
Pada
kasus ini, pasien laki-laki 64 tahun mengeluh bercak merak bersisik disertai gatal
di hampir seluruh tubuh sejak 2 tahun SMRS. Keluhan tidak pernah sembuh total
meskipun mengkonsumsi obat.
31
BAB V
KESIMPULAN
Eritroderma adalah kelainan kulit yang ditandai dengan eritema di seluruh atau
hampir seluruh tubuh dan biasanya disertai skuama. Kelainan ini lebih banyak
didapatkan pada pria, terutama pada usia rata-rata 40-60 tahun. Penyebab
32
DAFTAR PUSTAKA
1. Djuanda, Adhi. Ilmu Penyakit Kulit dan Kelamin edisi kelima. Jakarta:
Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2007.
2. Harahap, M. Ilmu Penyakit Kulit. Jakarta: Hipokrates, 2008.
3. Daili SSE, Menaldi LS, Wisnu MI, editors. Penyakit Kulit yang Umum Di
Indonesia. Jakarta Pusat: PT. Medical Multimedia Indonesia; 2005.
33
4. Wolff K, Lowell AG, Stephen IK, Barbara AG, Amy SP and David JL. 2008.
Fitspatrickss Dermatology In General Medicine Edisi ke-7. Mc Graw Hill
Medical. New York.
5. Siregar, RS. Saripati Penyakit Kulit. Jakarta: EGC, 2004.
6. Fitzpatrick TB, Richard AJ, Klaus W, Polano MK and Suurmond D. 1997.
Color Atlas and Synopsis of Clinical Dermatology (Common and Serious
Diseases). Mc Graw Hill Medical. New York.
7. Komite Farmasi dan Terapi RSUD Dr. Soetomo. Pedoman Diagnosis dan
Terapi Bag/SMF Ilmu Penyakit Kulit dan Kelamin edisi III. Surabaya: RSUD
Dr. Soetomo, 2005.
34