Jelajahi eBook
Kategori
Jelajahi Buku audio
Kategori
Jelajahi Majalah
Kategori
Jelajahi Dokumen
Kategori
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Kelainan tiroid merupakan kelainan endokrin tersering kedua yang
ditemukan selama kehamilan. Berbagai perubahan hormonal dan metabolik
terjadi selama kehamilan,menyebabkan perubahan kompleks pada fungsi tiroid
maternal. Hipertiroid adalah kelainan yang terjadi ketika kelenjar tiroid
menghasilkan hormon tiroid yang berlebihan dari kebutuhan tubuh. Wanita
hamil dengan eutiroid memunculkan beberapa tanda tidak spesifik yang mirip
dengan disfungsi tiroid sehingga diagnosis klinis sulit ditegakkan. Sebagai
contoh,
wanita
hamil
dengan
eutiroid
dapat
menunjukkan
keadaan
B. Rumusan masalah
1. Apa pengertian hipertiroidisme?
2. Apa etiologi dari hipertiroidisme?
3. Apa klasifikasi dari hipertiroidisme?
4. Bagaimana patofisiologi dari hipertiroidisme?
5. Apa tanda dan gejala pada hipertiroidisme?
6. Komplikasi apa saja yang bisa terjadipada penderita hipertiroidisme?
7. Bagaimana pemeriksaan dan penatalaksanaan medis dalam menangani
kasus hipertiroidisme?
8. Bagaimana konsep dasar asuhan keperawatan dengan diagnosa medis
hipertiroidisme?
C. Tujuan Penulisan
1. Tujuan Umum
Tulisan ini dibuat untuk memenuhi tugas mata kuliah Sistem Endokrin
untuk mengeksplorasi secara lebih dalam tentang asuhan keperawatan pada
pasien hipertiroidisme.
2. Tujuan khusus
a. Memahami pengertian hipertiroidisme
b. Mengetahui etiologi dari hipertiroidisme
c. Mengetahui klasifikasi dari hipertiroidisme
d. Mengetahui bagaimana patofisiologi dari hipertiroidisme
e. Mengetahui tanda dan gejala pada hipertiroidisme
f. Mengetahui komplikasi dari hipertiroidisme
g. Mengetahui bagaimana pemeriksaan dan penatalaksanaan medis dalam
menangani kasus hipertiroidisme.
h. Memahami asuhan keperawatan dengan diagnosa medis hipertiroidisme
BAB II
PEMBAHASAN
A. PENGERTIAN
Hipertiroidisme adalah keadaan dimana terjadi peningkatan hormon tiroid
lebih dari yang dibutuhkan tubuh. Tirotoksikosis merupakan istilah yang
digunakan dalam manifestasi klinis yang terjadi ketika jaringan tubuh
distimulasi oleh peningkatan hormon tiroid. Angka kejadian pada hipertiroid
lebih banyak pada wanita dengan perbandingan 4:1 dan pada usia antara 20-40
tahun (Black,2009)
Hipertiroidisme adalah kadar hormon tiroid yang bersirkulasi berlebihan.
Gangguan ini dapat terjadi akibat disfungsi kelenjar tiroid hipofisis, atau
hipotalamus. (Elizabeth J.Corwin:296)
Hipertiroidisme dapat didefinisikan sebagai respon jaringan-jaringan
terhadap pengaruh metabolik terhadap hormon tiroid yang berlebihan (Price &
Wilson:337)
Kesimpulan menurut kelompok, Hipertiroidisme merupakan suatu keadaan
dimana didapatkan kelebihan hormon tiroid yang ditemukan bila suatu jaringan
memberikan hormon tiroid belebihan.
B. ETIOLOGI
Penyebab hipertiroid diantaranya:
1. Adenoma hipofisis
Penyakit ini merupakan tumor jinak kelenjar hipofisis dan jarang terjadi
2. Penyakit graves
Penyakit graves atau toksik goiter diffuse merupakan penyakit yang
disebabkan karena autoimun, yaitu dengan terbentuknya antibodi yang
disebut thyroid-stimulating immunoglobulin (TSI) yang mendekati sel-sel
tiroid. TSI meniru tindakan TSH dan merangsang tiroid untuk membuat
C. KLASIFIKASI
Terdapat dua tipe hipertiroidisme yaitu penyakit graves dan goiter nodular
toksik. (Price A,Sylvia, 1995).
a.
Penyakit Graves
Penyakit Graves (goiter difusa toksika) dipercaya disebabkan oleh suatu
antibodi yang merangsang tiroid untuk menghasilkan hormon tiroid yang
berlebihan.
Penyakit Graves biasanya terjadi pada usia sekitar 30 sampai 40 tahun dan
lebih sering ditemukan pada perempuan dari pada laki-laki .Terdapat predisposisi
familial pada penyakiti ini dan sering berkaitan dengan bentuk-bentuk
endokrinopati atoimun lainnya.Pada penyakit graves terdapat dua kelompok
gambaran utama yaitu tiroidal dan ekstratiroidal, dan keduanya mungkin tidak
tampak. Ciri-ciri tiroidal berupa goiter akibat hiperplasia kelenjar tiroid, dan
Hipertiroidisme akibat sekresi hormon tiroid yang berlebihan. Manifestasi
ekstratiroidal berupa oftalmopati dan infiltrasi kulit lokal yang biasanya terbatas
pada tungkai bawah. Oftalmopati yang ditemukan pada 50 % sampai 80 % pasien
ditandai dengan mata melotot, fisura palpebra melebar, kedipan berkurang, lid dag
(keterlambatan kelopak mata dalam mengikuti gerakan mata. Sylvia. A. Price,
2006 )
tiroid jinak dan tidak berhubungan dengan penonjolan mata serta gangguan kulit
pada penyakit Graves.
Hipertiroidisme sekunder bisa disebabkan oleh tumor hipofise yang
menghasilkan
terlalu
banyak
TSH,
sehingga
merangsang
tiroid
untuk
D. MANIFESTASI KLINIS
1. Sistem kardiovaskuler
Meningkatnya heart rate, stroke volume, kardiak output, peningkatan
kebutuhan oksigen otot jantung, peningkatan vaskuler perifer resisten,
tekanan darah sistole dan diastole meningkat 10-15 mmHg, palpitasi,
disritmia, kemungkinan gagal jantung, edema.
2. Sistem pernafasan
Cepat dan dalam, bernafas pendek, penurunan kapasitas paru.
3. Sistem perkemihan
Retensi cairan, menurunnya output urin.
4. Sistem gastrointestinal
Meningkatnya peristaltik usus, peningkatan nafsu makan, penurunan berat
badan, diare, peningkatan penggunaan cadangan adipose dan protein,
penurunan serum lipid, peningkatan sekresi gastrointestinal, hiponatremia,
muntah dan kram abdomen.
5. Sistem muskuloskeletal
Keseimbangan protein negatif, kelemahan otot, kelelahan, tremor.
6. Sistem integumen
Berkeringat yang berlebihan, kulit lembab, merah hangat, tidak toleran
panas, keadaan rambut lurus, lembut, halus dan mungkin terjadi kerontokan
rambut.
7. Sistem endokrin
Biasanya terjadi pembesaran kelenjar tiroid.
8. Sistem saraf
Meningkatnya refleks tendon dalam, tremor halus, gugup gelisah, emosi
tidak stabil seperti kecemasan, curiga tegang dan emosional.
9. Sistem reproduksi
Amenorahea, anovulasi, mens tidak teratur, menurunnya libido, impoten.
10. Eksoftalmus
Yaitu keadaan dimana bola mata menonjol ke depan seperti mau keluar.
Eksoftalmus terjadi karena adanya penimbunan karbohidrat kompleks yang
menahan air dibelakang mata. Retensi cairan ini mendorong bola mata
kedepan sehingga bola mata nampak menonjol keluar rongga orbita. Pada
keadaan ini dapat terjadi kesulitan dalam menutup mata secara sempurna
sehingga mata menjadi kering, iritasi atau kelainan kornea.
Gejala
Angka
Tidak
+1
Tiroid teraba
+3
-3
+2
-2
Mudah lelah +2
Eksoptalmus
+2
Suka panas
Retraksi
+2
+1
+4
-2
tangan +2
-2
Subyektif
Dispneu
deffort
Palpitasi
-5
palpebra
Suka dingin
+5
Palpebra
terlambat
Keringat
+3
Hiperkinesis
+2
Telapak
banyak
Gugup
lembab
Tangan basah +1
Nadi
Tangan panas -1
< 80x/menit
Nafsu makan +3
> 90x/menit
+3
-3
>>
Nafsu makan -3
Fibrilasi atrium +4
<<
Berat
badan -3
>>
Berat
badan +3
<<
Nilai:
< 11 : eutiroid
11 - 18 : normal
> 19 : hipertiroid
Table 1. Indeks Wayne
E. PATOFISIOLOGI
Penyebab hipertiroidisme biasanya adalah penyakit graves, goiter
toksika. Pada kebanyakan penderita hipertiroidisme, kelenjar tiroid membesar
dua sampai tiga kali dari ukuran normal, disertai dengan banyak hiperplasia
dan lipatan-lipatan sel-sel folikel ke dalam folikel, sehingga jumlah sel-sel ini
lebih meningkat beberapa kali dibandingkan dengan pembesaran kelenjar.
Juga, setiap sel meningkatkan kecepatan 5-15 kali lebih besar dari pada
normal.Pada hipertiroidisme, konsentrasi TSH plasma menurun, karena ada
sesuatu yang menyerupai TSH, Biasanya bahan-bahan ini adalah antibody
immunoglobulin yang disebut TSI (Thyroid Stimulating Immunoglobulin),
yang berkaitan dengan reseptor yang mengikat TSH. Bahan-bahan tersebut
merangsang aktivasi CAMP dalam sel, dengan hasil akhirnya adalah
8
F. PATHWAY
Tiroiditis
Nodul tiroid
toksik
Hipertiroidisme
Hipermetabolisme
meningkat
Penuru
nan BB
Ketidakseim
bangan
energi
dengan
kebutuhan
tubuh
Perubahan
nutrisi
kurang dari
kebutuhan
tubuh
Perubahan
konduksi
listrik
jantung
Beban kerja
jantung
menurun
Kurang
informasi
Aritmia,
takikardia
Kelelelahan
Kurang Pengetahuan
Aktifitas simpatik
berlebihan
Resiko
penurunan
curah jantung
10
Eksoftalmus
Resiko
kerusakan
integritas
jaringan
G. KOMPLIKASI
1. Eksoftalmus
Keadaan dimana bola mata pasien menonjol keluar. Hal ini disebabkan
karena penumpukan cairan pada rongga orbita bagian belakang bola mata.
Biasanya terjadi pasien dengan penyakit graves.
2. Penyakit jantung
Terutama kardioditis dan gagal jantung. Tekanan yang berat pada jantung
bisa menyebabkan ketidakteraturan irama jantung yang bisa berakibat fatal
(aritmia) dan syok.
3. Stroma tiroid (tirotoksitosis)
Pada periode akaut pasien mengalami demam tinggi, takhikardi berat,
derilium dehidrasi dan iritabilitas yang ekstrem. Keadaan ini merupakan
keadaan emergensi, sehingga penanganan harus lebih khusus. Faktor
presipitasi yang berhubungan dengan tiroksikosis adalah hipertiroidisme
yang tidak terdiagnosis dan tidak tertangani, infeksi ablasi tiroid,
pembedahan, trauma, miokardiak infark, overdosis obat. Penanganan pasien
dengan stroma tiroid adalah dengan menghambat produksi hormon tiroid,
menghambat konversi T4 menjadi T3 dan menghambat efek hormon
terhadap jaringan tubuh. Obat-obatan yang diberikan untuk menghambat
kerja hormon tersebut diantaranya sodium ioded intravena, glukokortokoid,
dexsamethasone dan propylthiouracil oral. Beta blokers diberikan untuk
menurunkan efek stimulasi sarap simpatik dan takikardi.
4. Krisis tiroid (thyroid storm)
Hal ini dapat berkembang secara spontan pada pasien hipertiroid yang
menjalani terapi, selama pembedahan kelenjar tiroid, atau terjadi pada
pasien hipertiroid yang tidak terdiagnosis. Akibatnya adalah pelepasan
hormontiroid dalam jumlah yang sangat besar yang menyebabkan
takikardia, agitasi, tremor, hipertermia, dan apabila tidak diobati dapat
menyebabkan kematian.
11
H. PEMERIKSAAN DIAGNOSTIK
1. Pemeriksaan laboratorium
A. Serum T 3 , terjadi peningkatan (N: 70 250 ng/dl atau 1,2 3,4 SI unit)
T 3 serum mengukur kandungan T 3 bebas dan terikat, atau total T 3 total,
dalam serum. Sekresinya terjadi sebagai respon terhadap sekresi TSH
dan T 4 . Meskipun kadar T 3 dan T 4 serum umumnya meningkat atau
menurun secara bersama-sama, namun kadar T 4 tampaknya merupakan
tanda yang akurat untuk menunjukan adanya hipertiroidisme, yang
menyebabkan kenaikan kadar T 4 lebih besar daripada kadar T 3 .
B. Serum T 4 , terjadi peningkatan (N: 4 12 mcg/dl atau 51 154 SI unit)
Tes yang paling sering dilakukan adalah penentuan T 4 serum dengan
teknik radioimmunoassay atau peningkatan kompetitif. T 4 terikat
terutama dengan TBG dan prealbumin : T 3 terikat lebih longgar. T 4
normalnya terikat dengan protein. Setiap factor yang mengubah protein
pangikat ini juga akan mengubah kadar T 4.
C. Indeks T 4 bebas, meningkat (N: 0,8 2,4 ng/dl atau 10 31 SI unit)
D. T 3 RU, meningkat (N: 24 34 %)
2. TRH Stimulating test, menurun atau tidak ada respon TSH
Tes Stimulasi TRH merupakan cara langsung untuk memeriksa cadangan
TSH di hipofisis dan akan sangat berguna apabila hasil tes T 3 dan T 4 tidak
dapat dianalisa. Pasien diminta berpuasa pada malam harinya. Tiga puluh
menit sebelum dan sesudah penyuntikan TRH secara intravena, sampel
darah diambil untuk mengukur kadar TSH. Sebelum tes dilakukan, kepada
pasien harus diingatkan bahwa penyuntikan TRH secara intravena dapat
menyebabkan kemerahan pasa wajah yang bersifat temporer, mual, atau
keinginan untuk buang air kecil
3. Tiroid antibodi antiglobulin antibodi, titer antiglobulin antibodi tinggi (N:
titer < 1 : 100)
4. Tirotropin reseptor antibodi (TSH-RAb), terjadi peningkatan pada penyakit
graves
5. Ambilan Iodium Radioaktif
12
massa
atau
nodule.
Pemeriksaan
ini
dapat
membantu
membedakan kelainan kistik atau solid pada tiroid. Kelainan solid lebih
sering disebabkan keganasan dibanding dengan kelainan kistik. Tetapi
kelainan
kistikpun
dapat
disebabkan
keganasan
meskipun
13
I. PENATALAKSANAAN
1. TERAPI UMUM
a. Obat antitiroid
Biasanya diberikan sekitar 18-24 bulan. Contoh obatnya: propil tio
urasil(PTU), karbimazol.- Pemberian yodium radioaktif, biasa untuk
pasien berumur 35 tahun/lebih atau pasien yanghipertiroidnya kambuh
setelah operasi.
Cara ini dipilih untuk pasien yang pembesaran kelenjar tiroid-nya tidak
bisa disembuhkanhanya dengan bantuan obat-obatan, untuk wanita hamil
(trimester kedua), dan untuk pasienyang alergi terhadap obat/yodium
radioaktif. Sekitar 25% dari semua kasus terjadipenyembuhan spontan
dalam waktu 1 tahun.
2. FARMAKOTERAPI
Obat-obat antitiroid selain yang disebutkan di atas adalah:
a. Carbimazole (karbimasol)
Berkhasiat dapat mengurangi produksi hormon tiroid. Mula-mula
dosisnya bisa sampai 3-8tablet sehari, tetapi bila sudah stabil bisa cukup
1-3 tablet saja sehari. Obat ini cukup baik untuk penyakit hipertiroid.Efek
sampingnya yang agak serius adalah turunnya produksi sel darah putih
(agranulositosis)dan gangguan pada fungsi hati. Ciri-ciri agranulositosis
adalah sering sakit tenggorokan yangtidak sembuh-sembuh dan juga
mudah terkena infeksi serta demam.Sedangkan ciri-ciri gangguan fungsi
hati adalah rasa mual, muntah, dan sakit pada perutsebelah kanan, serta
timbulnya warna kuning pada bagian putih mata, kuku, dan kulit.
b. Kalmethasone (mengandung zat aktif deksametason)
Merupakan obat hormon kortikosteroid yang umumnya dipakai sebagai
obat anti peradangan.Obat ini dapat digunakan untuk menghilangkan
peradangan di kelenjar tiroid (thyroiditis).
14
3. TERAPI LAIN
Adapun pengobatan alternatif untuk hipertiroid adalah mengkonsumsi
bekatul. Para ahlimenemukan bahwa dalam bekatul terdapat kandungan
vitamin B15, yang berkhasiat untuk menyempurnakan proses metabolisme
di dalam tubuh kita.Selain hipertiroid, vitamin B15 juga dapat digunakan
untuk
mengobatidiabetes
melitus,hipertensi,asma,
kolesterol
dan
15
BAB III
TINJAUAN KASUS
A. PENGKAJIAN
Identitas
1. Nama : 2. Usia : Peningkatan faktor resiko penyakit ini pada usia 30-40 tahun
3. Jenis Kelamin : Resiko penyakit ini lebih banyak pada wanita, karena
produksi hormon wanita yang lebih kompleks dibandingkan produksi
hormon pria.
4. Pekerjaan : 5. Pendidikan : Pendidikan yang rendah dapat menyebabkan pasien kurang
pengetahuan dalam menanggapi gejala yang dirasakan sebelumnya.
6. Alamat :
Riwayat Kesehatan
1. Keluhan Utama
Pasien biasa memiliki keluhan dada kiri terasa berdebar-debar, matanya
tampak melotot. Serta tangan yang bergetar terus (tremor) dan sering
berkeringat.
16
Kelurga tidak ada yang mengalami penyakit serupa dan tidak ada penyakit
yang diturunkan.
PemeriksaanFisik
1. Aktivitas/istirahatat
Tanda dan gejala : insomnia, sensitivitas meningkat, otot lemah gangguan
koordinasi, kelelahan berat, atrofi otot.
2. Sirkulasi
Tanda dan gejala : disritmia (vibrilasi atrium), irama gallop, murmur,
peningkatan tekanan darah dengan tekanan nada yang berat, takikardia saat
istirahat, sirkulasi kolaps, syok (krisis tirotoksikosis palpitasi, nyeri dada
(angina).
3. Eliminasi
Tanda dan gejala : urine dalam jumlah banyak, perdarahan dalam feses,
diare.
4. Integritas ego
Tanda dan gejala : mengalami stress yang berat baik emosional maupun
fisik, emosi labil, (euphoria sedang sampai delirium), depresi.
5. Makanan dan cairan
Tanda dan gejala : kehilangan berat badan yang mendadak, nafsu makan
meningkat makan banyak, makannya sering, kehausan, mual dan muntah,
pembesaran tiroid, goiter, edema non pitting terutama daerah pretibial
6. Neurosensori
Tanda : bicaranya cepat dan parau, gangguan status mental dan perilaku
seperti :bingung, disorientasi, gelisah, peka rangsang, delirium, psikosis,
stupor, koma, tremor halus pada tangan, tanpa tujuan beberapa bagian
tersentak-sentak, hiperaktif, reflex tendon dalam (RTD).
7. Nyeri atau kenyamanan
Gejala : nyeri orbital, fotofobia.
17
8. Pernafasan
Tanda : frekuensi pernafasan meningkat, takipnea, dispnea, edema paru
(pada krisis tirotoksikosis).
9. Keamanan
Gejala: tidak toleransi terhadap panas, keringat yang berlebihan, alergi
terhadap iodium (mungkin digunakan pada pemeriksaan
Tanda: suhu meningkat diatas 374oc, diaphoresis, kulit halus, hangat dan
kemerahan, rambut tipis, mengkilap dan lurus, eksoftalmus retraksi, iritasi
pada konjungtiva dan berair, pruritus, lesi eritema (sering terjadi pada
pretibial) yang menjadi sangat parah.
10. Seksualitas
Tanda: penurunan libido, hipomenorea, amenorea dan impoten.
11. Penyuluhan/pembelajaran
Gejala : adanya riwayat keluarga yang mengalami masalah tiroid, riwayat
hipotiroidisme, terapi hormone tiroid/pengobatan antitiroid, dilakukan
pembedahan tiroidektomi sebagian.
Pemeriksaan Diagnostik
1. Tes ambilan RAI : meningkat pada penyakit graves dan toksik
noduler,
goiter
18
B. ASUHAN KEPERAWATAN
1. Analisa data
No Data fokus
Masalah
Etiologi
1.
DS :
Perubahan
Intake
Pasien mengeluh :
nutrisi
nutrisi
kurang inadekuat.
kebutuhan
tubuh
BB turun
Lemah
Letih
Lesu
DO :
Pasien tampak:
Kurus
Pertumbuhan
pasien
tidak
sesuai usia
Lemah
Porsi makan tidak habis
Pucat
2.
DS:
Ansietas
Pasien mengeluh :
fisiologis:status
3.
faktor
metabolik
DO:
(stimulasi
Pasien tampak:
efek
ssp),
Gelisah
psudokatekolamin
DS :
Gangguan
Pasien mengeluh :
integritas
19
mekanisme
perlindungan mata:
eksothalamus
jaringan
Kelelahan
DS :
Pasien mengeluh :
hipermetabolik
dengan
peningkatan
kebutuhan energi
DS :
Pasien
mengeluh
mengatakan
tidak
Pasien
Kurang
pengetahuan
mengetahui
kurang pemajanan,
mengingat,
kesalahan
interpretasi
DO :
informasi, tidak
Pasien tampak:
mengenal sumber
informasi
20
2. Diagnosa
1. Perubahan nutrisi berhubungan dengan intake yangtidak adekuat
2. Ansietas berhubungan dengan faktor fisiologis: status metabolik
(stimulasi ssp), efek psudokatekolamin dari hormon tiroid
3. Gangguan
integritas
jaringan
berhubungan
dengan
mekanisme
pengetahuan
berhubungan
dengan
kurang
pemajanan,
3. Perencanaan
No
Tujuan/
dx
Kriteria hasil
1.
Setelah
Intervensi
dilakukan 1. Auskultasi
tindakan keperawatan,
diharapkan
nutrisi
Rasional
usus
mencerminkan
kebutuhan
pasien
terpenuhi
peningkatan
dapat
kembali
lambung
yang
menurunkan
atau
mengubah
absorbsi
meningkat
motilitas
fungsi
aktifitas
adanya anoreksia,
adrenergik
kelemahan umum
menyebabkan gangguan
sekresi
insulin
atau
abdomen,
terjadi
resisten
yang
C. Pasien
tidak
lesu
dan lemas
D. pasien makan habis
satu porsi
munculnya
dan muntah
mual
dapat
mengakibatkan
hiperglikemia,
polidipsia,
poliuria,
21
kedalaman pernafasan (
tanda asidosis metabolik
)
3. Pantau
makanan
setiap
terus
menerus
dalam
indikasi
adanya penurunan
4. Konsultasikan
kegagalan
4. Mungkin
memerlukan
untuk memberikan
pemasukan
protein,
dan mengidentifikasikan
karbohidrat
dan
protein
5. Berikan
zat
zat
obat 5. Diberikan
untuk
sesuai indikasi :
glukosa, vitamin B
diperlukan
dan
kompleks. Insulin
mencegah
atau
mengobati hipoglikemia.
kecil).
Dilakukan
dalam
mengendalikan glukosa
darah jika kemungkinan
ada peningkatan.
2
Setelah
tindakan
laku
yang
ringan
dapat
menunjukan
tingkat ansietas.
Ansietas
berat
berkembang
keadaan
22
panik
yang
kedalam
dapat
1. Tidak gelisah
menimbulkan
perasaan
2. Menunjukkan
terancam, teror,
wajah 2. Pantau
fisik,
gerakan
yang
bicara
dan
bergerak,
berteriak-teriak
berulang-ulang,
bersumpah-sumpah
hiperventilasi,
peningkatan pengeluaran
insomnia.
penyekat beta-adrenergik
pada
daerah
reseptor
menimbulkan
kelebihan
luar:
yang
tempatkan
pada
menunjukan penerimaan
ruangan
yang
bahwa
tenang
berikan
unit/personel
kelembutan musik
meningkatkan
yang
pasien.
nyaman,
kurangi
lampu
jumlah
orang
yang
berhubungan
dengan pasien.
23
terapeutik
aktivitas
dapat
ansietas
4. Berikan
obat 4. bersamaan
dengan
ansietas
pengobatan
untuk
(transquilizer,
menurunkan pengaruh
dari
efeknya.
sekresi
hormon
dengan kebutuhan
dimanfaatkan/dibutuhka
seperti
ahli
konseling,
agama
dan
pelayanan sosial.
3.
Setelah
dilakukan 1. Observasi
tindakan keperawatan,
periorbital
diharapkan
gangguan penutup
gangguan
mata
hilang
pandang
dengan criteria
hasil :
yang berlebihan
penglihatan
yang
yang berlebihan.
2. Catat
adrenergik
lapang
1. Flushing (-)
pruritus lagi
stimulasi
adanya 2. berhubungan
fotophobia , rasa
tirotoksikosis
adanya benda di
memerlukan
pendukung
pada mata
revolusi
dengan
yang
intervensi
sampai
krisis
dapat
menghilangkan
simpomatologis
3. Evaluasi ketajaman 3. otfalmatopi
mata,
laporkan
adanya pandangan
24
adalah
akibat
peningkatan
infiltrat
dari
jaringan
retro-orbita,
pandangan ganda (
menciptakan
diplopia )
yang
dari
otot
ekstarokuler
yang
menyebabkan kelelahan.
4. Anjurkan
pasien 4. melindungi
kerusakan
menggunakan kaca
dapat
terbangun
dan
tutup
dengan
penutup
mata
menutup
edema
atau
mata
karena
sesuai indikasi :
diberikan
Obat
tetes
mata
untuk
metilselulosa,
berkembang
ACTH, prednison.
capat
6. Berikan
sesuai
obat 6. dapat
indikasi
obat antitiroid
dengan
menurunkan
tanda/gejala
atau
4.
Setelah
tindakan
luas
saat
istirahat
maupun
saat
melakukan
mungkin
aktivitas
ditemukan.
1. Tidak
keperawatan
secara
menunjukkan
kegelisahan
2. Dapat
melakukan
2. Catat
berkembangnya
25
akan
akan
aktivitas semampunya
takipnea, dispnea ,
ditingkatkan
keadaan hipermetabolik ,
yang
pada
merupakan
potensial
akan
terjadi
3. Berikan/ciptakan
lingkungan
tenang,
yang
3. menurunkan
yang
ruangan
dingin
turunkan stimulas
stimulasi
menimbulkan
agitasi,
hiperaktif dan
insomnia
sensori ,warna
warna yang sejuk
dan musik santai (t
enang )
4. Berikan obat
sesuai indikasi :
sedatif misal :
insomnia
phenobarbital (
luminal ) ,
tranquilizer misal :
klordiazepoksida (
librium )
5.
Setelah
tindakan
dilakukan 1. Tinjau
keperawatan
diharapkan
pengetahuan
mengenai
bertambah
kriteria hasil :
pasien
proses
ulang 1. memberikan
penyakit
pengetahuan
dasar
dimana
dapat
datang
menentukan
penyakit
pasien
pilihan
berdasarkan informasi
26
kali
sangat
penting
1. Dapat
menjelaskan
keadaan individu.
dalam
memunculkan
mengenai
atau
penyakitnya
penyaakit ini
2. Dapat
eksosabasi
yang
pendidikan kesehatan
mendapatkan
pengobatan
kebutuhan
besar
kan
dari
hipertiroid
kemungkinannya
evaluasi
mengalami
hipertiroid
secarateratur
27
tahun
BAB IV
PENUTUP
A. KESIMPULAN
Hipertiroid adalah suatu kondisi dimana suatu kelenjar tiroid yang terlalu aktif
menghasilkan suatu jumlah yang berlebihan dari hormon-hormon tiroid yang
beredar dalam darah. Gangguan ini dapat terjadi akibat disfungsi kelenjar
tiroid, hippofisis atau hipotalamus. Kelenjar tiroid sendiri diatur oleh kelenjar
lain yang berlokasi di otak, disebut kelenjar hipofisis.Pada gilirannya,kelenjar
hipofisis diatur sebagian oleh hormon tiroid yang beredar dalam darah (suatu
efek umpan balik dari hormon tiroid pada kelenjar hipofisis) dan sebagian oleh
kelenjar lain yang disebut hipothalamus,juga suatu bagian dari otak.
Pengobatan hipertiroidisme adalah membatasi produksi hormon tiroid yang
berlebihan dengan cara menekan produksi (obat antitiroid) atau merusak
jaringan tiroid (yodium radioaktif,tiroidektomi subtotal).
B. SARAN
Penulis mengharapkan agar makalah ini dapat bermanfaat bagi kita, menambah
ilmu pengetahuan serta wawasan bagi para pembaca khususnya bagi rekanrekan mahasiswa Stikes Muhammadiyah lamongan, namun penulis menyadari
makalah ini jauh dari kesempurnaan, maka penulis mengharapkan kritik dan
saran dari para pembaca demi perbaikan makalah selanjutnya.
Untuk pihak Stikes Muhammadiyah Lamongan kami mengharapkan agar
makalah ini dapat disimpan di perpustakaan untuk bahan bacaan dan dijadikan
literatur dalam pembuatan makalah selanjutnya.
Untuk rekan-rekan mahasiswa S1 keperawatan Stikes Muhammadiyah
Lamongan, kami berharap makalah kami ini dapat dijadikan bahan bacaan
yang menambah wawasan
28
DAFTAR PUSTAKA
29