Anda di halaman 1dari 7

RASIONAL BIMBINGAN DAN KONSELING

Bimbingan konseling merupakan salah satu bidang pelayanan


yang perlu dilaksanakan di dalam program pendidikan. Kebutuhan
pelaksanaan bimbingan dan konseling berlatar belakang karena
timbulnya masalah-masalah psikologis, derasnya perubahan sosial
budaya masyarakat, penyesuaian diri siswa pada perkembangan
pendidikan, dll. Rasional bimbingan dan konseling dapat ditinjau dari
sisi konstitusional dan tinjauan konseptual.
A. Tinjauan Konstitusional
a. Historis
Perkembangan bimbingan dan konseling di Indonesia tidak
lepas dari perkembangan di negara asalnya, Amerika Serikat. Dulu
para pakar pendidikan Indonesia belajar di negara Amerika Serikat
dan menamatkan belajarnya di sana, kemudian pulang dengan
membawa konsep-konsep bimbingan dan konseling baru. Para
pakar pendidikan tersebut menggunakan dasar-dasar pemikiran
yang ada pada pustaka Amerika Serikat. Misalnya mengenai anak
didik

bahwasannya

anak

didik

mempunyai

potensi

untuk

berkembang, oleh karena itu pendidikan harus memberikan situasi


yang

kondusif

bagi

perkembangan

potensi

tersebut

secara

optimal.
Potensi yang dimaksudkan adalah potensi yang baik, yang
bermanfaat

bagi

anak

dan

masyarakatnya.

Pandangan

itu

bersumber dari aliran filsafat humanistik, yang mana menganggap


manusia adalah unggul dan mempunyai kemampuan utnuk
mengatasi segala persoalan kehidupan di dunia. Oleh karena itu
manusia banyak yang hanya mengandalkan otak dan terlena
dalam kesombongan mengabaikan kekuasaan Allah SWT. Namun
pada

aspek

lain

mengembangkan

manusia
sikap

dihargai

empati,

harkat

terbuka,

kemanusiaan,

memahami,

dan

sebagainya. Sikap-sikap tersebut amat mendukung bagi kegiatan


bimbingan dan konseling. Untuk kondisi indonesia, sebaiknya
diterapkan paham humanistik- religius. Agar tidak hanya berpusat
pada potensi manusia saja namun juga mendekatkan diri pada
Allah, agar semua berjalan dengan lancar.
Perkembangan bimbingan dan konseling indonesia cenderung
berorientasi layanan pendidikan dan pencegahan. Sejak tahun
1975 bimbingan dan konseling digalakkan di sekolah-sekolah
( Rochman

Natawidjaja,

memberikan

bantuan

1987).
kepada

Upaya

ini

bertujuan

siswa

sehingga

ia

untuk
dapat

berkembang seoptimal mungkin. Disini amat terlihat konsep Barat


mendominasi

bimbingan

dan

konseling

di

sekolah.

Dalam

pelaksanaannya bimbingan dan konseling di sekolah-sekolah


banyak

menangani

pengembangan
perkembangan

kasus-kasus

potensi

siswa

siswa.

optimal

bermasalah

Disamping

harus

dalam

itu

daripada
,

konsep

keseimbangan

perkembangan otak dan agama. Karena itu aspek penting yakni


agama harus mendapat tempat yang layak dalam bimbingan
konseling.
b. Undang-Undang
Bimbingan dan konseling adalah pelayanan bantuan untuk
peserta didik, baik secara perorangan maupun kelompok agar
mandiri dan bisa berkembang secara optimal, dalam bimbingan
pribadi, sosial, belajar maupun karier melalui berbagai jenis
layanan dan kegiatan pendukung berdaarkan norma-norma yang
berlaku (SK Mendikbud No. 025/D/1995)
Merujuk pada UU No. 20/2003 tentang Sistem Pendidikan
Nasional, sebutan untuk guru pembimbing dimantapkan menjadi
Konselor.

Keberadaan

konselor

dalam

sistem

pendidikan

nasional dinyatakan sebagai salah satu kualifikasi pendidik, sejajar


dengan

kualifikasi

guru,

dosen,

pamong

belajar,

tutor,

widyaiswara, fasilitator dan instruktur (UU No. 20/2003, pasal 1


ayat 6).
B.

Tinjauan Konseptual

a. Filosofis
Kata filosofis atau filsafat berasal dari bahasa Yunani. Philos
berarti cinta dan shopos berarti bijaksana. Jadi filosofi berarti
kecintaan terhadap kebijaksanaan atau ilmu yang mempelajari
kekuatan yang didasari proses berfikir dan bertingkah laku, teori
tentang prinsip-prinsip atau hukum-hukum alam semesta serta
mendasari

semua

pengetahuan

dan

kenyataan,

termasuk

kedalamnya studi tentang estetika, etika, logika, metafisika, dan


lain sebagainya. Pemikiran dan pemahaman filosofi menjadi alat
yang bermanfaat bagi pelayanan bimbingan dan konseling pada
umumnya, dan bagi konselor pada khususnya yaitu membantu
konselor dalam memahami situasi konseling dan membuat
kputusan yang tepat. Landasan filosofis dalam bimbingan dan
konseling terutama berkenaan dengan usaha mencari jawaban
yang hakiki atas pertanyaan filosofis tentang : apakah manusia itu
? Untuk menemukan jawaban atas pertanyaan filosofis tersebut,
tentunya tidak dapat dilepaskan dari berbagai aliran filsafat yang
ada, mulai dari filsafat klasik sampai dengan filsafat modern dan
bahkan filsafat post-modern. Dengan memahami hakikat manusia
tersebut maka setiap upaya bimbingan dan konseling diharapkan
tidak menyimpang dari hakikat tentang manusia itu sendiri.
b. Perkembangan Sosial Budaya
Derasnya perubahan sosial akibat globalisasi masa kini telah
menjamur. Perubahan sosial dan makin kompleksnya keadaan
masyarakat akan meningkatkan kegelisahan atau rasa tidak aman
bagi para pemuda. Ini berarti sosial-budaya sebagai faktor yang
mempengaruhi perilaku individu. Karna seorang individu pada
dasarnya merupakan produk lingkungan sosial-budaya dimana ia
hidup. Dalam kaitan ini dirasakan bahwa sekolah yang kena

dampaknya dari perubahan itu. Sejak lahirnya, ia sudah dididik


dan

dibelajarkan

untuk

mengembangkan

pola-pola

perilaku

sejalan dengan tuntutan sosial-budaya yang ada di sekitarnya. De


Cecco dan Richards (1978) dalam prayitno dan E.Amti (1994; 27)
menegaskan bahwa kehidupan anak-anak dan remaja dewasa ini
merupakan hasil dari perubahan-perubahan yang terjadi pada
saat

ini.

maka

dari

itu

lembaga

pendidikan

formal

harus

bertanggung jawab untuk medidik dan menyiapakan siswa agar


berhasil

beradaptasi

dan

memecahkan

masalah

yang

dihadapinya.
Pederson dalam Prayitno (2003) mengemukakan lima macam
sumber hambatan yang mungkin timbul dalam komunikasi sosial
dan penyesuain diri antar budaya, yaitu : (a) perbedaan bahasa;
(b) komunikasi non-verbal; (c) stereotipe; (d) kecenderungan
menilai; dan (e) kecemasan. Agar komuniskasi sosial antara
konselor dengan klien dapat terjalin harmonis, maka kelima
hambatan komunikasi tersebut perlu diantisipasi.
Terkait dengan layanan bimbingan dan konseling di Indonesia,
Moh. Surya (2006) mengetengahkan tentang tren bimbingan dan
konseling multikultural, bahwa bimbingan dan konseling dengan
pendekatan

multikultural

sangat

tepat

untuk

lingkungan

berbudaya plural seperti Indonesia. Bimbingan dan konseling


dilaksanakan dengan landasan semangat bhinneka tunggal ika,
yaitu kesamaan di atas keragaman. Layanan bimbingan dan
konseling hendaknya lebih berpangkal pada nilai-nilai budaya
bangsa yang secara nyata mampu mewujudkan kehidupan yang
harmoni dalam kondisi pluralistik.
c. Psikologis
Psikologis dalam bimbingan dan konseling berarti memberi
pemahaman tentang tingkahlaku individu yang menjadi sasran
layanan. Sebagai seorang siswa pasti mempunyai karakteristik
yang berbeda-beda, dengan berkembanganya cara belajar juga

akan membentuk perubahan kepribadian, oleh karena itu akan


timbul masalah-masalah psikologis. Adanya masalah-masalah
psikologis

tersebut

menuntut

adanya

suatu

pemecahan

permasalahan. Maka adanya bimbingan konseling merupakan alat


pelayanan pemecahan masalah itu. Untuk keperluan bimbingan
dan konseling sejumlah daerah kajian bidang psikologis perlu
dikuasai yaitu tentang :
1. motiv dan motivasi
2. pembawaan dasar dan lingkungan
3. perkembangan individu
4. belajar
5. kepribadian
Oleh karena itu bimbingan konseling sangat penting dalam
aspek psikologis.
d. Pendidikan secara umum
Pendidikan secara umum pda dasarnya selalu mengalami
perkembangan dari waktu ke waktu. Salah satu ciri perkembangan
pendidikan itu berubahnya kurikulum pendidikan, strategi belajar,
tindakan kelas, dan lain sebagainya. Oleh karena itu siswa dituntut
untuk bisa menyesuaikan diri dengan berkembangnya pendidikan
saat ini agar proses belajar siswa mencapai suatu kesuksesan.
Namun siswa memerlukan suatu bantuan dengan pelayanan
bimbingan

dan

konseling

agar

dapat

Bimbingan

dan

konseling

merupakan

meraih
suatu

kesuksesan.

sistem

dalam

pendidikan.
Bimbingan dan konseling merupakan pelayanan dari untuk dan
oleh manusia memiliki pengertian-pengertian yang khas. Bimbingan
adalah proses pemberian bantuan yang dilakukan oleh seorang ahli
kepada individu dengan menggunakan berbagai prosedur , cara dan
bahan agar individu tersebut mampu mandiri dalam mencegah ,
memecahkan masalah-masalah yang dihadapinya dan akhirnya dapat
mengembangkan

diri.

Sedangkan

konseling

merupakan

proses

pemberian bantuan yang didasarkan pada prosedur wawancara


konseling oleh seorang yang bermuara pada teratasinya masalah

yang

dihadapi

klien.

Dalam

sekolah,

bimbingan

konseling

memberikan pelayanan siswa agar memperoleh kesejahteraan lahir


dan batin dalam proses pendidikan yang sedang di tempuhnya.
Dalam konteks tersebut, menunjukkan bahwa layanan bimbingan dan
konseling di sekolah sangat dibutuhkan, karena banyaknya masalah
peserta didik di sekolah, besarnya kebutuhan peserta didik akan
pengarahan diri dalam memilih dan mengambil keputusan, perlunya
aturan yang memayungi layanan bimbingan dan konseling di sekolah,
serta perbaikan tata kerja baik dalam aspek ketenagaan maupun
manajemen.

Sumber
http://animenekoi.blogspot.com/2011/06/rasional-pentingnyabimbingan-dan.html
Drs. Heru Mugiarso, MPd dkk. 2011. Bimbingan dan Konseling.
Semarang . Unnes press.
Dr.Sofyan S.Willis. 2004. Konseling individual. Bandung. Alfabeta.
Nama

: Ita Masithoh Wikhdah

NIM

: 4301411112

Prodi

: Pendidikan Kimia

Anda mungkin juga menyukai