Disusun oleh :
Sylvanie Ratna Permatasari
130112110161
Sindi Dwijayanti
130112110076
2013
PENDAHULUAN
Gangguan mental organik telah didefinisikan sebagai suatu
gangguan patologi yang jelas, contohnya tumor otak, penyakit
serebrovaskular, intoksikasi obat. Suatu bagian yang disebut
gangguan
mental
organik
dalam
DSM
IV
yaitu,
delirium,
B. Demensia
-
Demensia vaskular
C. Gangguan amnestik
-
I. DELIRIUM
Definisi
Delirium adalah suatu gangguan yang ditandai dengan
adanya
gangguan
kesadaran,
biasanya
terlihat
bersamaan
tremor,
asteriksis,
nistagmus,
inkordinasi,
dan
delirium
(beberapa
jam
mempunyai
atau
hari),
awitan
perjalanan
yang
yang
mendadak
singkat
dan
dan
dihilangkan.
Tetapi,
masing-masing
ciri
harus
segera
mengenali
adanya
delirium
untuk
penyakit
dalam mengalami
delirium
selama
dirawat.
dengan
bertambahnya
usia
pasien.
Faktor-faktor
predisposisi delirium antara lain usia (usia muda dan usia lanjut
lebih dari 65 tahun), kerusakan otak yang mendahului (penyakit
serebrovaskuler,
tumor),
riwayat
delirium
sebelumnya,
utama
delirium
adalah
gangguan
jantung),
farmakologi.
intoksikasi
Ketika
obat
atau
kecanduan
zat-zat
seorang
adalah
toksisitas
obat
yang
memiliki
aktifitas
lain
amitriptilin,
doxepin,
nortriptilin,
imipramine,
kesadaran
dengan
penurunan
kemampuan
fungsi
kognitif
(seperti
defisit
memori,
kesadaran
dengan
penurunan
kemampuan
fungsi
kognitif
(seperti
defisit
memori,
kesadaran
dengan
penurunan
kemampuan
fungsi
kognitif
(seperti
defisit
memori,
diri
B. Perubahan
fungsi
kognitif
(seperti
defisit
memori,
etiologi
5. Kriteria diagnostik untuk delirium yang tidak spesifik
Kategori ini digunakan apabila tidak tergolongkan pada
kriteria-kriteria delirium spesifik.
1. Delirium yang diperkirakan akibat kondisi medis tertentu,
atau intoksikasi namun bukti-bukti yang didapatkan tidak
cukup
2. Delirium yang disebabkan oleh suatu penyebab yang tidak
tercantum (seperti kekurangan stimulus sensorik)
Pemeriksaan Fisik dan Laboratorium
Delirium umumnya didiagnosis pada saat pemeriksaan
status mental seperti Mini Mental State Examination (MMSE)
dapat digunakan untuk mendokumentasi gangguan kognitif.
Pemeriksaan
fisik
sering
mengungkapkan
petunjuk
pada
situasi.
Pada
standar
sesuai
delirium
dengan
didapatka
indikasi
gambaran
dan
sangat
berguna
untuk
membedakan
antara
Gambaran Klinis
Kunci
utama
dari
delirium
adalah
suatu
gangguan
untuk
memusatkan,
mempertahankan,
atau
beberapa
hari
oleh
perkembangan
kecemasan,
oleh
penurunan
kesiagaan.
Pasien
delirium
yang
bahasa
seperti
melantur,
tidak
relevan,
atau
kelainan
dipertahankan.
Pasien
delirium
juga
mempunyai
waham
yang
tidak
sistematik,
kadang-kadang
paranoid.
D. Persepsi
Pasien
dengan
delirium
seringkali
mempunyai
dengan
delirium
seringkali
mempunyai
gejala
Delirium
+++
+++
Gangguan berpikir
+++
+++
Gangguan pertimbangan
+++
+++
Pengaburan kesadaran
+++
+++
+
Fluktuasi
+++
+
Disorientasi
+++
++
Gangguan persepsi yang jelas
++
+
Bicara inkoheren
++
+
Gangguan siklus tidur bangun
++
+
Eksaserbasi nokturnal
++
+
Insight of illness
++
+
Awitan akut atau sub akut
++
Usia
Onset
Perjalanan
Penyakit
Riwayat
Kesiagaan
Tanda-tanda
Organik
DEMENSIA
Biasanya tua
Tidak jelas
Lambat,
memburuk pada
malam hari
Penyakit sistemis
atau obat- obatan
Tidak siaga
Sering muncul
DELIRIUM
Tidak spesifik
Beberapa hari
minggu
Cepat, sepanjang
hari
Gangguan Mood
Siaga, disress
Tidak ada
Kognisi
Sangat menonjol
Pemeriksaan
status mental
- Konsisten,
spotty deficit
- mengira-ngira,
konfabulasi,
perservasi
- Menekankan
pada prestasi/
kecakapan
- Mood dangkal
Appropriate
sampai gangguan
kognitif derajat
tertentu
Kooperasi tetapi
frustasi
Perilaku
Kerjasama
CT dan EEG
Perubahan
kepribadian
- deficit
bervariasi
- apatis
- menekankan
pada kesalahan
- depresi
Inkongruen
dengan gangguan
kognitif
Tidak kooperatif
dangan sedikit
usaha
normal
Abnormal
juga
harus
dibedakan
dari
skizofrenia
dan
mengunkapkan
sifat
berpura-pura
dari
gejalanya
dapat
secara
mudah
memisahkan
kedua
diagnosis.
perubahan
Pasien
dalam
dengan
tingkat
gejala
kesadaran
hipoaktif
dari
atau
delirium
10
biasanya
hilang
timbul,
dan
pasien
mungkin
kolinergik
maka
digunakan
physostigmine
salicylate
11
Tujuan
pengobatan
yang
penting
lainnya
adalah
yang
menyebabkan
mereka
mungkin
mengalami
12
paling
benzodiazepin
baik
dengan
diobati
paruh
dengan
waktu
golongan
pendek
atau
obat
dengan
II. DEMENSIA
Definisi
Demensia merupakan suatu sindrom yang ditandai oleh
berbagai gangguan fungsi kognitif tanpa gangguan kesadaran.
Fungsi kognitif yang dapat dipengaruhi pada demensia adalah
intelegensia
umum,
belajar
dan
ingatan,
berbahasa,
diagnostik
untuk
delirium.
Di
samping
itu,
suatu
dan
pemeriksaan
mungkin
progresif
klinis
atau
tentang
statis,
penyebabnya.
permanen
atau
13
berhubungan
dengan
alkohol,
penyakit
Huntington,
neuropatologi,
namun
umumnya
didiagnosis
14
Pada
pemeriksaan
otak
penderita
15
Demensia Vaskular
Demensia
vaskular
diduga
akibat
penyakit
vaskular
disease.
Disebut
juga
ensefalopati
Penyakit Pick
Pada penyakit Pick ditemukan adanya atrofi pada regio
frontotemporal yang luas. Penyebab penyakit ini belum
diketahui. Penyakit ini terjadi sebanyak 5% dari total
jumlah demensia ireversibel dan banyak terjadi pada pria.
Penyakit Creutzfeldt-Jakob
Merupakan
penyakit
degeneratif
otak
yang
jarang.
paling
mungkin
suatu
prion,
yang
Penyakit Huntington
Demensia
pada
[enyakit
Huntington
memperlihatkan
16
yang
tinggi
serta
didapatkan
gerakan
Penyakit Parkinson
Terjadi akibat adanya gangguan pada ganglia basalis dan
umumnya berhubungan dengan demensia dan depresi.
Gerakan motorik yang lambat pada penyakit parkinson
disertai juga dengan kemampuan berpikir yang lambat.
Diagnosis
Diagnosis demensia berdasarkan DSM IV terdiri dari
Kriteria diagnosis demensia tipe alzheimer.
A. adanya
gangguan
kognitif
yang
multupel
dengan
manifestasi
1. gangguan
mengingat
memori
informasi
(gangguan
baru
dan
kemampuan
memanggil
untuk
kembali
informasi lama)
2. satu atau lebih gangguan kognitif berikut
a. Afasia atau gangguan bahasa
b. Apraksia
atau
gangguan
kemampuan
untuk
17
c. Agnosia
(kegagalan
untuk
mengenali
atau
dalam
fungsi
eksekutif
(seperti
progesif
(misalnya
dalam
penyakit
daya
ingat
cerebrovaskular,
dan
kognisi
parkinson,
lainnya
(misalnya
gangguan
depresif
berat,
schizoprenia)
18
tidak
terjadi
semata-mata
selama
perjalanan
delirium.
Kriteria diagnosis demensia karena kondisi medis umum lain
Terdapat bukti dari riwayat penyakit, pemeriksaan fisik, atau
temuan
penemuan
etiologis
laboratorium
berhubungan
dengan
bahwa
efek
defisit
secara
menetap
dari
19
dengan
perkembangan
demensia
tipe
vaskular
selanjutnya).
B. Defisit
tidak
terjadi
semata-mata
selama
perjalanan
delirium.
Kriteria diagnosis demensia yang tidak ditentukan
Kategori ini digunakan untuk mendiagnosis demensia yang tidak
memenuhi kriteria tipe spesifik yang dijelaskan dalam bagian ini.
Sebagai
contoh
yaitu
manifestasi
klinis
demensia
dimana
20
ini
terjadi
pada
penyakit
Alzheimer,
penyakit
dari
bergantung
pada
penurunan
kemampuan
lingkungan
sosial
dan
ini
kebanyakan
budaya
pasien.
criteria
penegakkan
diagnosis
demensia
sebab
yang
ditimbulkan
dari
luar
dalam
21
percakapan
beberapa
orang,
dan
berpindah
fokus
gangguan
depresif,
yang
dapat
22
Terapi
Perawatan medis suportif, bantuan emosional untuk pasien dan
keluarga
dan pengobatan farmakologis untuk gejala spesifik. Selain itu
diperlukan pemeliharaan kesehatan fisik seperti kebersihan
pasien, lingkungan yang mendukung. Untuk demensia vaskuler,
faktor resiko yang berperan pada penyakit kardiovaskular harus
diidentifikasi dan terapi. Contohnya faktor hipertensi, obesitas,
diabetes. Kebiasaan merokok juga harus dihentikan.
Pengobatan farmakologis
Benzodiazepin untuk insomnia dan kecemasan, antidepresan
untuk
depresi,
antipsikotik
untuk
waham
dan
halusinasi.
paradoksikal,
aktivitas
konfusi,
tinggi
harus
peningkatan
dihindari,
sedasi.
walaupun
23
umum
fungsi
kortikal
yang
lebih
tinggi
untuk
perubahan
secara
yang
nyata
khas
jumlah
di
dalam
neuron,
otak
terutama
:
di
tanpa
amiloid
juga
ada)
dan
bangunan
(body)
24
Pedoman Diagnostik
Gambaran
tersebut
dibawah
ini
dianggap
penting
untuk
pemastian diagnosis:
a. Terdapatnya gejala demensia seperti disebut diatas.
b. Onset
yang
tersembunyi
dengan
deteriosasi
lambat.
menimbulkan
demensia
(misalnya
hipotiroidi,
hidrosefalus
bertekanan
normal,
atau
hematoma subdural).
d. Tidak adanya serangan apopletik mendadak, atau gejala
neurologis
kerusakan
otak
fokal
seperti
hemiparesi,
Diagnosis Banding
Pertimbangkan: gangguan depresif (F30-F39); delirium
(F05); sindrom amnestik organik (F04); demensia primer lainnya
seteri pada penyakit Pick. Creutzfeldt-Jakoh atau Huntungton
(F02.-); demensia sekunder berkaitan dengan berbagai penyakit
fisik, kondisi toksik, dsb. (F02.6); retardasi mental ringan, sedang
dan berat (F70-F22).
25
70-an
atau
sesudahnya,
dengan
perjalanan
penyakit
demensia
yang
disebut
diatas,
dengan
26
Demensia
pedoman
untuk
diklasifikasikan
yang
tidak
alzheimer
pada
cocok
onset
golongan
dengan
dini
ini;
gambaran
atau
lambat
campuran
dan
harus
demensia
vaskular
dahulu
dinamakan
demensia
vaskular,
serebrovaskular.
termasuk
Biasanya
penyakit
infarknya
kecil
hipertensif
tetapi
efeknya
kumulatif.
Pedoman Diagnostik
Diagnosis dugaan adanya demensia seperti tercantum di
atas. Hendaya fungsi kognitif biasanya tidak merata, jadi
mungkin terdapat hilangnya daya ingat,hendaya intelek, dan
tanda neurologi foka. Daya tilik diri (insight) dan daya nilai
(judgement)
secara
relatif
tetap
baik.
Suatu
onset
yang
27
demensia
vaskular
itu,
pada
beberapa
kasus,
axial
tomography)
atau
pemeriksaan
neuropatologis.
Gambaran penyerta:
-
hipertensi
bising karotid
28
campuran
kortikal
dan
subkortikal
dari
watak
secar
lambat-laun
dan
kemerosotan
berupa
suatu
Kasus
yang
beronset dini
cenderung
menunjukan
29
sering mendahului
gangguan daya
ingatnya.
Pedoman Diagnostik
Gambaran di bawah ini perlu untuk pemastian diagnosis:
a. demensia yang progesif;
b. gambaran lobus fronbalis yang menonjol dengan euforia,
emosi dangkal, dan perilaku sosial yang kasar, disinhibisi
dan apati atau gelisah;
c. manifestasi
gangguan
perilaku
umunya
mendahului
gangguan
lobus
frontalis
lebih
nyata
daripada
demensia
pada
penyakit
Alzheimer;
luas
(enselopati
akibat
perubahan
spongiform
subakut)
neuropatologis
yang
diduga
yang
khas
disebabkan
30
Biasanya
terdapat
paralisis
spatik
yang
progesif
dengan
tremor,
kekakuan,
dan
gerakan
pekerjaan.
Diagnosis
tidak
dapat
dibuat
jika
pasien
31
dan
struktur
lobus
midtemporalis.
Bukti-bukti
dengan
hipokampus.
predileksi
Penyebab
lain
lobus
temporalis
diantaranya
tumor,
khususnya
penyakit
bahwa
gangguan
adalah
akibat
fisiologis
32
ini
harus
digunakan
untuk
mendiagnosis
suatu
disosiatif
dibedakan
dengan
adanya
gangguan
penyebab
dan
memperbaiki
keadaan
jika
33
34
DAFTAR PUSTAKA
1. Sadock BJ, Sadock VA. Kaplan & Sadocks Pocket Handbook of
Clinical Psychiatry, 3th ed. Philadelphia: Lippincott Williams &
Wilkins. 2001.
2. Sadock BJ, Sadock VA. Kaplan & Sadocks Synopsis of
Psychiatry, 9th ed. Philadelphia: Lippincott Williams & Wilkins.
2003.
3. Pedoman Penggolongan dan Gangguan Jiwa di Indonesia III,
Departmen Kesehatan, edisi 1, 1993.
35