Aswin1 PDF
Aswin1 PDF
TESIS
OLEH :
Mhd. Aswin Pranata : Karakteristik Kasus Fistula Urogenital Di Departemen Obstetri Dan Ginekologi RSUP H. Adam..., 2007
USU e-Repository 2008
ABSTRAK
Tujuan : penelitian ini bertujuan mengetahui jumlah dan persentase kasus
serta gambaran penyebab dan penanganan fistula urogenital.
Rancangan penelitian : penelitian dilakukan dengan pendekatan deskriptif
retrospektif dan disajikan dalam bentuk tabel dan narasi dalam rangka
mengetahui jumlah dan persentase fistula urogenital, penyebab fistula dari data
rekam medik yang memenuhi kriteria penerimaan di departemen Obstetri dan
Ginekologi RSUP. H. Adam Malik dan RSUD. Dr. Pirngadi Medan, mulai
periode Januari 2000 sampai dengan Desember 2006. Sampel penelitian
adalah jumlah total populasi fistula urogenital yang tercatat dalam rekam medik
rumah sakit.
Hasil : didapatkan sebanyak 29 kasus fistula urogenital di departemen Obsteri
dan Ginekologi. Sebaran penderita fistula urogenital menurut umur, dijumpai
umur terbanyak adalah antara 20 30 tahun dan pada umur > 35 tahun.
Sebaran tingkat pendidikan yang menderita fistula urogenital terbanyak memiliki
pendidikan sekolah menengah atas 14 wanita (48,3 %). Status perkawinan
fistula urogenital terbanyak dijumpai adalah sudah menikah (82,8 %). Jumlah
paritas penderita fistula urogenital terbanyak adalah primiparitas yaitu 11 wanita
(37,9 %). Berdasarkan etiologi terbanyak adalah akibat faktor obstetrik (72,4
%), akibat persalinan yang lama. Distribusi jenis fistula berdasarkan diagnosis
terbanyak adalah fistula vesikovaginal pada 18 wanita (62,1 %). Riwayat
penolong persalinan terbanyak adalah oleh dokter ahli obstetri sebanyak 9
wanita (42,9 %). Berdasarkan diameter fistula terbanyak dijumpai 2 cm
sebanyak 14 wanita (48,3 %). Umumnya dilakukan tindakan pembedahan
fistulaplastik, yaitu pada 17 wanita (58,7 %) dan terbanyak dilakukan
pendekatan transvaginal. Terdapat keberhasilan pembedahan sebanyak 15
kasus (88,2 %).
Kesimpulan : dari penelitian ini diperoleh karakteristik penderita fistula
urogenital di RSUPHAM dan RSUDPM, bahwa wanita penderita fistula
urogenital terbanyak adalah fistula obstetri, yang termasuk pada klasifikasi
fistula vesikovaginal pada usia 20 30 tahun. Umumnya penderita ditangani
dengan melakukan pendekatan pembedahan melalui transvaginal, dengan
tingkat keberhasilan mencapai 88,2 %.
Kata kunci : fistula urogenital, fistula obstetri, karakteristik, vesikovaginal
Mhd. Aswin Pranata : Karakteristik Kasus Fistula Urogenital Di Departemen Obstetri Dan Ginekologi RSUP H. Adam..., 2007
USU e-Repository 2008
BAB 1
PENDAHULUAN
perjalanan
kehidupan
seorang
wanita
sehingga
dapat
2.
3.
Mendapatkan
gambaran
tentang
sebaran
umur,
pendidikan,
Mhd. Aswin Pranata : Karakteristik Kasus Fistula Urogenital Di Departemen Obstetri Dan Ginekologi RSUP H. Adam..., 2007
USU e-Repository 2008
BAB 2
TINJAUAN KEPUSTAKAAN
2.1. Defenisi
Bukti terakhir yang pernah ditemukan adalah pada tahun 1923, saat Derry
melakukan pemeriksaan pada tubuh mumi yang berasal dari tahun 2050 SM.
Dari sayatan yang dilakukannya tampak fistula vesikovaginal yang besar
dengan tanda-tanda kesempitan panggul. Istilah fistula tidak pernah dikenal
sampai tahun 1597 yaitu oleh Luiz de Mercado, sebelumnya dikenal adalah
istilah ruptura.4
Prinsip dasar pembedahan untuk memperbaiki fistula vesiko vaginal pertama
kali dijelaskan oleh Hendrik Von Roonhuyse (1663)5, yang menekankan
penggunaan spekulum dan posisi litotomi untuk prosedur pemindahan agar
didapat tampilan fistula yang adekuat saat dilakukan tindakan. Hingga pada
abad 19 keberhasilan tindakan perbaikan terhadap fistula kemudian banyak
mendapat keberhasilan.
Fistula urogenital diartikan sebagai suatu hubungan abnormal antara dua atau
bahkan lebih organ internal urogenital atau terbentuknya hubungan antara
saluran kemih (uretra, kandung kemih, ureter) dan saluran genitalia (vagina,
uterus, perineum).6,7
Namun penderitaan sebenarnya tidak selalu dapat dilihat secara jelas, sebab
kebanyakan wanita yang menderita fistula enggan mencari penolong untuk
mengatasi permasalahannya. Akibatnya angka yang menunjukkan jumlah
penderita sebenarnya tidak diketahui secara pasti.
2.2. Epidemiologi fistula urogenital
Salah satu insidensi yang pernah dikemukakan secara umum adalah 12 per
1000 kelahiran dari seluruh populasi di dunia. Terbesar adalah dinegara
berkembang, berkaitan dengan persalinan dan penyakit keganasan serta
radiasi.
Mhd. Aswin Pranata : Karakteristik Kasus Fistula Urogenital Di Departemen Obstetri Dan Ginekologi RSUP H. Adam..., 2007
USU e-Repository 2008
wanita
bersalin
di
rumah
sakit
pendidikan.
Hajiya
(2001)
Mhd. Aswin Pranata : Karakteristik Kasus Fistula Urogenital Di Departemen Obstetri Dan Ginekologi RSUP H. Adam..., 2007
USU e-Repository 2008
paritas (183 kasus). Terdapat angka kematian janin lahir mati sebesar 91,7 %
(824 kasus), 75 kelahiran hidup. Data yang diperoleh menunjukkan bahwa 647
diantara wanita tersebut tidak pernah memeriksakan kehamilannya secara rutin
(antenatal care ).
Sedangkan 211 wanita (23,5 %) melahirkan dirumah. Terdapat 688 wanita
lainnya melahirkan dibeberapa fasilitas kesehatan. Keterlambatan menuju
fasilitas rujukan kesehatan yang memadai mengakibatkan seringnya persalinan
macet. Hanya 190 wanita yang mengalami fistula bersalin dalam waktu < 24
jam. Kebanyakan penderita mengalami persalinan yang lebih lama, yaitu 272
wanita (30,2 %) melahirkan > 24 jam, 244 wanita melahirkan setelah 27 jam.
Tahun
Negara
Jumlah penderita
Aziz
1965
India
100
Bird
1967
Kenya
70
Lawson
369
Bhasker Rao
1972
India
269
Ashworth
1973
Ghana
152
Sudan
70
Kenya
254
Kelly
1983
Ethiopia
248
Ahmad
1988
Pakistan
325
Martey
1989
Ghana
100
Ward
1989
Nigeria
1789
Ojengbede
1989
Nigeria
150
Waaldijk
1989
Nigeria
500
Elkins
1993
Ghana, Nigeria 82
Dikutip dari 11
Mhd. Aswin Pranata : Karakteristik Kasus Fistula Urogenital Di Departemen Obstetri Dan Ginekologi RSUP H. Adam..., 2007
USU e-Repository 2008
pengalaman,
kurang
hati-hati
operator
dalam
Mhd. Aswin Pranata : Karakteristik Kasus Fistula Urogenital Di Departemen Obstetri Dan Ginekologi RSUP H. Adam..., 2007
USU e-Repository 2008
persalinan
kelak
dan
budaya
yang
cenderung
untuk
meningkatkan daya tarik dengan pembedahan dinding vagina agar tetap ketat
seperti nullipara. Pembedahan khusus lainnya seperti prosedur suburetral sling,
pembedahan untuk koreksi uretral divertikulum, pembedahan pada keganasan
pelvis.
2.4. Patofisiologi
Trauma pada kandung kemih saat melakukan tindakan histerektomi yang sulit
atau persalinan operatif sectio cesarea (SC) dapat menimbulkan fistula
vesikovaginal. Kebanyakan terbentuknya fistula vesikovaginal adalah saat
melakukan diseksi tumpul yang luas pada daerah kandung kemih saat
memisahkan lapisan kandung kemih. Hal ini menyebabkan devaskularisasi atau
robekan yang tidak teridentifikasi pada dinding posterior kandung kemih. Hal
lain dalam tindakan pembedahan yang menyebabkan terjadinya fistula adalah
jahitan pada puncak vagina yang secara kebetulan melibatkan kandung kemih,
keadaan ini menjadikan jaringan sekitarnya iskemia, nekrosis dan selanjutnya
menjadi fistula.11
Fistula sebagai hasil dari suatu proses persalinan terjadi saat persalinan lama
atau dengan kesulitan. Bagian kepala janin akan menekan bagian trigonal dan
leher kandung kemih dengan penekanan ke bagian tulang pubis pada simfisis.
Keadaan demikan juga dapat menyebabkan iskemia dan nekrosis.12
Mhd. Aswin Pranata : Karakteristik Kasus Fistula Urogenital Di Departemen Obstetri Dan Ginekologi RSUP H. Adam..., 2007
USU e-Repository 2008
Mhd. Aswin Pranata : Karakteristik Kasus Fistula Urogenital Di Departemen Obstetri Dan Ginekologi RSUP H. Adam..., 2007
USU e-Repository 2008
Vesikouterina
2. Urethrovaginal
3. Vesikovaginal
4. Ureterovaginal
Namun pada umumnya, terdapat dua faktor yang sangat penting yang harus
dilibatkan dalam setiap pembagian suatu fistula urogenital dengan maksud
untuk mendapatkan prediksi nilai luaran yang lebih akurat. Faktor tersebut
adalah :
1. Besarnya kerusakan, yang diukur berdasarkan besarnya fistula, jaringan
parut yang ada pada vagina dan kandung kemih.
2. Keterlibatan dengan mekanisme aliran urin, yang berarti penentuan lokasi
pada uretra dan leher kandung kemih. Untuk menilai kerusakan objektif yang
terjadi pada bagian leher kandung kemih sangat sulit dilakukan, namun
demikian pengukuran panjang urethra yang sehat dapat menghasilkan suatu
penilaian yang cukup terpercaya.13
Fistula vesikovaginal dapat dibagi lagi berdasarkan lokasi anatomi fistula
tersebut. Klasifikasi tersebut adalah13 :
1. Juxtauretral, melibatkan lehir kandung kemih dan proksimal uretra
dengan kerusakan mekanisme spingter dan terkadang disertai hilangnya
uretra.
2. Midvaginal, tanpa melibatkan leher kandung kemih dan trigonum
Mhd. Aswin Pranata : Karakteristik Kasus Fistula Urogenital Di Departemen Obstetri Dan Ginekologi RSUP H. Adam..., 2007
USU e-Repository 2008
Mhd. Aswin Pranata : Karakteristik Kasus Fistula Urogenital Di Departemen Obstetri Dan Ginekologi RSUP H. Adam..., 2007
USU e-Repository 2008
Mhd. Aswin Pranata : Karakteristik Kasus Fistula Urogenital Di Departemen Obstetri Dan Ginekologi RSUP H. Adam..., 2007
USU e-Repository 2008
dapat
diperlihatkan,
namun
penilaian
lebih
lanjut
masih
16
dibutuhkan.
ditentukan
adanya
fistula
ureterovaginal,
ureterouterin
dan
ureteroservikal.
Double-dye test digunakan untuk mendeteksi fistula ureterovaginal. Pasien
diberikan phenazopyridine oral (Pyridium) dan indigo carmine atau methylene
blue dimasukkan ke dalam kandung kemih melalui kateter urethra. Pyridium
membuat urin warna merah dan methylene blue atau indigo carmine membuat
urin berwarna biru. Adanya warna biru pada tampon menunjukkan fistula
vesikovagina atau urethrovagina dan jika berwarna merah menunjukkan fistula
ureterovagina.
Mhd. Aswin Pranata : Karakteristik Kasus Fistula Urogenital Di Departemen Obstetri Dan Ginekologi RSUP H. Adam..., 2007
USU e-Repository 2008
fistula ureterovaginal.
Uji air dan udara (flat-tire) bisa digunakan untuk mendeteksi fistula
vesikovaginal. Pasien dengan knee-chest position, vagina diisi dengan air steril
atau saline normal dan udara atau karbon dioksida dimasukkan ke dalam
kandung kemih melalui kateter transurethral kecil. Gas yang keluar melalui
fistula dibuktikan oleh gelembung-gelembung cairan di dalam vagina. Ini sama
halnya dengan menguji sebuah tabung atau ban apabila ada bagian yang
bocor. Uji ini sangat membantu dalam mendiagnosis fistula vesikovaginal yang
sangat kecil.
2.6.4. Endoskopi
Cystourethroscopy adalah bagian penting dari penilaian prabedah pasien
dengan fistula urogenital. Ini membantu memastikan lokasi anatomis yang pasti
dari fistula dan hubungan fistula vesicovaginal dengan muara ureter. Yang
penting, cystourethroscopy juga memungkinkan penilaian jaringan di sekitar
fistula. Kondisi jaringan ini menentukan ketepatan waktu perbaikan secara
bedah. Ada kemungkinan bahwa cystourethroscopy harus diulang beberapa
kali selama penanganan prabedah fistula urogenital.17
2.6.5. Radiologi
Urografi intravena harus dipertimbangkan pada wanita penderita fistula
urogenital, terutama bila fistula merupakan akibat dari proses penyakit,
histerektomi atau terapi radiasi yang dapat menyebabkan fistula ureterovaginal
Mhd. Aswin Pranata : Karakteristik Kasus Fistula Urogenital Di Departemen Obstetri Dan Ginekologi RSUP H. Adam..., 2007
USU e-Repository 2008
Dilakukan pemeriksaan kadar urea dari cairan yang keluar dari vagina yang
dicurigai suatu fistula, hasil kadar urea yang tinggi menandakan cairan tersebut
adalah urin. Cairan urin sebaiknya dilakukan kultur dan uji sensitivitas, apabila
ada infeksi diberikan terapi antibiotik yang sesuai.1,16
Mhd. Aswin Pranata : Karakteristik Kasus Fistula Urogenital Di Departemen Obstetri Dan Ginekologi RSUP H. Adam..., 2007
USU e-Repository 2008
kortikosteroid
diharapkan
dapat
memfasilitasi
percepatan
Dosis
fistula
vesikovaginal
yang
berdiameter
hingga
mm
bisa
waktu
sendiri
sudah
cukup
mengganggu
penderita,
namun
demikian
Mhd. Aswin Pranata : Karakteristik Kasus Fistula Urogenital Di Departemen Obstetri Dan Ginekologi RSUP H. Adam..., 2007
USU e-Repository 2008
Mhd. Aswin Pranata : Karakteristik Kasus Fistula Urogenital Di Departemen Obstetri Dan Ginekologi RSUP H. Adam..., 2007
USU e-Repository 2008
a. Pendekatan Transvaginal
Penanganan
fistula
urogenital
dengan
pendekatan
transvaginal
hanya
Posisi Lawson
Posisi ini ideal untuk fistula pada urethra proksimal dan leher kandung
kemih. Pasien ditempatkan dalam posisi prone dengan lutut diangkat
melebar disangga dengan penyangga kaki, dikombinasi dengan anti
tredelenberg sehingga lapangan operasi lebih jelas.
Posisi Jackknife
Posisi ini ideal untuk fistula pada urethra proksimal dan leher kandung
kemih. Pasien ditempatkan pada posisi prone dengan abduksi dan fleksi
panggul.
Mhd. Aswin Pranata : Karakteristik Kasus Fistula Urogenital Di Departemen Obstetri Dan Ginekologi RSUP H. Adam..., 2007
USU e-Repository 2008
Mhd. Aswin Pranata : Karakteristik Kasus Fistula Urogenital Di Departemen Obstetri Dan Ginekologi RSUP H. Adam..., 2007
USU e-Repository 2008
Preparasi dan mobilisasi jaringan sekitar fistula dengan cara sangat berhatihati adalah sangat penting. Operator yang kurang hati-hati, akan
menyebabkan terjadinya kegagalan sebab setiap kerusakan jaringan karena
tidak hati-hati akan menambah luasnya defek jaringan yang ada.
Mhd. Aswin Pranata : Karakteristik Kasus Fistula Urogenital Di Departemen Obstetri Dan Ginekologi RSUP H. Adam..., 2007
USU e-Repository 2008
Tehnik operasi :
a. Dipasang 4 buah jahitan penggantung 2 cm dari pinggir fistula secara
simetris pada dinding depan vagina. Dengan penggantung ini fistula dapat
ditampilkan lebih kedepan dan dinding vagina dapat diregangkan untuk
memudahkan sirkumsisi.
b. Dilakukan insisi sirkuler 1 cm dari pinggir fistula, sayatan dimulai dari
belakang dan dilanjutkan kedepan.
c. Terpenting bahwa dinding vagina yang diinsisi melingkar dimobilisasi
secukupnya ke segala arah dengan melakukan preparasi yang luas dari
muara fistula dengan sangat hatihati.
d. Dengan cara menjepit dan menarik portio kebawah dengan tenakulum maka
pole belakang kandung kemih dapat lebih mudah dipreparasi dari dinding
depan serviks hingga mendekati plika vesiko uterina. Dengan demikian di
daerah belakang sirkumisisi didapatkan permukaan kandung kemih yang
bebas dan luas untuk memudahkan melakukan jahitan penutupan fistula
lapis demi lapis.
e. Rangkaian pertama adalah jahitan melintang satu-satu dengan jarum
atraumatik dan benang halus tetapi lama diabsorbsi (Vicryl/Dexon 2-0)
untuk melipatkan mulut fistula ke arah kandung kemih dan menutupnya.
Tusukan jarum tidak boleh menembus dinding fistula. Segera sesudah
rangkaian jahitan pertama ini selesai harus dilakukan test dengan larutan
methylen blue 100 ml dimasukkan ke dalam kandung kemih untuk menguji
apakah sudah kedap urin sehingga tidak bocor.
f. Rangkaian jahitan kedua juga melintang depan cara dan benang yang sama
seperti rangkaian jahitan pertama.
Jahitan kedua ini harus cukup jauh ke lateral dan melewati jauh dari
rangkaian jahitan pertama dengan demikian diharapkan sudut-sudut dari
rangkaian jahitan pertama ditutupi dengan baik oleh jahitan kedua.
g. Semua jahitan tersebut seperti juga pada rangkaian pertama dipasang
dahulu seluruhnya baru disimpulkan satu persatu.
h. Terakhir adalah rangkaian jahitan ketiga pada mukosa vagina yang dijahit
memanjang dengan jahitan satu-satu memakai benang yang lebih besar
yaitu Vicryl/Dexon No.0.
Mhd. Aswin Pranata : Karakteristik Kasus Fistula Urogenital Di Departemen Obstetri Dan Ginekologi RSUP H. Adam..., 2007
USU e-Repository 2008
bulbokavernosus
yang
bebas
tadi.
Dengan
menarik
kedua
Mhd. Aswin Pranata : Karakteristik Kasus Fistula Urogenital Di Departemen Obstetri Dan Ginekologi RSUP H. Adam..., 2007
USU e-Repository 2008
bulbokavernosus
dibebaskan
ke
kaudal
sampai
sebatas
Tehnik Operasi
a. Mula-mula dilakukan sondase urethra ke kandung kemih
b. Dipasang balon katheter No. 24 dalam kandung kemih untuk menarik
fistula ke depan dan menegangkan dinding vagina.
Mhd. Aswin Pranata : Karakteristik Kasus Fistula Urogenital Di Departemen Obstetri Dan Ginekologi RSUP H. Adam..., 2007
USU e-Repository 2008
ureter
distal
yang
bisa
dipertahankan,
ditanggulangi
dengan
ureteroureterostomy.
b.3. Ureteroneocystostomy
Ureteroneocystostomy
dilakukan
dengan
pendekatan
abdominal.
Segmen distal ureter di samping kandung kemih diligasi atau dijahit atas
dengan bahan jahitan permanen. Kandung kemih dibuka dibagian apex, dan
Mhd. Aswin Pranata : Karakteristik Kasus Fistula Urogenital Di Departemen Obstetri Dan Ginekologi RSUP H. Adam..., 2007
USU e-Repository 2008
fundus kandung kemih digeser ke arah ujung proksimal ureter yang akan
diimplantasikan ke dalam kandung kemih. Anastomosis antara ujung ureter dan
kandung kemih harus bebas tegangan. Apabila ada keraguan akan hal ini,
kandung kemih bisa dimobilisasi dengan memotong ruang retropubis dan
membebaskan kadnung kemih dari perlekatan di retropubik. Pergeseran
kandung kemih ke arah ujung ureter bisa dipertahankan dengan menjahit
fundus kandung kemih ke otot psoas (psoas hitch) dengan bahan jahitan
permanen.
Kandung kemih wanita dianggap merupakan organ bertekanan rendah, karena
itu, pelaksanaan implantasi langsung ujung ureter ke dalam kandung kemih
biasanya memuaskan. Ureter proksimal diimplantasikan ke kandung kemih
dengan jarak sekitar 0,5 cm dari kedua muara ureter, dijahit dengan benang
yang dapat diserap (misalnya, 3-0 atau 4-0 chromic).
Kemudian peritoneal flap yang membungkus ureter dijahitkan ke kandung
kemih pada sisi luar dengan benang yang diabsorpsi lambat (misalnya, 3-0
atau 4-0 polyglactin atau asam polyglycolat). Kandung kemih ditutup dengan
dua lapis jahitan absorpsi lambat (misalnya, 3-0 polyglactin atau asam
polyglyconat).
Mhd. Aswin Pranata : Karakteristik Kasus Fistula Urogenital Di Departemen Obstetri Dan Ginekologi RSUP H. Adam..., 2007
USU e-Repository 2008
Mhd. Aswin Pranata : Karakteristik Kasus Fistula Urogenital Di Departemen Obstetri Dan Ginekologi RSUP H. Adam..., 2007
USU e-Repository 2008
Mhd. Aswin Pranata : Karakteristik Kasus Fistula Urogenital Di Departemen Obstetri Dan Ginekologi RSUP H. Adam..., 2007
USU e-Repository 2008
BAB 3
METODE PENELITIAN
3.1. Rancangan penelitian
Penelitian dilakukan dengan pendekatan deskriptif retrospektif.
3.2. Tempat penelitian
Penelitian dilakukan di departemen Obstetri dan Ginekologi RSUP. H.
Adam Malik dan RSUD. Dr. Pirngadi Medan dan bekerjasama dengan
bagian Rekam Medik dari kedua rumah sakit tersebut.
3.3. Populasi penelitian dan besar sampel
Populasi penelitian adalah semua kasus yang didiagnosis dengan salah
satu atau lebih fistula urogenital di Departemen Obstetri dan Ginekologi
RSUP. H. Adam Malik dan RSUD. Dr. Pirngadi Medan selama periode
Januari 2000 Desember 2006 (7 Tahun). Sampel penelitian adalah
jumlah total dari populasi.
3.4. Kriteria penerimaan
a. Kasus yang didiagnosis dengan salah satu atau lebih jenis fistula
urogenital.
b. Kasus tercatat dalam rekam medik yang diterima di departemen
Obstetri dan Ginekologi.
c. Rekam medik periode Januari 2000 - Desember 2006.
Mhd. Aswin Pranata : Karakteristik Kasus Fistula Urogenital Di Departemen Obstetri Dan Ginekologi RSUP H. Adam..., 2007
USU e-Repository 2008
REKAM MEDIS
RSUP.HAM
RSUD.PM
Fistula Urogenital
Nomor MR
Umur
Paritas
Asal rujukan
Riwayat persalinan
Riwayat penyakit Ginekologi
Riwayat pembedahan & Radiasi
Keberhasilan repair fistula
Pendekatan pembedahan
Mhd. Aswin Pranata : Karakteristik Kasus Fistula Urogenital Di Departemen Obstetri Dan Ginekologi RSUP H. Adam..., 2007
USU e-Repository 2008
lama
rawatan
pasca
bedah
dan
keberhasilan
pembedahan fistula.
3.8. Batasan operasional
1. Fistula urogenital adalah hubungan abnormal antara dua organ saluran
genital dengan saluran urinaria.
2. Fistula osbtetrik adalah fistula yang terjadi berhubungan dengan
persalinan dan tindakan dalam menolong persalinan.
3. Fistula ginekologik adalah fistula urogenital yang terjadi adalah akibat
tindakan pengobatan atau pembedahan penyakit ginekologi.
4. Fistula vesikovaginal adalah fistula yang terbentuk pada daerah vesika
urinaria dan vaginal.
5. Fistula urethrovaginal adalah fistula yang terbentuk pada daerah vaginal
dengan saluran uretral.
6. Fistula ureterovaginal adalah fistula yang terbentuk pada daerah vagina
dengan saluran ureter.
7. Fistula vesikouterina atau vesikoservikal adalah fistula yang terbentuk
pada daerah rongga uterus atau serviks uteri dengan vesika urinari.
8. Fistulaplastik adalah tindakan pembedahan yang dilakukan untuk
menutup fistula.
9. Paritas adalah jumlah bayi viabel yang pernah dilahirkan.
10. Partus lama yaitu fase laten mamanjang 20 jam pada nullipara, dan
14 jam pada multipara, dan fase aktif memanjang jika telah melewati
garis waspada dan bertindak dalam partograf.
Mhd. Aswin Pranata : Karakteristik Kasus Fistula Urogenital Di Departemen Obstetri Dan Ginekologi RSUP H. Adam..., 2007
USU e-Repository 2008
BAB 4
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
Setelah dilakukan pengumpulan data dengan metode pencatatan data rekam
medik dari bagian pengelolaan rekam medik rumah sakit H. Adam Malik dan
Dr. Pirngadi Medan, rekam medik periode Januari 2000 Desember 2006,
didapatkan 29 kasus fistula urogenital dalam rekam medik yang ditangani oleh
departemen Obstetri dan Ginekologi yang memenuhi kriteria penerimaan.
4.1. Karakteristik wanita penderita dan jenis fistula urogenital
Karakteristik kasus fistula urogenital berikut ini disajikan dalam bentuk tabel
jumlah dan persentase berdasarkan umur, pendidikan, status perkawinan,
jumlah paritas, lama keluhan dan jenis fistula yang dijumpai.
Tabel 4. Karakteristik penderita fistula urogenital menurut umur
Umur (tahun)
Jumlah
< 20
6,9
20 - 30
11
37,9
31 - 35
17,3
> 35
11
37,9
Total
29
100
Jumlah
TIDAK SEKOLAH
SD
27,6
SMP
24,1
SMA
14
48,3
29
100
SARJANA
Total
Mhd. Aswin Pranata : Karakteristik Kasus Fistula Urogenital Di Departemen Obstetri Dan Ginekologi RSUP H. Adam..., 2007
USU e-Repository 2008
Jumlah
Tidak kawin
3,4
Kawin
24
82,8
Janda
13,8
Total
29
100
Jumlah
Datang sendiri
3,4
Bidan
11
37,9
Dokter umum
31,0
27,6
Total
29
100
Dari tabel 7 menunjukkan jumlah wanita yang datang ke rumah sakit untuk
mendapat pertolongan terhadap keluhan berkemihnya, terbanyak adalah
berasal dari rujukan bidan dan dokter umum, masing-masing 11 wanita (37,9%)
Mhd. Aswin Pranata : Karakteristik Kasus Fistula Urogenital Di Departemen Obstetri Dan Ginekologi RSUP H. Adam..., 2007
USU e-Repository 2008
rujukan bidan dan 9 wanita (31,0 %) berasal dari dokter umum dan 27,6 % dari
rujukan dokter ahli. Hanya 1 (3,4 %) wanita yang secara langsung datang
sendiri ke rumah sakit.
Tabel 8. Jumlah paritas penderita fistula urogenital
Paritas
Jumlah
3,4
11
37,9
27,6
20,8
10,3
Total
29
100
Jumlah
Fistula obstetrik
21
72,4
Fistula ginekologi
20,7
6,9
Fistula trauma
29
100
Total
Mhd. Aswin Pranata : Karakteristik Kasus Fistula Urogenital Di Departemen Obstetri Dan Ginekologi RSUP H. Adam..., 2007
USU e-Repository 2008
Jumlah
Vesikovaginal
18
62,1
Vesikouterina
10,3
Ureterovaginal
3,4
Urethrovaginal
24,2
Total
29
100
Mhd. Aswin Pranata : Karakteristik Kasus Fistula Urogenital Di Departemen Obstetri Dan Ginekologi RSUP H. Adam..., 2007
USU e-Repository 2008
Jumlah
1 bulan
6,9
17
58,6
1 tahun
10
34,5
Total
29
100
Mhd. Aswin Pranata : Karakteristik Kasus Fistula Urogenital Di Departemen Obstetri Dan Ginekologi RSUP H. Adam..., 2007
USU e-Repository 2008
Jumlah
Dukun
19,0
Bidan
33,3
Dokter umum
4,8
42,9
Total
21
100
Mhd. Aswin Pranata : Karakteristik Kasus Fistula Urogenital Di Departemen Obstetri Dan Ginekologi RSUP H. Adam..., 2007
USU e-Repository 2008
Jumlah
24 jam
28,6
25 48 jam
33,3
38,1
Total
21
100
Lama persalinan penderita fistula urogenital adalah dijabarkan pada tabel 13,
lama persalinan adalah waktu yang dijalani oleh ibu untuk bersalin dan
mengedan
sebelum
persalinannya
dapat
diselesaikan
oleh
penolong.
Wall
(2004)10,
dalam
penelitiannya
menyebutkan
bahwa
Mhd. Aswin Pranata : Karakteristik Kasus Fistula Urogenital Di Departemen Obstetri Dan Ginekologi RSUP H. Adam..., 2007
USU e-Repository 2008
Jumlah
Persalinan lama
23,8
33,3
4,8
14,3
23,8
%)
wanita
penderita
fistula
urogenital,
kemudian
persalinannya
Jumlah
1 Cm
10
34,5
2 Cm
14
48,3
> 2 Cm
17,2
Total
29
100
Mhd. Aswin Pranata : Karakteristik Kasus Fistula Urogenital Di Departemen Obstetri Dan Ginekologi RSUP H. Adam..., 2007
USU e-Repository 2008
fistula 1 cm. Diameter fistula yang dijumpai pada 29 wanita tersebut, terkecil
adalah 0,5 cm dan diameter terbesar adalah 7 cm. Ukuran diameter fistula
dalam populasi penelitian diperoleh dari hasil pemeriksaan sistoskopi,
bekerjasama dengan departemen bedah urologi.
Hafeez dkk (2004)34, mencatat dari 2570 wanita yang mengalami fistula
urogenital dan mendapatkan diameter fistula antara 0,5 cm - 3,5 cm.
Kebanyakan 64,3% diameter fistula yang dijumpai adalah antara 1,1 cm - 3 cm.
Sohail dkk (2005)35, diameter fistula yang didapat adalah rata-rata 1,4 cm,
antara 1,2 cm 2,5 cm.
Tabel 16. Penatalaksanaan pembedahan fistula urogenital
Penatalaksanaan fistula
urogenital
Jumlah
12
41,3
Dilakukan tindakan
17
58,7
Total
29
100
Mhd. Aswin Pranata : Karakteristik Kasus Fistula Urogenital Di Departemen Obstetri Dan Ginekologi RSUP H. Adam..., 2007
USU e-Repository 2008
Transvaginal
15
88,2
Transvaginal-transabdominal
11,8
Pendekatan pembedahan
Transabdominal
Jumlah
Gagal
11,8
Berhasil
15
88,2
Dari semua penderita fistula urogenital yang tercatat dalam rekam medik, 17
wanita diantaranya dilakukan tindakan fistulaplastik dan 15 (88,2 %) wanita
Mhd. Aswin Pranata : Karakteristik Kasus Fistula Urogenital Di Departemen Obstetri Dan Ginekologi RSUP H. Adam..., 2007
USU e-Repository 2008
10 -14 hari
35,3
> 14 hari
11
64,7
Lama penggunaan
kateter
Lama penggunaan kateter uretra pasca bedah terbanyak adalah > 14 hari yaitu
11 kasus (64,7 %). Penggunaan kateter 10 14 hari adalah sebanyak 6 kasus
(35,3 %). Dari tabel 19 didapati lama penggunaan kateter lebih dari 14 hari ratarata 21 hari, terlama 25 hari terjadi pada 2 kasus. Hal ini berhubungan dengan
pemasangan kateter intermiten untuk latihan otot vesika urinaria dan pada luka
operasi yang masih terjadi perdarahan dari luka operasi, dalam rawatan pasca
pembedahan. Lama rawatan pasca bedah juga dipengaruhi oleh lamanya
penggunaan kateter uretra pasca bedah sebagai upaya untuk menurunkan
tekanan intravesika urinari sehingga tercapai keberhasilan penutupan fistula.
Vasavada dkk (2002)12, melakukan pemasangan kateter foley ukuran 8F pada
saluran uretral selama 10-14 hari setelah pembedahan. Pada fistula yang
berhubungan dengan akibat radiasi, pemasangan kateter dapat dipertahankan
lebih lama.
Josoprawiro (2002)20, penanganan pasca bedah fistula di RSCM adalah
melakukan pemasangan kateter selama 2 minggu agar vesika urinaria tetap
kosong. Hal ini bertujuan untuk menghindari jahitan tergenang air seni dan
vesika urinari tidak teregang.
Mhd. Aswin Pranata : Karakteristik Kasus Fistula Urogenital Di Departemen Obstetri Dan Ginekologi RSUP H. Adam..., 2007
USU e-Repository 2008
BAB 5
KESIMPULAN DAN SARAN
5.1. KESIMPULAN
1. Wanita penderita fistula urogenital terbanyak adalah fistula obstetrik, dan
termasuk kelompok fistula vesikovaginal, usia 20-30 tahun, dengan
keluhan berkemih atau menderita kebocoran urin akibat fistula urogenital
adalah > 1 bulan sampai dengan 1 tahun dan lebih. Diameter fistula
yang dijumpai terbanyak adalah > 2 cm, sehingga kebanyakan kasus
fistula urogenital memerlukan tindakan pembedahan.
2. Paritas umumnya adalah primiparitas, yang berhubungan dengan
terjadinya fistula pada persalinan primigravida. Riwayat penolong
persalinan pada penderita fistula obstetrik terbanyak adalah oleh dokter
ahli Obstetri dan Ginekologi, persalinan penderita terlebih dahulu sudah
ditangani sebelum persalinannya diselesaikan oleh dokter ahli. Lama
persalinan pada wanita penderita fistula obstetrik adalah > 24 jam - 48
jam dan lebih, sampai 72 jam. Komplikasi yang sering terjadi selama
persalinan wanita penderita fistula adalah persalinan diselesaikan
dengan menggunakan alat bantu persalinan, dari penelitian ini dijumpai
menggunakan alat ekstraksi vakum.
3. Keberhasilan tindakan fistulaplastik mencapai 88,2 % umumnya tindakan
yang dipilih adalah pendekatan secara transvaginal untuk kasus fistula
vesikovaginal yang bukan disebabkan oleh radiasi atau keganasan dan
selama rawatan pasca bedah dilakukan pemasangan kateter uretral
selama 14 hari, rata-rata lebih lama hingga 21 hari.
5.2. SARAN
1. Memberikan penanganan obstetri yang sehat sehingga tidak terjadi
persalinan lama yang merupakan faktor resiko untuk terjadinya fistula
setelah persalinan.
Mhd. Aswin Pranata : Karakteristik Kasus Fistula Urogenital Di Departemen Obstetri Dan Ginekologi RSUP H. Adam..., 2007
USU e-Repository 2008
Mhd. Aswin Pranata : Karakteristik Kasus Fistula Urogenital Di Departemen Obstetri Dan Ginekologi RSUP H. Adam..., 2007
USU e-Repository 2008
DAFTAR PUSTAKA
1. Riley V.J., Vesicovaginal Fistula, available at Emedicine,2004;1-25.
2. Mabeya H.M, Characteristic of Women Admitted with Obstetric Fistula in the
Rural hospitals in West Pokot, Kenya, 2003.
3. Miller S, Lester F, Webster M, et al, Obstetric Fistula ; A Preventable Tragedy, J
Midwife Women Health, 2005 ;5(4),286-294.
4. Kohli N, Miklos J.R, Managing Vesico-Vaginal Fistula, Womens Health and
Education Center Urogynecology, Boston, 2007.
5. Kataria S., Vesico-vaginal Fistula : the Need for Safe Matherhood Practices in
India, Womens Health and Education Cent. 2007:1-4.
6. Clement K.M, Hilton P, Diagnosis and Management of Vesicovaginal Fistula,
the Obstet and Gynecol., 2001;3:173-78.
7. Roy K.K, Malhotra N., Kumar S., et al, Genitourinary Fistula : an Experience
from a Tertiary Care Hospital, 2006, Vol.8(3).
8. Raut V., Bhattacharga W., Vesical Fistula, an Experience from a Developing
Country, J.Postgrad.Med,1993;39:20-1.
9. Wall L.L, Arrowsmith S.D, Briggs N.D, Urinary Incotinence in the Developing
Word: the Obstetric Fistula, Comittee 12, available at fistulafoundation.org.
10. Wall L. L, The Obstetric Vesicovaginal Fistula; Characteristics of 894 Patients
from Nigeria, Am J Obstet and Gynecol, 2004;4, vol.190.
11. Elkin T.E, Surgery for the Obstetric Vesicovaginal Fistula; A Review of 100
Operation in 82 patients, Am J Obstet Gynecol., 1994;170:1108-20.
12. Vasavada S.P., Vesicovaginal and Ureterovaginal Fistula, available at
Emedicine, 2006;1-12.
13. Tafesse B, Muleta M, Michael A.W, et al, Obstetric Fistula and its Physical,
Social and Psychological dimension : The Etiopian Scenario. Acta Urologica,
2006, 23 ; 4:25-31.
14. Djokic J.H, Dzamic Z, Tulic C.,et al, Vesico-Vaginal Fistulas:Diagnosis and
treatment, Med and Biol.,1999, Vol.5,No.1,69-71.
15. Smith E.L, Williams G, Vesicovaginal Fistula, BJU Int.,1999;83:564-70
16. Santoso B. I, Fistula Urogenital,Uroginekologi I,Uroginekologi Rekonstruksi,
Obstet dan Ginekologi FK-UI, Jakarta, 2002,6-8.
17. Shobeiri S.A., Chesson R.R, Echols K.T, Cystoscopy Fistulography: A new
Technique for the Diagnosis of Vesicocervical Fistula,2001;1-4
Mhd. Aswin Pranata : Karakteristik Kasus Fistula Urogenital Di Departemen Obstetri Dan Ginekologi RSUP H. Adam..., 2007
USU e-Repository 2008
18. Porcano A.B, Antoniolli S.Z, Zicari M.,et al, Vesico Uterine Fistulas Following
Cesarean Section ; Report on case, review and Update of the Literature, Int. J.
Uro and Nephro., 2002,34 :335-344.
19. Junizaf, Fistula Vesiko Vagina, Uroginekologi I, Uroginekologi Rekonstruksi
Obstet dan Ginekol., FK-UI, Jakarta,2002,14-19.
20. Josoprawiro M.J, Penanganan Fistula Urogenital dengan Pendekatan
Transvagina, Uroginekologi I, Uroginekologi Rekonstruksi Obstet dan Ginekol.,
FK-UI, Jakarta,2002,20-37.
21. Waaldijk K, The Immediate Management of Fresh Obstetric Fistulas. Am. J.
Obstet and Gynecol., 2004, Vol.9,3.
22. Sims J.M, On the treatment of Vesico-Vaginal Fistula, Am J. Obstet and
Gynecol., 1995, Vol. 172, 6.
23. Hanif N.S, Saeed K., Sheikh M.A., Surgical Management of Genitourinary
Fistula, JPMC,2003;1-8.
24. Muleta M., Obstetric Fistula in Developing Countries : A review Article,
JOGC,2006;28(11):962-6.
25. Santosh K, Nitin K.S, Ganesh G., Vesicovaginal Fistula ; an Update, Indian J.
Urology, 2007;23:187-191.
26. Kam M.H, Tan Y.H, Wong M.Y.C, A 12 Year Expirience in the Surgical
Management of Vesicovaginal Fistula, Singapore Med.J.,2003,Vol.44(4) :181-4.
27. Thompson J.D, Vesicovaginal and Urethrovaginal Fistula, TeLindes Operative
Gynecology, 8th Ed, Chap.14, Lippincott Raven Pub, 1996,1175-1203.
28. Sarker B, Ghoshroy S., Saha S.K,et al., A Study of Genitourinary Fistula in
North Bengal, Obstet and Gynecol. India, 2001;51:165-9.
29. Holme A, Breen M, MacArthur C, Obstetric Fistulae; a Study of Women
Managed at the Monze Mission Hospital,Zambia, BJOG,Int J Obstet and
Gynecol.2007,114(8),1010-17.
30. Cron J, Lessons from the Developing World: Obstructed labor and the Vesicovaginal Fistula, available at Medscape General Med,5(3),2003.
31. Khan R.M, Jehanzaib M., Vesicovaginal Fistula : An Expirience of 30 Cases at
Ayub teaching Hospital Abbottabad, J. AyubMed Coll., 2005;17(3).
32. El-lamie I.K, Urogenital Fistulae:Changing Trends and Personal Experience of
46 cases, Int Urogynecol J,2007.
33. Wall L.L, Obstetric Vesicovaginal fistula as an International Public Health
Problem , available at global sisterhood - Network, 2006;368,1201-09.
34. Hafeez M., Asif S., Hanif H., Profile and Repair Succes of Vesicovaginal Fistula
in Lahore, JCPSP,2005;15(3):142-4.
Mhd. Aswin Pranata : Karakteristik Kasus Fistula Urogenital Di Departemen Obstetri Dan Ginekologi RSUP H. Adam..., 2007
USU e-Repository 2008
Mhd. Aswin Pranata : Karakteristik Kasus Fistula Urogenital Di Departemen Obstetri Dan Ginekologi RSUP H. Adam..., 2007
USU e-Repository 2008